Disusun oleh
P17221174074
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
ACUTE FEBRIS ILLNESS (AFI)
A. PENGERTIAN
Demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas normal. Kenaikan suhu tubuh
merupakan bagian dari reaksi biologis kompleks, yang diatur dan dikontrol oleh
susunan saraf pusat. Demam sendiri merupakan gambaran karakteristik dari kenaikan
suhu tubuh oleh karena berbagai penyakit infeksi dan non-infeksi (Sarasvati, 2010).
Selama episode febris, produksi sel darah putih distimulasi. Suhu yang
meningkat menurunkan konsentrasi zat besi dalam plasma darah, menekan
pertumbuhan bakteri. Demam juga bertarung dengan infeksi karena virus
menstimulasi interferon, substansi ini yang bersifat melawan virus. Demam juga
berfungsi sebagai tujuan diagnostik. Selama demam, metabolisme meningkat dan
konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat
kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh terhadap nutrien. Metabolisme yang meningkat
menggunakan enegri yang memproduksi panas tambahan.
Menurut Tamsuri(2012), suhu tubuh dibagi :
a. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36 C
b. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 C – 37,5 C
c. Febris/pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 C – 40 C
d. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40 C.
Menurut Nelwan (2014) ada beberapa tipe demam yang mungkin dijumpai
antara lain:
1. Demam septik
Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada
malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai
keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat
yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah
mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai
dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
3. Demam intermiten
Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama
beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali
disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua serangan demam
disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu
derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti
oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
suhu seperti semula.
B. ETIOLOGI
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik
maupun penyakit lain. (Julia, 2009). Demam dapat disebabkan karena kelainan dalam
otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-
penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. Penyebab demam selain infeksi juga
dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian
obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak,
koma).
1. Suhu meningkat
2. Menggigil
3. Lesu, dan gelisah
4. Berkeringat, wajah merah
5. Selera makan turun
6. Peningkatan frekuensi pernafasan
7. Akral hangat pada sentuhan(Julia, 2009)
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada
fase demam meliputi:
Fase 3 (pemulihan)
Tanda dan gejala
- Kulit tampak merah dan hangat
- Berkeringat
- Mengigil ringan
- Kemungkinan mengalami dehidrasi
D. POHON MASALAH
Dehidrasi
Agen infeksius
Mediator inflamasi
Monosit/makrofag
Penurunan cairan intrasel
Sitoksin pirogen
Mempengaruhi
hipotalamus arterior Demam
Kurangnya
pengetahuan
Meningkatnya metabolik tubuh
Ph berkurang
Gangguan rasa
Panas, Peningkatan
nyaman Anoreksia
evaporasi
Intake makanan
Resiko defisit volume Cemas berkurang
cairan volume cairan
Resiko gangguang
pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan pada penderita Demam yaitu:
G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
Riwayat kesehatan
Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.
Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumahsakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain
yang menyertai demam(misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi,
nyeri otot dan sendi dll), apakahmenggigil, gelisah.
Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yangpernah diderita oleh pasien).
Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yangpernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat
genetik atau tidak).
2. Data dasar pengkajian pasien.
Bernafas dengan normal
Fungsi mental: mungkin menurun, letargi, kegelisahan
Warna kulit: merah atau pucat atau sianosis.
Nutrisi: Kehilangan nafsu makan, mual muntah,
.Eliminasi: Peningkatan jumlah urine
Istirahat dan Tidur: Insomnia, gelisah jika suhu tubuh naik pada saat
istirahat/tidur.
Temperatur Suhu dan Sirkulasi: Terjadi peningkatan suhu tubuh dan
sirkulasi.
Rasa aman dan nyaman: Perasaan tidak nyaman , tidak tenang, gelisah.
Berkomunikasi dengan orang lain.: Marah, ketakutan, mudah tersinggung
Aktivitas: Kemampuan aktivitas terganggu
Spiritual : Terganggunya aktivitas spiritual seperti biasanya
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran (baik, gelisah, apatis / koma), badan lemahm frekuensi pernafasan tinggi,
suhu badan meningkat dan nadi meningkat
b. Kepala dan leher
Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak
c. Kulit, rambut, kuku
Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada gangguan / kelainan.
d. Mata
Umumnya mulai terlihat cowong atau tidak.
e. Telingga, hidung, tenggorokan dan mulut
Bentuk, kebersihan, fungsi indranya adanya gangguan atau tidak.
f. Thorak dan abdomen
Tidak didapatkan adanya sesak, abdomen biasanya nyeri dan ada peningkatan bising
usus.
g. Sistem respirasi
Umumnya fungsi pernafasan lebih cepat dan dalam.
h. Sistem kardiovaskuler
Pada kasus ini biasanya denyut pada nadinya meningkat
i. Sistem musculoskeletal
Terjadi gangguan atau tidak.
j. Sistem pernafasan
Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal/gerakan nafas dan biasanya
kesadarannya gelisah, apatis atau koma
H. DAFTAR DIAGNOSA
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi
2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan evaporasi, untake
tidak adekuat
3. Resiko gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
kurangnya intake
4. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit
5. Kurangnya pengetahuan
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi
Tujuan:Suhu tubuh dalam batas normal (36.5 º ).
Kriteria hasil:
a. Suhu dalam batas normal
b. Bebas dari kedinginan
c. Tidak mengalami komplikasi
Intervensi:
a. Pantau suhu pasien (derajad dan pola),perhatian menggigil/ diaforesis
b. Berikan kompres air hangat untuk merangsang penurunan panas atau demam
c. Kolaborasi memberikan antipiretik
2) Resiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan intake tidak adekuat dan
diaphoresis.
Tujuan:Defisit volume cairan dapat diatasi.
Kriteria hasil :Mempertahankan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Intervensi :
a. kaji masukan dan haluaran cairan,
b. kaji tanda- tanda vital pasien,
c. ajarkan pasien pentingnya mempertahankan masukan yang adekuat (sedikitnya
2000 ml / hari, kecualiterdapat kontra indikasi penyakit jantung atau ginjal),
d. kaji tanda dan gejala dini defisit volume cairan (mukosa bibir kering, penurunan
berat badan).
e. Timbang berat badan setiap hari.
3) Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya intake.
Tujuan:Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :Berat badan normal, nafsu makan ada / bertambah.
Intervensi :
a. Monitor berat badan pasien setiap hari
b. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat beri diet lunak,
c. Ajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering,
d. Pertahankam kebersihan mulut dengan baik,
e. Sajikan makanan dalam bentuk yang menarik
press.pp78-88
Nelwan, R.H.H., 2014, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi Keempat, Balai