Disusun oleh:
Henggar Allest Pratama
122011101080
Pembimbing:
dr. Yonas Hadisubroto, Sp.OG
1
BAB I
PENDAHULUAN
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Tipe letak
sungsang yaitu: Frank breech (50-70%) yaitu kedua tungkai fleksi ; Complete breech
(5-10%) yaitu tungkai atas lurus keatas, tungkai bawah ekstensi ; Footling (10-30%)
risiko. Hal ini dikaitkan dengan abnormalitas janin dan ibu. Frekuensi dari letak
sungsang ditemukan kira-kira 4,4 % di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan dan 4,6 % di
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
kelainan letak presentasi bokong, diantaranya paritas ibu dan bentuk panggul ibu.
Angka kejadian presentasi bokong jika dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian
sedangkan jika dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian presentasi
bokong terbanyak adalah pada panggul sempit, dikarenakan fiksasi kepala janin yang
tunggal.1,2,3 Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang
dimana presentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendahnya.
perinatal pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal : 5-7 kali lebih tinggi daripada
2
presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis
presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia,
6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala. 1,6,7
Letak sungsang pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu sebesar 25%, pada
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri 2
Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat
ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan
Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki.
footling) (10-30%).
Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di
samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi
4
Gambar 1. Macam-macam presentasi bokong6
2. PREVALENSI
tunggal.1,2,3 Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang
dimana presentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendahnya.
presentasi bokong sebanyak 4-4,5%.1 Di Parkland Hospital 3,5 persen dari 136.256
persalinan tunggal dari tahun 1990 sampai 1999 merupakan letak sungsang1 Sedangkan
di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang sendiri pada tahun 2003- 2007 didapatkan
perinatal pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal : 5-7 kali lebih tinggi daripada
presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis
presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia,
6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala. 1,6,7
5
Kejadian letak sungsang berkurang dengan bertambahnya usia kehamilan.
Letak sungsang pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu sebesar 25%, pada
3. PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di
fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan,
janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala Sayangnya, beberapa fetus
tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.4
4. ETIOLOGI
multipara dengan berkurangnya kekuatan otot uterus, dan obstruksi pelvis (plasenta
6
previa, myoma, tumor pelvis lain). Lebih dari 50 % kasus tidak ditemukan faktor yang
Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh
dibagian atas dan gerakan lebih hanyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama
kalinya mungkin belum bisa dirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat
Leopold I difundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II
teraba punggung disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong
dibagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi
kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala.
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi
daripada umbilicus.1,7
dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat oleh karena dinding perut tebal, uterus
berkontraksi atau air ketuban banyak. Setelah ketuban pecah dapat lebih jelas adanya
bokong vang ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuberositas iskii dan anus. Bila
dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit,
sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari vang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari
lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan
7
bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan
muka karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot,
sedangkan jari yang dimasukkan kedalam mulut akan meraba tulang rahang dan
alveola tanpa ada hambatan, mulut dan tulang pipi akan membentuk segitiga,
sedangkan anus dan tuberosis iskii membentuk garis lurus. Pada presentasi bokong
kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong, sedangkan pada presentasi
bokong kaki tidak sempuma hanya teraba satu kaki disamping bokong. Informasi yang
paling akurat berdasarkan lokasi sakrum dan prosesus untuk diagnosis posisi.1,7
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan luar dan dalam,
untuk konfirmasi letak janin, bila pemeriksaan fisik belum jelas, menentukan letak
mendeteksi posisi kepala. Jika kepala hiperekstensi (stargazer fetus atau flying fetus)
Hiperekstensi jika dikatakan sudut mandibular dan vertebra lebih dari 105. Pada foto
rontgen (bila perlu) untuk menentukan posisi tungkai bawah, konfirmasi letak janin
7. DIAGNOSIS
berdasarkan keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau penunjang yang telah
8
dilakukan. Dari anamnesis didapatkan kalau ibu hamil akan merasakan perut terasa
penuh dibagian atas dan gerakan anak lebih banyak dibagian bawah rahim. Dari
pemeriksaan fisik Leopold akan ditemukan dari Leopold I ifundus akan teraba bagian
bulat dan keras yakni kepala, Leopold II teraba punggung dan bagian kecil pada sisi
samping perut ibu, Leopold III-IV teraba bokong di segmen bawah rahim. Dari
pemeriksaan dalam akan teraba bokong atau dengan kaki disampingnya. Disini akan
teraba os sakrum, kedua tuberosis iskii dan anus. Pemeriksaan penunjang juga dapat
8. DIAGNOSIS BANDING
letak muka. Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi Leopold masih ditemukan
kemiripan. Ini dibedakan dari pemeriksaan dalam yakni padaletak sungsang akan
didapatkan jari yang dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot dan anus
dengan tuberosis iskii sesuai garis lurus. Pada letak muka, jari masuk mulut akan
meraba tulang rahang dan alveola tanpa hambatan serta mulut dan tulang pipi
dibedakan.1,7
9. PENATALAKSANAAN
1. Dalam Kehamilan
9
kehamilan ganda, kelainan uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka
dilakukan knee chest position atau dengan versi luar (jika tidak ada
kontraindikasi).1
minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air
ketuban relatif telah berkurang. Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak
janin harus pasti sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik.
terjadi pada multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman
membuat prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop skor
(Bhisop-like score).7
10
Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9.
Dalam
Mekanisme persalinan letak sungsang yang terbagi atas 3 tahap yaitu persalinan
bokong, persalinan bahum dan persalinan kepala dapat dilihat dalam gambar berikut 1-
7
:
11
Bokong masuk ke pintu atas
panggul dalam posisi atau
dengan garis paha melintang
atau miring.
Setelah trokanter belakang
mencapai dasar panggul,
terjadi putaran paksi dalam
sehingga trokanter depan
berada di bawah simfisis.
12
Jika bokong tidak mengalami
kemajuan selama kontraksi
berikutnya, episiotomi dapat
dilakukan dan bokong dilahirkan
dengan traksi ke bawah perut.
13
Bahu janin mencapai pelvic 'gutter'
(jalan sempit) dan melakukan putar
paksi dalam sehingga diameter
biacromion terdapat pada diameter
anteroposterior diameter pelvic
bagian luar.
Secara simultan, bokong
melakukan rotasi anterior 90o.
Kepala janin kemudian masuk ke
tepi pelvik, sutura sagitalis berada
pada tepi diameter transversal.
Penurunan ke dalam pelvic terjadi
dengan flexi dari kepala.
Persalinan bokong
a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.
b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran paksi dalam
14
c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga distansia
e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk persalinan
f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah perut ibu.
Persalinan bahu
a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.
15
c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah simpisis dan
e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan sehingga
f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau miring.
a. Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi dengan posisi dagu
b. Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian belakang tertahan oleh
simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam dan menempatkan suboksiput sebagai
hipomiklion.
c. Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata, dahi dan muka
seluruhnya.9
d. Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga seluruh kepala bayi
dapat lahir.
e. Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas bebas dari lendir dan
16
Jenis-jenis persalinan sungsang:
1. Persalinan Pervaginam
tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara, Bracht. 8,9
b) Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery), janin dilahirkan
sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga
penolong.
Tahapan :
1. Tahap pertama : fase lambat, yaitu mulai melahirkan bokong sampai pusat (skapula
depan).
2. Tahap kedua: fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusat sampai lahirnya mulut.
3. Tahap ketiga: fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.
Teknik :
persiapan untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan kelahiran.janin harus
17
2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berada didepan vulva. Ketika
timbul his ibu disuruh mengejan dan merangkul kedua pangkal paha. Pada saat
intramuskuler.
3. Episiotomi dikerjakan saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong lahir,
bokong dicengkram secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu
4. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak
badan janin guna mengikuti gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin
melakukan tarikan, sehingga gerakan tersebut disesuaikan dengan gaya berat badan
ekspresi Kristeller pada fundus uteri sesuai dengan sumbu panggul. Dengan gerakan
hiperlordossis ini berturut-turut lahir pusar, perut, badan lengan, dagu, mulut dan
akhirnya kepala.
18
5. Janin yang baru lahir segera diletakan diperut ibu. Bersihkan jalan nafas dan rawat
tali pusat.
Keuntungan :
Dapat mengurangi terjadinya bahaya infeksi oleh karena tangan penolong tidak
ikut masuk ke dalam jalan lahir. Dan juga cara ini yang paling mendekati persalinan
Kerugian :
dapat dipimpin secara Bracht. Terutama terjadi peda keadaan panggul sempit, janin
besar, jalan lahir kaku seperti pada primigravida, adanya lengan menjungkit atau
menunjuk.
Indikasi :
misalnya terjadi kemacetan saat melahirkan bahu atau kepala. Dan memang dari awal
Tahapan :
1. Tahap pertama :lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan dan
2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong. Cara/teknik
a) Klasik (Deventer)
b) Mueller
19
c) Lovset
d) Bickenbach.
a) Mauriceau (Veit-Smellie)
b) Najouks
c) Wigand Martin-Winckel
d) Parague terbalik
e) Cunam piper
Tehnik :
Tahap pertama persalinan secara bracht sampai pusat lahir. Tahap kedua melahirkan
1. Cara klasik
Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini melahirkan lengan
belakang lebih dulu karena lengan belakang berada di ruang yang luas (sacrum),
kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawah simpisis. Kedua kaki janin
dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke
atas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu. Bersamaan dengan itu
tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir dan dengan jari tengah dan
telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa kubiti kemudian lengan bawah
dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin. Untuk
melahirkan lengan depan, pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan
penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin mendekati punggung
20
Gambar 4.Melahirkan bahu dan lengan (klasik/Deventer)8
Keuntungan cara klasik adalah pada umumnya dapat dilakukan pada semua
panggul sehingga jari penolong harus masuk ke dalam jalan lahir yang dapat
manimbulkan infeksi.8,9
2. Cara Mueller8,9
Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah melahirkan bahu dan
lengan depan lebih dulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan lengan
belakang. Bokong janin dipegang dengan femuropelvik yaitu kedua ibu jari penolong
diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk pada krisat iliaka dan jari-jari
lain mencengkram bagian depan. Kemudian badan ditarik ke curam ke bawah sejauh
mungkin sampai bahu depan tampak di bawah simpisis dan lengan depan dilahirkan
dengan mengait lengan bawahnya. Setelah bahu depan dan lengan lahir, tarik badan
janin ke atas sampai bahu belakang lahir. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan
21
Gambar 5.Melahirkan bahu dan lengan (Mueller)8
3. Cara lovset
Prinsip melahirkan persalinan secara Lovset ialah memutar badan janin dalam
setengah lingkaran bolak-balik sambil dilakukan traksi curam ke bawah sehingga bahu
yang sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir dibawah simpisis dan lengan dapat
dilahirkan.
Keuntungannya yaitu sederhana dan jarang gagal, dapat dilakukan pada semua
letak sungsang, minimal bahay infeksi. Cara lovset tidak dianjurkan dilakukan pada
4. Cara Bickhenbach
Prinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara Mueller dengan cara
klasik. 1,7-9
22
1. Cara Mauriceau
Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan
lahir. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan jari keempat
mencengkeram fossa kanina, sedang jari lain mencengkeram leher. Badan anak
diletakkan diatas lengan bawah penolong seolah-olah janin menunggang kuda. Jari
telunjuk dan jari ketiga penolong yang lain mencengkeram leher janin dari punggung.
Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil seorang asisten
Melakukan ekspresi kristeller. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh penolong yang
mencengkeram leher janin dari arah punggung. Bila suboksiput tampak dibawah
berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya
2. Cara Naujoks
Teknik ini dilakukan apabila kepala masih tinggi sehingga jari penolong tidak
dimasukkan ke dalam mulut janin. Kedua tangan penolong yang mencengkeram leher
janin menarik bahu curam kebawah dan bersamaan dengan itu seorang asisten
mendorong kepala janin kearah bawah. Cara ini tidak dianjurkan lagi karena
23
3. Cara Prague Terbalik
Teknik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di belakang
dekat sacrum dan muka janin menghadap simpisis. Satu tangan penolong
mencengkeram leher dari bawah dan punggung janin diletakkan pada telapak tangan
penolong. Tangan penolong yang lain memegang kedua pergelangan kaki, kemudian
ditarik keatas bersamaan dengan tarikan pada bahu janin sehingga perut janin
mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai hipomoklion, kepala janin dapat
dilahirkan.
Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki dan kedua lengan janin
punggung janin mendekati punggung ibu. Pemasangan cunam piper sama prinsipnya
dengan pemasangan pada letak belakang kepala. Hanya saja cunam dimasukkan dari
arah bawah sejajar dengan pelipatan paha belakang. Setelah oksiput tampak dibawah
simpisis, cunam dielevasi ke atas dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion berturut-
turut lahir dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya seluruh kepala lahir.
24
Gambar 9. Melahirkan kepala (cunam piper)8
menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut,kemudian melakukan abduksi dan fleksi
pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi. Tangan yang diluar mendorong
fundus uterus ke bawah. Setelah kaki bawah fleksi pergelangan kaki dipegang oleh
jari kedua dan jari ketiga dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut. Kedua
tangan memegang betis janin, kaki ditarik curam kebawah sampai pangkal paha lahir.
Pangkal paha dipegang kemudian tarik curam ke bawah trokhanter depan lahir.
Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dielevasi keatas sehingga
trokhanter belakang lahir dan bokong pun lahir. Setelah bokong lahir maka untuk
ditarik curam kebawah sampai pusat lahir. Selanjutnya untuk melahirkan badan janin
yang lainnya dilakukan cara persalinan yang sama seperti pada manual aid.
Dilakukan pada letak bokong murni (frank breech) dan bokong sudah berada di
dasar panggul sehingga sukar menurunkan kaki. Jari telunjuk tangan penolongyang
25
searah bagian kecil janin dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan di pelipatan
paha depan. Dengan jari telunjuk ini pelipatan paha dikait dan
ditarik curam kebawah, sehingga trokhanter tampak dibawah simpisis, maka jari
telunjuk penolong yang lain segera mengait pelipatan paha ditarik curam kebawah
sampai bokong lahir. Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara femuro-pelviks
Persalinan letak sungsang dengan seksio sesaria sudah tentu merupakan yang
terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang
pervaginam memberi trauma yang sangat berarti bagi janin. Namun hal ini tidak berarti
dengan seksio sesaria bila: 1. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan berbahaya
Arti nilai:
≤ 3 : persalinan perabdominam
4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap
dapat dilahirkan pervaginam.
>5 : dilahirkan pervaginam.
26
3. Didapatkan distosia
4. Umur kehamilan:19
Riwayat persalinan yang lalu: riwayat persalinan buruk, nilai social janin tinggi.
2. Tafsiran berat janin pada primi : < 3500g, pada multigravida <4000g
3. Panggul luas
2. Janin besar
7. Tafsiran berat janin pada primi > 3500g, pada multi >4000g
27
8. Plasenta previa
9. Presentasi lutut/kaki
11. IUGR
28
10. RESIKO
Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.
11. PROGNOSIS
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila
Medan dan RS Hasan Sadikin Bandung didapatkan angka kematian perinatal masing-
masing 38,5%, 29,4% dan 16,8%. Eastmen melaporkan angka kematian perinatal
antara 12-14%. Sebab kematian perinatal yang terpenting akibat terjepitnya tali pusat
antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki rongga panggul serta akibat
29
retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya placenta sebelum kepala lahir.
Kelahiran kepala janin yang lebih lama dari 8 menit umbilicus dilahirkan akan
Selain itu bila janin berbafas sebelum hidung dan mulut lahir dapat
membahayakan karena mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya
asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini sering Dijumpai pada
presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempurna , tetapi jarang
30
BAB III
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
Hari/tanggal : Kamis, 30 April 2017
Jam : 5.30
A. Keluhan utama :
Kenceng-kenceng
31
pasien juga pernah memeriksakan diri ke bidan saat hari taksiran partus (23
Maret 2017), namun karena belum ada tanda-tanda melahirkan maka ditunggu
1 minggu lagi. Saat hamil ibu tidak pernah menderita tekanan darah tinggi,
pandangan mata kabur, kaki bengkak maupun kejang. Ibu rutin mengkonsumsi
obat tambah darah dan vitamin yang diberikan bidan selama kehamilan. Ibu
merasa terasa penuh pada perut bagian atas dan mulai merasa gerakan janin
pada hamil 20 minggu dan lebih terasa di perut bagian bawah. Ibu masih dapat
merasakan gerakan janin aktif dan tidak berkurang pada saat di Ponek.
D. Riwayat Haid:
Menarche : 13 tahun
HPHT : 14 Juni 2016 (yakin)
Taksiran partus : 23 Maret 2017
Haid teratur sebulan sekali, terasa nyeri terkadang saat hari pertama kedua,
lamanya 5-6 hari, sehari 3-4 kali ganti pembalut.
E. Riwayat Perkawinan:
Pasien menikah satu kali dan usia pernikahan 1,5 tahun.
F. Riwayat Kehamilan :
Hamil ini.
32
Pasien belum pernah mengikuti program KB.
3. Tanda Vital
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Pernapasan : 20 x/menit
BB : 52 kg TB: 150 cm
Telinga : Bentuk normal, tidak ada cairan yang keluar dari telinga, tidak
Hidung : Bentuk normal, tidak tampak defiasi septum, tidak ada sekret,
Mulut : Bibir dan mukosa tidak sianosis, perdarahan gusi tidak ada,
33
Leher : Tidak ada kaku kuduk, tidak tampak pembesaran kelenjar getah
5. Thoraks
Paru
Jantung
gerak (-/-).
gerak (-/-).
B. Pemeriksaan Obstetri :
34
3. Perkusi : redup
His : 3x/10’/20”
4. Pemeriksaan Dalam :
3.4 Diagnosa
GIP0000 UK 41 minggu janin tunggal, hidup, intrauterine inpartu kala 1 fase laten +
3.5 Terapi
- IVFD RL
35
- KIE
3.6 SOAP
Jam : 08.20
O/
His 4x10’/40”
3. Persiapan alat : partus set, siapkan meja resusitasi bayi, oksitosin, lidocaine
5. Memotivasi ibu untuk meneran saat his, mengajarkan ibu cara meneran yang
benar
6. Meletakkan underpad di bawah bokong ibu dan handuk di atas perut ibu
36
7. Memakai sarung tangan steril
9. Saat diameter bitrokanter berada di bawah simfisis, pimpin ibu untuk meneran
10. Memegang secara bracht, melonggarkan tali pusat => ada hambatan
KALA III
Plasenta lahir lengkap dalam waktu 5 menit, tidak ada penyulit. Perdarahan +/- 100 cc
KALA IV
TTV dalam batas normal, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, VU
kosong
37
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus wanita umur 23 tahun dengan diagnosis G1P0000,
hamil 41 minggu janin tunggal, hidup, intra uterin + inpartu kala 1 fase laten + letsu +
taksiran berat janin 2635 gram. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan
presentasi bokong dan didukung oleh pemeriksaan dalam serta USG. Berdasarkan skor
Zatuchni Andros, pasien ini ditatalaksana memiliki skor 4. Dalam perjalanan observasi
pelahiran kepala sehingga outcome bayi BB 2515, PB 45, AS 1-1 kemudian bayi
38
DAFTAR PUSTAKA
39