SAAT INI :
Dengan gejala Hipertensi dan Proteinuri atau
Trombositopeni, gangguan fungsi ginjal, gangguan
fungsi liver, gejala cerebral, oedema paru.
KEJADIAN : 2 – 8 %
4. Trombosit trombositopenia
Faktor-faktor PB darah
Kerusakan Endothel
Ciri-ciri HDK
1. Vasospasme / vasokonstriksi HT
2. Vasospasme hipoxia endothel kerusakan endo-
thel kebocoran arteriole perdarahan-
perdarahan mikro
- Hipovelemik Vasospasme
Hemokensentrasi
3. Pada HDK tubuh menjadi peka terhadap rangsangan
angiotensin II maupun chatecholamin ( hormon vaso-
aktif ) HT
Kepekaan ini ini karena terganggunya keseimbangan
kadar prostacylin dan tromboxance pada endothel PB
darah
Pengamatan Klinik
- Terjadi terutama pada Po Imunologi
- Pada kehamilan tanpa janin – mola bukan F. janin
tetapi F. Trofoblast.
- Frekuensi dengan luasnya trofoblast (mola, gemelli)
F. Trofoblast ( hyperplacentosis ), Imunologi
- Sembuh dengan lahirnya placenta F. Trofoblast
- Kejadian pada penyakit vaskuler kronik ( HT, DM )
F. Ischemia Utero Placenta
- Predisposisi Familier F. Genetik ?
- Terjadi pada manusia F. Hormonal ?
Tidak dikenal lagi PE ringan, sedang dan berat.
Yang dianut saat ini :
Pre Eklamsia (Tidak Berat)
Pre Eklamsia Berat
PE Berat
T > 160/110, sakit ulu hati, gangguan cerebral
(sakit kepala dan gangguan penglihatan),
proteinuria, oliguri, kreatinin serum > 1,1 mg%,
trombositopeni < 100.000/ml, SGOT/SGPT > 2X,
PJT dan oedema paru.
Pembagaian lain :
Early Onset Pre Eklamsia
- terjadi < 34 mg kehamilan
- pathogenesa karena kelainan Plasenta
- prognosa lebih jelek
- penanganan lebih aktif
Late Onset Pre Eklamsia
- terjadi > 34 minggu kehamilan
- pathogenesa karea kelainan maternal
- prognose lebih baik.
Kejadian Eklamsia dapat dicegah dengan
pengelolaan PE secara adekuat :
pemberian Antihipertensi
pemberian MgSO4
terminasi kehamilan
Terminasi kehamilan :
Secara Pervaginam masih menjadi pilihan utama.
Tindakan SC dilakukan sesuai indikasinya.
CARA PEMBERIAN MgSO4 :
Pemberian melalui intravena secara kontinyu
(infus dengan infusion pump).
1. Dosis awal :
4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40%) dilarutkan
dalam 100 cc Ringer Lactat, diberikan selama 15-
20 menit.
2. Dosis pemeliharaan :
10 gram dalam 500 RL diberikan dengan kece-
patan 1-2 gram / jam ( 20 – 30 tetes / menit).
MgSO4 dihentikan ;
Pencegahan Sekunder
- Diagnosa dini
- Terapi dini
Tujuan : PER X PEB X EKL
Deteksi Dini
- ROT , MAP, Lab.
Terapi dini
1. Hipovolemia normovolemia ( hipervolemia )
– Tirah baring kesatu sisi
– Merendam tubuh didalam air hangat suhu > 32° C
– Infus cairan hiperosmolar
2. Vasokonstriksi pb darah vasodelatasi
Obat anti hipertensi Methyldopa, Nifedipine (oral)
Injeksi :
Diet asam lemak tak jenuh
Vit E
Bereaksi dengan
Asam Lemak Tak Jenuh
Kerusakan sel
Pencegahan Tertier
Pencegahan kejang ( mencegah eklampsia )
MgSO4
Preeklampsia Ringan
Pencegahan
1. Kehamilan 20 mg – 28 mg
2. Primi ≤ 21 th dan > 30 th
3. Riwayat persal. yang lalu PE atau keluarga PE
4. Pend. Gemuk BB (kg)
2 = > 25
TB (m)
5. HT. kronik, DM
6. Gemelli, hidramnion, anak besar
MAP = S+2D
= > 85
3
ROT : > 25
Tx : Aspirin 60 – 80 mg
Calc 0,8 – 1,2 g
Vit E 100 µ
Sampai aterm
Rawat Jalan
Banyak istirahat tidur miring
Diet Tinggi protein, rendah K.H
Lab : Hb, PCV
As. Urat
Trombosit
USG / NST
Tx : Aspirin
Calc
Vit E / Antioksidan
Rob.
Rawat Inap
Cenderung ke Pre Eklampsia Berat
Keadaan janin jelek
Bedrest total
Lab : Hb, PCV, As. Urat, Trombosit, LFT/RFT, UL
Obat : sama
Dirawat : minimal 4 hari.
Preeklampsia Ringan
KE BB Ibu > ½ kg / minggu; > 2 kg/bulan
> 13 kg / selama kehamilan
DD : - HT Kronik
- Transient Hipertensi
Pre Eklampsia Berat
Oliguri
< 500 cc/24 jam
S. Creatin
• Gangguan visus
• Gangguan cerebral
• Nyeri epigastrim
• Hyperrethxia
• Hellp Syndrome
Perawatan MRS
1. Konservatif
- Prematur < 34 minggu
- Tidak ada tanda-tanda PEB
Pengobatan :
- Bedrest
- RL / D5
- Anti HT
- Lab
- Ukur produksi urine 24 jam
- Obat : Aspirin, Calc, Vit E + Antioksidan, Rob, Anti HT
- Diet tinggi protein, rendah KH
2. Aktif
* Bila janin > 34 minggu
* Ada gejala-gejala impending eklampsia
* Janin jelek / fetal distress
* Adanya Hellp Syndrome
Bayi dilahirkan
Bisa induksi – Prostaglandin ( Prostin E )
Bisa SC
MgSO4 i.v. 4 gr 20% , dilanjutkan drips
EKLAMPSIA
Komplikasi PE :
-Eklampsia -Gagal Ginjal Akut
-Sindroma HEIIP -Gagal Hati Akut
-Stroke -Solusio Plasenta
-Oedema paru -Gagal multi organ
kematian.
Diferensial Diagnosa dengan :
Epilepsi
Ensepalitis
Meningitis
Kejang karena kelainan SSP yang lain.
EKLAMPSIA Prinsip penanganan :
1. Menghentikan kejang / mencegah kejang :
MgSO4 Fulldose
2. Mengatasi / mencegah komplikasi:
Antihipertensi Nifedipin 10 g peroral dapat diulang
setiap 30 menit (max 120 mg/24 jam) sampai
terjadi penurunan MABP 20%, selanjutnya dosis
maintenens 3 X 10 mg.
Nikardipin injeksi 1 amp (10mg) dalam larutan 50
cc diberikan secara mikro dripsbila T >180/110.
3. Memperbaiki k.u. resusitasi, kardiotonik.
4. Melahirkan bayi
SINDROMA HELLP / HELLP SYNDROME
Kumpulan gejala Hemolysis, Elevated Liver
enzym dan Low Platelet yang merupakan gejala
utama sindroma ini.
Diagnosa :
gambaran hemolisis pada hapusan darah tepi
sel2 Spherocyte. Schistocyte. Triangular, Burr.
Kadar Bilirubin total > 1,2 mg%.
LFT meningkat
Trombosit < 100.000 mm3
Prinsip penanganan :
1. Mencegah kejang : MgSO4
2. Mengatasi / mencegah komplikasi:
Antihipertensi Nifedipin 10 g peroral dapat diulang
setiap 30 menit (max 120 mg/24 jam) sampai
terjadi penurunan MABP 20%, selanjutnya dosis
maintenens 3 X 10 mg.
3. Resusitasi, keseimbangan cairan elektrolit
4. Transfusi Trombosit
5. Terapi konservati bila kehamilan < 34 mg. TD
terkontrol <160/110, Urine > 30cc/jam,
tidak ada nyeri ulu hati,
Kortikosteroid pematangan paru janin.