Dosen pembimbing :
Disusun oleh :
Ika hidayanti
Nim : 0119025
MOJOKERTO
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Pembimbing pendidikan
NPP : 10.02.184
LAPORAN PENDAHLUAN HAMIL DENGAN PREEKLAMSI
PENGERTIAN
Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam
masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri, dan edema. Umumnya terjadi pada
trimester ke III (prawirohardjo,2006)
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.(mansjoer,2000).
Kenaikan tekanan sistolik harus 30 mmHg atau lebih atas tekanan yang biasanya, atau
mencapai 140 mmHg atau lebih. Tekanan sistolik meningkat lebih 15 mmHg atau lebih
mencapai 90 mmHg.
Preeklamsi dibagi dalam golongan ringan dan berat. Dinyatakan berat jika ditemukan satu
atau lebih dari gejala dibawah ini:
a. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih.
b. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam, 3 atau 4+ pada pemeriksaan kualitatif.
c. Oliguria, urine 400 cc atau kurang dalam 24 jam.
d. Keluhan serebral gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium.
e. Edema paru-paru atau sianosis
ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori
dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Teori yang dapat
diterima :
a) Primigravida, kehamilan ganda, hidramnion dan mola hidatidosa;
b) Makin tuanya kehamilan;
c) Kematian janin dalam rahim;
d) Edema, proteinuria, kejang dan koma (prawirohardjo,2006).
KLASIFIKASI PRE EKLAMSIA
1. Pre-eklamsia ringan
- Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam
- Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam
- Kenaikan B 1 kg atau lebih dalam seminggu
- Proteinuria 0,3 gr atau urin aliran pertengahan
2. Pre-eklamsia berat
Bila salah satu gejala atau tanda ditemukan pad ibu hamil sudah dapat digolongkan
pre-eklamsia berat:
- Tekanan darah 160/110 mmHg
- Oliguria, urin kurang dari 400 cc/24 jam
- Proteinuria lebih dari 3 gr/liter
- Keluhan subjektif : nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala,
edema paru dan sianosis, gangguan kesadaran
MANIFESTASI KNILIK
Biasanya tanda-tanda pre eklamsia timbul dalam urutan: pertambahan berat badan yang
berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada preeklamsia ringan tidak
ditemukan gejala-gejala subjektif. Pada preeklamsia berat didapatkan sakit kepala didaerah
frontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri daerah epigastrium, mual atau muntah. Gejal-
gejala ini sering ditemukan pada preeklamsia yang meningkat dan merupakan petunjuk
bahwa eklamsia akan timbul.
PATOFISIOLOGI
Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air.
Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen
arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi
jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik sebagai
usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigen jaringan dapat dicukupi. Sedangkan
kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan
dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada
glomerulus (mokhtar,1998)
PATHWAY/WOC
Faktor predisposisi : primigravida, hidramnion, gemelli, mola hidatidosa, gestase, usia lebih
dari 35 tahun, obesitas
PREEKLAMSI
Gangguan perfusi
Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit
Otak : nyeri kepala , penurunan kesadaran
Kardiovaskuler : penurunan plasma, syok
Jarinagan/ otot : penimbunan asam laktat
Ginjal : BUN , proteinuria
Gangguan perfusi jarinagan ginjal
TES DIAGNOSTIK
PENATALAKSANAAN
a) Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti mengenai tanda-tanda
sedini mungkin(preeklamsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya
penyakit tidak menjadi lebih berat. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan
terjadinya pre-eklamsia. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur,
ketenangan, serta pentingnya mengatur diet rendah garam, lemak, serta karbonhidrat
dan protein tinggi, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
b) Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah:
Untuk mencegah terjadinya preeklamsia dan eklamsia
Hendaknya janin lahir hidup
Trauma pada janin seminimal mungkin
Pada pasien rawat jalan, anjurkan untuk istirahat baring 2 jam siang hari dan
tidur >8 jam malam hari. Bila susah tidur, berikan fenobarbital 1-2x 30 mg
kunjungan ulang dilakukan 1 minggu kemudian.
Rawat pasien jika tidak ada perbaikan dalam 2 minggu pengobatan rawat
jalan, BB meningkat >1 kg/ minggu, selama 2 kali berturut-turut dan tampak
adanya tanda preeklamsia berat. Berikan obat antihipertensi metildopa 3x 125
mg, nifedipin 3-8 x 5-10 mg atau pindolol 1-3x 5 mg . jangan berikan
antidiuretik dan tidak perlu diet rendah garam.
Jika keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140-150/90-
100 mmHg, pertahankan sampai aterm sehingga ibu dapat berobat jalan dan
dianjurkan periksa tiap minggu. Kurangi dosisi hingga mencapai dosis
optimal, tekanan darah tidak boleh<120mmHg.
Penanganan preeklamsia berat :
Ibu yang didiagnosa preeklamsia berat menderita penyakit kritis dan memerlukan
penanganan yang tepat. Protokol pelaksaannya masih kontroversi antar rumah
sakit saat ini.pengenalan temuan klinis dan laboratorium sangatlah penting jika
terapi yang agresif dan dini perlu dilakukan untuk mencegah mortalitas maternal
dan perinatal. Serviks yang belum siap karena usia kehamilan dan sifat agresif
penyakit ini mendukung dilakukannya operasi sesaria. Induksi persalinan yang
lama dapat meningkatkan morbiditas maternal.
1) Segara rawat pasien di rumah sakit. Berikan MgSO4 dalam infuse dekstrose
5% dengan kecepatan 15-20 tetes permenit. Dosisi awal MgSO4 2 g IV dalam
10 menit selanjutnya 2 g perjam didalam drip infuse sampai tekanan darah
antara 140-150/90-100 mmHg . syarat pemberian MgSO4 adalah reflek patella
kuat, RR>16 kali permenit, dan diersis dalam 4 jam sebelumnya (0,5ml/kg
BB / jam ) adalah > 100 cc. Selama pemberian MgSO4, perhatikan tekanan
darah, suhu, perasaan panas, serta wajah merah.
2) Berikan nifedipin 9-3-4 x 10 mg per oral. Jika pada jam ke 4 diastolik belum
turun sampai 20 %, tambahkan 10 mg oral. Jika tekanan diastolik meningkat
>110 mmHg, berikan tambahan suglingual. Tujuannya adalah penurunan
tekanan darah 20% dalam 6 jam, kemudian diharapkan stabil antara 140-
150/90-100mmHg.
3) Periksa tekanan darah, nadi, dan pernafasan setiap jam. Pasang kateter urin
dan kantong urin. Ukur urin tiap 6 jam, jika <100 ml/ 4 jam, kurangi dosis
MgSO4 menjadi 1g/jam.
KOMPLIKASI
a. Pada ibu
1) Eklamsia
2) Solusio plasenta
3) Perdarahan subkapsula hepar
4) Kelainan pembekuan darah (DIC)
5) Sindrom hellp( hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet count).
6) Ablatio retina
7) Gagal jantung hingga syok dan kematian
b. Pada janin
1) Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
2) Prematur
3) Asfiksia neonatum
4) Kematian dalam uterus
5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
KONSEP DASAR ASKEP
PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan. Suatu proses kolaborasi melibatkan
perawat, ibu, dan tim kesehatan lainnya. Pengkajian dilakukan melalui wawancara dan
pemeriksaan fisik. Dalam pengkajian dibutuhkan kecermatan dan ketelitaan agar data yang
terkumpul lebih akurat, sehingga dapat dikelompokkan dan dianalisis untuk mengetahui
masalah dan kebutuhan ibu terhadap perawatan(mitayani,2009).
a. Biodata pasien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa,alamat, dan nomor register
b. Biodata penanggung jawab
Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat
c. Riwayat kesehatan pasien
1) Keluhan utama
Merupakan alasan utama pasien untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan dan apa
saja yang dirasakan pasien. Yang umumnya pasien datang dengan keluhan nyeri
kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual,nyeri di epigastrium dan
hiperrefleksia.
2) Riwayat kesehatan duhulu
- Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil
- Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklamsia pada kehamilan terdahulu
- Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas
- Ibu mungkin pernah menderita penyakit gagal ginjal kronis.
3) Riwayat kesehatan sekarang
- Ibu merasa sakit kepala didaerah frontal.
- Terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrium.
- Mual dan muntah, tidak nafsu makan.
- Gangguan serebral lainnya: refleks tinggi, dan tidak tenang.
- Edema pada ekstremitas
- Tengkuk terasa berat.
- Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat preeklamsia dalam keluarga
5) Riwayat perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah dibawah usia 20 tahun atau diatas 35
tahun.
6) Riwayat psikososial
Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau pasien perlu ditanyakan antara
lain: jumlah anggota keluarganya, dukungan material dan moril yang didapat dari
keluarga, kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan kesehatan, kebiasaan yang
merugikan kesehatan.
a. Data subjektif:
1. Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida,< 20 tahun atau> 35 tahun
2. Riwayat kesehatan ibu sekarang: terjadi peningkatan tekanan darah,oedema, pusing,
nyeri epigastrium,mual muntah,penglihatan kabur.
3. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya: penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,
hipertensi kronik,DM.
4. Riwayat kehamilan: riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta
riwayat kehamilan dengan eklamsia sebelumnya
5. Pola nutrisi: jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan.
6. Psikososial spiritual: emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh
karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya.
a. Data obyektif :
1. Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurub waktu 24 jam
2. Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin,lokasi edema
3. Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
4. Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian magnesium sulfat
(jika refleks +)
5. Pemeriksaan penunjang:
a) Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan
intervel 6 jam
b) Laboratorium: proteinuria dengan kateter atau midstream,kadar hematokrit menurun,
serum kreatinin meningkat, uric acid biasanya>7 mg/ 100 ml.
c) Berat badan : peningkatan lebih dari 1 kg/ minggu
d) Tingkat kesadaran : penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak.
e) USG: untuk mengetahui keadaan janin
f) NST: untuk mengetahui kesejahteraan janin
g) Pemeriksaan fisik biologis