Disusun Untuk Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul
Diajukan kepada :
dr. Vista Nurasti Pradanita, Sp.KJ., M.Kes
Diajukan oleh:
Eka Yoga Wiratama S.Ked
20090310013
STATUS PSIKIATRI
1. IDENTITAS PASIEN
Nama
: AN
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 24 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Bangsa/suku
: Indonesia/Jawa
Alamat
: Pandak, Bantul
: 24-09-2014
2. ALLOANAMNESIS
Nama
: Ny. K
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 46 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
Bangsa/suku
: Indonesia/Jawa
Alamat
: Pandak, Bantul
Hubungan
: Ibu
Lama kenal
Sifat perkenalan
: Dekat
Tempat wawancara
: Rumah Keluarga
menyebabkan pasien terganggu terutama saat akan tidur. Pasien sempat berniat
untuk menceritakan apa yang dirasakan dan dialami pasien kepada ibunya namun
rasanya sulit sekali untuk menyampaikan.
Pada tahun 2014 bulan Agustus pasien mengatakan dia dibawa ke rumah sakit
Jiwa PN untuk diperiksakan, namun pasien tidak mengetahui penyebab ia dibawa ke
RS. Pasien akhirnya dirawat di RSJ PN selama 5 hari, dilakukan perawatan. Pasien
mengatakan sangat bosan karena aktivitas hanya makan dan tidur. Pasien akhirnya
memilih untuk berobat jalan. Setelah sebulan berobat di RSJ PN, dilanjutkan
pengobatan di RSPS dikarenakan disini pasien bisa menggunakan jamkesmasnya.
Setelah menjalani pengobatan selama kurang lebih satu setengah bulan, pasien
mulai merasakan kondisi sedikit membaik. Suara bisikan-bisikan yang biasa ia
dengar mulai berkurang, namun perasaan malas dan badan lemas yang seolah tidak
ada energi itu masih dirasakannya. Dalam 2 minggu terakhir pasien tidur sore,
terbangun jam 10 malam dan terjaga sampai pagi.
Alloanamnesis
Pada tahun 2012 ibu pasien dan keluarga tidak menyadari adanya keluhan
pasien yang sering mendengar bisikan-bisikan orang dikarenakan pasien tidak
pernah bercerita. Ibu pasien melihat anaknya sering di dalam kamar namun
menganggapnya sebagai hal
: demam (-)
Sistem Digestiva
Sistem Urogenital
: BAK normal
2012
2013
2014
Mental Health
Line
Fungsi peran
2.5. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit dan Riwayat Penyakit Dahulu
2.5.1. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit
Faktor Organik
Panas, kejang, dan trauma fisik satu tahun sebelum mengalami gangguan
disangkal oleh pasien maupun ibu pasien.
Faktor Psikososial (Stressor Psikososial)
Pasien mungkin mengalami gangguan kejiwaan tersebut karena adanya
masalah dengan pendidikannya di masa lampau dan menyesalinya karena
berdampak pada masa depannya (tidak punya pekerjaan).
Faktor Predisposisi
Penyakit herediter disangkal oleh narasumber.
Faktor Presipitasi
Dari penuturan autoanamnesis pada pasien, setelah mendengar kabar dari
teman SMKnya dulu bahwa beberapa dari mereka sudah mendapat
pekerjaan dan sukses sedangkan pasien belum bekerja. Sejak saat itu
pasien mulai merasa bersalah, menyesal, sedih dan marah. Gejala-gejala
seperti malas melakukan aktivitas, badan lemas seperti tidak ada energi
dan suara bisikan-bisikan mulai dirasakan.
Keterangan:
: Perempuan
: laki-laki
: Pasien
: tinggal serumah
2.7. Riwayat Pribadi
2.7.1. Riwayat Kelahiran
Pasien lahir normal di rumah dibantu oleh seorang bidan, dengan berat lahir
3kg, lahir sesuai hari perkiraan lahir. Selama hamil, ibu pasien rutin
mengecek kehamilannya di puskesmas dan tidak ada penyakit tertentu
selama kehamilan.
2.7.2. Latar Belakang Perkembangan Mental
Menurut pengakuan dari ibu pasien, perkembangan mental pasien sejak kecil
sama dengan teman-teman sebayanya yang berada di sekitar tempat tinggal
mereka. Sifat pasien sejak kecil adalah orang yang selalu tertutup, pendiam,
tidak pernah mau bercerita tentang masalah pribadinya.
2.7.3.
Perkembangan Awal
Ibu pasien mengatakan perkembangan pasien sesuai dengan teman-teman
usia sebanyanya. mulai bisa bicara usia 14 bulan. Mulai bisa berjalan usia 16
bulan. Pasien mendapat ASI sampai usia 2 tahun dan Imunisasi lengkap.
SMP
SMK
berjalan dengan lancar. Namun saat di kelas 3 ketika ada PKL (praktek
kerja lapangan) pasien tidak dapat menyelesaikan
tepat waktu
Pada tahun 2013 gejala pasien semakin memburuk, pasien semakin mengurung
diri di kamar, malas untuk melakukan aktivitas, badan terasa lemas seperti tidak
ada energi. Suara bisikan-bisikan semakin sering didengar sehingga hal ini
menyebabkan pasien terganggu terutama saat akan tidur.
Pada bulan agustus tahun 2014 pasien mulai sering mengoceh dan marah-marah
sendiri, gampang tersinggung dan hampir memukul bapaknya sendiri.
Pasien rawat inap satu kali di RSJ PN selama 5 hari pada bulan Agustus 2014
Pasien tidak pernah menjalankan kegiatan moral spiritual (sholat & mengaji).
3. PEMERIKSAAN FISIK
3.1. Status Pemeriksaan Fisik
3.1.1. Status Internus
Tanggal Pemeriksaan: 26 Agustus 2014
Keadaan Umum : Compos Mentis
Bentuk Badan
Berat Badan
Tinggi Badan
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 110/80 mmHg
- Nadi
: 88 x/menit
- Respirasi
: 18 x/menit
- Suhu
: 36,6 C
Kepala
- Inspeksi wajah : tidak ditemukan adanya kelainan
- Mata : conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Leher
- Inspeksi
- JVP
Thorax
- Sistem Kardiovaskuler : S1 S2 reguler
- Sistem Respirasi
Abdomen
- Sistem Gastrointestinal : bising usus (+)
-
Sistem Urogenital
tidak
dilakukan
pemeriksaan
Ekstremitas
- Sistem Muskuloskeletal : tidak ditemukan kelainan
Sistem Integumentum : tidak ditemukan kelainan
Kesan Status Internus
tempat
dan
alat
untuk
pemeriksaan.
3.1.2. Status Neurologis
Kepala dan Leher
Tanda Meningeal
: tidak dilakukan
Kekuatan Motorik
Sensibilitas
: tidak dilakukan
Refleks Fisiologis
: tidak dilakukan
Refleks Patologis
: tidak dilakukan
Gerakan Abnormal
: tidak ada
normal.
3.1.3. Hasil Pemeriksaan Penunjang
EKG
EEG
CT Scan
Orientasi
Keterangan
Pasien sadar penuh
Pasien dapat mengenal orang-orang
disekitarnya (ibu, adik, pemeriksa)
Pasien
Waktu: baik
tahu
jam
berapa
saat
wawancara berlangsung
Pasien tahu sedang berada dimana
Tempat: baik
Situasi: baik
sekitarnya
Pasien
dapat
mengulang
kata
jangka
pendek:
baik
Memori jangka panjang:
Baik
3.
Sikap/tingkah
laku
Konsentrasi : baik
Normoaktif
4.
Penampilan/rawat Baik
5.
diri
Mood
Depresi
berpakaian wajar
Perasaan sedih yang psikopatologis
Anhedonia
6.
Afek
semua
aktivitas
rutin
&
Depresif
menyenangkan.
Ekspresi kesedihan
Appropriate
7.
Pikiran
8.
Hubungan jiwa
9.
Perhatian
Mudah
ditarik,
pemeriksa
dapat Pasien memperhatikan pemeriksa
dicantum
10.
Persepsi
pemeriksa
dipertahankan.
Pasien mengatakan mendengar suara
bisikan-bisikan
menyapa
11.
Insight
Derajat 4
dapat
dan
yang
menyuruh
mencari,
pasien
Halusinasi Auditorik
b.
Bentuk pikir non realistis, isi pikir waham (-) ide (-)
c.
d.
e.
f.
Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari
berbagai aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak
bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri dan penarikan diri dari sosial.
5. DIAGNOSIS BANDING
-
6. PEMBAHASAN
DSM-IV-TR: Kriteria Diagnostik Skizofrenia
A. Gejala-gejala yang khas : 2 atau lebih dari gejala berikut yang bermakna dalam
periode 1 bulan (atau kurang jika berhasil diterapi):
1. waham.
2. halusinasi.
3. pembicaraan yang janggal (mis. Sering derailment atau incohorensia).
4. perilaku janggal atau katatonik
5. adanya gejala negatif (spt afek datar,alogia,abulia).
Cat. : Hanya satu dari kriteria A yang diperlukan jika waham-nya janggal atau jika
halusinasinya berupa suara yang terus menerus mengomentari tingkah laku atau
pikiran yang bersangkutan atau berisi 2 (atau lebih) suara-suara yang saling bercakapcakap.
B. Disfungsi sosial atau pekerjaan: 1 atau lebih dari area fungsional utama menunjukkan
penurunan nyata di bawah tingkat yang dicapai sebelum onset dalam suatu rentang
waktu yang bermakna sejak onset gangguan (atau bila onset pada masa anak-anak
atau remaja terdapat kegagalan pencapaian tingkat interpersonal, akademik atau
okupasi lainnya) seperti pekerjaan, hubungan interpersonal atau perawatan diri.
C. Durasi: tanda-tanda gangguan terus berlanjut dan menetap sedikitnya 6 bulan. Periode
6 bulan ini meliputi 1 bulan gejala-gejala fase aktif yang memenuhi kriteria A (atau
kurang bila berhasil diterapi) dan dapat juga mencakup fase prodromal atau residual.
Selama berlangsung. fase prodormal atau residual ini, tanda-tanda gangguan dapat
bermanifestasi hanya sebagai gejala-gejala negatif saja atau lebih dariatau=2 dari
gejala-gejala dalam kriteria A dalam bentuk yang lebih ringan (seperti kepercayaan
kepercayaan ganjil, pengalaman perseptual yang tidak biasa).
D. Penyingkiran skizofektif dan gangguan mood: Gangguan skizoafektif dan mood
dengan gambaran psikotik dikesampingkan karena : (1) tidak ada episode depresi,
mania atau campuran keduanya yang terjadi bersamaan dengan gejala-gelala fase
aktif, (2) jika episode mood terjadi intra fase aktif maka perlangsungannya relatif
singkat dibanding periode fase aktif dan residual.
E. Penyingkiran kondisi medis dan zat: Gangguan ini bukan disebabkan oleh efek
fisiologis langsung dari suatu zat (seperti obat-obatan medikasi atau yang disalah
gunakan) atau oleh suatu kondisi medis umum.
F. Hubungan dengan suatu gangguan perkembangan pervasif: Jika terdapat riwayat
autistik atau gangguan pervasif lainnya maka tambahan diagnosa skizofernia hanya
dibuat bila juga terdapat delusi atau halusinasi yang menonjol dalam waktu sedikitnya
1 bulan (atau kurang jika berhasil diterapi).
Klasifikasi berdasarkan perjalanannya (longitudinal;hanya dipakai setelah minimal 1
tahun berlalu semenjak onset dari gejala-gejala fase aktif pertama):
Episode tunggal dengan remisi parsial; juga tentukan jika disertai gejala-gejala
negatif yang menonjol.
A. Suatu periode penyakit yang tidak terputus selama mana, pada suatu waktu, terdapat
baik episode depresif berat, episode manik, atau suatu episode campuran dengan
gejala yang memenuhi kriteria A untuk skizofrenia.
Catatan: Episode depresif berat harus termasuk kriteria A1: mood terdepresi
B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama
sekurangnya 2 minggu tanpa adanya gejala mood yang menonjol.
C. Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode mood ditemukan untuk sebagian
bermakna dari lama total periode aktif dan residual dari penyakit.
D. Gangguan bipolar bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya,
obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum.
Sebutkan tipe:
Tipe Bipolar: jika gangguan termasuk suatu episode manik atau campuran (atau suatu
manik atau suatu episode campuran dan episode depresif)
Tipe depresif: jika gangguan hanya termasuk episode depresif berat.
Pedoman menurut PPDGJ III
Pedoman diagostik untuk skizoafektif
Diagnosis ganguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya
skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan
(simultaneously) atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu
episode penyakit yang sama, dan bilaman, sebagai konsekuensi dari ini, episode
penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau
depresif.
Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan
gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda.
Bila seseorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah mengalami
suatu episode psikotik, diberi kode diagnostik F.20.4 (Depresi pasca-skizofrenia).
Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang, baik berjenis manik
(F25.0) maupun depresif (F25.1) atau campuran dari keduanya (F25.2). Pasien lain
mengalami satu atau dua episode skizoafektif terselip diantara episode manik atau
depresif (F30-F33)
F25. 1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif
Pedoman diagnostik:
Kategori ini digunakan baik untuk episode skizofrenia tipe depresif yang tunggal
maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe
depresif.
Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik depresif
maupun kelainan perilaku terkait seperti tercantum dalam uraian untuk episode
depresif.
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua,
gejala khas skizorenia (sebagaimana ditetapkan dalam pedoman diagnostik
skizofrenia, F.20.- (a) sampai (d)
2.
Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi
gambaran klinisnya), dan
3.
Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia, diagnosis menjadi Episode
Depresif (F32.-). Bila gejala skizofrenia masih jelas dan menonjol, diagnosis harus
tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai (F20.0-F20.3).
Episode Depresif
Gejala utama
-
Afek depresif
Gejala lainnya
-
Tidur terganggu
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa
sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih
pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide
tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa
bertanggungjawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa
suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk.
Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham
atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan efek (moodcongruent).
Risperidone 2 x 2 mg
Amitriptilin 2 x 25 mg
Trihexyphenidil 2 x 2 mg
Psikoterapi
o Terapi Interpersonal
Peran terapi ini untuk menekankan pada apa penyebab gangguan depresifnya
kemudian dijadikan sebagai metode penyembuhannya. Pasien diajari untuk menilai
secara realistik interaksi mereka dengan orang lain
penyebab
dari
depresinya
dan
dapat
mencari
solusi
dari
permasalahannya tersebut.
o Terapi keluarga
Peran keluarga dalam perawatan pasien skizoafektif, memberikan pendidikan dan
informasi tentang skizoafektif pada keluarga pasien (misalkan tanda-tanda awal dari
kekambuhan, peran pengobatan, dan efek samping obat yang diberikan).
o Terapi kelompok
Terapi kelompok biasanya memusatkan pada rencana, masalah, dan hubungan dalam
kehidupan nyata. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial dan
10. PROGNOSIS
Indikator
Pada Pasien
Prognosis
1.
Skizoid
Jelek
Faktor kepribadian
Tidak ada
Baik
2.
Permisif
Jelek
Faktor genetik
Tidak ada
Baik
3.
Ada
Baik
Pola asuh
Ekonomi kurang
Jelek
4.
Tidak ada
Jelek
Faktor organik
Belum menikah
Jelek
5.
Buruk
Jelek
Dukungan keluarga
6.
Sosioekonomi
7.
Faktor pencetus
8.
Status perkawinan
9.
Kegiatan spiritual
FAKTOR MORBID
10.
Remaja
Jelek
Onset usia
Kronik
Jelek
11.
Skizoafektif
Jelek
Perjalanan penyakit
Baik
Baik
12.
Baik
Baik
13.
Baik
Baik
Iya
Buruk
Menurun
Jelek
Jenis penyakit
14.
Riwayat disiplin minum
obat
15.
Riwayat disiplin kontrol
16.
Riwayat peningkatan gejala
17.
Beraktivitas
Kesimpulan prognosis: Dubia ad malam