Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN PENYAKIT

ACUTE FEBRIS ILLNESS (AFI)


PADA Ny. L. DI RUANGAN MELATI RSUD BANGIL PASURUAN

Disusun Oleh :

Ari Kurniawan Dama Nuna


2023611003

PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS


TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
ACUTE FEBRIS ILLNESS (AFI)
A. Pengertian
Demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas normal. Kenaikan
suhu tubuh merupakan bagian dari reaksi biologis kompleks, yang
diatur dan dikontrol oleh susunan saraf pusat. Demam sendiri merupakan
gambaran karakteristik dari kenaikan suhu tubuh oleh karena berbagai
penyakit infeksi dan non-infeksi (Sarasvati, 2010).

Selama episode febris, produksi sel darah putih distimulasi.


Suhu yang meningkat menurunkan konsentrasi zat besi dalam
plasma darah, menekan pertumbuhan bakteri. Demam juga
bertarung dengan infeksi karena virus menstimulasi interferon,
substansi ini yang bersifat melawan virus. Demam juga berfungsi sebagai
tujuan diagnostik. Selama demam, metabolisme meningkat dan
konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk
setiap derajat kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan
meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh terhadap
nutrien. Metabolisme yang meningkat menggunakan enegri yang
memproduksi panas tambahan.

Menurut Tamsuri(2012), suhu tubuh dibagi :


1. Hipotermi bila suhu tubuh kurang dari 36 c
2. Normal bila suhu tubuh berkisar antara 36-37,5 c
3. Febris\pireksia bila suhu tubuh antara 37,5-40 c
4. Hipertermi bila suhu tubu lebih dari 40 c

Menurut Nelwan (2014) ada beberapa tipe demam yang mungkin


dijumpai antara lain :
a) Demam septik
Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi
sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada
pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam
yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam
hektik.
b) Demam remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi
tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang
mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan
suhu yang dicatat pada demam se ptik
c) Demam intermiten
Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang
normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini
terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari
bebas demam di antara dua serangan demam disebut kuartana
d) Demam kontinyu
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari
satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
e) Demam siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang
diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti
oleh kenaikan suhu seperti semula.

B. Etiologi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran.
Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen,
keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2009).
Demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat
toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit- penyakit
bakteri, tumor otak atau dehidrasi. Penyebab demam selain infeksi
juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi
terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu
sentral (misalnya: perdarahan otak, koma)

C. Tanda Dan Gejala

1. Suhu meningkat
2. Menggigil
3. Lesu, dan gelisah
4. Berkeringat, wajah merah
5. Selera makan turun
6. Peningkatan frekuensi pernafasan
7. Akral hangat pada sentuhan(Julia, 2009)

Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi


tergantung pada fase demam meliputi:

F ase 1 awal ( awitan dingi n/ menggi gil

Tanda dan gejala :

1. Peningkatan denyut jantung


2. Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
3. Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
4. Peningkatan suhu tubuh
5. Pengeluaran keringat berlebih
6. Rambut pada kulit berdiri
7. Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
F ase 2 ( proses demam)
Tanda dan gejala
1. Proses mengigil lenyap
2. Kulit terasa hangat / panas
3. Merasa tidak panas / dingin
4. Peningkatan nadi
5. Peningkatan rasa haus
6. Dehidrasi
7. Kelemahan
8. Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)
9. Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.

F ase 3 (pemuli han)


Tanda dan gejala
1. Kulit tampak merah dan hangat
2. Berkeringat
3. /sinista Mengigil ringan
4. Kemungkinan mengalami dehidrasI
D. Pemeriksaan Laboratorium

1. Imunoserologi
Hiv rapid 1
Hasil : Non Reaktif
2. Jantung
Anti – HIV (rapid test )
3. Pemeriksaan radiologi
Cor : bentuk ukuran dan posisi normal
Aorta : tidak tampak elongasih, dilatasi, klasifikasi
Trachea : di tengah
Pulmo : corakan vascular normal. Hilus Dextra\sinistra normal. Tampak
infiltrate tipis pada lapangan bawah paru kanan
Sudut costophrenicus dextra/sinistra : lancip
Hemidiaphragma dextra/sinistra : dome shaped
Skeleton : intak, tidak tampak lesi osteolitik/osteoblastik/garis fraktur
Soft tissue : normal

E. Manajemen Pengobatan

1. Asering rehidrasi 500 cc dalam 1 jam 20 tpm


2. Antrain 3x1 gram iv
3. Metoklo paramide 3x10 mg iv
4. Omeprazole 2x20 mg
F. Pathway

Agen infeksius
Dehidrasi
Mediator inflamasi

Tubuh kehilangan cairan


Monosit/makrofag

Penurunan cairan
intrase
Sitoksin
pirogen

Mempengaruhi
hipotalamus arterior

Demam

Ph berkurang
Meningkatnya metabolik Kurangx pengetahuan
tubuh

Anoreksia
Meningkatnya Kurangnya
metabolik tubuh pengetahuan
Intake makanan
berkurang
Panas, Peningkatan
evaporasi Gangguan
rasa nyaman

Deficit nutrisi
Hipertermia
Ansietas
G. Pengobatan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium darah lengkap, urine
2. Foto ron tgent
3. USG
H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan pada penderita Demam yaitu:
1. Mengawasi kondisi klien (monitor suhu berkala 4-6 jam)

2. Berikan motivasi untuk minum banyak

3. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang

4. Kompres dengan air hangat pada dahi, dada, ketiak, dan lipatan
paha

5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat Antipiretik

6. Pemberian Antibiotik sesuai indikasi (Mansjoer, 2009)

G. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
 Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
 Riwayat kesehatan
 Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) :
panas.
 Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien
saat masuk rumahsakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam,
gejala lainyang menyertai demam(misalnya: mual, muntah, nafsu
makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakahmenggigil, gelisah
 Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yangpernah diderita oleh pasien)
 Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yangpernah diderita oleh anggota keluarga yang lain
baik bersifat genetik atau tidak).

2. Data dasar pengkajian pasien.

 Bernafas dengan normal


 Fungsi mental: mungkin menurun, letargi, kegelisah
 Warna kulit: merah atau pucat atau sianosis
 Nutrisi: Kehilangan nafsu makan, mual muntah,
 Eliminasi: Peningkatan jumlah urine
 Istirahat dan Tidur: Insomnia, gelisah jika suhu tubuh naik pada
saat istirahat/tidur
 Temperatur Suhu dan Sirkulasi: Terjadi peningkatan suhu tubuh
dan sirkulasi.
 Rasa aman dan nyaman: Perasaan tidak nyaman , tidak tenang, gelisa
 Berkomunikasi dengan orang lain.: Marah, ketakutan, mudah te
rsinggung
 Aktivitas: Kemampuan aktivitas terganggu
 Spiritual : Terganggunya aktivitas spiritual seperti biasanya

3. Pemeriksaan Fisik

 Keadaan umum
Kesadaran (baik, gelisah, apatis / koma), badan lemahm fr ekuensi
pernafasan tinggi, suhu badan meningkat dan nadi meningkat
 Kepala dan leher
Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak
 Kulit, rambut, kuku
Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada gangguan / kel ainan
 Mata
Umumnya mulai terlihat cowong atau tidak
 Telingga, hidung, tenggorokan dan mulut
Bentuk, kebersihan, fungsi indranya adanya gangguan atau tidak
 Thorak dan abdomen
Tidak didapatkan adanya sesak, abdomen
biasanya nyeri dan ada peningkatan
bising usus.
 Sistem respirasi
Umumnya fungsi pernafasan lebih cepat
dan dalam
 Sistem kardiovaskuler
Pada kasus ini biasanya denyut
pada nadinya meningkat
 Sistem musculoskeletal
Terjadi gangguan atau tidak
 Sistem pernafasan
Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal/gerakan nafas
dan biasanya kesadarannya gelisah, apatis atau koma

H. Daftar Diagnosa

 Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi


 Defisit Nutrisi berhubungan dengan peningkatan evaporasi, intake
tidak adekuat
 Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit
Analisa Data

Nama Klien :
No. Reg :

NO Data Penunjang Etiologi Masalah


Keperawatan
1 DS : Dehidrasi
Pasien Mengatakan Hipertermia
Demam, Pusing dan Mual ( D. 0130 )
Respon trauma
DO :
Pasien Tampak Lemah
TD : 100\60 mmHg Aktivitas berlebihan
N : 88x\Menit
RR : 20x\menit
SPO2 : 98 % Hipertermia

2 DS :
Pasien mengatakan mual Ketidakmampuan Defisit Nutrisi
dan Muntah menelan makanan ( D.0019 )
DO :
Pasien Tampak Lemah,
GCS 456 Ketidakmampuan
TD : 100\60 mmHg menelan makanan
N : 88x\Menit
RR : 20x\menit
SPO2 : 98 % Factor psikologis

Defisit nutrisi
3 DS : Krisis situasional
Pasien mengatakan Ansietas
pusing Kebutuhan tidak D.0080
Do : tampak lemah, GCS terpenuhi
456
TD : 100\60 mmHg Ancaman terhadap
N : 88x\Menit konsep diri
RR : 20x\menit
SPO2 : 98 % Ansietas

Prioritas masalah

NO Diagnosa keperawatan
1 Hipertermia
2 Deficit nutrisi
3 Ansietas
Intervensi

No Diagnose Tujuan keperawatan Intervensi keperawatan


keperawatan

1 Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia


keperawatan selama 1x24 jam (I.15506)
termogulasi membaik dengan a. Observasi
kriteria hasil : - Identifikasi penyebab
 Suhu tubuh membaik hipertermia
 Menggigil menurun - Monitor suhu tubuh
 Suhu kulit membaik b. Terapeutik
- Sediakan lingkungan
yang nyaman
- Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Basahi dan kipas
permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
c. Edukasi
- Anjurkan tih baring
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit

2 Deficit Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi


nutrisi keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan deficit nutrisi pasien  Observasi
teratasi dengan 1.Identifikasi status
kriteria hasil : nutrisi
 Kekuatan otot menelan 2. Monitor asupan
meningkat makanan
 Berat badan indeks massa 3. Monitor berat
tubuh membaik badan
 Nafsu makan membaik 4. berikan suplemen
makanan
 Terapeutik
lakukan oral hygiene
sebelum makan
 Edukasi
Anjurkan diet yang
diprogramkan
 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi selama
makan
3 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Terapi relaksasi
keperawatan selama 1x24 jam  Observasi
diharapkan ansietas menurun Identifikasi penurunan
kriteria hasil : tingkat energy
Identifikasi teknik
relaksasi
 Verbalisasi khawatir akibat  Terapeutik
kondisi yang dihadapi Ciptakan lingkungan
menurun yang nyaman dan
 Keluhan pusing menurun tenang
 Perilaku gelisah menurun  Edukasi
Anjurkan posisi yang
nyaman

Implementasi
No Jam Tindakan keperawatan Respon \ hasil tindakan keperawatan

1 15 : 00  Memonitor suhu tubuh pasien - Pasien mengatakan suhu tubuh


setiap dua jam, monitor lebih dari normal
warna dan suhu kulit
 Menyediakan lingkuangan - Pasien merasa lebih nyaman
yang dingin didalam ruangan yang suhunya
 Memerikan kompres air dingin
hangat pada dahi pasien yang
bertujuan untuk menurunkan - Setelah diberikan kompres air
panas hangat panas menurun
 Menganjurkan menggunakan
pakaian yang longgar dan - Keluarga pasien memahami apa
tipis yang disampaikan oleh perawat
 Memberikan penjelasan pada
pasien dan keluarga tentang
hal-hal yang menyebabkan
peningkatan suhu tubuh
 Memberikan terapi antiperitik
(paracetamol)

15:30  Mengidentifikasi status  Pasien masih merasakan


nutrisi mual ketika makan
 Memonitor asupan makanan  Pasien mengatakan Mulut
yang diberikan dan gigi lbh terliht bersih
 Melakukan oral hygiene ketika diberi oral hygiene
sebelum makan  Pasien mengatakan nyaman
 Memberikan suplemen
makanan
 Menganjurkan diet yang
diprogramkan
3 18:00  Mengidentifikasi penurunan  Pasien mash merasa lemah
tingkat energy dan pusing
 Mengidentifikasi teknik  Pasien mengatakan sudah
relaksasi yang pernah digunakan membaik ketika melakukan
 Menciptakan lingkungan yang teknik relaksasi
nyaman dan tenang  Pasien merasa lebh nyaman
 Menganjurkan posisi yang  Pasien mengatakan sdh tdk
nyaman pusing lagi
 Menganjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi

Evaluasi

NO Jam Hasil evaluasi ( S, O , A, P )


1 18 : 00 S : keluarga pasien mengatakan badan klien masih merasakan panas

O:
TD : 100\60 mmHg
N : 88x\menit
RR : 20 x\menit
Spo2 : 98 %
Suhu : 37 c

Masih tampak lemah


A : masalh belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
- Monitor suhu tubuh pasien setiap 2 jam
- Memberikan kompres air hangat
- Anjurkan minum yang cukup kurang lebih 1000 cc
- Lanjutkan pemberian terapi antipirotik ( paracetamol )

2 18:30 S : keluarga pasien mengatakan pasien masih meras mual ketika diberi makanan

O:
TD : 100\60 mmHg
N : 88x\menit
RR : 20 x\menit
Spo2 : 98 %
Suhu : 37 c

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor asukan makanan yang diberikan
- Menganjurkan makan sedkit tapi sering
- Mengidentifikasi makanan yang menyebabkan mual

3 19:00 S : keluarga pasien mengatakan, pasien sdh tidak merasa pusing

O : tampak lebih tenang dan rileks

A : Masalah teratasi sebagian


P : memberikan edukasi kepada klien maupun keluarga klien, jika klien merasa
pusing lagi, memberikan lingkungan yang nyaman dan tenang dan mangambil
posisi yang nyaman jika meras pusing
Daftar Pustaka

Mansjoer, arif., 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi ke 3.


Jakarta: FK UI press.pp78-88

Nelwan, R.H.H., 2014, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi
Keempat, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Julia, Kadang. 2009. Metode Tepat Mengatasi Demam.EGC : Jakarta

Tamsuri A.2012.Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri . Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai