Anda di halaman 1dari 19

PRE EKLAMSI

Pembimbing:
dr. H. Muslich Perangin angin, Sp.OG
Ayu Sabrina Susilo
20360125
Latar Belakang
Sekitar delapan juta perempuan/tahun mengalami
komplikasi kehamilan dan lebih dari setengah juta
diantaranya meninggal dunia, dimana 99% terjadi di Negara
berkembang.
Preeklampsia merupakan penyebab kedua terbanyak
kematian ibu setelah perdarahan.
Definisi
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan
yang ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan
respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik yang
ditandai dengan proteinuria dan hipertensi.
Faktor Resiko
1. Usia
2. Nulipara
3. Jarak kehamilan
Wanita multipara dengan jarak kehamilan sebelumnya 10
tahun atau lebih memiliki risiko preeklampsia hampir sama
dengan nulipara
4. Kehamilan multipel
5. Riwayat hipertensi sebelumnya
6. Obesitas
Obesitas sangat berhubungan dengan resistensi insulin,
yang juga merupakan faktor risiko preeklampsia.
Etiologi

Etiologi preeklamsia sampai saat ini belum diketahui


dengan pasti. Adanya perubahan pembuluh darah plasenta
dengan cepat menyebabkan gangguan fungsi plasenta,
yang disebabkan oleh tiga faktor yaitu maladaptasi
imunologi, genetik predisposisi, dan faktor media-vaskular
Patofisiologi

Kegagalan invasi sel-sel tropoblas pada lapisan otot arteri


spinalis dan jaringan matriks lainnya -> otot arteri spinalis
menjadi kaku dan keras -> vasokontriksi lumen arteri
spinalis -> aliran darah uteroplasenta menurun -> iskemik
Gejala
Gambaran klinik Gejala subyektif

Pertambahan berat sakit kepala di daerah


badan yang frontal
berlebihan nyeri epigastrium
Edema penglihatan kabur
Hipertensi Diplopia
proteinuria Mual
muntah
Klasifikasi
Klasifikasi preeklampsia dibagi menjadi dua golongan yaitu
preeklamsia ringan dan preeklamsia berat. Preeklamsi
ringan:
- Pertambahan berat badan
- Odema umum di kaki dan muka
- Hipertensi dengan tekanan darah lebih atau sama
dengan 140/90mmHg setelah gestasi 20 minggu
- Proteinuria lebih atau sama dengan 300 mg per liter
Preeklamsi berat:
- Tekanan darah sistolik≥ 160 mmHg dan tekanan darah
diastolic ≥ 110 mmHg
- Proteinuria 2 gram per liter
- Oliguria < 400 ml/24 jam
- Kreatinin serum > 1,2 mg/dl
- Nyeri epigastrium
- Edema pulmonum
- Sakit kepala di daerah frontal
- Diplopia dan perdarahan retina.
Diagnosis
- Tekanan darah 140/90 mmHg (Preeklamsi ringan) dan
160/110 mmHg (Preeklamsi berat) pada dua kali
pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan
yang sama.
- Proteinuria ditetapkan bila ekskresi protein di urin
melebihi 300 mg/ 24 jam atau tes urin dipstik > + 1
(Preeklamsi ringan) dan protein 2 gr/ 24 jam atau tes urin
dipstik + 2 (Preeklamsi berat)
Diagnosis
- Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
- Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau
didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada
kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya.
- Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2
kali normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik /
regio kanan atas abdomen
- Edema ParU
- Gejala neurologis : stroke, nyeri kepala
- Gangguan visus
- Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda
gangguan sirkulasi uteroplasenta : Oligohidramnion, Fetal
Growth Restriction (FGR)
- Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
- Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau
didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada
kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya.
- Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2
kali normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik /
regio kanan atas abdomen
- Edema Paru
- Gejala neurologis : stroke, nyeri kepala
- Gangguan visus
- Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda
gangguan sirkulasi uteroplasenta : Oligohidramnion.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan preeklampsia
- Monitor tekanan darah 2x sehari
- Pemeriksaan laboratorium darah (Hb, Ht, ureum, kreatinin,
SGOT, SGPT) dan urin rutin
- Monitor kondisi janin
- Rencana terminasi kehamilan pada usia 37 minggu. Atau
usia <37 minggu bila kondisi janin memburuk, atau sudah
masuk dalam persalinan/ ketuban pecah dini (KPD).
• Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan
hipertensi berat
• Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral
short acting, hidralazine dan labetalol
• Alternatif pemberian antihipertensi yang lain adalah nitogliserin,
metildopa.
• Magnesium sulfat direkomendasikan sebagai terapi lini pertama
preeklampsia, untuk mencegah terjadinya kejang.
Komplikasi
- Eklamsi
- Ablasi retina
- Gagal ginjal
- Gangguan neurologis
- Prematur
- Perkembangan bayi terhambat
Pencegahan
1. Antenatal Care (ANC)
WHO merekomendasikan semua ibu hamil harus melakukan
kunjungan ANC minimal 8x. Yaitu kunjungan pertama dilakukan
sebelum usia kehamilan 12 minggu dan kunjungan selanjutnya di
usia kehamilan 20, 26, 30, 34, 36, 38 dan 40 minggu.
2. Istirahat
Istirahat di rumah 4 jam/hari bermakna menurunkan risiko
preeklampsia dibandingkan tanpa pembatasan aktivitas.
3. Suplemen kalsium
Suplementasi kalsium minimal 1 g/hari direkomendasikan
terutama pada wanita dengan asupan kalsium yang rendah .
4. Suplementasi vitamin D
Dosis 1000-2000 IU per hari untuk kasus defisiensi vitamin D.
5. Suplementasi vit C
Prognosis
• Penderita preeklampsia yang terlambat penanganan
dapat berdampak pada ibu dan janin yang dikandungnya.
Pada ibu dapat terjadi perdarahan otak, dekompensasi kordis
dengan edema paru, gagal ginjal.
Pada janin dapat terjadi kematian karena hipoksia intrauterin
dan kelahiran prematur.
• Jika pada penderita yang tidak terlambat mendapatkan
penanganan, gejala perbaikan akan tampak jelas setelah
persalinan/terminasi.
Terimakas
ih

Anda mungkin juga menyukai