A. Tinjauan teori
1. Pengertian
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh
normal (>37,5°C). Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan
infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37,
2°C, biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau
parasit), penyakit autoimun, keganasan , ataupun obat – obatan
(Surinah dalam Hartini, 2018).
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal
sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus.
Sebagian besar demam pada anak merupakan akibat dari perubahan
pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit – penyakit
yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang sistem
tubuh.Selain itu demam mungkin berperan dalam meningkatkan
perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam membantu
pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Sodikin dalam Wardiyah,
2018).
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu
minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran. Demam
thypoid merupakan penyakit infeksi usus halus dengan gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan saluran pencernaan dengan
atau tanpa gangguan kesadaran. Demam typoid biasanya suhu
meningkat pada sore atau malam hari kemudian turun pada pagi
harinya (Lestari, 2016).
2. Etiologi
Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam
selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan
pusat regulasi suhu sentral (misalnya perdarahan otak, koma). Pada
dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam
diperlukan antara lain: ketelitian pengambilan riwayat penyekit
pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit
dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara
tepat dan holistic (Nurarif, 2018).
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran.
Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen,
keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. Demam dapat
disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri,
tumor otak atau dehidrasi (Guyton dalam Thabarani, 2018).
Demam sering disebabkan karena; infeksi saluran pernafasan
atas, otitis media, sinusitis, bronchiolitis,pneumonia, pharyngitis, abses
gigi, gingi vostomatitis, gastroenteritis, infeksi saluran kemih,
pyelonephritis, meningitis, bakterimia, reaksi imun, neoplasma,
osteomyelitis (Suriadi, 2018).
Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab
demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat
penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan
penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang lain
secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada
demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta
keluhan dan gejala yang menyertai demam.
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal dalam Thobaroni (201) bahwa etiologic febris, diantaranya :
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi
Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri salmonella
thypi. Bakteri salmonella thypi adalah berupa basil gram negative,
bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai tiga macam
antigen yaitu antigen O, antigen H dan antigen VI (Lestari, 2018)
3. Patofisiologi
Exogenous dan virogens (seperti; bakteri, virus kompleks
antigen-antibodi) akan menstimulasi sel host inflamasi (seperti;
makrofag sel PMN) yang memproduksi indogeneus pyrogen (Eps).
Interleuikin 1 sebagai prototypical eR Eps menyebabkan endothelium
hipotalamus meningkatkan prostaglandin dan neurotransmitter,
kemudian beraksi dengan neuron preoptik di hipotalamus anterior
dengan memproduksi peningkatan “set-point”. Mekanisme tubuh
secara fisiologis mengalami(Vasokinstriksi perifer, menggigil),dan
perilaku ingn berpakaian yang tebal-tebal atau ingin diselimuti dan
minum air hangat. Demam seringkali dikaitkan dengan adanya
penggunaan pada “set-point” hipotalamus oleh karena infeksi, alergi,
endotoxin atau tumor (Suriadi, 2018).
Patofisiologi demam thypoid sendiri disebabkan karena kuman
masuk ke dalam mulut melalui makanan atau minuman yang tercemar
oleh salmonella. Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam hcl
lambung dansebagian lagi masuk ke usus halus. Jika responimunitas
humoral mukosa (igA) usus kurang baik, maka basil salmonella akan
menembussel epitel (sel m) dan selanjutnya menuju lamina propia dan
berkembang biak di jaringan limfoid plak nyeri di ileum distal dan
kelenjar getah bening. Basil tersebut masuk ke aliran darah (Lestari,
2016)
Pathway
5. Manifestasi Klinis
Menurut Nurarif (2018) tanda dan gejala terjadinya febris
adalah:
a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5 oC – 39 oC)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
Menurut Lestari (2016) tanda dan gejala demam thypoid yaitu :
a. Demam
b. Gangguan saluran pencernaan
c. Gangguan kesadaran
d. Relaps (kambuh)
6. Komplikasi
Menurut Nurarif (2018) komplikasidari demam adalah:
a. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam).
Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan
dalam 24 jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak
berulang. Kejang demam ini juga tidak membahayakan otak.
Menurut Lestari (2019) komplikasi yang dapat terjadi pada anak
demam thypoid yaitu :
a. Perdarahan usus, perporasi usus dan illius paralitik
b. Miokarditis, thrombosis, kegagalan sirkulasi
c. Anemia hemolitik
d. Pneumoni, empyema dan pleuritis
e. Hepatitis, koleolitis
7. Penatalaksanaan
Menurut Kania dalam Wardiyah, (2018) penanganan terhadap
demam dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan non
farmakologis maupun kombinasi keduanya. Beberapa tindakan yang
dapat dilakukan untuk menangani demam pada anak :
a. Tindakan farmakologis
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu
memberikan antipiretik berupa:
1) Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat
pilihan pertama untuk menurunkan suhu tubuh. Dosis yang
diberikan antara 10-15 mg/Kg BB akan menurunkan demam
dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah
pemberian. Demam dapat muncul kembali dalam waktu 3-4
jam.
Paracetamol dapat diberikan kembali dengan jarak 4-6
jam dari dosis sebelumnya. Penurunan suhu yang diharapkan
1,2 – 1,4 o
C, sehingga jelas bahwa pemberian obat
paracetamol bukan untuk menormalkan suhu namun untuk
menurunkan suhu tubuh.
Paracetamol tidak dianjurkan diberikan pada bayi < 2
bualn karena alasan kenyamanan. Bayi baru lahir umumnya
belum memiliki fungsi hati yang sempurna, sementara efek
samping paracetamol adalah hepatotoksik atau gangguan hati.
Selain itu, peningkatan suhu pada bayi baru lahir yang
bugar (sehat) tanpa resiko infeksi umumnya diakibatkan oleh
factor lingkungan atau kurang cairan.
Efek samping parasetamol antara lain : muntah, nyeri
perut, reaksi, alergi berupa urtikaria (biduran), purpura
(bintik kemerahan di kulit karena perdarahan bawah kulit),
bronkospasme (penyempitan saluran napas), hepatotoksik
dan dapat meningkatkan waktu perkembangan virus seperti
pada cacar air (memperpanjang masa sakit).
2) Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga
memiliki efek antiperadangan. Ibuprofen merupakan pilihan
kedua pada demam, bila alergi terhadap parasetamol.
Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak antara 6-8 jam
dari dosis sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai
dengan dosis 5mg/Kg BB.
Ibuprofen bekerja maksimal dalam waktu 1 jam dan
berlangsung 3-4 jam. Efek penurun demam lebih cepat dari
parasetamol. Ibuprofen memiliki efek samping yaitu mual,
muntah, nyeri perut, diare, perdarahan saluran cerna, rewel,
sakit kepala, gaduh, dan gelisah. Pada dosis berlebih dapat
menyebabkan kejang bahkan koma serta gagal ginjal.
b. Tindakan non farmakologis
Tindakan non farmakologis terhadap penurunan panas yang
dapat dilakukan seperti (Nurarif, 2018):
1. Memberikan minuman yang banyak
2. Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
3. Menggunakan pakaian yang tidak tebal
4. Memberikan kompres.
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau
dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres meupakan
metode untuk menurunkan suhu tubuh (Ayu, 2018). Ada 2 jenis
kompres yaitu kompres hangat dan kompres dingin. Pada penelitian
ini Peneliti menerapkan penggunaan kompres hangat.
Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain
atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang
ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat
memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh (Maharani
dalam Wardiyah 2018).
Kompres hangat yang diletakkan pada lipatan tubuh dapat
membantu proses evaporasi atau penguapan panas tubuh (Dewi,
2018). Penggunaan Kompres hangat di lipatan ketiak dan lipatan
selangkangan selama 10 – 15 menit dengan temperature air 30-
32oC, akan membantu menurunkan panas dengan cara panas keluar
lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan.
Pemberian kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif
karena pada daerah tersebut lebih banyak terdapat pembuluh darah
yang besar dan banyak terdapat kelenjar keringat apokrin yang
mempunyai banyak vaskuler sehingga akan memperluas daerah
yang mengalami vasodilatasi yang akan memungkinkan percepatan
perpindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat
lebih banyak (Ayu, 2018).
B. Asuhan Keperawatan
Menurut Nurarif (2018) proses keperawatan pada anak demam/febris
adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian
a. Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang
diperlukan
b. Riwayat kesehatan
c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat
pengkajian) : panas.
d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita
pasien saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat
demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual,
muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah
menggigil, gelisah.
e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang
lain baik bersifat genetik atau tidak)
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi
3. Pemeriksaan persistem
a. Sistem persepsi sensori
1) Sistem persyarafan: kesadaran
2) Sistem pernafasan
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem gastrointestinal
5) Sistem integument
6) Sistem perkemihan
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. Foto rontgent
c. USG, endoskopi atau scanning
6. Diagnosa Keperawatan
warna kulit
Pendkes :
3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan status gizi 1. Mengetahui status gizi pasien
nutrisi kurang dari keperawatan selama 2x24 pasien dan kemampuan dan kemampuannya untuk
kebutuhan tubuh jam diharapkan masalah untuk memenuhi memenuhi nutrisi.
berhubungan dengan dapat teratai dengan kriteria kebutuhan nutrisi 2. Agar klien mamapu untuk
intake nutrisi yang hasil : 2. Bantu pasien dalam memenuhi nutrisi
kurang dan diaporesis 1. Intake nutrisi tercukupi menentukan pedoman
2. Asupan makanan dan yang cocok dalam
cairan tercukupi memenuhi nutrisi dan
3. Asupan nutrisi preferensi
terpenuhi 3. Tentukan jumlah kalori
3. Mengetahui jumlah kalori
4. Penurunan frekuensi yang dibutuhkan
yang dibutuhkan pasien
terjadinya mual muntah 4. Anjurkan pasien
mengkonsumsi makanan
4. Zat besi dapat membantu
tinggi zat besi atau Fe
tubuh sebagai zat penambah
seperti sayuran hijau
darah sehingga mencegah
terjadinya anemia atau
kekurangan darah
4 Ketidak efektifanperfusi Setelah dilakukan asuhan Observasi 1. Untuk mengetahui rspon
jaringan perifer keperawatan selama 2x24 klien terhadap rangsangan
1. Monitor adanya daerah
jam diharapkan masalah tertentu yang hanya peka yang diberikan
terhadap
dapat teratai dengan kriteria 2. Untuk mengetahui adanya
panas/dingin/tajam/tumpul
hasil : 2. Monitor kemampuan BAB gangguan pada pencernaan
5.
- TTV dalam batas klien
normal
- Berkominikasi dengan
Mandiri :
jelas dan benar 3. Untuk mengurangi resiko
3. Gunakan sarung tangan
sebagai pelindung infeksi
Pendkes :
Kolaborasi :
6 Resiko keterlambatan Setelah dilakukan asuhan 1. Ajarkan kepada orang tua 1. Agar orang tua mengetahu
perkembangan keperawatan selama 2x24 tentang penanda tingkst perkembangan anak
berhubungan dengan jam diharapkan masalah perkembangan normal
kejang demam dapat teratai dengan kriteria
hasil : 2. Ajarkan tentang perilaku 2. Agar orang tua mengatahui
- Fungsi gastrointestinal yang sesuai dengan usia perilaku anak sesuai usia
anak adekuat anak 3. Agar orang tua mengtahui
- Makanan dan asupan 3. Ajarkan tentang benda- mainan dan benda yang
cairan bergizi benda dan mainan yang tepat untuk anak
- Kondisi gizi adekuat sesuai dengan usia anak 4. Agar terjadi kerja sama
4. Diskusikan hal-hal terkait yang baik antara orang tua
kerja sama antara anak dan dan anak
orang tua
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An. DENGAN GANGGUAN SISTEM
TERMOREGULASI DENGAN DIAGNOSA FEBRIS DI RUANGAN POLI
ANAK PUSKESMAS WARA KOTA PALOPO
TAHUN 2022
OLEH:
NIM : NS2104001
(....................................) (..................................)
No. RM : 260999
Tanggal : 21 Maret 2022
Tempat : Poli Anak
A. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : An. F
Umur : 6 Tahun
Tempat/Tanggal lahir : Palopo, 18 Juli 2016
Jenis Kelamin : Laki;laki
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan : TK
Dx. Medis : Febris
Alamat : Jl. Andi Djemma
Telp :-
Tanggal masuk RS : 21 Maret 2022
Ruangan : Poli Anak
Golongan darah : B
Sumber info : Keluarga dan Klien
2. Identitas Orangtua
Ayah
Nama : Tn. S
Umur : 48 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Andi Djemma
Telp. : -
Ibu
Nama : Ny. S
Umur : 49 Tahun
Pendidikan : PGA
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Andi Djemma
Telp. : 0813 4297 3080
Umur
No Nama Hubungan Status kesehatan
(thn)
1. Nn. D 22 Thn Kakak Memiliki riwayat penyakit
maag
2. Tn. D 20 Thn Kakak -
3. An. I 17 Thn Kakak -
4. An. N 14 Thn Kakak -
B. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan utama : Demam sejak satu hari yang lalu
2. Alasan masuk RS : Ibu klien mengatakan anaknya demam sejak
satu hari yang lalu sehingga ia membawa anaknya
berobat ke Puskesmas
4. Riwayat Penyakit
Provocative/Palliative: -
Quality :-
Region :-
Severity :-
Timing :-
G. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
1. Riwayat psikososial
a. Tempat tinggal
Rumah sendiri
b. Lingkungan rumah
Ibu klien mengatakan lingkungan rumah klien bersih dan
nyaman, klien mengatakan klien tinggal di lingkungan perumahan
c. Hubungan antar anggota keluarga
Ibu klien mengatakan hubungan dengan anggota keluarganya
terjalin dengan baik
d. Pengasuh anak
Ibu klien mengatakan yang mengasuh klien adalah ia bersama
suaminya.
2. Riwayat spiritual
a. Support sistem
Klien mengatakan support sistem klien adalah keluarganya
b. Kegiatan keagamaan
Ibu Klien mengatakan pada sore hari klien mengikuti
pembelajaran mengaji di TPQ di dekat rumahnya
3. Riwayat hospitalisai
a. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap di rumah sakit
Ibu klien dan klien mengetahui tentang sakitnya, oleh karena
itu ibu klien membawa anaknya ke puskesmas untuk diberi
penanganan terhadap penyakit yang diderita oleh anaknya.
b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Klien mengatakan mengetahui tentang penyakitnya
2. Cairan
Cairan Sebelum sakit Sejak sakit
Jenis Air putih, susu dan Air putih, Susu
minuman dalam
kemasan
Frekuensi 8x sehari 5x sehari
Jumlah 2 liter 1.5 liter
Cara pemenuhan Minum sendiri Minum sendiri
Masalah - -
3. Istirahat/Tidur
Istirahat/tidur Sebelum sakit Sejak sakit
Jam tidur siang/malam Siang : 13.00 Siang : 12.00
Malam : jam 21.00 Malam : Jam 00.00
Pola tidur Teratur Tidak teratur
Kebiasaan sebelum tidur Sikat gigi Sikat gigi
Masalah - Gelisa pada malam
hari
4. Eliminasi fekal/BAB
Fekal/BAB Sebelum sakit Sejak sakit
Frekuensi 2x sehari 2x sehari
Waktu Pagi dan sore hari Pagi, siang
Warna - -
Konsistensi Padat Padat
Bau Khas Khas
Masalah - -
5. Eliminasi urine/BAK
Fekal/BAK Sebelum sakit Sejak sakit
Frekuensi 5x sehari 5x sehari
Volume - -
Warna - -
Bau Khas Khas
Cara pengeluaran Sendiri Sendiri
dibantu/sendiri
6. Aktifitas dan latihan
Aktivitas/Latihan Sebelum sakit Sejak sakit
Olahraga - -
Kegiatan di waktu luang Main dilingkungan Tiduran di tempat
rumah dengan teman tidur
sebaya
7. Personal hygiene
Personal Sebelum sakit Saat sakit
Hygiene
Mandi 2x Sehari -
Mencuci rambut 1x / 2 hari 1x / 2 hari
Memotong kuku Seminggu sekali Seminggu sekali
Penampilan Rapi dan bersih Rapi dan bersih
I. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
1. Perkembangan kognitif
Mampu menhitung dan memahami konsep angka, bisa membaca
buku sesuai dengan usia, mulai memahami konsep waktu
2. Perkembangan psikoseksual
-
3. Perkembangan psikososial
Menjadi lebih mandiri, gemar bermain dengan teman sebayanya,
mampu mendeskripsikan apa yang terjadi.
J. PEMERIKSAAN FISIK
Hari Jumat, tanggal 21 Maret 2022, jam 10.00
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : Compos Mentis
b. Penampilan dihubungan dengan usia : Klien nampak rapih
c. Ekspresi wajah : Klien nampak
gelisah
d. Kebersihan secara umum : Klien nampak bersih
e. Tanda-tanda vital :
TD :-
S :38.5oC
P :24x/i
N :100x/i
2. Head to toe
o Kulit/integumen :
I : Kulit klien nampak berwarna sawo matang, tidak
nampak adanya lesi
P : Kulit teraba hangat, tidak teraba adanya benjolan
atau Massa, turgor kulit elastis
o Kepala & rambut :
I : Bentuk kepala simetris kiri dan kanan, warna
rambut klien hitam, kepala dan rambut klien nampak
bersih
P : Tidak teraba adanya benjolan atau massa, tidak
terdapat nyeri tekan
o Kuku :
I : Kuku klien nampak pendek dan bersih
P : CRT < 2 detik
o Mata/penglihatan :
I : Bentuk mata simetris kiri dan kanan, reflex cahaya +/+,
klien nampak tidak menggunakan alat bantu penglihatan
P : Tidak teraba adanya benjolan atau massa pada area
mata
o Hidung/penghiduan :
I : Bentuk hidung simetris, fungsi hidung normal, klien
nampak tidak menggunakan alat bantu pernafasan
P : Tidak teraba adanya benjolan atau massa pada area
hidung
o Telinga/pendengaran :
I : Bentuk telinga simetris, klien nampak tidak
menggunakan alat bantu pendengaran, fungsi pendengaran
klien baik
P : Tidak teraba adanya benjolan atau massa pada
area telinga
o Mulut dan gigi :
I : Mukosa bibir nampak lembab, gigi dan lidah klien
nampak bersih, fungsi pengecapan klien normal, tidak
terdapat gangguan menelan
P : Tidak teraba adanya benjolan dan massa pada
area mulut
o Leher :
I : Tidak nampak adanya pembengkakan kenjar tiroid
P : Teraba adanya vena jugularis
o Dada :
I : Bentuk dada simetris
P : Tidak teraba adanya benjolan, tidak terdapat nyeri
tekan
P : Sonor
A : Vesikuler
o Abdomen :
I : Bentuk abdomen simetris, tidak nampak adanya lesi
P : Tidak teraba adanya benjolan pada area abdomen
P : Tidak terdapat nyeri tekan
A : Terdengar bunyi bising usus 16x/i
o Perineum & genitalia :
Tidak dilakukan pengkajian
o Extremitas atas & bawah :
Ekstremitan atas :
Ekstremitas bawah : Ekstremitas bawah klien lemah
untuk digerakkan
3. Pengkajian Data Fokus (Pengkajian Sistem)
o Sistem neurologi :
Nervus I
Olfaktorius : Penciuman klien normal
Nervus II
Optikus : Visual dan lapang pandang klien
normal
Nervus III
Okulomotorius : Koordinasi gerak mata dan kontruksi
pupil mata normal
Nervus IV
Troklearis : Koordinasi gerak mata dan pupil
mata normal
Nervus V
Trigeminus :
Sensorik : Normal
Motoric : Palpasi kumpolal dan otot maseter
Normal
Nervus VI
Abdusen : Koordinasi gerak mata dan pupil mata
normal
Nervus VII
Fasial : Normal
Nervus VIII
Vestibulokoklear :
Sensorik : Fungsi pendengaran baik
Motoric : Keseimbangan jalan normal
Nervus IX
Glosofaringeal :
Sensorik : Asam (+)
Manis (+)
Asin (+)
Pahit (+)
Motoric : pergerakan otot stilofaringeus normal
Nervus X
Vagus : Normal
Nervus XI
Accesorius : Otot sternocleidomastodeus dan otot
tropellus normal
Nervus XII
Hipoglosus : Fungsi otot normal
K. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN :
No Nama Obat Indikasi Efek Samping Dosis
N :100x/i
Elevated thermoregulatory set
point
Hipertermi
P :24x/i
N :100x/i Elevated thermoregulatory set
point
Fiver
Fiver
Resiko ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN
2 Gangguan pola tidur b.d Senin, 1. Monitor waktu makan dan minum Selasa, 22/03/2022
peningkatan suhu tubuh 21/03/2022 dengan waktu tidur Jam 10.15
10.08 Hasil : S:
Ibu klien mengatakan klien makan jam 7 - Ibu klien mengatakan anaknya
atau jam 8 malam sudah bisa tidur dengan
2. Anjurkan ibu klien untuk memberikan nyenyak dan tidak gelisah lagi
10.10 klien lingkungan senyaman mungkin. pada malam hari
Hasil : O:
Ibu klien telah dianjurkan untuk - Kantung mata klien nampak
memberikan lingkungan yang nyaman tidak besar dan hitam lagi
untuk kllien dapat tidur - TTV
3. Beritahu ibu klien tentang pentingnya S :37.5oC
10.33 tidur yang adekuat P :20x/i
Hasil : N :88x/i
Ibu klien mnegrti tentang pentingnya A : Masalah teratasi
tidur yang adekuat P : Hentikan Intervensi
3 Resiko Senin , 1. Monitor adanya penurunan BB Selasa , 22/03/2022
ketidakseimbangan 21/03/2022 Hasil : Jam 10. 12
nutrisi kurang dari 10.17 Ibu klien mnegatkan anaknya tidak S :
kebutuhan tubuh b.d mengalami penurunan berat badan - Ibu klien mengatakan nafsu
penurunan intake nutrisi 10.19 2. Memonitor turgor kulit makan anaknya masih kurang
Hasil : - Ibu klien mengatakan anaknya
Turgor kulit klien elastis tidak menghabiskan porsi
3. Anjurkan ibu klien untuk meningkatkan
intake nutrisi anaknya makannanya
10.21 Hasil : O:
Ibu klien telah dianjurkan untuk - Klien nampak lemas
meningkatkan intake nutrisi anaknya - TTV
4. Mengkolaborasikan pemberian vitamin S :37.5oC
Hasil : P :20x/i
10.13 Vitamin B kompleks 2 X 1 telah N :88x/i
diberikan A : Masalah belum teratasi
P : Hentikan Intervensi