Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. R DENGAN ANEMIA SEDANG DALAM


KEHAMILAN
DI PUSKESMAS PANARUNG PALANGKA RAYA

Disusun oleh:
Elysa Wahyu Setyaningrum
PO.62.24.2.19. 171
Reguler XXI-A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “ASUHAN
KEBIDANAN PADA Ny. R DENGAN ANEMIA SEDANG DALAM KEHAMILAN
DI PUSKESMAS PANARUNG PALANGKA RAYA”.
Saya menyadari, bahwa laporan kasus yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan kasus ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Palangka Raya, 10 April 2021


 

Elysa Wahyu Setyaningrum

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar.......................................................................................................3
1. Pengertian Kehamilan....................................................................................3
2. Pengertian Anemia Dalam Kehamilan.........................................................3
3. Tanda dan Gejala Anemia.............................................................................4
4. Etiologi Anemia...............................................................................................4
5. Patififologi Anemia.........................................................................................5
6. Diagnosa Anemia............................................................................................6
7. Klasifikasi Anemia Selama Kehamilan........................................................6
8. Dampak Anemia.............................................................................................7
9. Asuhan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia....................................................8
B. Asuhan Kebidanan..............................................................................................9
1. Pengkajian Data..............................................................................................9
2. Interpretasi Data Dasar.................................................................................9
3. Antispasi Masalah Potensial..........................................................................10
4. Tindakan Segera dan Kolaborasi..................................................................10
5. Intervensi.........................................................................................................10
6. Implementasi...................................................................................................10
7. Evaluasi............................................................................................................10

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Data...................................................................................................12
B. Interpretasi Data Dasar......................................................................................18

ii
C. Antisipasi Masalah Potensial..............................................................................19
D. Tindakan Segera dan Kolaborasi.......................................................................19
E. Intervensi..............................................................................................................20
F. Implementasi........................................................................................................20
G. Evaluasi................................................................................................................21

BAB IV PEMBAHASAN

A. Kesenjangan Antar Teori dan Praktik..............................................................22


B. Faktor Pendukung dan Penghambat.................................................................23
C. Pemecahan Masalah............................................................................................23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..........................................................................................................24
B. Saran.....................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................26

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum terjadi penurunan kematian ibu selama periode 1991-2015 dari
390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi kecenderungan
penurunan angka kematian ibu, namun tidak berhasil mencapai target MDGs yang
harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Hasil
supas tahun 2015 memperlihatkan angka kematian ibu tiga kali lipat dibandingkan
target MDGs. Pada tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan
(1.280 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207 kasus).
Penyebab kematian ibu langsung di negara-negara berkembang seperti
Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, dan komplikasi abortus.
Penyebab kematian langsung tersebut merupakan 35 penyebab kematian ibu
terbanyak, penyakit kematian ibu tidak langsung adalah anemia (Depkes RI dan
FKM UI 2005).
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya
sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut
“potensial danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak).
Oleh karena itulah, anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang
terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2007).
Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur,
kematian ibu dan anak, serta penyakit infeksi. Anemia defisiensi besi pada ibu dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun
setelahnya. Hasil Riskesdas 2018 menyatakan bahwa di Indonesia sebesar 48,9% ibu
hamil mengalami anemia. Sebanyak 84,6% anemia pada ibu hamil terjadi pada
kelompok umur 15-24 tahun. Untuk mencegah anemia setiap ibu hamil diharapkan
mendapatkan tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan.
Cakupan pemberian TTD pada ibu hamil di Indonesia tahun 2019 adalah
64,0%. Angka ini belum mencapai target Renstra tahun 2019 yaitu 98%. Provinsi
dengan cakupan tertinggi pemberian TTD pada ibu hamil adalah Sulawesi Utara
(100,1%), sedangkan provinsi dengan cakupan terendah adalah Sulawesi Selatan
(1,7%). Terdapat satu provinsi yang sudah melampaui target Renstra tahun 2019 dan
satu Provinsi tidak melaporkan data cakupan pemberian tablet tambah darah pada
ibu hamil (Papua Barat).
Karena anemia merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan anak,
namun masih banyak orang menyepelekannya, maka penulis tertarik untuk

1
membahas tentang kasus anemia sedang dalam kehamilan yang dialami Ny. R di
Puskesmas Panarung Palangka Raya.
B. Tujuan
1. Diketahuinya mengenai pengertian anemia dalam kehamilan pada Ny. R.
2. Diketahuinya penyebab terjadinya anemia dalam kehamilan pada Ny. R.
3. Diketahuinya tanda dan gejala anemia dalam kehamilan pada Ny. R.
4. Diketahuinya diagnosis anemia dalam kehamilan pada Ny. R.
5. Diketahuinya dampak anemia terhadap ibu dan janin pada Ny. R.
6. Diketahuinya asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia pada Ny. R.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
ANEMIA PADA KEHAMILAN

A. Konsep Dasar
1. Pengertian Kehamilan
a. Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan di
definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015: 81).
b. Menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional)
kehamilan adalah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur matang pada
saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya menyatu
membentuk sel yang akan tumbuh.
c. Menurut Departemen Kesehatan RI, 2007, kehamilan adalah masa dimulai
saat konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40
minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, trimester/ trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6
bulan, triwulan/trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Agustin, 2012: 12).
d. Manuaba, 2012, mengemukakan kehamilan adalah proses mata rantai yang
bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,pembentukan
placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Sholic hah,
Nanik, 2017: 79-80).
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah
suatu keadaan dimana janin dikandung dalam tubuh wanita, kehamilan
merupakan proses natural bagi wanita yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin, yang terdiri dari 3 trimester, dengan rentang waktu 280 hari (40 minggu/9
bulan 7 hari).
2. Pengertian Anemia Dalam Kehamilan
Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi kekurangan sel
darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11 gr/dl. Pada trimester I
dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada trimester II kadar
hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl. Pada ibu hamil anemia yang sering terjadi
yaitu anemia defisiensi besi. (Prawirohardjo, 2010 dalam Astarina, 2014).
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar hemoglobin (Hb)
yang berada di bawah normal. Di Indonesia, anemia umumnya disebabkan oleh
kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi.

3
Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi
selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya
memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang
normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin
ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III (Waryana, 2010).
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan
merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah bahkan murah
(Manuaba, 2010).
Sebagaian besar anemia adalah anemia defisiensi Fe yang dapat disebabkan
oleh konsumsi Fe dari makanan yang kurang atau terjadi perdarahan menahun
akibat parasit, seperti ankilostomiasis (Manuaba, 2007).
3. Tanda dan Gejala Anemia
Menurut Arisman (2010) tanda dan gejala anemia defisiensi besi biasanya
tidak khas dan sering tidak jelas seperti pucat, mudah lelah, berdebar, takikardia
dan sesak nafas. kepucatan dapat diperiksa pada telapak tangan, kuku dan
konjungtivanya.
Tanda dan gejala anemia sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala bisa juga
gejala-gejala penyakit dasarnya menonjol atau bisa ditemukan gejala anemia
bersama-sama penyakit dasar. Gejala anemia dapat berupa kepala pusing,
berkunang-kunang, lesu, lemah, letih, dispagia, pembesaran kelenjar limpa,
kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, dan gangguan penyembuhan
luka (Irianto K, 2014)
4. Etiologi Anemia
Ketika ibu hamil, jumlah darah bertambah (hypervolemia) sehingga terjadi
pengenceran darah. Kondisi tersebut disebabkan karena pertambahan sel-sel
darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma darah. Berikut adalah
perbandingannya.
a. Plasma darah bertambah 30%.
b. Sel-sel darah bertambah 18%.
c. Hemoglobin bertambah 19%.
Secara fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk membantu
meringankan kerja jantung (Pranoto, 2013).
Penyebab lain dari anemia yaitu kehilangan darah berat akibat menstruasi,
atau parasit infeksi seperti cacing tambang, ascaris, serta schistosomiasis yang
dapat menurunkan konsentrasi hemoglobin darah (Hb). Infeksi akut dan kronis,
termasuk malaria, kanker, TBC, dan HIV juga dapat menurunkan konsentrasi Hb.
Kekurangan mikronutrien lain, termasuk vitamin A dan B12, folat, riboflavin, dan
tembaga juga dapat meningkatkan risiko anemia (Benoist, 2008).

4
Penyebab langsung seperti banyak berpantangan makanan tertentu selagi
hamil dapat memperburuk keadaan anemia gizi besi, biasanya ibu hamil enggan
makan daging, ikan, hati atau pangan hewani lainnya dengan alasan yang tidak
rasional. Selain karena adanya pantangan terhadap makanan hewani faktor
ekonomi merupakan penyebab pola konsumsi masyarakat kurang baik, tidak
semua masyarakat dapat mengkonsumsi lauk hewani dalam setiap kali makan.
Padahal pangan hewani merupakan sumber zat besi yang tinggi absorsinya.
5. Patofisiologi Anemia
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena
perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta. Volume plasma
meningkat 45-65% dimulai pada trimester kedua kehamilan, dan maksimum
terjadi pada bulan ke sembilan dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit
menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang
meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta yang menyebabkan
peningkatan sekresi aldesteron. Stimulasi peningkatan 300-350 ml massa sel
merah ini dapat disebabkan oleh hubungan antara hormon maternal dan
peningkatan eritropoitin selama kehamilan. (Ibrahim dan Proverawati, 2011).
Peningkatan volume plasma menyebabkan terjadinya hidremia kehamilan
atau hemodilusi, yang menyebabkan terjadinya penurunan hematokrit (20-30%),
sehingga hemoglobin dari hematokrit lebih rendah secara nyata dari pada keadaan
tidak hamil. Hemoglobin dari hematokrit mulai menurun pada bulan ke 3-5
kehamilan, dan mencapai nilai terendah pada bulan ke 5-8. Cadangan besi wanita
hamil mengandung 2 gram, sekitar 60-70% berada dalam sel darah merah yang
bersirkulasi, dan 10- 30% adalah besi cadangan yang terutama terletak di dalam
hati, empedu, dan sumsum tulang. Kehamilan membutuhkan tambahan zat besi
sekitar 800-1000 mg untuk mencukupi kebutuhan yang terdiri dari :
a. Terjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg zat besi
dan mencapai puncak pada 32 minggu kehamilan.
b. Janin membutuhkan zat besi 100-200 mg.
c. Pertumbuhan plasenta membutuhkan zat besi 100-200 mg. Sekitar 190 mg
hilang selama melahirkan. (Ibrahim dan Proverawati dalam Dhamayani, 2014)
Dalam Manuaba (2007), disebutkan bahwa kebutuhan Fe selama hamil dapat
diperhitungkan sebagai berikut.
a. Peningkatan jumlah darah ibu 500 mgr
b. Pembentukan plasenta 300 mgr
c. Pertumbuhan darah janin 100 mgr
Jadi, jumlah Fe yang dibutuhkan selama hamil adalah 900 mgr. saat
persalinan yang disertai perdarahan sekitar 300 cc dan lahirnya plasenta, ibu akan
kehilangan Fe sebesar 200 mg dan kekurangan ini harus mendapatkan
kompensasi dari makanan untuk kelangsungan laktasi..

5
6. Diagnosa Anemia
Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan
anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
(Manuaba, 2010).
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat
pemeriksaan Hb. Hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai berikut
(Manuaba, 2010).
a. Hb 11 g% tidak anemia
b. Hb 9 – 10 g% anemia ringan
c. Hb 7 – 8 g% anemia sedang
d. Hb <7 g% anemia berat
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada
trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu
hamil mengalami anemia maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90
tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas. (Manuaba, 2010).
7. Klasifikasi anemia selama kehamilan
Pembagian anemia dalam kehamilan menurut Wiknjosastro (2007) anemia
dalam kehamilan meliputi:
a. Anemia defisiensi besi
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia
akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang
masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan
penggunaan, atau karena terlampau banyaknya besi keluar dari badan,
misalnya pada perdarahan.
b. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi
asam folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Berbeda di Eropa dan
di Amerika Serikat frekuensi anemia megaloblastik dalam kehamilan cukup
tinggi di Asia, seperti di India, Malaysia, dan di Indonesia. Hal itu erat
hubungannya dengan defisiensi makanan.
c. Anemia hipoplastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang
kurang mampu membuat sel-sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik
dalam kehamilan.

6
d. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik
sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemianya biasanya menjadi
lebih berat.
8. Dampak Anemia
Anemia dapat terjasi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus
selalu diwaspadai. Penyakit anemia yang menyerang ibu hamil, berpengaruh
terhadap kehamilan, persalinan, dam saat masa nifas. Adapun pengaruh anemia
terhdap kehamilan, persalinan dan nifas dapat mengakibatkan sebagai berikut
(Astarina, 2014).
a. Dampak Anemia Terhadap Ibu
1) Bahaya Selama Kehamilan
Berikut adalah bahaya anemia selama kehamilan

 Abortus
 Persalinan prematur
 Hambatan tumbuh kembang janin dalam Rahim
 Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%)
 Perdarahan antepartum
 Ketuban pecah dini (KPD).
2) Bahaya saat Persalinan
Bahaya anemia saat persalinan adalah sebagai berikut

 Gangguan his.
 Kala I memanjang.
 Persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah.
 Retensio plasenta.
 Atonia uteri.
3) Pada Masa Nifas
Berikut adalah bahaya anemia pada masa nifas.

 Subinvolusi.
 Perlukaan sukar sembuh.
 Infeksi puerperium.
 Pengeluaran ASI berkurang.
 Anemia masa nifas.
 Infeksi mamae.
b. Dampak Anemia Terhadap Janin
Berikut adalah dampak anemia terhadap janin

7
1) Asfiksia intrauterin sampai kematian.
2) IUFD
3) BBLR.
4) Kelahiran dengan anemia.
5) Cacat bawaan.
6) Mudah terkena infeksi.
7) IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian. (Manuaba, 2010).

9. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Anemia


Dalam penerapan praktis pelayanan antenatal menurut Badan Litbang
Depkes RI, standar minimal palayanan antenatal adalah “14 T” yaitu
a. Timbang berat badan (T1). Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali
kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu
mulai trimester kedua. Penimbangan berat badan sangat penting dalam
pengawasan ibu hamil. Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu hamil
dari sebelum hamil, terhitung mulai trimester I sampai trimester III yang
berkisar diantara 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi
terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir (Wiknjosastro, 2005).
b. Ukur tekanan darah (T2). Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg,
bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklampsi.
c. Ukur tinggi fundus uteri (T3).
d. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4).
e. Pemberian imunisasi TT (T5). Menurut Saifuddin (2006), imunisasi TT
diberikan pada trimester I atau trimester II dan TT yang kedua diberikan
dengan jarak 4 minggu setelah TT yang pertama.
f. Pemeriksaan Hb (T6) Menurut pendapat Manuaba (2007) pemeriksaan darah
di lakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan
trimester III dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami
anemia. Kriteria anemia menurut WHO untuk wanita hamil memiliki
hemoglobin <11 gr/dl. Sedangkan, derajat anemia berdasarkan kadar
hemoglobin menurut WHO yaitu ringan : 8-9,9 gr/dl, sedang : 6-7,9 gr/dl,
berat : <6 gr/dl.
g. Pemeriksaan VDRL (T7).
h. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8).
i. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9).
j. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
k. Pemeriksaan protein urin atas indikasi (T11).

8
l. Pemeriksaan reduksi urin atas indikasi (T12).
m. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13).
n. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14).
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14 T sesuai kebijakan dapat
dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T. Pelayanan/asuhan antenatal
ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak diberikan
oleh dukun bayi (Prawirohardjo, 2008).
Dari standar minimal pelayanan antenatal yaitu 14 T di atas, terlihat bahwa
untuk pencegahan maupun penangan anemia terdapat pada T4 yaitu pemberian
tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan, dan T6 yaitu pemeriksaan Hb. T6
tersebut merupakan program pemerintah untuk mencegah terjadinya anemia pada
ibu hamil sedangkan untuk T6 berfungsi untuk mengetahui kadar Hb dalam darah
seorang ibu hamil sehingga dapat diketahui tingkat anemia yang dialami oleh
seorang ibu hamil
B. Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau interaksi yang dilakukan bidan kepada
klien yang membutuhkan atau mempunyai permasalahan dalam bidang pengetahuan.
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien, bidan menggunakan metode
pendekatan pemecahan masalah dengan difokuskan pada suatu proses sistematis dan
analisis, dalam memberikan asuhan kebidanan kita menggunakan 7 langkah varney,
yaitu : Pengkajian, Identifikasi diagnosa dan masalah, Identifikasi diagnosa dan
masalah potensial, Identifikasi kebutuhan segera, Intervensi/ pengembangan
rencana, Implementasi, dan Evaluasi.
1. Tahap Pengumpulan Data Dasar / Pengkajian Data
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Tahap ini
merupakan langkah yang akan menentukan langkah berikutnya. Kelengkapan
data yang sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal
yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian.
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis

9
kebidanan. Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
3. Antisipasi Masalah Potensial
Langkah ketiga adalah langkah ketika bidan melakukan identifikasi
diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada
langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial
berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan
diharapkan waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini
menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting dalam melakukan asuhan yang
aman.
4. Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera
Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakam segera,
melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien.
5. Intervensi
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi.
6. Implementasi
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan
aman. Pada langkah ke VI ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan dilangkah ke V dilaksanakan secara efisien dan aman.
7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan. Hal yang dievalusi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan
mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.
Menurut Helen Varney, alur berpikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7
langkah. Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui
proses berpikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu :

 S : menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui


anamnesis sebagai langkah I Varney.

 O : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil


laboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.

10
 A :menggambarkan pendokumentasian hasil ananlisis dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi diagnosis/masalah, antisipasi
diagnosis/masalah potensial, dan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultasi/kolaborasi dan/atau rujukan sebagai langkah II, III, IV dalam
manajemen Varney.

 P : menggambarkan pendokumentasian dan tindakan (I) dan evaluasi perencanaan


(E) berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI, dan VII Varney.

11
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Data
Format Pengkajian Pada Ibu Hamil

I. DATA SUBJEKTIF

1) Identitas/Biodata

Nama Ibu : Ny.R Nama Suami : Tn. S


Umur : 25 Umur : 29
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SI Pendidikan : SI
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah : Jl. Haka Alamat rumah : Jl. Haka
Telepon : 08xxxxxxxxxx Telepon : 08xxxxxxxxxx

2) Anamnesa (Data Subjektif)


Tanggal : 7 April 2021 Pukul : 10.00 WIB
1. Kunjungan ke : 1
2. Alasan kunjungan/ keluhan utama
Ibu mengeluh cepat lelah dan lemas, sesak nafas, dan pusing

12
3. Riwayat psikososial
a. Kehamilan ini (  ) Direncanakan
( ) Tidak direncanakan
(  ) Diterima
( ) Tidak diterima

b. Perasaan tentang kehamilan ini : Ibu merasa senang dengan


kehamilannya
c. Emosional ibu pada saat pengkajian : Emosional ibu terlihat stabil
d. Jenis kelamin yang diharapkan : Apa saja asal lahir sehat dan selamat
e. Status perkawinan
Kawin I Umur : 24 Umur suami : 28
Lamanya : 1 tahun Anak 0 Orang Abortus 0 x
Kawin II Umur : ............................Umur suami : ..................
Lamanya : ...............Anak .....orang Abortus .......x

f. Susunan keluarga/ genogram :


g. Perilaku kesehatan
Meroko ( ) Ya (  ) Tidak
k
Alkohol ( ) Ya (  ) Tidak
Narkoba ( ) Ya (  ) Tidak
4. Riwayat obsetri
a. Riwayat haid
Umur menarche : 15 Tahun Teratur/ tidak teratur
Siklus : 28 Hari Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 2-3 kali / pembalut Sifat darah: Kental kadang
bergumpal
Warna darah : Merah
b. Riwayat kehamilan
HPHT : 20-11-2020
TP : 27-08-2021
Keluhan-keluhan Trimester I : Mual dan muntah
Trimester II : Cepat lelah, badan lemas, sesak napas,
dan pusing
Trimester III: .........................................................
Pergerakan anak pertama kali dirasakan : Hamil 18 Minggu

Bila pergerakan anak sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam

13
( ) kurang dari 10 kali
(  ) lebih dari 10 – 20 kali
( ) lebih dari 20 kali

Bila lebih dari 20 kali dalam 24 jam, dengan frekuensi


( ) kurang dari 15 detik
( ) lebih dari 15 detik
( ) ..............................

Bila ada pergerakan keluhan yang dirasakan : Tidak ada


5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu G1 P 0 A 0
Hami Tgl/Bln/Th BBL JK Jenis Umur Penyulit Penolong Ket.
l Ke n persalina kehamilann
kehamila
n
n
1 Sekarang

6. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah ber KB
7. Riwayat kesehatan
Penyakit yang pernah diderita

Penyakit Klien Keluarga


Jantung Tidak ada Tidak ada
Tekanan darah tinggi Tidak ada Tidak ada
Hepar Tidak ada Tidak ada
Diabetes melitus Tidak ada Tidak ada
PHS Tidak ada Tidak ada
Campak Tidak ada Tidak ada
Malaria Tidak ada Tidak ada
TBC Tidak ada Tidak ada
Keturunan kembar : Tidak ada Dari pihak : ....................

14
8. Riwayat Kebiasaan
a. Pola makan
Ibu makan 3x sehari, namun ibu tidak suka makan sayur sayuran dan daging
b. Pola eliminasi
BAB 1x sehari
BAK 4-5x sehari
c. Personal hygiene
Mandi 2x sehari
Keramas 3x seminggu
Gosok gigi 2x sehari
d. Aktivitas sehari-hari
Melakukan aktivitas pekerjaan di kantor
e. Pola istirahat dan tidur
Siang istirahat 1 jam
Malam istirahat+tidur 8 jam
f. Seksualitas
Ibu dan suami jarang melakukan hubungan seks
9. Riwayat imunisasi
TT: (  ) dapat ( ) tidak dapat berapa kali : 3 kali
Tanggal Pemberian TT :
I. 3-3-2020 II. 3-4-2020 III. 3-10-2020 IV............. V.............

II. DATA OBJEKTIF


3) Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran umum
Compos Mentis
2. Tanda-tanda Vital
Respirasi : 21 x/menit Nadi : 82 x/menit
Tekanan darah: 120/70 mmHg Suhu : 37°C
3. BB sekarang : 52 kg
BB sebelum hamil : 47 kg
TB : 148 cm
LILA : 25 cm
4. Kepala dan rambut
Warna rambut : Hitam
Distribusi : Merata

15
Kebersihan : Baik (bersih, wangi, dan tidak ada kotoran)
Kekuatan : Baik (rambut kuat tidak mudah rontok)
Keadaan kulit kepala : Baik (bersih, tidak ada luka, tidak ada ketombe)
5. Muka
Oedema : Tidak ada oedema pada wajah ibu
Cloasmagravidarum : Tidak ada
6. Mata
Conjungtiva : Pucat (terlihat anemis)
Sklera : Putih bersih (tidak ikterik)
Kemampuan penglihatan : Baik (ibu bisa melihat dengan baik)
7. Hidung
Pengeluaran : Tidak ada
Kemampuan penciuman: Baik (ibu bisa mencium dengan baik)
8. Mulut
Gigi : Normal (gigi bersih tidak berlubang)
Gusi : Normal (tidak ada kelainan atau luka pada gusi ibu)
Keadaan mukosa bibir: Normal
9. Telinga
Letak telinga : Simetris
Kemampuan pendengaran: Baik (ibu bisa mendengar dengan baik)
Pengeluaran : Tidak ada pengeluaran
10. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
11. Dada
Simestris : Dada ibu terlihat simetris
Pergerakan dada : Ibu terlihat kesulitan bernapas
12. Mamae
Kesimetrisan : Baik (payudara ibu terlihat simetris)
Hiperpigmentasi areola: Ada
Bentuk payudara : Normal
Keadaan putting susu : Menonjol
16
Cairan yang keluar : Tidak ada
13. Abdomen
Warna/ Hiperpigmentasi : Ada
Bekas luka : Tidak ada
Linea : Ada
Striae : Tidak ada
Leopold I : 2 jari bawah pusat TFU...........Cm
Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Konvergen (bagian terbawah janin belum masuk PAP)
Perlimaan : 5/5
DJJ : 150x/m
TBBJ : 210-300 gram
14. Genitalia
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Pembesaran kelenjar : Tidak ada
Pengeluaran cairan : Tidak ada
Bekas episiotomi : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Chadwick : Tidak ada
15. Anus : Normal
16. Ekstremitas
Tangan : kuku : Terlihat pucat
Oedema : Tidak ada
Kaki : Varises : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Refleks patella : Positif
17. Punggung
Lordosis : Tidak

17
Kiposis : Tidak
Skoliosis : Tidak
Ketuk costovetebra : Tidak ada
18. Ukuran panggul luar
Distantia spinarum : 26 cm
Distantia kristarum : 30 cm
Conjungata eksterna : 20 cm
Lingkar panggul : 86 cm
19. Ukuran panggul dalam: Tidak dilakukan

4) PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 7 April 2021
Darah : HB : 7,8 gr/dl
Golongan darah :A
Rhesus :+

Urine : Protein : Negatif


Reduksi : Negatif
RDT Malaria : Negatif
Sifilis : Non reaktif
HIV AIDS : Non reaktif
HBs Ag :

2. Pemeriksaan penunjang lainnya


............................................................................................................................................
..........
B. Interpretasi Data Dasar
Diagnosa : Ny. R G1P0A0 usia kehamilan 19 minggu, janin tunggal, hidup dengan
anemia sedang
Data Subjektif:
1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran
2. Ibu mengatakan dirinya merasa cepat lelah, lemas, sesak nafas, dan pusing
3. HPHT: 20-11-2020
Data Objektif:
1. Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
2. TTV: TD: 120/70 mmHg R: 21x/m N: 82x/m S: 37°C
3. BB : 52 kg TB: 148 cm LILA: 25 cm

18
4. Inspeksi : Head to toe normal, kecuali conjungtiva yang terlihat anemis dan kuku
terlihat pucat
5. Palpasi:
Leopod I : 2 jari bawah pusat,teraba bokong
Leopod II : Punggung Kanan
Leopod III : Presentasi Kepala
Leopod IV : Bagian bawah belum masuk PAP
6. Auskultasi : DJJ positif 150x/m
7. Perkusi : Refleks patella (+)/(+)
8. TP : 27-08-2021
9. Pemeriksaan Penunjang
Darah : HB : 7,8 gr/dl
Golongan darah :A
Rhesus :+

Urine : Protein : Negatif


Reduksi : Negatif
RDT Malaria : Negatif
Sifilis : Non reaktif
HIV AIDS : Non reaktif
Masalah : Anemia sedang

 Ibu merasa cepat lelah, lemas, sesak nafas, dan pusing

 TTV: TD: 120/70 mmHg R: 21x/m N: 82x/m S: 37°C

 Mata: Conjungtiva terlihat anemis

 Kuku: Terlihat pucat

 Hb: 7,8 gr/dl

C. Antisipasi Masalah Potensial


Diagnosa Potensial : Anemia Berat, Hemoragik Antepartum
Masalah Potensial :
Pada Ibu : Komplikasi hingga kematian
Pada Bayi: Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal, cacat bawaan

19
D. Tindakan Segera dan Kolaborasi
Memberikan KIE :
Dampak Hb kurang
Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Pentingnya tablet Fe pada kehamilan
Tanda bahaya kehamilan trimester II

E. Intervensi
1. Melakukan komunikasi terapeutik
2. Beritahu ibu tentang semua hasil pemeriksaan.
3. Berikan KIE tentang dampak Hb kurang, kebutuhan nutrisi ibu hamil, pentingnya
tablet Fe pada kehamilan, dan tanda bahaya kehamilan trimester II.
4. Konseling tentang kunjungan pemeriksaan ulang kehamilan

F. Implementasi
1. Menjalin hubungan baik dengan melakukan komunikasi terapeutik
2. Memberitahu ibu tentang semua hasil pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan di
dapatkan bahwa keadaan ibu dengan TD=120/70 mmHg, Nadi= 82x/menit,
Pernafasan= 21x/menit, Temp= 37°C. Posisi bayi juga normal bagian teratas
teraba bokong, bagian kanan teraba punggung, bagian kiri teraba ekstermitas,
bagian bawah teraba kepala, dan belum masuk di PAP. Tetapi, ditemukan
masalah pada pemeriksaan mata, kuku, dan darah, kadar Hb ibu 7,8 gr/dl yang
termasuk gejala dari anemia sedang.
3. Memberikan KIE tentang
a. Dampak Hb kurang
Dampak dari Hb kurang pada ibu hamil ialah bisa terjadi perdarahan
antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, serta pada saat bersalin
dapat mengakibatkan janin lahir dengan anemia.
b. Pentingnya tablet Fe pada kehamilan
Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil terutama pada trimester II,
karena pada trimester ini memiliki kemampuan perkembangan yang semakin
pesat yaitu terjadi perkembangan tumbuh kembang organ janin yang sangat

20
penting. Pemberian tablet zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah
hilang, satu tablet sehari selama minimal 90 hari yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan.
c. Kebutuhan nutrisi ibu hamil
Nutrisi pada ibu hamil sangat menentukan status kesehatan ibu dan
janinnya. Hal yang harus diperhatikan ibu hamil yaitu makanan yang
dikonsumsi terdiri dari susunan menu seimbang, mengandung unsur- unsur
sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
d. Tanda bahaya kehamilan trimester II
Tanda bahaya kehamilan pada trimester II seperti sakit kepala yang
hebat, penglihatan kabur, bengkak pada wajah, tangan dan kaki, serta gerakan
janin berkurang.
4. Menganjurkan kunjungan pemeriksaan ulang kehamilan. Beritahu ibu untuk
melakukan pemeriksaan ulang 1 bulan lagi di Puskesmas atau bidan praktik.
G. Evaluasi
1. Klien mengerti / mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Klien mengerti dampak dari Hb rendah
3. Klien mengatakan akan makan makanan bergizi.
4. Klien mengatakan akan minum tablet zat besi.
5. Klien mengetahui tanda bahaya kehamilan trimester II
6. Klien mengatakan akan melakukan kunjungan ulang

21
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kesenjangan Antar Teori dan Praktik


Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny.R, G1P0A0, dengan anemia
sedang di Puskesmas Panarung Palangka Raya pada 7 April 2021, penulis akan
membahas dan menguraikan isi dari laporan kasus ini, khususnya tinjauan kasus
untuk melihat kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan anemia sedang. Pada pembahasan ini penulis juga
membandingkan teori-teori yang ada dengan asuhan kebidanan yang telah diberikan
kepada Ny.R G1P0A0 dengan anemia sedang.
Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi kekurangan sel
darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11 gr/dl. Pada trimester I dan
III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada trimester II kadar hemoglobin
kurang dari 10,5 gr/dl. Pada ibu hamil anemia yang sering terjadi yaitu anemia
defisiensi besi. (Prawirohardjo, 2010 dalam Astarina, 2014). Ini sesuai dengan kasus
yang didapatkan oleh penulis di mana kadar Hb Ny. R G1P0A0 pada trimester II
hanya 7,8 gram/ dl, kurang dari 10,5 gram/ dl (pemeriksaan tanggal 7 April 2021).
Hal ini menunjukkan bahwa Ny. R G1P0A0 mengalami anemia sedang.
Menurut Arisman (2010) tanda dan gejala anemia defisiensi besi biasanya
tidak khas dan sering tidak jelas seperti pucat, mudah lelah, berdebar, takikardia dan
sesak nafas. Kepucatan dapat diperiksa pada telapak tangan, kuku dan
konjungtivanya.Tanda dan gejala anemia sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala
bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya menonjol atau bisa ditemukan gejala
anemia bersama-sama penyakit dasar. Gejala anemia dapat berupa kepala pusing,
berkunang-kunang, lesu, lemah, letih, dispagia, pembesaran kelenjar limpa, kurang
nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, dan gangguan penyembuhan luka
(Irianto K, 2014). Ini sesuai dengan gejala yang dialami oleh Ny.R dimana beliau

22
merasakan cepat lelah dan lemas, sesak nafas, dan pusing. Pada conjungtiva dan
kuku Ny.R juga ditemukan tanda anemis yaitu pucat.
Ny. R melakukan kunjungan antenatal care baru 1 kali pada usia kehamilan
trimester kedua. Sedangkan kunjungan antenatal care pada trimester 1 sangatlah
penting untuk memantau keadaan ibu dan janin serta mendeteksi dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil seperti anemia
dalam kehamilan. Tujuan dari kunjungan antenatal care yaitu memantau kemajuan
kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi dimulai pada
saat kunjungan pertama yaitu pada trimester I (1-12 minggu ) yang dilakukan
minimal dua kali. Tujuan antenatal care yang selanjutnya yaitu mengenali secara
dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
Setelah dilakukan pengkajian, kemungkinan anemia ringan pada Ny.R
disebabkan karena ibu enggan makan daging, ikan, hati atau pangan hewani lainnya
dengan alasan yang tidak rasional. Ibu mengatakan tidak bisa mengolah atau tidak
tahu cara memasaknya. Kemudian dari kebiasaan sehari-hari Ny.R yang jarang
mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi dan tinggi protein. Hal ini sesuai
dengam teori Mochtar (2012), penyebab dari anemia umumnya yaitu karena
kekurangan gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diet, malabsorbsi , kehilangan
darah yang banyak karena persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain serta penyakit-
penyakit kronik seperti TBC, paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
Faktor keberhasilan dalam menangani masalah anemia sedang pada Ny.R
yaitu dapat meyakinkan ibu, membangun rasa percaya pada ibu, memberikan KIE
tatalaksana dari masalah-masalah yang biasa ditemui pada ibu dengan masalah
anemia sedang, bekerjasama dengan keluarga untuk membantu memberikan
dukungan emosional terhadap kehamilan ibu serta istirahat yang cukup untuk ibu.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam menangani masalah anemian sedang pada Ny.R
antara lain karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai bahaya anemia terhadap
kehamilan, kurangnya mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi dan protein,
kurangnya keteraturan ibu dalam mengkonsumsi tablet penambah darah,
kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya meminum tablet penambah
darah, serta kurangnya pengetahuan ibu dalam mengkonsumsi tablet penambah
darah dengan benar.
C. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang telah penulis lakukan adalah memberikan KIE
kepada Ny.R. Ny.R diberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian anemia,

23
tanda dan gejala anemia serta bahaya anemia terhadap kehamilan. Kemudian
pendidikan kesehatan mengenai gizi yang baik untuk ibu hamil dengan anemia
sedang, memberikan tablet penambah darah, serta memantau kadar hemoglobin.
Hasilnya ibu dapat mengerti pengertian dari anemia sedang, ibu dapat mengerti
mengenai tanda dan gejala anemia khususnya anemia sedang, ibu dapat mengerti
bahaya dari anemia terhadap kehamilan, ibu dapat mengetahui makanan dengan gizi
yang baik. Ibu mengkonsumsi tablet penambah darah dan dilakukan pemeriksaan
kadar hemoglobin. Hal ini sejalan dengan teori Manuaba (2010), penatalaksanaan
pada anemia yaitu meningkatkan gizi penderita karena faktor utama penyebab
anemia adalah faktor resiko gizi, terutama protein dan zat besi, sehingga pemberian
asupan zat besi sangat diperlukan oleh ibu hamil yang mengalami anemia.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari uraian materi serta pembahasan kasus pada Ny.R dapat diambil
kesimpulan yaitu asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan sangatlah penting
untuk ibu. Terutama dalam masa kehamilan seorang bidan harus dapat memberikan
pelayanan antenatal care yang dapat mencegah adanya komplikasi obstetri dan dapat
mendeteksi secara dini adanya komplikasi pada ibu hamil. Selama proses
pelaksanaan asuhan kebidanan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1) Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi kekurangan sel
darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11 gr/dl. Pada trimester I
dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada trimester II kadar
hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl. Dengan demikian, penulis menyimpulkan
bahwa Ny. R mengalami anemia di mana kadar hemoglobinnya 7,8 gram/ dl pada
trimester II. Berdasarkan kadar Hb tersebut, Ny. R mengalami anemia sedang.
2) Anemia dalam kehamilan pada Ny. R terjadi karena ketidakteraturan dalam
mengonsumsi tablet Fe dan kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat
besi seperti sayuran hijau dan daging.
3) Tanda dan gejala anemia yang terjadi pada Ny. R adalah keluhan ibu yang
mengatakan bahwa ia cepat lelah dan lemas, sesak nafas, dan pusing. Selain itu,
ditemukan bahwa konjungtiva dan kuku ibu pucat. Semua tanda dan gejala
tersebut merupakan tanda dan gejala dari anemia.
4) Pencegahan dan penanganan anemia dilakukan dengan pemberian tablet Fe
selama kehamilan dan pemenuhan nutrisi ibu hamil terutama yang mengandung
tinggi zat besi.

24
5) Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia tidak berbeda dengan ibu hamil
yang tidak mengalami anemia yaitu sesuai dengan standar pelayanan 14T.
Pencegahan maupun penangan anemia terdapat pada T4 yaitu pemberian tablet Fe
sebanyak 90 tablet selama kehamilan, dan T6 yaitu pemeriksaan Hb. T6 tersebut
merupakan program pemerintah untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu
hamil sedangkan untuk T6 berfungsi untuk mengetahui kadar Hb dalam darah
seorang ibu hamil sehingga dapat diketahui tingkat anemia yang dialami oleh
seorang ibu hamil
B. SARAN
Pada akhir pembuatan Laporan Kasus ini, penulis mengharapkan semua tenaga
kesehatan terutama bidan dapat terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
mengenai anemia dalam kehamilan sehingga dapat memberiksan asuhan yang sesuai
dengan kebutuhan ibu. Selain itu, kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh
seorang bidan harus dapat terus ditingkatkan agar dapat memberikan dukungan
kepada setiap ibu hamil untuk terhindar dari anemia.

25
DAFTAR PUSTAKA

Fraser, M. Cooper, A. 2009. Buku Ajar Bidan Myles (ed 14). Jakarta : EGC.

Gibney, Michael J., dkk. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Ibrahim dan Proverawati. 2011. Nutrisi Janin & Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Proverawati, Atikah. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha


Medika.

Tarwoto, Wasnidar. (2007). Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan
Penatalaksanaan. Jakarta: Trans Info Media.

26
LEMBAR PENGESAHAN

Palangka Raya, 10 April 2021

Pembimbing Lahan Mahasiswa

(Ina Indra Yanti, SST., MPH) (Elysa Wahyu Setyaningrum)

Nip. 19740911 199212 2 001 Nim. PO.62.24.2.19. 171

Mengetahui

Pembimbing Institusi

(Seri Wahyuni, SST., M. Kes)

Nip. 19801019 200212 2 002

27

Anda mungkin juga menyukai