Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PREEKLAMPSIA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komprehensif

Dosen Pengampu: Ayu Praweswari K., M. Kep.,Ners

Disusun oleh:

Rita Ariyanti

1708273

PROGRAM STUDI

PRODI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG
1. Definisi Preeklampsia

Preeklamsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,


bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan
gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (Rustam
Muctar, 1998). Preeklampsia (PE) merupakan suatu sindroma klinis yang
didefinisikan sebagai suatu onset baru dari hipertensi dan proteinuria selama waktu
paruh kedua kehamilan (Powe et al,2011). Preeklampsia adalah hipertensi yang
terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan 20 minggu atau setelah persalinan di
tandai dengan meningkatnya tekanan darah menjadi 140/90 mmHg. (Sitomorang, dkk
2016)
Diagnosis Preeklampsia ditegakkan pada tekanan darah dengan cut-off 140/90
mmHg dan harus ada proteinuria (Shamsiet al, 2013). Ghulmiyyah dan Sibai (2012)
menyebutkan bahwa PE merupakan sindrom klinis dengan karakteristik onset baru
dari hipertensi dan proteinuria setelah 20 minggu usia gestasi pada wanita yang
sebelumnya normotensi. Preeklampsia sendiri menurut Cunningham et al (2014)
paling baik dideskripsikan sebagai sindroma spesifik kehamilan yang dapat
mempengaruhi semua sistem organ. Hal ini membuat preeklampsia merupakan hal
yang serius dan komplikasinya sering kurang dipahami sehingga biasanya akan
berkembang menjadi eklampsia atau kematian maternal.

2. Etiologi

Etiologi penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Carpenito (1997:1042)


menerangkan bahwa, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya preeklamsia
sebagai berikut :

1. Usia ibu hamil kurang dari 21 tahun.


2. Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun.
3. Mempunyai riwayat penyakit pembuluh ginjal.
4. Diabetes melitus.
5. Penyakit pembuluh darah.
6. Kehamilan kembar.
7. Mola hidatidosa.
8. Penyakit hipertensi kronik.
9. Riwayat keluarga dengan hiperetensi sebagai pengaruh kehamilan.

3. Patifisiologi

Bahwa preeklampsia diawali oleh insufisiensi suplai darah ke plasenta, yang


mengakibatkan pelepasan substansi plasenta sehingga menyebabkan disfungsi
endotel vascular ibu yang luas.

4. Tanda dan Gejala

Menurut Trijatmo (2005), gejala pada preeklamsia yaitu :

1. Sakit kepala
2. Penglihatan kabur.
3. Nyeri di daerah epigastrium.
4. Mual atau muntah-muntah.
5. Tekanan darah akan meningkat lebih tinggi.
6. Edema dan proteinuria bertambah meningkat.
Selain gejala di atas, tanda dan gejala preeklamsia ringan diantaranya:
1. Kenaikan tekanan darah sistolik 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg;
diastolik 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg.
2. Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air seni).
3. Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan.
Sedangkan tanda dan gejala pada preeklamsia berat diantaranya :
1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg.
2. Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg.
3. Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning).
4. Trombosit < 100.000/mm3.
5. Oliguria (jumlah air seni < 400 ml/24 jam).
6. Proteinuria (protein dalam air seni > 3 g/L).
7. Nyeri ulu hati karena regangan selaput hati oleh perdarahan
8. Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat.
9. Koma.

5. Klasifikasi/ Jenis/ Macam


Preeklampsia dibedakan menjadi dua yaitu preeklamspsia ringan dan
preeklampsia berat dengan kriteria sebagai berikut:
a. Preeklampsia Ringan (PER)
 Tekanan darah sistole 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6jam
 Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6jam
 Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam 1 minggu
 Protein uria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif positif 1 sampai
2 pada urin kateter atau urin aliran pertengahan.
b. Preeklampsia Berat (PEB)
 Tekanan darah 160/110 mmHg
 Oliguria, urin kurang dari 3cc / 24jam
 Protein urin lebih dari 3 gr / liter
 Keluhan subjektif: nyeri eigastrium, gangguan penglihatan, nyeri
kepala, odema aru, dan sianosis gangguan kesadaran
 Pemeriksaan: kadar enzim hati mningkat dsertai ikterus, perdarahan
ada retina, trombosit kurang dari 100.00 /mm. Peningkatan tanda dan
gejala pre eklampsia berat memberikan petunjuk akan terjadinya
eklampsia.

6. Komplikasi

Kejang (eklampsia) adalah keadaan ditemukannya serangan kejang tiba-tiba


yang dapat disusul dengan koma pada wanaita hamil, persalinan atau masa nifas yang
sebelumnya menunjukan gejala preeklampsia (Prawirohardjo, 2010)

Peeklampsia pada awalnya ringan sepanjang kehamilan, namun pada akhir


kehamilan beresiko terjadinya keang yang dikenal dengan eklampsia. Jika eklampsia
tidak ditangani secara cepat dan tepat, terjadilah kegagalan jantung, kegagalan ginjal
dan perdarahan otak yang berakhir dengan kematian (Natiqotul, 2016)

7. Pemeriksaan penunjang
Uji diagnostik dasar.
 Pengukuran tekanan darah.
 Analisi protein dalam urine.
 Pengukuran tinggi fundus uteri.
 Pemeriksaan funduskopik.
Uji laboratorium.
 Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi eritrosit pada sediaan
darah tepi).
 Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, protein serum, aspartat aminotranferase).
 Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin).

8. Terapi obat
a. Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-
125cc/jam) 500 cc.
b. Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat
c. Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah
jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg/im.
d. Anti Hipertensi dberikan bila :
Desakan darah sistolis lebih 180 mmHg, diastolis lebih 110 mmHg atau MAP
lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105
mmHg (bukan kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta.

9. Penatalaksanaan medis

Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklamsia berat


selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi :

1. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah


pengobatan medisinal.
2. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah
pengobatan medisinal.

10. Pengkajian sistem (yang berhubungan dengan penyakt tersebut)


a. Sirkulasi
Peningkatan tekanan darah menetap melebihi nilai dasar setelah 20minggu
kehamilan. Riwayat hipertensi kronis, nadi mungkin menurun, dapat
mengalami memar spontan, perdarahan lama, atau epistaksis
(trombositopenia).

b. Eliminasi
Fungsi ginjal mungkin menurun (kurang dari 400ml/24jam) atau tidak ada.

c. Makanan/cairan
Mual, muntah. Penambahan berat badan 2+1b [0,9072kg] atau lebih dalam
1minggu, 6 1b [2,72kg] atau lebih/bulan (tergantung pada lamnya gestasi).
Malnutrisi (kelebihan atau kurang berat badan 20% atau lebih besar),
masukan protein/kalori kurang. Edema mungkin ada, dari ringan sampai
berat/umum dan dapat meliputi wajah, ekstrimitas dan sistim organ.
Diabetes melitus.

d. Neurosensori
Pusing, sakit kepala frontal. Diplopia, penglihatan kabur. Hiperefleksia.
Kacau mental-tonik, kemudian fase tonik-klonik, diikuti dengan periode
kehilangan kesadaran. Pemeriksaan funduskopi dapat menunjukkan edema
atau spasme vaskuler.

e. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri epigastrik (region kuadran atas kanan [KkaA]).

f. Penapasan
Pernapasan mungkin kurang dari 14x/menit. Krekels mungkin ada.

g. Seksualitas
Primmigravida, gestassi multipel, hidramnion, mola hidratidosa, hidrops
fetalis (Antigen-antibodi Rh). Gerakan bayi mungkin berkurang. Tanda-
tanda abrupsi plasenta mungkin ada..

h. Penyuluhan/pembelajaran
Remaja (di bawah usia 15 tahun) dan primigravida lansia (usia 35 tahun
atau lebih) berisiko tinggi. Riwayat keluarga hipertensi karena kehamilan
(HKK).

11. Dagnosa Keperawatan (minimal 5 dx)


a. Difisien volume cairan berhubungan dengan hambatan mengakses cairan
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan tekanan vena sentral
c. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
d. Ansietas berhubungan dengan ancama kematian.
e. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penghambatan ekspansi paru

12. Rencana Asuhan Keperawatan


N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
o
1. Difisien Setelah 1. Timbang 1. Untuk
volume dilakukan berat penambaha
cairan tindakan badan n berat
berhubungan keperawatan setiap hari badan tiba-
dengan selama 1x24 jam dan tiba misal
hambatan diharapkan monitor lebih dari
mengakses volume cairan status 1,5kg/bulan
cairan dapat terpenuhi. pasien. dalam
Kriteria hasil : 2. Monitor timester ke-
1. Keseimb tanda- 2 atau lebih
angn tanda menunjukan
intake vital, dan retensi
dan turgor cairan.
output kulit, 2. Mengobser
cairan mukosa vasi ttv
dalam 3. Kaji untuk
24jam lokasi dan melihat
2. Kelemba luasnya perkembang
ban edema an dari
membran 4. Perhatika klien
mukosa n untuk 3. Adanya
3. Edema memberik edema
tanpa an pitting
adanya produk- diwajah,
pitting produk tangan dan
darah kaki,
5. Monitor dinding
makanan/ abdomen
cairan yang tidak
yang hilang
dkonsums setelah
i dan 12jam trah
hitung baring.
asupan 4. Mengidentif
kalori ikasi derajat
harian hmokonsent
rasi yang
dsebabkan
oleh
perpindahan
cairan.
5. Mengidentif
ikasi intake
output
cairan untuk
mengetahui
kesembanga
n.
2. Penurunan Setelah 1. Observasi 1. Tidak
curah dilakukan tanta-tanda menunjukan
jantung tindakan vital respon
berhubungan keerawatan 2. Pemberian kardiovasku
dengan selama 1x24 jam obat ler normal
penurunan diharapkan antihipertensi pada
tekanan vena curah jantung 3. Pengurangan kehamilan
sentral klien kembali kecemasan 2. Obat
normal. 4. Pertahankan antihiperten
Kriteria hasil : tirah baring si bekerja
1. Statur pada klien secara
pernafasa dengan posisi langsung
bagus miring ke pada
2. Tanta- sebelah kiri arteriol
tanda untuk
vital meningkatk
dalam an relaksasi
batas otot polos
normal kardiovasku
ler dan
membantu
meningkatk
an supla
darah ke
serebrum,
ginjal,
uterus, dan
plasenta.
3. Kecemasan
dapat
membuat
klien
menjadi
tidak
tenang.
4. Meningkatk
an airan
balik vena,
curah
jantung, dan
perfusi
plasenta.
3. Nyeri akut Setelah 1. Kaji nyeri 1. Membantu
berhubunn dilakukan secara dalam
dengan agens tindakan komprehensif, menentukan
cedera keperawatan skala, sumber, respon
biologis selama 1x24 jam karakteristik, keperawata
diharapkan nyeri lokasi. n yang
klien 2. Manajemen tepat.
hilang/terkontrol lingkungan 2. Lingkungan
. yang nyaman yang
Kriteria hasil : 3. Manajemen nyaman
1. Klien pengobatan dapat
tidak infus membuat
merasakan oksitosin pada nyeri
nyeri lagi. adanya respon teralihkan.
2. Klien uterus atau 3. Membantu
tampak penurunan mengakhiri
rilek. relaksasi reson
3. Kontraksi diantara hiperensitif.
uterus kontraksi. Kontraksi
efektif. tetanik
dapat
menyebabk
an ruptut
uterus.
4. Ansietas Setelah 1. Teknik 1. Membantu
berhubungan dilakukan menenangkan klien dalam
dengan tindakan dengan mengidentif
ancaman keperawatan pengungkapa ikasi
kematian. selama 1x24 jam n perasaan masalah
ansietas klien 2. Kaji sumber khusus
teratasi. dan tingkat 2. Pada saat
Kriteria Hasil : ansietas kehamilan
1. klien mau atau
mengungkapkan melahirkan
perasaannya pasien
secara terbuka. memilik
derajat
ansietas
yang
berbeda.
Yang
menjadi
lebih tinggi
pada situasi
tertentu.
5. Ketidakefekti Setelah 1. Monitor 1. Membantu
fan pola dilakukan tanda-tanda intervensi
nafas tindakan vital selanjutnya
berhubungan keperawatan 2. Berikan terapi yang harus
dengan selama 1x24 jam oksiegn dilakukan
penghambata ansietas klien 3. Atur posisi 2. Membantu
n ekspansi teratasi. klien menjadi memperlaca
paru Kriteria Hasil : semiflower r pernafasan
1. Frekuens pada klien
i 3. Posisi
pernafasa semifowler
n dalam membantu
batas memperlanc
normal ar nafas
2. Tingkat klien
kecemas
an
menurun

DAFTAR PUSTAKA

Anik & Yuningsih 2009, Asuhan Kegawatdaruratan dalam Kebidanan , Trans


Info Media: Jakarta

Doengoes, Marilyn E 2001, Rencana Perawatan Maternal/Bayi: Pedoman


untuk perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, edk 2, EGC:
Jakarta

Anna, Keliat, dkk 2017, NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan


Klasifikasi 2018-2020, Ed.11, EGC: Jakarta

Saifuddin, Abdul B 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo: Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono 2009, Ilmu Kebdanan Cetakan ke 2, edk 4, Bina


Pustaka: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai