OLEH:
229013041
2023
A. Definisi
individual mengalami atau berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh terus menurus lebih
dari 37,8 °C peroral atau 37,9°C perrectal karena faktor eksternal. Sedangkan menurut
( Ann M Arivin. 2000 ) Suhu tubuh dapat dikatakan normal apabila suhu 36,5 °C – 37,5
°C, febris 37 °C – 40 °C dan febris > 40 °C. Demam terjadi bila berbagai proses infeksi
dan non infeksi dan berinteraksi dengan mekanisme hospes. Pada perkembangan anak
demam disebbkan oleh agen mikrobiologi yang dapat dikenali dan demam menghilang
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam
tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5°C). Demam adalah
proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Demam terajadi
pada suhu > 37, 2°C, biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau parasit),
penyakit autoimun, keganasan , ataupun obat –obatan (Surinah dalam Hartini, 2015).
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam pada anak
imunitas spesifik dan non spesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap
Jadi dapat disimpulkan febris keaadaan dimana seseorang yang mengalami atau
beresiko kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih dari batas normal suhu tubuh yaitu <
37,5 °C, dan demam juga dapat berperan penting terhadap peningkatan perkembangan
imunitas dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi, demam dapat
terjadi karena berbagai proses infeksi dan non infeksi yang berinteraksi dengan hospes.
B. Etiologi
Demam merupakan gejala yang muncul karena adanya berbagai macam reaksi yang
timbul pada tubuh, dan menandakan bahwa melakukan perlawanan terhadap suatu
penyakit. Namun berbagai penelitian setuju bahwa penyebab terbesar adalah infeksi.
Penelitian di RSCM menemukan bahwa angka kejadian demam yang diakibatkan oleh
infeksi mencapai angka 80%, sedangkan sisanya adalah karena kolagen-vaskuler sebanyak
6%, dan penyakit keganasan sebanyak 5%. Untuk penyakit infeksi karena bakteri
mencakup tubercolosis, bakterimia,demam tifoid, dan infeksi saluran kemih (ISK) sebagai
Dalam studi yang dilakukan oleh Limper M et. al (2011), mereka mendapatkan
temuan yang sama seperti yang dilakuakn di RSCM. Ditemukan bahwa infeksi merupakan
penyebab demam terbanyak. Hal ini sudah dipastikan melalui kultur darah. Ditemukan
bahwa bakteri yang di temukan paling banyak adalah bakteri gram positif dengan infeksi
saluran pernafasan atas dan bawah sebagai diagnosis terbanyak. Untuk bakteri
gram negatif sendiri lebih cendrung menyebabkan bakterimia,atau dengan kata lain
memberikan infeksi sistematik. Hanya 1 dari 20 pasien yang ditemukan dengan demam
selain dari bakteri ( Limper M et, al. 2011 ). Penyebab demam paling non infeksi yang
dapat ditemukan adalah demam karena kanker melalui jalur tumor, alergi, dan tranfusi
C. Klasifikasi
1. Fever
Keabnormalan elevasi dari suhu tubuh, biasanya karena proses patologis.
2. Hyperthermia
Keabnormalan suhu tubuh yang tinggi secara intensional pada makhluk hidup
sebagian atau secara keseluruhan tubuh, seringnya karena induksi dari radiasi
3. Malignant Hyperthermia
Peningkatan suhu tubuh yang cepat dan berlebihan yang menyertai kekakuan otot
1. Demam Septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun
kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil
dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi
dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam intermiten
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan
demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti :
abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak
D. Patofisiologi
menstimulasi sel host inflamasi (seperti; makrofag sel PMN) yang memproduksi
endothelium
perilaku ingn berpakaian yang tebal-tebal atau ingin diselimuti dan minum air hangat.
Patofisiologi demam thypoid sendiri disebabkan karena kuman masuk ke dalam mulut
melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh salmonella. Sebagian kuman dapat
dimusnahkan oleh asam hcl lambung dansebagian lagi masuk ke usus halus. Jika
responimunitas humoral mukosa (igA) usus kurang baik, maka basil salmonella akan
menembussel epitel (sel m) dan selanjutnya menuju lamina propia dan berkembang biak di
jaringan limfoid plak nyeri di ileum distal dan kelenjar getah bening. Basil tersebut masuk
Sitokin pirogen
Penurunan
cairan intrasel
Mempengaruhi
hipotalamus anterior
Demam
Gangguan Ansietas
pola tidur
Defisit nutrisi
F. Tanda dan Gejala
b. Kulit kemerahan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
a. Demam
c. Gangguan kesadaran
d. Relaps (kambuh)
G. Komplikasi
Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama
demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak
membahayakan otak.
Menurut Lestari (2016) komplikasi yang dapat terjadi pada anak demam thypoid yaitu :
e. Hepatitis, koleolitis
H. Pemeriksaan Laboratorium
Tes darah lengkap bertujuan untuk mengetahui jumlah setiap komponen penyusun
darah. Nilai di luar rentang normal pada komponen-komponen ini dapat menandakan
Berikut adalah beragam komponen yang dipantau pada pemeriksaan laboratorium ini:
b) jumlah sel darah putih (RBC). Jika sel darah putih Anda tinggi, kemungkinan
c) kadar hemoglobin (Hb), yaitu sejenis protein pada sel darah merah yang
mengikat oksigen
komponen yang terlibat dalam metabolisme tubuh, termasuk kesehatan ginjal dan hati.
b) kalsium
d) elektrolit, yang terdiri dari natrium, kalium, karbon dioksida, dan klorida
e) ginjal, yang terdiri dari kadar nitrogen urea darah dan uji kreatinin
f) hati, yang terdiri dari enzim alkali fosfatase (ALP), alanine aminotransferase
SGPT dan SGOT adalah dua komponen yang sering diperiksa saat seseorang
mengalami demam. Keduanya merupakan enzim yang banyak terdapat di hati. Jumlah
SGPT dan SGOT rendah pada orang yang sehat. Sebaliknya, nilai SGPT dan SGOT
penyakit seperti infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, dan diabetes. Selain itu,
(pH), konsentrasi, penanda infeksi, adanya darah, serta kadar gula, protein,
b) uji mikroskopis untuk mengamati keberadaan sel darah merah, sel darah putih,
gangguan ginjal
I. Penatalaksanaan
Menurut Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap demam dapat dilakukan
keduanya. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani demam pada anak :
memberikan
antipiretik berupa:
1) Paracetamol
menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara 10-15 mg/Kg BB akan
menurunkan demam dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah
Paracetamol dapat diberikan kembali dengan jarak 4-6 jam dari dosis
sebelumnya. Penurunan suhu yang diharapkan 1,2 – 1,4 oC, sehingga jelas bahwa
Paracetamol tidak dianjurkan diberikan pada bayi < 2 bualn karena alasan
kenyamanan. Bayi baru lahir umumnya belum memiliki fungsi hati yang
gangguan hati.
Selain itu, peningkatan suhu pada bayibaru lahir yang bugar 16 (sehat) tanpa resiko
Efek samping parasetamol antara lain : muntah, nyeri perut, reaksi, alergi
masa sakit).
2) Ibuprofen
terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak antara 6-8 jam
dari dosis sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai dengan dosis 5mg/Kg
BB.
Ibuprofen bekerja maksimal dalam waktu 1jam dan berlangsung 3-4 jam. Efek
penurun demam lebih cepat dari parasetamol. Ibuprofen memiliki efek samping
yaitu mual, muntah, nyeri perut, diare, perdarahan saluran cerna, rewel, sakit
kepala, gaduh, dan gelisah. Pada dosis berlebih dapat menyebabkan kejang bahkan
Tindakan non farmakologis terhadap penurunan panas yang dapat dilakukan seperti
(Nurarif, 2015):
4) Memberikan kompres
cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh
(Ayu, 2015). Ada 2 jenis kompres yaitu kompres hangat dan kompres dingin. Pada
Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk yang
telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu
Kompres hangat yang diletakkan pada lipatan tubuh dapat membantu proses
evaporasi atau penguapan panas tubuh (Dewi, 2016). Penggunaan Kompres hangat
di lipatan ketiak dan lipatan selangkangan selama 10 – 15 menit dengan
temperature air 30-32oC, akan membantu menurunkan panas dengan cara panas
Pemberian kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif karena pada daerah
tersebut lebih banyak terdapat pembuluh darah yang besar dan banyak terdapat
percepatan perpindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih
J. Pencegahan
1. Cuci tangan dengan sering dan ajarkan anak untuk melakukan hal yang sama,
terutama sebelum dan sesudah makan, serta sebelum dan sesudah buang air kecil
4. Hindari menyentuh hidup, mulut, dan mata karena dari sanalah virus dan bakteri
5. Tutup mulut ketika batuk atau bersin. Ajarkan anak untuk melakukan hal yang
sama, Jika memungkinkan, palingkan wajah dari orang yang batuk atau bersin
6. Hindari berbagi cangkir, botol, atau alat makan lainnya dengan anak
K. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fisik pada anak demam secara kasar dibagi atas status generalis
danefaluasi secara detil yang menfokuskan pada sumber infeksi. Pemerksaan status
generalis tidak dapat diabaikan karena menentukan apakah pasientertolong tokis atau
tidak toksis. Skala penilaian terdiri dari evaluasi secara menagis, reaksi terhadap orang
Pemeriksaan awal : Pemeriksaan atas indikasi, kultur darah, urin atau feses,
pengembalian cairan, Serebrospinal, foto toraks, Darah urin dan feses rutin, morfolografi
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis kelamin, nama orang tua,
b. Keluhan utama
Klien yang biasanya menderita febris mengeluh suhu tubuh panas > 37,5 °C,
berkeringat, mual/muntah.
Pada umumnya didapatkan peningktan suhu tubuh diatas 37,5 °C, gejala febris yang
Penyakit yang pernah di derita oleh keluarga baik itu penyakit keturunan ataupun
f. Genogram
h. Riwayat sosial
i. Kebutuhan dasar
Biasa klien dengan febris mengalami nafsu makan, dan susuh untuk makan
2) Pola tidur
Biasa klien dengan febris mengalami susah untuk tidur karena klien merasa
3) Mandi
4) Eliminasi
Eliminasi klien febris biasanya susah untuk buang air besar dan juga bisa
j. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran
Biasanya kesadran klien dengan febris 15 – 13, berat badan serta tinggi badan
Biasa klien dengan febris suhunya > 37,5 °C, nadi > 80 x i
3) Head to toe
biasanya pada klien dengan febris mukosa bibir klien akan kering dan
pucat.
Biasa pernafasan cepat dan dalam, abdomen biasanya nyeri dan ada
f) Sistem respirasi
g) Sistem kardiovaskuler
h) Sistem muskuloskeletal
i) Sistem pernafasan
Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal / gerakan nafas dan
2) Motorik halus
coret, menggunting
3) Motorik kasar
Gerakan tubuh yang menggunakan otot – otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh yang di pengaruhi oleh kematangan fisik anak
l. Data penunjang
Biasanaya dilakukan pemeriksaan labor urine, feses, darah, dan biasanya leokosit nya
m. Data pengobatan
Biasanya diberikan obat antipiretik untuk mengurangi shu tubuh klien, seperti
ibuprofen, paracetamol.
4. Implementasi
rencana yang telah di susun tersebut. Dalam pelakasaan implementasi maka perawat
dapat melakukan obesrvasi atau dapat mendiskusikan dengan klien atau keluarga
planning ). Dalam evaluasi ini dapat ditentukan sejauh mana keberhasilan rencana
Moco Media
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.