Anda di halaman 1dari 33

Preeklampsia berat

Definisi dan epidemiologi


• Preeklampsia merupakan kemunculan hipertensi spesifik disebabkan
oleh kehamilan setelah umur kehamilan 20 minggu disertai dengan
gangguan sistem organ lainnya (POGI, 2016).
• Menurut WHO (2018), kasus preeklamsia tujuh kali lebih tinggi di
negara berkembang daripada di negara maju.
• Di Indonesia, 24% dari seluruh kejadian komplikasi pada kehamilan
yang menyebabkan kematian disebabkan oleh preeklamsia (Depkes
RI, 2014).
Dilakukan saat kunjungan antenatal pertama

Faktor risiko (POGI, 2016)


No Risiko Tinggi (mayor) Risiko Sedang (minor)
1. Riwayat preeklampsia (8,4) Nulipara (2,98/ 2,1)
2. Kehamilan multiple (gemelli 2,93 – triplet
Obesitas (IMT >30kg/m2) (2,8)  (IMT >25kg/m2) (2,1)
2,83)
3. Hipertensi kronis (5,1) Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan (2,9)

4. Diabetes Mellitus tipe 1 atau 2 (3,7) Usia >35 tahun (1,2) usia >40 tahun (1,68 nulli – 1,96 multi)
5. Riwayat khusus pasien (interval kehamilan > 10 tahun) (1,5
Penyakit ginjal (1,8)
tiap 5 tahun jarak kehamilan pertama dan kedua)
6. Penyakit autoimun (contoh: SLE (1,8), APS
(2,8))
DOSIS

ACOG: 81
mg/hari

NICE/WHO:
75 mg/hari
patofisiologi

invasi arteri uterina ke dalam


plasenta dangkal dan menyempit
sehingga aliran darah berkurang
 iskemia  menyebabkan
pelepasan faktor plasenta ke
sirkulasi ibu  (sFIt-1) berikatan
dengan vascular endothelial
growth factor (VEGF) serta
placental like growth factor
(PLGF)  disfungsi sel endotel.
patofisiologi
patofis
• Epigastric pain  tanda cardinal
• - nyeri konstan yang parah dimulai pada malam hari, paling nyeri di
bawah retrosternum atau epigastrium  meluas hingga
hipokondrium kanan atau punggung
• - bisa muncul mual dan muntah
• - hepar nyeri tekan (+) akibat regangan kapsul Glisson akibat
pembengkakan hepar atau perdarahan
• - Ruptur hepar atau perdarahan jarang tetapi perlu dicurigai bila
RUQP yang dihubungkan dengan penurunan TD
patofis
• Headache  bisa difus atau terlokalisir, nyeri berdenyut atau seperti
ditusuk
• - nyeri terus menerus meskipun sudah menggunakan obat analgesic
• - nyeri terparah yang pernah dirasakan
• Acetaminofen digunakan untuk mengobati nyeri kepala dengan dosis
≤2g/hari dengan mild hepatic atau renal insufisiensi, tapi
kontraindikasi pada insufisiensi hepar berat.
patofis
• Gangguan visual  diakibatkan spasme arteriolar retina
• Gejala:
• - pandangan kabur, photopsia, scotomata
• - cortical blindness jarang dan bersifat sementara
• - oklusi arteri atau vena retina, ablasio retina, kerusakan nervus optic,
spasme arteri renal, dan iskemi retina bersifat permanen
patofis
• Stroke  hemoragik yang didahului oleh sakit kepala yang berat serta
tekanan darah yang naik turun ; iskemik juga bisa terjadi
• - bisa akibat hipertensi berat yang persisten
• - dan atau kejang
• Hiperrefleksia  klonus ankle yang menetap
• Seizure  eklampsia
patofis
• Pulmonary edem  dispneu, nyeri dada, dan atau penurunan
saturasi oksigen (≤93%)
• Penyebab:
• - peningkatan berlebih pada tekanan hidrostatik pembuluh pulmo
digabung dengan penurunan tekanan onkotik plasma  praticulary in
postpartum period
• - kebocoran kapiler
• - gagal jantung kiri
• - hipertensi berat yang akut
• - overload volume iatrogenic
patofis
• Oliguria – urin output <500ml/24 jam
• Polyuria – hepatic disease > penurunan degradasi vasopresinase >
transient diabetes insipidus
• Edem perifer – sudden & rapid weight gain (2,3kg/minggu) + edem
wajah  preeklampsia ; disebabkan karena kebocoran kapiler
• - dependen: tergantung gravitasi, biasanya sore hari
• - undependen: tidak tergantung gravitasi
• Abruptio plasenta
Early onset <34 minggu
diagnosis Late onset ≥34 minggu

Atau S≥140/ D≥90 +


+ proteinuria gangguan fungsi
organ berat

Photopsia (flash of
light) dan atau
yang tidak membaik dengan pengobatan
skotomata (daerah
gelap/ celah pada
pandangan)
tatalaksana

TATALAKSANA
POGI, 2016
Menurunkan pelepasan presinaps neurotransmitter glutamate, blokade reseptor glutamatergik NMDA, potensiasi aksi
adenosine, meningkatkan buffering calcium oleh mitokondria, blockade masuknya klasium ke kanal voltage-gate.
diazepam
Digunakan bila MgSO4 tidak tersedia, atau syarat pemberian MgSO4
tidak dipenuhi.
Cara pemberian:
- Drip 10 mg dalam 500 ml, max. 120 mg/24 jam.
- Jika dalam dosis 100 mg/24 jam tidak ada perbaikan, rawat di ruang
ICU

1 amp diazepam ~ 10mg/2ml


Anti hipertensi

• - Indikasi  TD sistolik >160 mmHg diastolik > 110 mmHg


• - Target TD S<160 dan D<110 (berpengaruh pada perfusi plasenta)
+ penurunan MAP 25% dari MAP awal.
• - Pilihan awal:
• Nifedipin 10mg kapsul oral, diulang tiap 15 – 30 menit, dengan
dosis maksimum 30mg.  menurunkan TD lebih cepat
• Nikardipin infus 5g/jam, dan dapat dititrasi 2.5 mg/jam tiap 5
menit hingga maksimum 10mg/jam.  Hipertensi emergensi
• Metildopa 250-500mg per oral 2-3 kali sehari, dengan dosis
maksimum 3g per hari.  safety margin luas
Labetalol
• Blok alfa-1 (menurunkan SVR), beta-1 dan beta-2 (melawan reflek
takikardi dengan vasodilatasi) reseptor adrenergic  menurunkan
peningkatan renin  menurunkan SVR, CO dipertahankan, HR
diturunkan sedikit.
• ACOG 2017:
10mg IV – 10’  20mg – 10’  40mg – 10’  80mg (maksimal
220mg/siklus terapi). Jika masih menetap, berikan hydralazine.
Hydrazaline: 5mg IV – 15-20’  10mg  labetalol masuk.
Nifedipin
• CCB  menghambat masuknya kalsium ke sel  bekerja pada otot
polos arteriolar  vasodilatasi  resistensi perifer berkurang 
mengurangi afterload.
• Menurunkan TD lebih cepat dari labetalol.
• Meningkatkan indeks kardiak  berguna pada PEB.
• Efek samping  takikardi, palpitasi, sakit kepala, flushing, edema
tungkai.
• Hati-hati  kombinasi nifedipin + MgSO4 dapat menyebabkan
hambatan neuromuscular/hipotensi berat.
Metildopa
• Agonis reseptor alfa yang bekerja di SSP false neurotransmission
(mengganti NE vesicular dengan alfa-metilnorepinefrin) DAN/ATAU
aktivasi presinaptik resptor alfa-2 di batang otak menurunkan
outflow simpatis  menurunkan tonus simpatis dan tekanan darah
arteri.
• Efek samping  letargi, mulut kering, mengantuk, depresi, hipertensi
postural, anemia hemolitik, drug-induced hepatitis.
• Untuk krisis hipertensi  IV 250-500 mg/6 jam  maksimal 1g/6
jam.
• Menggantikan ACE inhibitor dan ARB selama kehamilan.
Penggunaan OAH Postpartum FIGO – textbook of pregnancy hypertention

• Tidak ada data yang menujukkan bahwa terapi OAH antenatal perlu
dilanjutkan  hanya untuk menurunkan risiko hipertensi postpartum 
tapi belum ada bukti  WHO (2011) merekomendasikan.
• Biasanya dilanjutkan ±2 minggu postpartum (sumber lain 6 minggu).
• Pilihan terapi postpartum: nifedipin XL, labetalol, metildopa, captopril dan
enalapril.
• NB: hipertensi pada PEB biasanya butuh 3-6 bulan untuk membaik 
biasanya postpartum normotensive, tapi 3-6 hari kemudian bisa naik lagi.
• Metildopa perlu dihindari  risiko depresi (ACOG 2019)
Persalinan Pasien PEB
• ACOG: persalinan tidak harus SC  ditentukan berdasarkan usia
kehamilan, presentasi janin, status serviks, kondisi maternal dan fetal.
• FIGO: absent or reversed end-diastolic flow by umilical artery Doppler,
profil biofisik abnormal, gambaran gelombang A ductal SC.
Eklampsia (kejang yang terjadi pada PE)

Dosis bisa 3g/jam pada pasien obese


Eklampsia
• Umum di trimester terakhir dan meningkat ~ lama kehamilan.
• Kejang tonik klonik generalisata  postictal sadar atau bisa koma,
hiperventilasi (hiperkarbia, asidemia laktat, hipoksia transient),
demam tinggi (cerebrovascular hemorrhage).
HELLP SYNDROME
• Hemolysis: HDT (shistocytes dan sel burr), bilirubin serum – indirect
(≥1,2 mg/dL), serum haptoglobin (≤25 mg/dL), LDH (≥2 kali nilai
batas atas), anemia berat tidak berhubungan dengan kehilangan
darah (Hb <8-20 g/dL – tergantung trimester).
• Elevated liver enzymes: AST/ALT (≥2 kali nilai batas atas)
• Low platelets: <100.000 sel/microL
Diagnosis Kriteria (ACOG)
• LDH ≥600 IU/L
• AST/ALT (≥2 kali nilai batas atas)
• Trombosit <100.000 sel/microL

Pemberian steroid tidak direkomendasikan (WHO 2011 rekomendasi


lemah; Task Force ACOG 2013; Cochrane 2010)  metilprednisolon
tapp off
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai