Anda di halaman 1dari 33

Pembimbing :

Dr. dr. HM. Any Ashari, Sp.OG (K-Fer)





oleh Laila Azizah
20090310199
PRESENTASI KASUS
"Pre eklamPsia berat
Pre Eklamsia
suatu keadaan patologis pada kehamilan
yang ditandai dengan adanya trias pre
eklamsia yaitu hipertensi, edema, dan
proteinuria
pre eklamsia terjadi pada usia kehamilan 20
minggu, sampai menjelang, selama, dan
setelah persalinan dalam waktu 24 jam
terdapat laporan kasus dimana preeklamsia
mengalami rekurensi setelah 4 minggu
postpartum, namun sangat jarang terjadi
PEB
Preeklamsia Berat (PEB), jika terdapat salah satu
dari:
hipertensi dengan tekanan darah 160/110 mmHg atau
kenaikan sistole 60mmHg dan diastole 30 mmHg
proteinuria 5gr/L/24jam atau menunjukkan hasil +3, +4,
atau +5
oliguria dengan jumlah urin < 500cc/24jam
edema yang masif
edema paru dan dapat disertai dengan sianosis
adanya keluhan subyektif lain, misalnya nyeri kepala
frontal, gangguan visus, nyeri epigastrium, mual, dan
hiperrefleksia
faktor risiko
-Nuliparitas
-Usia > 40
th

-Riwayat keluarga PE/E
-Penyakit ginjal kronis
-Hipertensi kronis
-Diabetes mellitus
-Kehamilan ganda
-Body Mass Index (BMI) yang tinggi

etiologi
belum dapat diketahui secara pasti, masih
merupakan disease of theory
terdapat 4 hipotesis yang mendasari patogenesis
dari pre eklamsia, yaitu:
1. Iskemia plasenta
2. Faktor imunologis
3. Genetik
4. Defisiensi kalsium
5. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial
6. Peran Prostasiklin dan Tromboksan

patogenesis
diagnosis
manajemen
pertama, rencana terapi pada penyulitnya,
yaitu medikamentosa
setelah itu menentukan sikap terhadap
janinnya yang tergantung umur kehamilan
manajemen
Sikap terhadap kehamilan dibagi 2, yaitu:
1. Konservatif, jika umur kehamilan <37
minggu.
-kehamilan dipertahankan selama mungkin
sambil memberikan terapi medikamentosa
2. Aktif, jika umur kehamilan 37 minggu.
-kehamilan diakhiri setelah mendapat terapi
medikamentosa untuk stabilisasi ibu
manajemen
Pemberian terapi medikamentosa yaitu:
1. segera masuk RS
2. tirah baring miring ke kiri secara intermitten
3. infus RL atau Dextrose 5%
4. pemberian MgSO4 sebagai pencegah
kejang, yaitu dengan:
-loading dose
-maintenance dose
manajemen
Terapi medikamentosa pada PEB terdiri dari:
1. Magnesium Sulfat (MgSO4)
2. Obat anti hipertensi
3. Kortikosteroid berupa dexamethasone atau
betamethasone untuk maturasi paru janin
1. MgSO4
Tujuan utama adalah untuk mencegah dan
mengurangi kemungkinan terjadi kejang,
sehingga dapat mengurangi komplikasi pada ibu
dan janin.
Cara kerjanya sampai saat ini tidak seluruhnya
diketahui, diduga ia bekerja dengan beberapa
mekanisme.
Mekanisme tersebut adalah:
-mendilatasi pembuluh darah serebral sehingga
mengurangi iskemia serebri
-Mg memblok reseptor Kalsium (Ca) melalui inhibisi
reseptor N-Metil D-Aspartat (NMDA) di otak
-Mg menyebabkan vasodilatasi perifer (terutama
arteriola) sehingga menurunkan tekanan darah
-Mg secara kompetitif memblok masuknya Kalsium ke
dalam synaptic endings sehingga mengubah transmisi
neuromuskular
-efek tokolitik yang belum jelas penyebabnya, diduga
akibat hambatan kanal Kalsium sehingga menginhibisi
kontraksi otot
MgSO4
1.Pritchard Regimen
- loading dose dengan bolus 4 gram MgSO4 secara intravena
lambat dalam 5-10 menit; diikuti dengan 10 gr intramuscular
terbagi 5 gr per area injeksi (pantat kanan-kiri)
- maintenance dose dengan penyuntikan 5 gr intramuscular
tiap 4 jam pada pantat, hungga 24 jam post partum (pada
eklamsia hingga 24 jam post last convulsion)

2. Zuspan Regimen
- loading dose dengan inisial dose sebanyak 4 gram MgSO4,
diberikan intravena lambat dalam 5-10 menit
- maintenance dose 1-2 gr MgSO4 per 1 jam, diberikan
melalui infus pump hingga 24 jam post partum partum (pada
eklamsia hingga 24 jam post last convulsion)
MgSO4
Dapat terjadi toksisitas akibat MgSO4, dengan
tanda-tanda yang berurutan muncul sesuai tinggi
kadar MgSO4 serum,yaitu:
1. reflek patella yang menurun ataupun hilang
2. pernapasan <16x/ menit
3. urine output <25ml/menit
4. perubahan irama jantung akibat perubahan konduksi,
hingga cardiac arrest
MgSO4
Anti dotum bagi toksisitas MgSO4 adalah
dengan Kalsium Glukonas larutan 10% sebanyak
1 gram, diberikan secara intravena pelan dalam
10 menit
2. Anti hipertensi
Pada hipertensi yang berat dimana tekanan
darah >160/110 mmHg, pemberian obat anti
hipertensi direkomendasikan
Hidralazin, Labetolol, Nifedipin
Sodium nitroprusside diberikan jika ketiga obat di
atas tidak berhasil menurunkan tekanan darah
3. Kortikosteroid
Kortikosteroid untuk maturitas paru janin
Pemberian kortikosteroid untuk maturitas paru
janin hanya diberikan pada umur kehamilan
<34 minggu
Dalam bentuk Dexamethasone atau
Betamethasone
Dengan dosis Dexamethasone 6mg intravena
4 dosis interval 12jam, dan Betamethasone 12
mg intramuskular 2 dosis interval 24 jam
pencegahan
Usaha pencegahan preeklamsia hingga saat ini
hasilnya masih mengecewakan
1. Aspirin
Pada systematic review dari 14 trials menggunakan
low-dose Aspirin (60-150mg/hari) pada wanita
dengan faktor risiko terkena preeklamsia
menyimpulkan:
-Aspirin dapat menurunkan risiko terjadinya
preeklamsia dan kematian perinatal meskipun tidak
secara signifikan mempengaruhi berat lahir bayi
ataupun risiko terjadinya abrupsio plasenta
2. Heparin
Telah dilaporkan adanya adverse outcome pada penggunaan
low-molecular weight heparin pada wanita dengan trombofilia.
Hingga saat ini belum ada data yang merekomendasikan
profilaksis heparin unuk menurunkan insiden preeklamsia.

3. Suplementasi Kalsium dan Vitamin
Penelitian mengenai penggunaan Kalsium, vitamin C, dan
vitamin E pada low-risk population tidak menunjukkan adanya
penurunan insiden preeklamsia.
Kasus
Identitas pasien
Nama : Ny. W
Umur : 29 tahun
Alamat : Klepu Giriasih Purwosari
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
No.CM : 531394
Tanggal masuk RS : 19 Mei 2014
HPMT :25 Oktober 2013
HPL : 01 Agustus 2014

Anamnesis
Keluhan utama
Pasien merasa hamil 5 bulan, mengeluh wajah dan
kaki bengkak.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien, G2P1A0, 29 th, datang dari poli dengan
keterangan PEB, pasien merasa hamil 5 bulan,
keluhan kaki bengkak sejak 1 bulan, wajah bengkak
sejak 4 hari, BAK sedikit, kenceng kenceng belum
dirasakan, air ketuban belum merembes, lender
darah tidak ada, gerak janin terasa. Mual, muntah,
pusing, pandangan kabur, nyeri ulu hati tidak
dirasakan.
Riwayat haid
Haid pertama umur 12 tahun.
Siklus haid teratur.
Lamanya haid 7 hari bersih.
Hari Pertama Haid Terakhir : 25 Oktober 2013
Riwayat perkawinan
Sudah kawin, usia saat kawin umur 16tahun, kawin 1x dengan suami
yang sekarang, usia perkawinan 13 tahun.
Riwayat obstetrik dan ANC
Anak I: laki-laki, usia sekarang 12 tahun, lahir spontan di bidan, BBL
4000 gram, ANC rutin di bidan.
Anak II: hamil sekarang, HPMT 23-10-2013, HPL 01-08-2014, uk.
30minggu ANC rutin di bidan dan RSPS.
Riwayat ginekologi
Tidak pernah mengalami keluhan pada alat genitalia maupun
keluhan pada alat reproduksi.
Riwayat penyakit
Riwayat penyakit sebelum hamil : HT, asma, jantung, DM
disangkal.
Riwayat penyakit saat hamil sekarang dan sebelumnya: HT,asma,
jantung, DM disangkal.
Riwayat alergi obat : disangkal.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit menular dan yang diturunkan dalam keluarga
disangkal.
Riwayat KB
Menggunakan IUD
Riwayat operasi
Disangkal.
Pemeriksaan Jasmani
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : kesadaran penuh (compos mentis)
Tekanan darah : 180/120 mmHg
Suhu : 36,5 C
Nadi : 87x/menit
Pernapasan : 21x/menit
TB : 160 cm
BB saat ini: 75 kg
BB sebelum hamil : 58 kg
LLA : 28 cm
Kepala : bentuk mesosefal, simetris, tak nampak adanya tumor,
tanda peradangan -, cloasma gravidarum -.
Rambut : hitam, lurus, distribusi merata, tidak rontok, tidak mudah
dicabut.
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema palpebra -/-.
Telinga : otore -/-, tanda peradangan -/-.
Hidung : napas cuping hidung -/-, deformitas -/-, rinore -/-, deviasi
septum -/-.
Mulut : bibir kering -, pucat -, hiperemis -, lidah tremor -, lidah kotor-.
Leher : trakea di tengah, mobilitas normal, lnn ttb, kel. Tiroid tak
membesar, nyeri tekan -.
Payudara : nampak simetris, tak nampak adanya massa, tanda
peradangan -/-, retraksi puting -/-, areola menghitam -/-.
Jantung : tak nampak ictus cordis, ictus cordis ttb, batas jantung
kanan atas pada SIC II linea parasternal kanan, , kiri atas SIC II
linea parasternal kiri, kanan bawah SIC IV linea parasternal
kanan, kiri bawah SIC V linea midclavicularis kiri, suara S1-S2
reguler, bising -/-.
Paru : simetris, retraksi -/-, tak nampak masa, UKK -,
bentuk dada normal, palpasi vokal fremitus kanan=kiri,
ketinggalan gerak -, perkusi sonor kanan=kiri,
auskultasi suara paru dasar vesikuler+/+ reguler, suara
tambahan -/-.
Hepar/Lien/Ren : ttb
Rectum/Anus : hemoroid -, massa -.
Ekstremitas : akral hangat, nadi teraba cukup, edema
pada kaki kanan dan kiri.

2. Pemeriksaan obstetrik
Pemeriksaan Luar
a. Inspeksi
Nampak uterus gravidus, striae gravidarum +, tanda peradangan -, UKK-
b. Palpasi
Leopold I : Teraba bagian besar, bulat, lunak, jumlah 1, TFU 24 cm.
Leopold II : Kanan Teraba bagaian-bagian kecil janin
Kiri Teraba bagian panjang janin
Leopold III : Teraba bagian bulat, keras, belum masuk panggul,
teraba 5/5 bagian
Leopold IV : Belum masuk panggul

c. Auskultasi
Denyut jantung janin terdengar 132x/menit.
Pemeriksaan Dalam
Dengan kesan : v/u tenang, diding vagina licin, servix tebal, lunak, tidak ada
pembukaan, STLD negatif, selaput ketuban (-), air ketuban (-)

Laboratorium











Tanggal 19 / 5 / 2014
Hb : 13,7 GDS : 66
AL : 9,22 Ureum : 16
AT : 168 Kreatinin : 0,72
HMT : 38,6 SGOT : 16
Gol. darah : B SGPT : 15
PPT : 13,2 Natrium : 141
APTT : 33,1 Kalium : 3,40
Protein total : 5,76 Chloride : 109,0
Albumin : 3,02 HBsAg : -
Globulin : 2,74 Protein : 3+


Diagnosis
PEB, Sekundigravida, hamil pre term, Belum Dalam
Persalinan
Terapi
- Menejemen konservatif
- O2 3 lpm
- Infus RL
- Injeksi MgSO4 40% 4gr bolus intravena lambat,
dilanjutkan MgSO4 1gr/jam sampai 24 jam
- Injeksi Dexamethason 2 x 1 ampul
- Nifedipin 3 x 10 mg
- Pasang cateter tinggal
- Observasi vital sign
- Observasi HIS dan DJJ

Analisa kasus
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis PEB karena
didapatkan 3 dari tanda PEB yaitu:
1. TD 180/120mmHg
2. proteinuria +3
3. edema
Penatalaksanaan dengan injeksi MgSO4 adalah
tepat sebagai profilaksis terjadinya kejang dan
mencegah makin naiknya tekanan darah pasien.
Pemberian kortikosteroid untuk maturasi paru
janin dilakukan karena umur kehamilan ibu
adalah 30minggu (preterm), dimana paru
janin dianggap belum matur.
Nifedipin diberikan untuk kontrol tekanan
darah.
Kehamilan dipertahankan selama mungkin
sampai usia aterm, evaluasi kondisi ibu dan
janin.

Anda mungkin juga menyukai