OLEH :
SUKMAWATI S.Kep
19193006
PEMBIMBING
CI LAHAN CI INSTITUSI
(.........................................) (............................................)
Ns. Fitriani S.Kep, M.Kep
LAPORAN PENDAHULUAN
PREEKLAMSIA BERAT
A. Definisi
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul
perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan
adalah adanya 300 mg protein dalam urin 24 jam atau sama dengan ≥1+ dipstick
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria ≥ 5 g/ 24 jam
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, atau berada dalam interval 4-6
jam.
b. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; kenaikan berat badan 1 kg
subjektif berupa :
a. Muntah-muntah
buta. Hal ini disebabkan karena vasospasm, oedema atau ablation retinae.
2012).
C. Etiologi
2. Wanita yang terpapar oleh vili korionik dalam jumlah besar, seperti pada
selama kehamilan.
dalam rahim. Sedangkan ada atau tidaknya janin bukanlah suatu syarat untuk
Menurut Sibai Sumiati & Dwi F. (2012) penyebab potensial saat ini masuk akal
5. Faktor genetic
invasi endovascular trophoblasts ke dalam lapisan otot arteri spiralis. Hal ini
menimbulkan degenerasi lapisan otot arteri spiralis sehingga terjadi dilatasi dan
distensi (Gambar 2.1). Pada preeclampsia, terjadi invasi trofoblas namun tidak
sempurna dan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri
spiralis. Dalam hal ini, hanya pembuluh darah desidua (bukan pembuluh darah
arteri spiralis tetap kaku dan keras serta tidak memungkinkan untuk mengalami
distensi dan dilatasi. Ini menciptkan suatu keadaan di mana arteri spiralis
De wolf dan rekannya mengamati arteri-arteri yang diambil dari sisi implantasi
miointima kemudian di dalam makrofag. Dalam gambar 2.3 tampak sel-sel lipid
aneurisma dan seringkali berkaitan dengan arteriola spiralis yang gagal untuk
melakukan adaptasi. Obstruksi pada lumen arteriola spiralis oleh atherosis dapat
mengganggu aliran darah plasenta. Hal inilah yang membuat perfusi plasenta
Gambar 2.3
Atherosis dalam pembuluh darah ini diambil dari anyaman plasenta (sebelah kiri,
menunjukkan gambaran fotomikrograf; sebelah kanan, menunjukkan diagram
skematik dari pembuluh darah). Kerusakan endotel menyebabkan penyempitan
pada lumen pembuluh darah akibat akumulasi protein plasma dan foamy
makrofag di bawah endotel. Foamy makrofag ditunjukkan oleh anak panah yang
melengkung, sedangkan anak panah yang lurus menunjukkan kerusakan endotel
b. Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai risiko lebih besar
sebelumnya.
makin lama periode ini makin kecil terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
Pada perempuan hamil normal respon imun tidak menolak adanya “hasil
konsepsi” yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya Human Leucocyte
imun, sehingga si ibu tidak menolak hasil konsepsi (plasenta). Adanya HLA-G
pada plasenta dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel natural killer
(NK) ibu dan mempermudah invasi sel trofoblas ke dalam jaringan decidua ibu
trofoblas kedalam decidua. Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan decidua
terjadinya reaksi inflamasi. Selain itu, pada awal trimester kedua kehamilan,
mempunyai proporsi Helper sel yang lebih rendah dibanding pada normotensive
proses inflamasi intravaskuler sistemik (Gambar 2.4). Dalam teori ini dinyatakan
bahwa preeclampsia timbul akibat adanya leukosit aktif dengan jumlah yang
Factor (TNF) dan interleukin (IL) dapat memicu stres oksidatif yang berkaitan
dengan preeklampsia. Stres oksidatif ini ditandai oleh spesies oksigen reaktif
dan radikal bebas yang memicu terbentuknya peroksida lipid. Proses ini
antara lain, vitamin E atau tokoferol, vitamin C (asam askorbat), dan karoten
banyak asam lemak tidak jenuh yang dapat menghambat produksi tromboksan,
Beberapa peneliti telah mencoba melakukan uji klinik bahwa konsumsi minyak
ikan atau bahan yang mengandung asam lemak tak jenuh dapat digunakan untuk
Studi lain menunjukkan bahwa pada populasi dengan diet kaya buah-buahan dan
tekanan darah. Studi ini berkaitan dengan penelitian Zhang bahwa resiko
preeklampsi menjadi dua kali lipat pada wanita yang mengkonsumsi asam
askorbat kurang dari 85 mg. C-Reactive Protein (CRP) yang merupakan marker
inflamasi, juga meningkat pada obesitas. Hal ini selanjutnya juga berkaitan dengan
preeclampsia karena obesitas pada orang tidak hamil pun dapat menyebabkan
aktivasi endotel dan respon inflamasi sistemik akibat atherosclerosis (Bobak, dkk,
2015).
5. Faktor genetic
sampai 37 persen untuk saudara wanita preeklampsia dan 22-47 persen dalam
studi kembar. Dalam sebuah studi oleh Nilsson dan rekan kerja (2004) yang
ini kemungkinan besar turun temurun adalah hasil interaksi dari ratusan gen
banyak sekali setiap seluruh sistem organ. Dengan demikian, manifestasi klinis
berbeda antara genotipe yang sama tergantung pada interaksi dengan faktor
D. Faktor Resiko
1. Primigravida, primipaternitas
6. Resiko preeclampsia meningkat dari 4.3 % pada ibu hamil dengan BMI kurang
dari 19,8 kg/m2 hingga 13,3% pada ibu hamil dengan BMI lebih dari 35 kg/m2
bahwa ibu hamil yang tinggal di dataran tinggi Colorado memiliki insiden
E. Patofisiologi
yaitu akibat hiperoksidase lemak dan pelepasan renin uterus. Bahan tropoblastik
mengalir bersama darah sampai organ hati dan bersama- sama angiotensinogen
menyebabkan lumen hanya dapat dilewati oleh satu sel darah merah.
(Prawirohardjo, S. (2015).
gangguan perfusi darah dan gangguan multi organ. Gangguan multiorgan terjadi
pada organ- oragan tubuh diantaranya otak, darah, paru- paru, hati/ liver, renal dan
plasenta. Pada otak akan dapat menyebabkan terjadinya edema serebri dan
Pada darah akan terjadi endotheliosis menyebabkan sel darah merah dan
pendarahan, sedangkan sel darah merah yang pecah akan menyebabkan terjadinya
pada ginjal akan meyebabkan penurunan GFR dan permeabilitas terhadap protein
terjadinya oligouri dan anuri. Oligouri atau anuri akan memunculkan diagnosa
meningkat akan menyebabkan banyak protein akan lolos dari filtrasi glomerulus
selanjutnya menyebabkan edema diskus optikus dan retina. Keadaan ini dapat
akumulasi gas yang meningkat, merangsang mual dan timbulnya muntah sehingga
ATP diproduksi dalam jumlah yang sedikit yaitu 2 ATP dan pembentukan asam
laktat. Terbentuknya asam laktat dan sedikitnya ATP yang diproduksi akan
(Prawirohardjo, S. (2015).
F. Manifestasi Klinis
badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada
pre eklampsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subyektif. Sedangkan pada pre
eklampsia berat ditemukan gejala subjektif berupa sakit kepala di daerah frontal,
diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, dan mual atau muntah.
Gejala-gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan
utamanya yaitu hipertensi dan 2 tanda yang lain yaitu edema atau proteinuria.
Tetapi dalam praktik medis hanya hipertensi dan proteinuria saja yang dijadikan
Digolongkan preeclampsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai
berikut:
1. Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 110 mmHg.
Tekanan darah tidak turun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit
6. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat
edema).
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
u/ml)
31 u/ml)
Asam urat meningkat > 2,7 mg/dL, dimana nilai normalnya yaitu 2,4 – 2,7
mg/Dl
e. Pemeriksaan Radiologi
1) Ultrasonografi (USG).
2) Kardiotografi
H. Pencegahan
tanda dini preeklamsia berat, dan dalam hal ini itu harusd dilakukan penanganan
pelaksanaan pengawasannya yang baik pada wanita hamil. Manfaat istirahat dan
temapat tidur, namun pekerja sehari – hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih
banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein dan rendah lemak, karbohidrat,
garam dan penambah berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.
I. Penatalaksanaan
Jika janin belum menunjukkan tanda – tanda maturitas paru- paru dengan uji
c. Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa, dan keadaan jadi di monitor, serta berat
lagi gejala.
dalam 4 jam terakhir, respirasi 16 kali per menit, dan harus tersedia
b. Berikan obat anti hipertensi : injeksi katapres 1 ampul intra muscular dan
tablet sehari.
c. Dierutika tidak diberikan, kecuali bila terdapat edema umum, edema paru,
intravena Lasix.
e. Kala II harus dipersingkat dengan ekstrasi vakum atau forceps, jadi ibu
dilarang mengedan.
(2015).
J. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan pre eklamsia tergantung
pada derajat pre eklamsia yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi pre
a. Eklamsia.
yaitu mual, muntah, nyeri kepala, dan nyeri perut bagian kanan atas.
d. Solutio plasenta.
i. Cedera fisik karena lidah tergigit, terbentur atau terjatuuh dari tempat
pembekuan darah.
(Prawirohardjo, S. (2015).
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M., Deitra L.L., & Margaret D. J. (2015). Buku ajar keperawatan maternitas,
Edisi 4. Jakarta: EGC