Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

TRACHEOSTOMY

Diajukan Oleh :
Laila Azizah
20090310199

ANATOMY

Tracheostomy/Trakeostomi
Tindakan gawat darurat pada pasien yang mengalami ventilasi yang tidak
adekuat dan obstruksi jalan pernafasan bagian atas.
Trakeostomi adalah tindakan operasi membuat jalan udara melalui leher
dengan membuat stoma atau lubang di dinding depan/ anterior trakea cincin
kartilago trakea ketiga dan keempat, diikuti pemasangan kanul.
Tujuannya adalah mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke
paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas saat pasien mengalami
ventilasi yang tidak adekuat dan gangguan lalulintas udara pernapasan
karena obstruksi jalan nafas bagian atas.

INDIKASI:
Tindakan trakeostomi diindikasikan untuk :
Mengatasi obstruksi laring.
Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran napas bagian atas
seperti daerah rongga mulut, sekitar lidah dan faring. Dengan adanya
stoma maka seluruh oksigen yang dihirupnya akan masuk ke dalam
paru.
Mempermudah penghisapan sekret dari bronkus pada pasien yang tidak
dapat mengeluarkan sekret secara fisiologik, misalnya pasien koma.
Untuk memasang respirator (alat bantu pernapasan).
Untuk mengambil benda asing dari subglotik, apabila tidak mempunyai
fasilitas untuk bronkoskopi.
Bantuan jalan napas diperlukan lebih dari 2 minggu.
Refleks laring atau kemampuan untuk menelan hilang (misalnya penyakit
serebrovaskular).
Cedera kepala dan leher.

Bila mungkin, trakeostomi harus didahului oleh intubasi endotrakea.


Walaupun intubasi endotrakea dapat segera memperbaiki
gangguan jalan nafas, trakeostomi harus dilakukan bila
diperhitungkan perlu perawatan jalan nafas lebih dari 48 jam,
karena :
Mengeluarkan sekret jauh lebih mudah lewat suatu pipa
trakeostomi, dan kemungkinan terjadinya obstruksi pipa lebih kecil.
Pasien sangat sulit menelan dengan adanya pipa endotrakea.
Membersihkan pipa endotrakea pada posisinya sulit dan untuk
mengganti pipa diperlukan laringoskopi berulang.
Intubasi lama endolaring menimbulkan ulserasi mukosa yang
akhirnya dapat menjadi granuloma, adhesi, dan stenosis laring.
Trakeostomi kurang menyebabkan rangsangan refleks batuk, yang
mungkin penting pada pasien dengan kelainan saraf dan pasca
bedah.
Dengan trakeostomi pasien yang sadar dapat berbicara.
Kontraindikasi trakeostomi

obstruksi laring oleh tumor ganas

PERALATAN TRAKEOSTOMI
Spuit dengan obat analgesia
Pisau (skapel)
Pinset anatomi
Gunting panjang yang tumpul
Sepasang pengait tumpul
Klem arteri
Gunting kecil yang tajam
Tuba trakea yang ukurannya cocok untuk pasien.

Ukuran dari tuba trakea yang dipakai bergantung dari kelompok usia dan berat
badan pasien :

Jenis tuba trakeostomi yang tersedia, beserta indikasi dan rekomendasi yang berbedabeda dalam penggunaannya :
JENIS
INDIKASI
REKOMENDASI
Tuba dengan kaf dan kanula disposable
Digunakan untuk membuat
ventilasi sirkuit tertutup

Kaf harus diisi udara bila


menggunakan ventilator
Kaf harus diisi udara yang cukup
agar kebocoran udara minimal
Kaf harus dikempiskan bila
pasien menggunakan speaking
valve
Tekanan kaf harus dicek 2x sehari
Kanula merupakan sekali pakai
buang

Tuba dengan kaf dan kanula reusable


Digunakan untuk membuat
ventilasi sirkuit tertutup

Kaf harus diisi udara bila


menggunakan ventilator
Kaf harus diisi udara yang cukup
agar kebocoran udara minimal
Kaf harus dikempiskan bila
pasien menggunakan speaking
valve
Tekanan kaf harus dicek 2x sehari
Kanula dapat dipakai ulang
setelah dicuci bersih

JENIS

INDIKASI

REKOMENDASI

Tuba tanpa kaf dengan kanula disposable


Digunakan untuk pasien dengan
masalah trakea & untuk pasien
yang siap dilakukan dekanulasi

Simpan decannulation plug bila


pasien akan dilakukan dekanulasi
Pasien dapat makan dan
berbisara tanpa menggunakan
speaking valve
Kanula merupakan sekali pakai
buang

Tuba tanpa kaf dengan kanula reusable


Digunakan untuk pasien dengan
masalah trakea & untuk pasien
yang siap dilakukan dekanulasi

Simpan decannulation plug bila


pasien akan dilakukan dekanulasi
Pasien dapat makan dan
berbisara tanpa menggunakan
speaking valve
Kanula dapat dipakai ulang
setelah dicuci bersih

Digunakan bagi pasien dengan


ventilator yang tidak mampu
berbicara melalui speaking valve

Terdapat risiko tinggi


terbentuknya granulasi pada
tempat fenestrasi
Risiko aspirasi sekret lebih tinggi
Relatif lebih sulit untuk ventilasi
pasien secara adekuat

Tuba berfenestra dengan kaf

JENIS

INDIKASI

REKOMENDASI

Digunakan bagi pasien dengan


ventilator yang tidak mampu
berbicara melalui speaking valve

Terdapat risiko tinggi terbentuknya


granulasi pada tempat fenestrasi

Tuba berfenestra tanpa kaf

Tuba trakeostomi metal

Sudah jarang digunakan

Pasien tidak dapat melakukan


pemeriksaan MRI
Pasien harus memberitahukan
personel sekuriti apabila
melakukan skrining deteksi logam
pada bandara/fasilitas-fasilitas
lainnya

Alat-Alat Trakeostomi

Bagian-bagian tuba trakeostomi

Prosedur Trakeostomi Elektif

A : Setelah insisi kulit horizontal, maka suatu diseksi vertikal pada


garis tengah leher akan memaparkan trakea.
B : Ismus tiroid diretraksi dari lapangan operasi. Selanjutnya
jaringan anterior dalam celah kedua dan ketiga bersama cincinnya
diangkat (berbentuk elips vertikal).
C : Pada anak tidak ada pengangkatan elips. Jahitan dibuat
anterolateral pada kedua sisi garis tengah menembus dua cincin
trakea.
D : Tuba logam tampak memasuki stoma.

Letak Kanul

Trakeostomi Darurat
Trakeostomi harus dapat dilakukan dalam 2 3 menit, dimana
anoksia akan terjadi dalam 4 5 menit.
Insisi secara vertikal, yang dimulai pada level kartilago krikoid,
lanjutkan ke inferior sekitar 2,5 3,75 cm.
Gunakan tangan kiri untuk menstabilkan laring dan mengekstensi
leher bila tidak ada kontraindikasi (seperti cedera servikal).
Tangan kanan digunakan untuk membuat insisi.
Jari telunjuk tangan kiri dapat digunakan untuk mendorong ismus
tiroid ke inferior dan mempalpasi trakea.

Perawatan Trakeostomi
Humidifikasi.
Fiksasi harus aman dan ganti setiap hari.
Bersihkan luka setiap 6 jam atau sesering yang diperlukan.
Penghisapan trakeobronkial dilakukan dengan mengindahkan kaidah antisepsis.
Gunakan kateter dan sarung tangan steril.
Radiografi dada harus diambil untuk konfirmasi posisi ujung pipa. Pipa dipertahankan
selama 7 hari setelah itu ganti setiap 4 hari. Bila digunakan pipa metal, pipa bagian
dalam dapat sering diganti tanpa mengganti pipa utama.
Kultur luka dan sputum harus diperiksa.
Alat-alat untuk keadaan darurat harus selalu tersedia tidak jauh dari pasien, seperti :
- Pipa trakeostomi yang baru dengan ukuran yang sama dan satu nomor lebih kecil.
- Dilator trakea, speculum hidung dan laringoskop untuk anak yang dapat digunakan
untuk dilatasi stoma dan pemasangan pipa kembali.
- Peralatan untuk menghisap dan fasilitas untuk ventilasi kendali.
- Sungkup muka, laringoskop dan pipa endotrakeal. Jika pipa trakeostomi tidak
berhasil dimasukkan kembali, kadang-kadang dilupakan bahwa pasien dapat di
ventilasi melalui laring.

Dekanulasi
Dilakukan dekanulisasi apabila pada pasien sudah terdapat kondisi-kondisi
sebagai berikut:
1. Pasien sadar dan berorientasi baik serta memiliki respon yang baik terhadap
perintah
2. Pasien tidak tergantung pada ventilator dalam bernapas
3. Kebutuhan untuk tracheal suctioning kurang dari satu kali setiap harinya.
Faktor Penyulit Dekanulasi:
1. Kondisi yang membutuhkan trakeostomi secara persisten
2. Dislokasi dinding anterior trakea
3. Jaringan granulasi di sekitar stoma
4. Edema mukosa trakea
5. Ketergantungan emosional terhadap trakeostomi
6. Ketidakmampuan mentoleransi resistensi saluran nafas atas
7. Stenosis subglotis
8. Trakeomalasia
9. Inkoordinasi refleks pembukaan laring
10. Perkembangan laring yang terganggu akibat trakeostomi jangka panjang.

Komplikasi
Komplikasi Segera
Komplikasi perioperatif seperti perdarahan, emfisema, pneumotorak, emboli
udara dan kerusakan tulang rawan krikoid.
Diskoneksi.
Salah menempatkan trakeostomi, misalnya di jaringan pretrakea atau
bronkus utama kanan.
Herniasi kaf yang menyebabkan pipa tersumbat.
Ujung pipa tertutup dinding trakea atau carina.
Apnea akibat hilangnya rangsangan hipoksia pernafasan.

Komplikasi Trakeostomi

Keterangan Gambar :
A. Trakea tertekuk ke depan
B. Tukak dinding depan trakea karena ukuran kanul terlalu besar
C. Emfisema subkutis karena dislokasi kanul
D. Tukak karina karena kateter isap
E. Manset ditiup terlalu kuat sehingga menyebabkan penutupan kanul ( herniasi akibat ditiup
berlebihan )
F. Manset kanul terlepas di trakea
G. Nekrosis cincin trakea karena manset ditiup terlalu kuat
H. Cedera dinding belakang (hati hati fistel trakeo-esofagus)

Komplikasi Menengah
Tersumbat sekret, dapat terjadi segera atau gradual. Tetapi hal ini
jarang terjadi bila humidifikasi, hidrasi dan penghisapan lendir baik.
Infeksi pada stoma atau trakeobronkial.
Ulserasi trakea kerena penekanan kaf.
Erosi yang dalam dapat menyebabkan perdarahan dari a.
inominata atau fistel trakeoesofagus.
Komplikasi lanjut
Granuloma trakea yang bias menyebabkan kesulitan bernapas bila
pipa diangkat.
Trakeomalasia dan dilatasi trakea.
Stenosis trakea.
Fistel trakeokutan menetap
Fistel trakeoesofagus

Anda mungkin juga menyukai