Oleh:
Dr. Indra Kusuma
Pendamping:
dr. Triyono
Nama : Ny. SU
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Magelang
Tgl MRS : 7 Februari 2017
Tgl Pemeriksaan : 7 Februari 2017
No. RM : 276566
I. Primary Survey
Pasien datang dengan KU tampak sesak sekali
A: Clear
B: RR = 48 x/menit
SaO2: 85 %
Inspeksi : simetris, retraksi (+)
Palpasi : simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : SDV, ST (+/+), Whz (+/+), RBH (+/+), RBK (-/-)
C: HR: 130x/menit, regular,
TD ; 240/130
Inspeksi: ictus ordis tidak terlihat
Palpasi : susah dinilai
Perkusi : susah dinilai
Auskultasi : Bunyi jantung regular, murmur (-), gallop (-)
Suhu : 37,3° C
Riwayat ANC
Pasien belum pernah sama sekali ANC
III.Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sesak
Kesadaran : GCS : 15 E4V5M6
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah: 240/130 mmHg
HR : 130 kali/menit
Laju napas : 38 kali/menit
Suhu : 37,3° C
Saturasi O2: 98% dengan nasal NRM 10 lpm
Kulit : sawo matang, turgor kulit baik
Kepala : mesosefal, edema wajah -/-
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
Telinga : sekret -/-
Hidung : sekret -/-
Mulut : pucat (-), merot (-)
Leher : KGB tidak membesar, trakea teraba di tengah, JVP: R+0 cm, simetris,
pembesaran tiroid (-)
Thorax
Paru :
Inspeksi : simetris,
Palpasi : simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara tambahan (+), RBH (+/+), Whz (+/+),
RBK (-/-)
Jantung :
Inspeksi: ictus ordis tidak terlihat
Palpasi : susah dinilai
Perkusi : susah dinilai
Auskultasi : Bunyi jantung regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung
DJJ : 140 x / menit
Ekstremitas
Superior : Akral Hangat : -/-
Oedem : -/-
Sianosis : -/-
Inferior : Akral Hangat : -/-
Oedem : +/+
Sianosis : -/-
IV. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
DARAH RUTIN
Hemoglobin Menurun
Hematokrit Menurun
Jumlah leukosit Meningkat
Jumlah trombosit Normal
HITUNG JENIS
Basofil Normal
Eosinofil Normal
Neutrofil Meningkat
Limfosit Menurun
Monosit Normal
KIMIA DARAH
SGOT/AST
SGPT/ALT
Ureum
Kreatinin
V. Resume
Perempuan 40 tahun hamil 35 minggu datang dengan sesak, sesak ± 4 hari yll,
batuk (+), pusing (+), TD 240/130, protein urin + 2, oedem di ekstrimitas bawah
VI. Diagnosis
Perempuan 40 tahun G2P1A0 hamil 35 minggu dengan janin 1 hidup intra uterin,
PEB, oedem pulmo
VII. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan planning sementara pada kasus ini adalah :
NRM 10 lpm
Inf rl -> 15 tpm
ISDN sub ling
Inj Furosemide 2 amp
Pasang DC
Sikap : Akhiri kehamilan atas indikasi
VIII. Prognosis:
• Quo ad vitam : dubia ad malam
• Quo ad functionam : dubia ad malam
• Quo ad sanactionam : dubia ad malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
Preeklamsia/eklamsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh
kehamilan. Definisi preeklamsia adalah hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat
timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik. Preeklamsia merupakan suatu
sindrom spesifik kehamilan dengan penurunan perfusi pada organ-organ akibat vasospasme
dan aktivasi endotel. Proteinuria adalah tanda yang penting dari preeklamsia. Preeklamsia
adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema atau keduanya, yang
terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke-20, atau kadang-kadang timbul lebih awal bila
terdapat perubahan hidatidiformis yang luas pada vili khorialis.
Preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan
tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria ≥ 5 g/ 24 jam atau kualitatif 4+.
Sedangkan pasien yang sebelumnya mengalami preeclampsia kemudian disertai kejang
dinamakan eklampsia.2 Penggolongan preeclampsia menjadi preeclampsia ringan dan
preeclampsia berat dapat menyesatkan karena preeclampsia ringan dalam waktu yang relative
singkat dapat berkembang menjadi preeclampsia berat.
Preeklampsia berat dibagi menjadi:
a) Preeklampsia berat tanpa impending eclampsia
b) Preeklampsia berat dengan impending eclampsia.
Disebut impending eclampsia bila preeklampsia berat disertai gejala-gejala subjektif berupa :
Muntah-muntah
Sakit kepala yang keras karena vasospasm atau oedema otak
Nyeri epigastrium karena regangan selaput hati oleh haemorrhagia atau oedema, atau
sakit karena perubahan pada lambung.
Achadiat, C.M., 2004, Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
College Of Obstetricians And Gynaecologists, Singapore. 2006. Consensus Statement On
The Management Of Pre-eclampsia
Cunningham F. G., 2005. Chapter 34. Hypertensive Disorders In Pregnancy. In Williams
Obstetri. 22nd Ed. New York :Medical Publishing Division, pp. 762-74
Cunningham F.G., 1995. Hipertensi dalam Kehamilan. Dalam Obstetri Williams. Edisi
18. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp. 773-819
Cuningham, F.G., Gant, N.F., Leveno K.J., Gilstrap III L.C., Hauth, J.C., Wenstrom,
K.D., 2001. Williams Obstetrics (21st edition). The McGraw-Hill Companies, Inc. United
States of America.
Manuaba I. B. G., 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC, pp 401-31
Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri Patologi, Edisi II, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta
Prasetyorini, N, 2009. Penanganan Preeklampsia dan Eklampsia. Seminar POGI Cabang
Malang. Divisi Kedokteran Feto Maternal - FKUB/RSSA Malang
Rachma N., 2008. Eklampsia : Preventif dan Rehabilitasi Medik Pre dan post Partum, in
Holistic and Comprehensive Management Eclampsia. Surakarta : FK UNS, pp. 99
Suyono, Y.J., 2002, Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi, edisi 6, Hipokrates, Jakarta
Tomasulo, P.J. & Lubetkin, D., (2006, March 15 – Review date),
Preeclamsia, Availablefrom:
http://www.obgyn.health.ivillage.com/pregnancybacics/preeclamsia.cmf
Wibowo B., Rachimhadi T., 2006. Preeklampsia dan Eklampsia, dalam : Ilmu Kebidanan.
Edisi III. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, pp. 281-99