Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Tinjauan teori

1. Pengertian
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh
normal (>37,5°C). Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan
infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37,
2°C, biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau
parasit), penyakit autoimun, keganasan , ataupun obat – obatan
(Surinah dalam Hartini, 2018).
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal
sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus.
Sebagian besar demam pada anak merupakan akibat dari perubahan
pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit – penyakit
yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang sistem
tubuh.Selain itu demam mungkin berperan dalam meningkatkan
perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam membantu
pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Sodikin dalam Wardiyah,
2018).
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu
minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran. Demam
thypoid merupakan penyakit infeksi usus halus dengan gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan saluran pencernaan dengan
atau tanpa gangguan kesadaran. Demam typoid biasanya suhu
meningkat pada sore atau malam hari kemudian turun pada pagi
harinya (Lestari, 2016).

2. Etiologi
Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam
selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan
pusat regulasi suhu sentral (misalnya perdarahan otak, koma). Pada
dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam
diperlukan antara lain: ketelitian pengambilan riwayat penyekit
pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit
dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara
tepat dan holistic (Nurarif, 2018).
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran.
Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen,
keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. Demam dapat
disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri,
tumor otak atau dehidrasi (Guyton dalam Thabarani, 2018).
Demam sering disebabkan karena; infeksi saluran pernafasan
atas, otitis media, sinusitis, bronchiolitis,pneumonia, pharyngitis, abses
gigi, gingi vostomatitis, gastroenteritis, infeksi saluran kemih,
pyelonephritis, meningitis, bakterimia, reaksi imun, neoplasma,
osteomyelitis (Suriadi, 2018).
Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab
demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat
penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan
penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang lain
secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada
demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta
keluhan dan gejala yang menyertai demam.
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal dalam Thobaroni (201) bahwa etiologic febris, diantaranya :
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi
Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri salmonella
thypi. Bakteri salmonella thypi adalah berupa basil gram negative,
bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai tiga macam
antigen yaitu antigen O, antigen H dan antigen VI (Lestari, 2018)

3. Patofisiologi
Exogenous dan virogens (seperti; bakteri, virus kompleks
antigen-antibodi) akan menstimulasi sel host inflamasi (seperti;
makrofag sel PMN) yang memproduksi indogeneus pyrogen (Eps).
Interleuikin 1 sebagai prototypical eR Eps menyebabkan endothelium
hipotalamus meningkatkan prostaglandin dan neurotransmitter,
kemudian beraksi dengan neuron preoptik di hipotalamus anterior
dengan memproduksi peningkatan “set-point”. Mekanisme tubuh
secara fisiologis mengalami(Vasokinstriksi perifer, menggigil),dan
perilaku ingn berpakaian yang tebal-tebal atau ingin diselimuti dan
minum air hangat. Demam seringkali dikaitkan dengan adanya
penggunaan pada “set-point” hipotalamus oleh karena infeksi, alergi,
endotoxin atau tumor (Suriadi, 2018).
Patofisiologi demam thypoid sendiri disebabkan karena kuman
masuk ke dalam mulut melalui makanan atau minuman yang tercemar
oleh salmonella. Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam hcl
lambung dansebagian lagi masuk ke usus halus. Jika responimunitas
humoral mukosa (igA) usus kurang baik, maka basil salmonella akan
menembussel epitel (sel m) dan selanjutnya menuju lamina propia dan
berkembang biak di jaringan limfoid plak nyeri di ileum distal dan
kelenjar getah bening. Basil tersebut masuk ke aliran darah (Lestari,
2016)
Pathway

Infeksi agen Monocytes Pyrogenic


infeksius macrophage cytokines IL I,
endothel cell TNF, IL-6, INFs
other cell thype

Elevated Kenaikan PGE2 Anterior


termoregulasi set hypothalamus
point

Heat hipertermi Metabolisme


conservation basal meningkat
heat production

Ketidakefektifan O2 keotak Ketidakseimbangan


termoregulasi menurun nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Kejang demam TIK meningkat

Resiko Cidera Resiko Ketidakefektifan


keterlambatan perfusi jaringan
perkembangan
4. Klasifikasi
Menurut Nurarif (2018) klasifikasi demam adalah sebagai
berikut:
a. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali
pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada
pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.
Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah
mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin
tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan
suhu yang dicatat demam septik.
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa
jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua
hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas
demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d. Demam continue
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu
derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali
disebut hiperpireksia.
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang
diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari
yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu
penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria.
Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat
dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses,
pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama
sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas.
Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja
dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting
seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini
tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.
(Nurarif, 2018)

5. Manifestasi Klinis
Menurut Nurarif (2018) tanda dan gejala terjadinya febris
adalah:
a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5 oC – 39 oC)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
Menurut Lestari (2016) tanda dan gejala demam thypoid yaitu :
a. Demam
b. Gangguan saluran pencernaan
c. Gangguan kesadaran
d. Relaps (kambuh)

6. Komplikasi
Menurut Nurarif (2018) komplikasidari demam adalah:
a. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam).
Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan
dalam 24 jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak
berulang. Kejang demam ini juga tidak membahayakan otak.
Menurut Lestari (2019) komplikasi yang dapat terjadi pada anak
demam thypoid yaitu :
a. Perdarahan usus, perporasi usus dan illius paralitik
b. Miokarditis, thrombosis, kegagalan sirkulasi
c. Anemia hemolitik
d. Pneumoni, empyema dan pleuritis
e. Hepatitis, koleolitis

7. Penatalaksanaan
Menurut Kania dalam Wardiyah, (2018) penanganan terhadap
demam dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan non
farmakologis maupun kombinasi keduanya. Beberapa tindakan yang
dapat dilakukan untuk menangani demam pada anak :
a. Tindakan farmakologis
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu
memberikan antipiretik berupa:
1) Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat
pilihan pertama untuk menurunkan suhu tubuh. Dosis yang
diberikan antara 10-15 mg/Kg BB akan menurunkan demam
dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah
pemberian. Demam dapat muncul kembali dalam waktu 3-4
jam.
Paracetamol dapat diberikan kembali dengan jarak 4-6
jam dari dosis sebelumnya. Penurunan suhu yang diharapkan
1,2 – 1,4 o
C, sehingga jelas bahwa pemberian obat
paracetamol bukan untuk menormalkan suhu namun untuk
menurunkan suhu tubuh.
Paracetamol tidak dianjurkan diberikan pada bayi < 2
bualn karena alasan kenyamanan. Bayi baru lahir umumnya
belum memiliki fungsi hati yang sempurna, sementara efek
samping paracetamol adalah hepatotoksik atau gangguan hati.
Selain itu, peningkatan suhu pada bayi baru lahir yang
bugar (sehat) tanpa resiko infeksi umumnya diakibatkan oleh
factor lingkungan atau kurang cairan.
Efek samping parasetamol antara lain : muntah, nyeri
perut, reaksi, alergi berupa urtikaria (biduran), purpura
(bintik kemerahan di kulit karena perdarahan bawah kulit),
bronkospasme (penyempitan saluran napas), hepatotoksik
dan dapat meningkatkan waktu perkembangan virus seperti
pada cacar air (memperpanjang masa sakit).
2) Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga
memiliki efek antiperadangan. Ibuprofen merupakan pilihan
kedua pada demam, bila alergi terhadap parasetamol.
Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak antara 6-8 jam
dari dosis sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai
dengan dosis 5mg/Kg BB.
Ibuprofen bekerja maksimal dalam waktu 1 jam dan
berlangsung 3-4 jam. Efek penurun demam lebih cepat dari
parasetamol. Ibuprofen memiliki efek samping yaitu mual,
muntah, nyeri perut, diare, perdarahan saluran cerna, rewel,
sakit kepala, gaduh, dan gelisah. Pada dosis berlebih dapat
menyebabkan kejang bahkan koma serta gagal ginjal.
b. Tindakan non farmakologis
Tindakan non farmakologis terhadap penurunan panas yang
dapat dilakukan seperti (Nurarif, 2018):
1. Memberikan minuman yang banyak
2. Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
3. Menggunakan pakaian yang tidak tebal
4. Memberikan kompres.
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau
dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres meupakan
metode untuk menurunkan suhu tubuh (Ayu, 2018). Ada 2 jenis
kompres yaitu kompres hangat dan kompres dingin. Pada penelitian
ini Peneliti menerapkan penggunaan kompres hangat.
Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain
atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang
ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat
memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh (Maharani
dalam Wardiyah 2018).
Kompres hangat yang diletakkan pada lipatan tubuh dapat
membantu proses evaporasi atau penguapan panas tubuh (Dewi,
2018). Penggunaan Kompres hangat di lipatan ketiak dan lipatan
selangkangan selama 10 – 15 menit dengan temperature air 30-
32oC, akan membantu menurunkan panas dengan cara panas keluar
lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan.
Pemberian kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif
karena pada daerah tersebut lebih banyak terdapat pembuluh darah
yang besar dan banyak terdapat kelenjar keringat apokrin yang
mempunyai banyak vaskuler sehingga akan memperluas daerah
yang mengalami vasodilatasi yang akan memungkinkan percepatan
perpindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat
lebih banyak (Ayu, 2018).
B. Asuhan Keperawatan
Menurut Nurarif (2018) proses keperawatan pada anak demam/febris
adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian
a. Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang
diperlukan
b. Riwayat kesehatan
c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat
pengkajian) : panas.
d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita
pasien saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat
demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual,
muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah
menggigil, gelisah.
e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang
lain baik bersifat genetik atau tidak)

2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi

3. Pemeriksaan persistem
a. Sistem persepsi sensori
1) Sistem persyarafan: kesadaran
2) Sistem pernafasan
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem gastrointestinal
5) Sistem integument
6) Sistem perkemihan

b. Pada fungsi kesehatan


1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2) Pola nutrisi dan metabolism
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas dan latihan
5) Pola tidur dan istirahat
6) Pola kognitif dan perseptual
7) Pola toleransi dan koping stress
8) Pola nilai dan keyakinan
9) Pola hubungan dan peran

5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. Foto rontgent
c. USG, endoskopi atau scanning

6. Diagnosa Keperawatan

a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.


b. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan proses
penyakit, fluktuasi suhu lingkungan
c. Resiko cidera berhubungan dengan infeksi mikroorganisme.
d. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan intake yang kurang dan diaforesis.
7. Intervensi

Rencana Keperawatan Rasional


No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi (NIC)
(NOC)

1 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakam Observasi


dengan proses penyakit keperawatan selama 3x24 1. Untuk mengetahui
1. Observasi vital Sign
jam diharapkan : 2. Monitor warna dan suhu perubahan vital sign Klien
kulit
 Suhu tubuh dalam batas
normal 2. Untuk kebuthan cairan dan
Mandiri :
 TTV dalam rentan nutria klien terpenuhi
normal 2. Anjurkan meningkatkan
intake cairan dan nutrisi
3. Agar suhu tubuh klien dapat
Pendkes :
turun
3. Anjurkan ibu klien untuk
melakukan kompres
hangat pada klien 4. Untuk mempercepat proses
Kolaborasi : penyembuhan
ii.
4. Kolaborasikan pemberian
obat anti piretik

2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakam Observasi


termoregulasi keperawatan selama 3x24 1. Untuk mengetahui
1. Observasi vital Sign
berhubungan dengan jam diharapkan : 2. Monitor warna dan suhu perubahan vital sign Klien
kulit
fluktuasi suhu  Suhu tubuh dalam batas
lingkungan normal
 TTV dalam rentan Mandiri :
normal
3. Anjurkan meningkatkan
 Tidak ada kejang 2. Untuk kebuthan cairan dan
intake cairan dan nutrisi
 Tidak ada perubahan nutria klien terpenuhi

warna kulit
Pendkes :

4. Anjarkan indikasi dari


hipertermi dan cara
penanganannya
3. Agar keluarga klien
Kolaborasi : mengetahui bagaimana
5. Kolaborasikan pemberian penanganan dari hipertermi
obat anti piretik

4. Untuk mempercepat proses


penyembuhan

3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan status gizi 1. Mengetahui status gizi pasien
nutrisi kurang dari keperawatan selama 2x24 pasien dan kemampuan dan kemampuannya untuk
kebutuhan tubuh jam diharapkan masalah untuk memenuhi memenuhi nutrisi.
berhubungan dengan dapat teratai dengan kriteria kebutuhan nutrisi 2. Agar klien mamapu untuk
intake nutrisi yang hasil : 2. Bantu pasien dalam memenuhi nutrisi
kurang dan diaporesis 1. Intake nutrisi tercukupi menentukan pedoman
2. Asupan makanan dan yang cocok dalam
cairan tercukupi memenuhi nutrisi dan
3. Asupan nutrisi preferensi
terpenuhi 3. Tentukan jumlah kalori
3. Mengetahui jumlah kalori
4. Penurunan frekuensi yang dibutuhkan
yang dibutuhkan pasien
terjadinya mual muntah 4. Anjurkan pasien
mengkonsumsi makanan
4. Zat besi dapat membantu
tinggi zat besi atau Fe
tubuh sebagai zat penambah
seperti sayuran hijau
darah sehingga mencegah
terjadinya anemia atau
kekurangan darah
4 Ketidak efektifanperfusi Setelah dilakukan asuhan Observasi 1. Untuk mengetahui rspon
jaringan perifer keperawatan selama 2x24 klien terhadap rangsangan
1. Monitor adanya daerah
jam diharapkan masalah tertentu yang hanya peka yang diberikan
terhadap
dapat teratai dengan kriteria 2. Untuk mengetahui adanya
panas/dingin/tajam/tumpul
hasil : 2. Monitor kemampuan BAB gangguan pada pencernaan
5.
- TTV dalam batas klien
normal
- Berkominikasi dengan
Mandiri :
jelas dan benar 3. Untuk mengurangi resiko
3. Gunakan sarung tangan
sebagai pelindung infeksi

Pendkes :

4. Instruksikan keluarga 4. Untuk mengetahui adanya


untuk mengobservasi luka pada kulit klien
adanya lesi atau laserasi
pada kulit

Kolaborasi : 5. Untuk mempercepat proses


5. Kolaborasi pemberian penyembuhan
analgesik ii.

5 Resiko cidera Setelah dilakukan asuhan Observasi


berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 1. Untuk mengetahu kebutuhan
1. Identifikasi kebutuhan
infeksi mikroorganisme jam diharapkan masalah keamanan pasien, sesuai keamanan klien
kondisi fisik dan fungsi
dapat teratai dengan kriteria
kognitif pasien
hasil : Mandiri : 2. Mengurangi resiko cidera
- Klien terhindar dari
2. Menghindarkan
cidera lingkungan yang
berbahaya
- Klien mampu
menjelaskan cara Pendkes :
mencegah injury
3. Berikan penjelasan pada 3. Agar pasien dan keluarga
keluarga pasien dan
mengetahu status kesehatan
pasien adanya perubahan
status kesehatan dan klien
penyebab penyakit

Kolaborasi :

6 Resiko keterlambatan Setelah dilakukan asuhan 1. Ajarkan kepada orang tua 1. Agar orang tua mengetahu
perkembangan keperawatan selama 2x24 tentang penanda tingkst perkembangan anak
berhubungan dengan jam diharapkan masalah perkembangan normal
kejang demam dapat teratai dengan kriteria
hasil : 2. Ajarkan tentang perilaku 2. Agar orang tua mengatahui
- Fungsi gastrointestinal yang sesuai dengan usia perilaku anak sesuai usia
anak adekuat anak 3. Agar orang tua mengtahui
- Makanan dan asupan 3. Ajarkan tentang benda- mainan dan benda yang
cairan bergizi benda dan mainan yang tepat untuk anak
- Kondisi gizi adekuat sesuai dengan usia anak 4. Agar terjadi kerja sama
4. Diskusikan hal-hal terkait yang baik antara orang tua
kerja sama antara anak dan dan anak
orang tua
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An. DENGAN GANGGUAN SISTEM
TERMOREGULASI DENGAN DIAGNOSA FEBRIS DI RUANGAN POLI
ANAK PUSKESMAS WARA KOTA PALOPO
TAHUN 2022

OLEH:

NAMA : AINAYYA FATIMA AQQABRA

NIM : NS2104001

PRESEPTOR KLINIS PRESEPTOR INSTITUSI

(....................................) (..................................)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PALOPO
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An. F
DI POLI ANAK PUSKESMAS WARA
KOTA PALOPO TAHUN 2022

No. RM : 260999
Tanggal : 21 Maret 2022
Tempat : Poli Anak

A. DATA UMUM
1. Identitas Klien

Nama : An. F
Umur : 6 Tahun
Tempat/Tanggal lahir : Palopo, 18 Juli 2016
Jenis Kelamin : Laki;laki
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan : TK
Dx. Medis : Febris
Alamat : Jl. Andi Djemma
Telp :-
Tanggal masuk RS : 21 Maret 2022
Ruangan : Poli Anak
Golongan darah : B
Sumber info : Keluarga dan Klien
2. Identitas Orangtua
Ayah
Nama : Tn. S
Umur : 48 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Andi Djemma
Telp. : -

Ibu
Nama : Ny. S
Umur : 49 Tahun
Pendidikan : PGA
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Andi Djemma
Telp. : 0813 4297 3080

3. Identitas Saudara (terutama satu rumah)

Umur
No Nama Hubungan Status kesehatan
(thn)
1. Nn. D 22 Thn Kakak Memiliki riwayat penyakit
maag
2. Tn. D 20 Thn Kakak -
3. An. I 17 Thn Kakak -
4. An. N 14 Thn Kakak -
B. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan utama : Demam sejak satu hari yang lalu
2. Alasan masuk RS : Ibu klien mengatakan anaknya demam sejak
satu hari yang lalu sehingga ia membawa anaknya
berobat ke Puskesmas
4. Riwayat Penyakit
Provocative/Palliative: -
Quality :-
Region :-
Severity :-
Timing :-

C. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

Penyakit yang pernah dialami : Ibu klien mengatkan anaknya pernah


menderita DBD sebelumnya
Penyebab : Gigitan nyamuk Aides Aigepty
Riwayat perawatan : Ibu klien mengatakan anaknya pernah
dirawat di RS sebelumnya
Riwayat operasi : Klien mengatakan klien tidak memiliki
riwayat operasi
Riwayat pengobatan : Ibu klien mengatakan bahwa anaknya
pernah dirawat di RS dengan diagnose
DBD satu bulan yang lalu
Kecelakaan yang pernah dialami : Ibu klien mengatakan klien tidak
memiliki riwayat kecelakaan
Riwayat alergi : Klien mengatakan Klien tidak memiliki
riwayat alergi terhadap makanan dan
minuman
No Jenis Immunisasi Waktu Pemberian Reaksi
1. BCG Usia 2 Bulan Rewel
2. DPT (I, II, III) Usia 2,3,4 bulan Demam
3. Polio (I, II, III, IV) Usia 1,2,3,4 bulan Demam
4. Campak Usia 9 bulan Demam, rewel
5. Hepatitis B Saat Lahir -
Riwayat immunisasi : Klien mengatakan imunisasi klien
lengka
E. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Pertumbuhan fisik
a. Berat badan : 20 Kg
b. Tinggi badan : 108 Cm
c. Waktu tumbuh gigi : 8 bulan
2. Perkembangan tiap tahap Usia anak saat ini :
a. Berguling : 6 Bulan
b. Duduk : 7 Bulan
c. Merangkak : 8 Bulan
d. Berdiri : 8 Bulan
e. Berjalan : 11 Bulan
f. Senyum pertama pada orang : 2 Bulan
g. Bicara pertama kali : 4 Bulan
h. Berpakaian sendiri : 5 Tahun
F. RIWAYAT NUTRISI
1. Pemberian ASI (sejak/lamanya)
Ibu klien mengatakan klien diberi ASI  3 jam setelah lahir,
kemudian selanjutnya diberi ASI saja hingga 17 bulan.
2. Pemberian susu formula (sejak/alasan/lamanya/cara)
Kakak klien mengatakan klien diberi susu formula di usia 17 bulan
pada saat klien sudah berhenti menyusui dan digantikan dengan susu
formula hingga 3 Tahun dengan menggunakan dot.
3. Pemberian makanan tambahan (sejak/jenis)
Ibu klien mengatakan klien diberi makanan pendamping ASI saat
usia 6 bulan
4. Pola perubahan nutrisi :

Usia Jenis nutrisi Lama pemberian


1. 0 – 4 bulan ASI 17 bulan

2. 4 – 12 bulan ASI & Bubur tim, pisang yang 5 bulan


dihaluskan
3. Saat ini (17 tahun) Nasi,ikan,telur, daging, ayam, Hingga saat ini
sayur, tahu dan tempe

G. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
1. Riwayat psikososial
a. Tempat tinggal
Rumah sendiri
b. Lingkungan rumah
Ibu klien mengatakan lingkungan rumah klien bersih dan
nyaman, klien mengatakan klien tinggal di lingkungan perumahan
c. Hubungan antar anggota keluarga
Ibu klien mengatakan hubungan dengan anggota keluarganya
terjalin dengan baik
d. Pengasuh anak
Ibu klien mengatakan yang mengasuh klien adalah ia bersama
suaminya.
2. Riwayat spiritual
a. Support sistem
Klien mengatakan support sistem klien adalah keluarganya
b. Kegiatan keagamaan
Ibu Klien mengatakan pada sore hari klien mengikuti
pembelajaran mengaji di TPQ di dekat rumahnya
3. Riwayat hospitalisai
a. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap di rumah sakit
Ibu klien dan klien mengetahui tentang sakitnya, oleh karena
itu ibu klien membawa anaknya ke puskesmas untuk diberi
penanganan terhadap penyakit yang diderita oleh anaknya.
b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Klien mengatakan mengetahui tentang penyakitnya

H. KEBUTUHAN DASAR / POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Nutrisi
BB sebelum sakit : 20 Kg
BB sejak sakit : 20 Kg
Makan Sebelum sakit Sejak sakit
Jenis Nasi, ikan, telur, Nasi, ikan, sayur,
daging, ayam, sayur, tempe
tahu, tempe
Frekuensi 3 kali sehari 3 kali sehari
Makanan kesukaan Makanan ciki-cikian, Nasi goreng
coklat, ayam dan susu
Pantangan - -
Masalah Tidak ada masalah Ibu klien mengatakan
semenjak sakit nafsu
makan anaknya
berkurang

2. Cairan
Cairan Sebelum sakit Sejak sakit
Jenis Air putih, susu dan Air putih, Susu
minuman dalam
kemasan
Frekuensi 8x sehari 5x sehari
Jumlah 2 liter 1.5 liter
Cara pemenuhan Minum sendiri Minum sendiri
Masalah - -

3. Istirahat/Tidur
Istirahat/tidur Sebelum sakit Sejak sakit
Jam tidur siang/malam Siang : 13.00 Siang : 12.00
Malam : jam 21.00 Malam : Jam 00.00
Pola tidur Teratur Tidak teratur
Kebiasaan sebelum tidur Sikat gigi Sikat gigi
Masalah - Gelisa pada malam
hari

4. Eliminasi fekal/BAB
Fekal/BAB Sebelum sakit Sejak sakit
Frekuensi 2x sehari 2x sehari
Waktu Pagi dan sore hari Pagi, siang
Warna - -
Konsistensi Padat Padat
Bau Khas Khas
Masalah - -

5. Eliminasi urine/BAK
Fekal/BAK Sebelum sakit Sejak sakit
Frekuensi 5x sehari 5x sehari
Volume - -
Warna - -
Bau Khas Khas
Cara pengeluaran Sendiri Sendiri
dibantu/sendiri
6. Aktifitas dan latihan
Aktivitas/Latihan Sebelum sakit Sejak sakit
Olahraga - -
Kegiatan di waktu luang Main dilingkungan Tiduran di tempat
rumah dengan teman tidur
sebaya

7. Personal hygiene
Personal Sebelum sakit Saat sakit
Hygiene
Mandi 2x Sehari -
Mencuci rambut 1x / 2 hari 1x / 2 hari
Memotong kuku Seminggu sekali Seminggu sekali
Penampilan Rapi dan bersih Rapi dan bersih
I. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
1. Perkembangan kognitif
Mampu menhitung dan memahami konsep angka, bisa membaca
buku sesuai dengan usia, mulai memahami konsep waktu
2. Perkembangan psikoseksual
-
3. Perkembangan psikososial
Menjadi lebih mandiri, gemar bermain dengan teman sebayanya,
mampu mendeskripsikan apa yang terjadi.

J. PEMERIKSAAN FISIK
Hari Jumat, tanggal 21 Maret 2022, jam 10.00
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : Compos Mentis
b. Penampilan dihubungan dengan usia : Klien nampak rapih
c. Ekspresi wajah : Klien nampak
gelisah
d. Kebersihan secara umum : Klien nampak bersih
e. Tanda-tanda vital :
TD :-
S :38.5oC
P :24x/i
N :100x/i

2. Head to toe
o Kulit/integumen :
I : Kulit klien nampak berwarna sawo matang, tidak
nampak adanya lesi
P : Kulit teraba hangat, tidak teraba adanya benjolan
atau Massa, turgor kulit elastis
o Kepala & rambut :
I : Bentuk kepala simetris kiri dan kanan, warna
rambut klien hitam, kepala dan rambut klien nampak
bersih
P : Tidak teraba adanya benjolan atau massa, tidak
terdapat nyeri tekan
o Kuku :
I : Kuku klien nampak pendek dan bersih
P : CRT < 2 detik
o Mata/penglihatan :
I : Bentuk mata simetris kiri dan kanan, reflex cahaya +/+,
klien nampak tidak menggunakan alat bantu penglihatan
P : Tidak teraba adanya benjolan atau massa pada area
mata
o Hidung/penghiduan :
I : Bentuk hidung simetris, fungsi hidung normal, klien
nampak tidak menggunakan alat bantu pernafasan
P : Tidak teraba adanya benjolan atau massa pada area
hidung

o Telinga/pendengaran :
I : Bentuk telinga simetris, klien nampak tidak
menggunakan alat bantu pendengaran, fungsi pendengaran
klien baik
P : Tidak teraba adanya benjolan atau massa pada
area telinga
o Mulut dan gigi :
I : Mukosa bibir nampak lembab, gigi dan lidah klien
nampak bersih, fungsi pengecapan klien normal, tidak
terdapat gangguan menelan
P : Tidak teraba adanya benjolan dan massa pada
area mulut
o Leher :
I : Tidak nampak adanya pembengkakan kenjar tiroid
P : Teraba adanya vena jugularis
o Dada :
I : Bentuk dada simetris
P : Tidak teraba adanya benjolan, tidak terdapat nyeri
tekan
P : Sonor
A : Vesikuler
o Abdomen :
I : Bentuk abdomen simetris, tidak nampak adanya lesi
P : Tidak teraba adanya benjolan pada area abdomen
P : Tidak terdapat nyeri tekan
A : Terdengar bunyi bising usus 16x/i
o Perineum & genitalia :
Tidak dilakukan pengkajian
o Extremitas atas & bawah :
Ekstremitan atas :
Ekstremitas bawah : Ekstremitas bawah klien lemah
untuk digerakkan
3. Pengkajian Data Fokus (Pengkajian Sistem)
o Sistem neurologi :
 Nervus I
Olfaktorius : Penciuman klien normal
 Nervus II
Optikus : Visual dan lapang pandang klien
normal
 Nervus III
Okulomotorius : Koordinasi gerak mata dan kontruksi
pupil mata normal
 Nervus IV
Troklearis : Koordinasi gerak mata dan pupil
mata normal
 Nervus V
Trigeminus :
Sensorik : Normal
Motoric : Palpasi kumpolal dan otot maseter
Normal
 Nervus VI
Abdusen : Koordinasi gerak mata dan pupil mata
normal
 Nervus VII
Fasial : Normal
 Nervus VIII
Vestibulokoklear :
Sensorik : Fungsi pendengaran baik
Motoric : Keseimbangan jalan normal
 Nervus IX
Glosofaringeal :
Sensorik : Asam (+)
Manis (+)
Asin (+)
Pahit (+)
Motoric : pergerakan otot stilofaringeus normal
 Nervus X
Vagus : Normal
 Nervus XI
Accesorius : Otot sternocleidomastodeus dan otot
tropellus normal
 Nervus XII
Hipoglosus : Fungsi otot normal
K. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN :
No Nama Obat Indikasi Efek Samping Dosis

1 Paracetaol Meredakan demam - Sakit kepala 3 x 1/2


dan nyeri - Mual dan
muntah
- Sulit tidur
- Penyakit
kuning
- Urin
berwarna
gelap
- Lelah yang
tidak biasa

2 Vit. B Untuk memenuhi - 2x1


compleks kebutuhan vitamin B
kompleks di tubuh
KLASIFIKASI DATA
No Data Subjektif (DS) Data Objektif (DO)
1. Ibu klien mengatakan 1. Klien nampak lemas
anaknya demam sejak satu 2. Kantung mata klien
hari yang lalu nampak besar dan hitam
2. Ibu klien mengatakan 3. TTV
anaknya gelisah dan sulit S :38.5oC
tidur pada malam hari P :24x/i

3. Ibu klien mengatakan N :100x/i


anaknya menjadi rewel 4. Berat badan 20 kg
Ibu klien mengatakan nafsu
makan anaknya berkurang
Ibu klien mengatakan
anaknya tidak menghabiskan
4.
porsi makanannya
ETIOLOGI KASUS
Masalah
Data Etiologi Kasus
Keperawatan
DS : infeksi agent toxius mediator
- Ibu klien mengatakan of inflamasi
anaknya demam sejak
1 hari yang lalu. monocytes macrophage
- Ibu klien mengatakan endothel cell other cell
anaknya menjadi
rewel pyrogenic cytokinesis IL I,
DO : TNF, IL-6 IFNs
- Klien nampak lemas
- TTV : Anterior hypothalamus
Hipertermi
S :38.5oC
P :24x/i Peningkatan PGE2

N :100x/i
Elevated thermoregulatory set
point

Heat conservation heat


production

Hipertermi

DS : infeksi agent toxius mediator


- Ibu klien mengatakan of inflamasi
anaknya sulit tidur
dan gelisah pada monocytes macrophage
malam hari endothel cell other cell
DO:
- klien nampak lemas pyrogenic cytokinesis IL I,
- kantung mata klien TNF, IL-6 IFNs
nampak besar dan
hitam Anterior hypothalamus
- TTV :
S :38.5oC Peningkatan PGE2

P :24x/i
N :100x/i Elevated thermoregulatory set
point

Gangguan pola tidur

Heat conservation heat


production

Fiver

Gangguan pola tidur

DS : infeksi agent toxius mediator


- Ibu klien of inflamasi
mengatakan nafsu
makan anaknya monocytes macrophage
berkurang endothel cell other cell Resiko
- Ibu klien ketidakseimbangan
pyrogenic cytokinesis IL I, nutrisi kurang dari
mengatakan TNF, IL-6 IFNs
anaknya tidak
menghabiskan porsi Anterior hypothalamus
makanannya
DO: Peningkatan PGE2
- Berat badan klien 20
kg Elevated thermoregulatory set
point

Heat conservation heat


production kebutuhan tubuh

Fiver

Metabolism basal meningkat

Resiko ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN

Inisial klien : An. F


Ruangan : Poli Anak

No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan

Keperawatan Noc Nic Rasional

1. Hipertermi b.d proses Setelah dilakukan Observasi :


penyakit tindakan keperawatan 1. Monitor suhu tubuh 1. Agar mengetahui
DS : selama 2 x 24 jam kisaran suhu tubuh
- Ibu klien mengatakan diharapkan : Mandiri : klien
anaknya demam sejak 1 - Suhu tubuh dalam 2. Anjurkan ibu klien untuk 2. Agar mengetahui
hari yang lalu. rentan normal memonitor suhu tubuh perubahan suhu tubuh
- Ibu klien mengatakan - Nadi dan RR dalam klien secara kontinyu klien
anaknya menjadi rewel rentan normal
DO : - Tidak ada perubahan
- Klien nampak lemas warna kulit
Penkes :
3. Ajarkan ibu klien untuk 3. Agar suhu tubuh klien
melakukan kompres bisa turun tanpa
- TTV : hangat pemberian medikasi
S :38.5oC Kolaborasi :
P :24x/i 4. Kolaborasikan pemberian 4. Mempercepat proses
N :100x/i obat anti piretik penyembuhan

2. Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan Observasi :


peningkatan suhu tubuh tindakan keperawatan 1. Monitor waktu makan 1. Agar mengetahui jarak
DS : selama 2 x 24 jam dan minum dengan waktu antara waktu makan
- Ibu klien mengatakan diharapkan : tidur minum klien dengan
anaknya sulit tidur dan 1. Jumlah jam tidur Mandiri waktu tidur
gelisah pada malam hari dalam batas normal 2. Anjurkan klien untuk 2. Agar memudahkan
DO: 6-8 jam memberikan klien klien untuk tidur
- klien nampak lemas 2. Wajah klien nampak lingkungan senyaman
- kantung mata klien segar mungkin.
nampak besar dan hitam
- TTV : Pendkes :
S :38.5oC 3. Beritahu ibu klien tentang
P :24x/i pentingnya tidur yang
3. Agar ibu klien
N :100x/i adekuat
mengetahui
Kolaborasi
pentingnya tidur yang
adekuat
3. Resiko ketidakseimbangan Setelah dilakukan Observasi
nutrisi kurang dari kebutuhan tindakan keperawatan 1. Monitor adanya 1. Untuk mengetahui
tubuh b.d penurunan intake selama 2 x 24 jam penurunan berat badan adanya penurunan BB
nutrisi diharapkan : pada klien
DS : 1. Tidak terjadi Mandiri
- Ibu klien mengatakan penurunan BB 2. Monitor turgor kulit 2. Untuk mengetahui ada
nafsu makan anaknya 2. Tidak ada tanda- tidaknya perubahan
berkurang tanda malnutrisi turgor kulit
- Ibu klien mengatakan
anaknya tidak
menghabiskan porsi Pendkes 3. Agar kebutuhan nutrisi
makanannya 3. Anjurkan ibu klien untuk klien dapat terpenuhi
DO: meningkatkan intake
- Berat badan klien 20 kg nutrisi
4. Untuk memenuhi
Kolaborasi kebutuhan vitamin
4. Kolaborasikan pemberian tubuh
vitamin
IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN

Inisial klien : An. F


Ruangan : Poli Anak

No DX. Kep Waktu Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP)

1. Hipertermi b.d proses Senin , 1. Monitor suhu tubuh Selasa , 22/03/2022


penyakit 21/03/2022 Hasil : Jam : 10.06
Jam 10.00 Suhu tubuh klien 38.5 oC S:
10.03 2. Anjurkan ibu klien untuk memonitor - Ibu klien mengatakan suhu
suhu tubuh klien secara kontinyu tubuh anaknya mulai turun
Hasil : - Ibu klien mengatakan anaknya
Ibu klien telah dianjurkan untuk masih rewel
memonitor suhu tubuh klien secara O :
kontinyu - Suhu tubuh klien 37.5 oC
10.05 3. Ajarkan ibu klien untuk melakukan
kompres hangat - Klien nampak lemah
Hasil : - TTV :
Ibu klien telah dijarkan untuk kompres S :37.5oC
hagat kepada klien P :20x/i
10.07 4. Kolaborasikan pemberian obat anti N :88x/i
piretik A : Masalah belum teratasi
Hasil : P : Lanjutkan Intervensi
Obat paracetamol 3 X ½ tablet telah
diberikan

2 Gangguan pola tidur b.d Senin, 1. Monitor waktu makan dan minum Selasa, 22/03/2022
peningkatan suhu tubuh 21/03/2022 dengan waktu tidur Jam 10.15
10.08 Hasil : S:
Ibu klien mengatakan klien makan jam 7 - Ibu klien mengatakan anaknya
atau jam 8 malam sudah bisa tidur dengan
2. Anjurkan ibu klien untuk memberikan nyenyak dan tidak gelisah lagi
10.10 klien lingkungan senyaman mungkin. pada malam hari
Hasil : O:
Ibu klien telah dianjurkan untuk - Kantung mata klien nampak
memberikan lingkungan yang nyaman tidak besar dan hitam lagi
untuk kllien dapat tidur - TTV
3. Beritahu ibu klien tentang pentingnya S :37.5oC
10.33 tidur yang adekuat P :20x/i
Hasil : N :88x/i
Ibu klien mnegrti tentang pentingnya A : Masalah teratasi
tidur yang adekuat P : Hentikan Intervensi
3 Resiko Senin , 1. Monitor adanya penurunan BB Selasa , 22/03/2022
ketidakseimbangan 21/03/2022 Hasil : Jam 10. 12
nutrisi kurang dari 10.17 Ibu klien mnegatkan anaknya tidak S :
kebutuhan tubuh b.d mengalami penurunan berat badan - Ibu klien mengatakan nafsu
penurunan intake nutrisi 10.19 2. Memonitor turgor kulit makan anaknya masih kurang
Hasil : - Ibu klien mengatakan anaknya
Turgor kulit klien elastis tidak menghabiskan porsi
3. Anjurkan ibu klien untuk meningkatkan
intake nutrisi anaknya makannanya
10.21 Hasil : O:
Ibu klien telah dianjurkan untuk - Klien nampak lemas
meningkatkan intake nutrisi anaknya - TTV
4. Mengkolaborasikan pemberian vitamin S :37.5oC
Hasil : P :20x/i
10.13 Vitamin B kompleks 2 X 1 telah N :88x/i
diberikan A : Masalah belum teratasi
P : Hentikan Intervensi

No DX. Kep Waktu Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP)


1. Hipertermi b.d proses Selasa , 1. Monitor suhu tubuh Rabu , 23/03/2022
penyakit 22/03/2022 Hasil : Jam : 11.06
Jam 11.00 Suhu tubuh klien 37.5 oC S:
11.03 2. Kolaborasikan pemberian obat anti - Ibu klien mengatakan suhu
piretik tubuh anaknya sudah turun
Hasil : O:
Obat paracetamol 3 X ½ tablet telah - Suhu tubuh klien 36.4 oC
diberikan - TTV :
S :36.4oC
P :20x/i
N :76x/i
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi

2 Resiko Selasa , 1. Monitor adanya penurunan BB Selasa , 22/03/2022


ketidakseimbangan 22/03/2022 Hasil : Jam 10. 12
nutrisi kurang dari 11.07 Ibu klien mengatakan anaknya tidak S :
kebutuhan tubuh b.d mengalami penurunan berat badan - Ibu klien mengatakan nafsu
penurunan intake nutrisi 11.09 2. Memonitor turgor kulit makan anaknya membaik
Hasil : - Ibu klien mengatakan anaknya
Turgor kulit klien elastis tidak menghabiskan porsi
11.11 3. Mengkolaborasikan pemberian vitamin makannanya
Hasil : O:
Vitamin B kompleks 2 X 1 telah - Klien nampak sudah mulai
diberikan bermain kembali
- TTV
S :36.4oC
P :20x/i
N :76x/i
A : Masalah Tidak Terjadi
P : Hentikan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai