Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

“FEBRIS”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Praktek Profesi
Ners Departemen Keperawatan Maternitas
di Ruang Nifas RSUD Sidoarjo

Oeh :

Nama : Shella Ayu Wandira


NIM : 2108.14901.341

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Febris
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal
(>37,5°C). Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37, 2°C, biasanya
disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit
autoimun, keganasan , ataupun obat – obatan (Surinah dalam Hartini, 2015).
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal
sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian
besar demam pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat
panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit – penyakit yang ditandai
dengan adanya demam dapat menyerang sistem tubuh.Selain itu demam
mungkin berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan
non spesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi
(Sodikin dalam Wardiyah, 2016).
Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati
batas normal yaitu lebih dari 38OC. Febris (demam) yaitu merupakan
rspon yangsangat berguna dan menolong tubuh dalam memerangi
infeksi.
Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan febris (demam)
merupakan suatu keadaan saat suhu tubuh manusia berada di atas normal
atau diatas 37OC sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di
hipotalamus yang dapat menyerang system tubuh.
B. Etiologi Febris
Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain
infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau
reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu
sentral (misalnya perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai
ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian
pengambilan riwayat penyekit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik,
observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta
penunjang lain secara tepat dan holistic (Nurarif, 2015).
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran.
Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan,
penyakit metabolik maupun penyakit lain. Demam dapat disebabkan karena
kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat
pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi
(Guyton dalam Thabarani, 2015).
Demam sering disebabkan karena; infeksi saluran pernafasan atas,
otitis media, sinusitis, bronchiolitis,pneumonia, pharyngitis, abses gigi, gingi
vostomatitis, gastroenteritis, infeksi saluran kemih, pyelonephritis, meningitis,
bakterimia, reaksi imun, neoplasma, osteomyelitis (Suriadi, 2006).
Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab
demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit
pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan
evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang lain secara tepat dan
holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara
timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala yang
menyertai demam.
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
dalam Thobaroni (2015) bahwa etiologi febris,diantaranya :
1. Suhu lingkungan
2. Adanya infeksi
3. Pneumonia
4. Malaria
5. Otitis media
6. Imunisasi
C. Manifestasi Klinis Febris
Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah :
1. Kulit kemerahan
2. Hangat pada sentuhan
3. Peningkatan frekuensi pernapasan
4. Menggigil
5. Dehidrasi
6. Kehilangan nafsu makan
D. Klasifikasi Febris
Klasifikasi febris/demam menurut Jefferson (2010), adalah :
1. Fever
Keabnormalan elevasi dari suhu tubuh, biasanya karena proses
patologis.
2. Hyperthermia
Keabnormalan suhu tubuh yang tinggi secara intensional pada
makhluk hidup sebagian atau secara keseluruhan tubuh, seringnya
karena induksi dari radiasi (gelombang panas, infrared), ultrasound
atau obat – obatan.
3. Malignant Hyperthermia
Peningkatan suhu tubuh yang cepat dan berlebihan yang menyertai
kekakuan otot karena anestesi total.
Tipe - tipe demam.diantaranya :
1. Demam Septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering
disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi
tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu
badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai
dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam
septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam
satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut
tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua
serangan demam disebut kuartana.
4. Demam intermiten
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit
tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien
dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria,
tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas.
E. Patofisiologi Febris
Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi
berinteraksi dengan mekanisme pertahanan hospes. Saat mekanisme ini
berlangsung bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit,
makrofag serta limfosit pembunuh yang memiliki granula dalam ukuran
besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil pemecahan bakteri dan
melepaskan zat inteleukinke dalam cairan tubuh (zat pyrogen leukosit atau
pyrogen endogen).
Pada saat interleukin-1 sudah sampai ke hipotalamus akan
menimbulkan demam dengan cara meningkatkan temperature tubuh dalam
waktu 8-10 menit. Interleukin-1 juga memiliki kemampuan untuk menginduksi
pembentukan prostaglandin ataupun zat yang memiliki kesamaan dengan
zat ini, kemudian bekerja dibagian hipotalamus untuk membangkitkan reaksi
demam. Kekurangan cairan dan elektrolit dapat mengakibatkan demam,
karena cairan dan elektrolit ini mempengaruhi keseimbangan termoregulasi
di hipotalamus anterior. Jadi apabila terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan
dan elektrolit maka keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior
mengalami gangguan.
F. Web of Caution Febris
G. Komplikasi Febris
Menurut Nurarif (2015) komplikasidari demam adalah:
1. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh
2. Kejang demam : jarang sekali terjadi. Serangan dalam 24 jam pertama
demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini
juga tidak membahayakan otak.
Menurut Corwin (2015),komplikasi febris diantaranya:
1. Takikardi
2. Insufisiensi jantung
3. Insufisiensi pulmonal
4. Kejang demam
H. Pemeriksaan Penunjang Febris
Pemeriksaan fisik pada demam secara kasar dibagi atas status
generalis danefaluasi secara detil yang menfokuskan pada sumber infeksi.
Pemerksaan status generalis tidak dapat diabaikan karena menentukan
apakah pasientertolong tokis atau tidak toksis. Skala penilaian terdiri dari
evaluasi secara menagis, reaksi terhadap orang tua, variasikeadaan, respon
social, warna kulit, dan status hidrasi.
Pemeriksaan awal : Pemeriksaan atas indikasi, kultur darah, urin
atau feses, pengembalian cairan, Serebrospinal, foto toraks, Darah urin dan
feses rutin, morfolografi darah tepi, hitung jenis leokosit.
I. Penatalaksanaan Febris
1. Medis
a. Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan
pertama untuk menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan
antara 10-15 mg/Kg BB akan menurunkan demam dalam waktu 30
menit dengan puncak pada 2 jam setelah pemberian. Demam
dapat muncul kembali dalam waktu 3-4 jam.
Paracetamol dapat diberikan kembali dengan jarak 4-6 jam
dari dosis sebelumnya. Penurunan suhu yang diharapkan 1,2 – 1,4
oC, sehingga jelas bahwa pemberian obat paracetamol bukan
untuk menormalkan suhu namun untuk menurunkan suhu tubuh.
Efek samping parasetamol antara lain : muntah, nyeri perut,
reaksi, alergi berupa urtikaria (biduran), purpura (bintik kemerahan
di kulit karena perdarahan bawah kulit), bronkospasme
(penyempitan saluran napas), hepatotoksik dan dapat
meningkatkan waktu perkembangan virus seperti pada cacar air
(memperpanjang masa sakit).
b. Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga
memiliki efek antiperadangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua
pada demam, bila alergi terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat
diberikan ulang dengan jarak antara 6-8 jam dari dosis
sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai dengan dosis
5mg/Kg BB.
Ibuprofen bekerja maksimal dalam waktu 1jam dan
berlangsung 3-4 jam. Efek penurun demam lebih cepat dari
parasetamol. Ibuprofen memiliki efek samping yaitu mual, muntah,
nyeri perut, diare, perdarahan saluran cerna, rewel, sakit kepala,
gaduh, dan gelisah. Pada dosis berlebih dapat menyebabkan
kejang bahkan koma serta gagal ginjal.
2. Non medis
a. Memberikan minuman yang banyak
b. Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
c. Menggunakan pakaian yang tidak tebal
d. Memberikan kompres
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau
dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres meupakan
metode untuk menurunkan suhu tubuh (Ayu, 2015). Ada 2 jenis
kompres yaitu kompres hangat dan kompres dingin. Pada penelitian ini
Peneliti menerapkan penggunaan kompres hangat.
Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain
atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan
pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman
dan menurunkan suhu tubuh (Maharani dalam Wardiyah 2016).
Kompres hangat yang diletakkan pada lipatan tubuh dapat
membantu proses evaporasi atau penguapan panas tubuh (Dewi,
2016). Penggunaan Kompres hangat di lipatan ketiak dan lipatan
selangkangan selama 10 – 15 menit dengan temperature air 30-32oC,
akan membantu menurunkan panas dengan cara panas keluar lewat
pori-pori kulit melalui proses penguapan.
Pemberian kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif
karena pada daerah tersebut lebih banyak terdapat pembuluh darah
yang besar dan banyak terdapat kelenjar keringat apokrin yang
mempunyai banyak vaskuler sehingga akan memperluas daerah yang
mengalami vasodilatasi yang akan memungkinkan percepatan
perpindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih
banyak (Ayu, 2015).
Asuhan Keperawatan Febris
A. Pengkajian Keperawatan
1) Data subyektif
a. Biodata
1) Nama
Ditanyakan dengan tujuan agar dapat mengenal atau
memanggil klien dan tidak keliru dengan penderita lain.

2) Umur

Untuk mengetahui keadaan klien, apakah klien termasuk


dewasa atau usia lanjut.

3) Agama

Ditanyakan untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap


Agama yang dianutnya sehingga memudahkan dalam
melakukan asuhan dan pendekatan.

4) Suku / bangsa

Ditanyakan untuk mengetahui asal daerah klien.

5) Pekerjaan

Ditanyakan untuk mengetahui status sosial ekonomi sebagai


dasar konseling dan pengobatan yang diberikan.

6) Pendidikan

Ditanyakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Ibu atau


suami sebagai dasar memberikan KIE.

7) Alamat

Ditanyakan untuk mengetahui klien tinggal dimana, menjaga


kemungkinan bila ada klien yang namanya sama, selain itu
alamat juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada
penderita.
b. Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan oleh klien saat ini atau yang


menyebabkan klien datang ke RS.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Apakah klien menderita penyakit menurun, menular dan


menahun.

d. Riwayat kesehatan dahulu

Apakah klien menderita penyakit menurun, menular dan


menahun.

e. Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui usia perkawinan dan apakah itu perkawinan


yang pertama kali.

f. Riwayat menstruasi

Perlu diketahui menarche, siklus haid teratur atau tidak,


banyaknya darah yang keluar waktu haid, lamanya haid, disertai
nyeri atau tidak ada menopause.

g. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ditanyakan tentang kehamilan persalinan dan nifas yang lalu


pada Ibu yang pernah hamil.

h. Riwayat kontrasepsi

Ditanyakan untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang dipakai


Ibu selama ini.

i. Keadaan psikososial

Untuk mengetahui bagaimana perasaan Ibu, suami, keluarga


dalam menerima penyakit yang diderita Ibu

j. Pola kebiasaan sehari-hari

Untuk mengetahui pola kebiasaan sehari-hari Ibu sebelum dan


saat sakit.
• Nutrisi

Untuk mengetahui komposisi makanan dan frekuensi


makan dan minum.

• Eliminasi

Untuk mengetahui BAB berapa kali, ada gangguan atau


tidak, BAK berapa kali ada gangguan/tidak.

• Pola coitus

Untuk mengetahui bagaimana sexualitas pasien.

• Pola istirahat

Untuk mengetahui waktu istirahat yang berapa lama, ada


gangguan atau tidak.

• Personal hygiene

Untuk mengetahui kebersihan pasien.

2) Data obyektif
Yaitu data yang didapatkan dengan melakukan pemeriksaan
langsung kepada pasien, diantaranya pemeriksaan fisik, data
psikologi, data psikososial, data penunjang yang spesifik, data dalam
pelaksanaan terapi.

1. Pemeriksaan umum

• Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan secara


keseluruhan

• Tekanan darah : untuk mengetahui nilai tekanan darah


Ibu

• Nadi : untuk mengetahui frekuensi detak


jantung Ibu permenit

• Suhu : untuk mengetahui temperature suhu


Ibu

• RR : untuk mengetahui frekuensi


pernapasan permenit.
a. Inspeksi

Kepala : warna rambut, bersih atau tidak

Muka : pucat atau tidak, ada cloasma atau


tidak

Mata : conjungtiva pucat atau tidak, sclera


putih/kuning

Leher : apakah ada pembesaran kelenjar


tyroid/tidak

Telinga : untuk mengetahui kebersihan telinga


pasien

Hidung : simetris atau tidak, ada secret/tidak

Mulut : lembab/tidak, lidah kotor atau


tidak, stomatitis ada atau tidak, ada caries/tidak.

Dada : bentuk simetris/tidak

Payudara : simetris atau tidak, keadaan


puting susu menonjol atau tidak.

Abdomen : ada massa atau


tidak,pembesaran perut atau tidak, ada atau tidak bekas
sc.dan untuk mengetahui TFU.

Ekstremitas atas : untuk mengetahui pergerakannya

Ekstremitas bawah : lengkap atau tidak, apakah oedem


atau tidak.

b. Palpasi

Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid dan


vena jugularis

Payudara : apakah ada nyeri tekan, benjolan


abnormal ada atau tidak ada

Abdomen : apakah ada massa atau tidak

c. Auskultasi

Dada : ada atau tidak bunyi wheezing dan ronchi


d. Perkusi

Reflek patella : +/+ atau -/-

e. Data penunjang

Adalah data yang diperoleh dari hasil laboratorium,


fotothorax atau hasil USG.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kelelahan
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis (keengganan
untuk makan)
3. Risiko cedera pada janin berhubungan dengan kelelahan
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil
Termoregulasi tidak Setelah dilakukan Regulasi temperature (I.14578)
efektif berhubungan tindakan keperawatan Observasi :
dengan kelelahan selama 1×24 jam 1. Monitor tekanan darah,
diharapkan frekuensi pernapasan dan
termoregulasi efektif nadi
dengan kriteria hasil : 2. Monitor warna dan suhu
Termoregulasi (L.14134) kulit
1. Konsumsi Terapeutik :
oksigen menurun 1. Tingkatkan asupan cairan
2. Pucat menurun dan nutrisi yang adekuat
3. Suhu tubuh 2. Sesuaikan suhu lingkungan
membaik dengan kebutuhan pasien
4. Suhu kulit Edukasi : -
membaik Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian antipiretik,
jika perlu
Defisit nutrisi Setelah dilakukan MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119)
berhubungan dengan Tindakan keperawatan Observasi
factor psikologi selama 1×24 jam 1. Identifikasi status nutrisi
(keengganan untuk diharapkan deficit nutrisi 2. Identifikasi alergi dan
makan) tepenuhi dengan intoleransi makanan
keriteria hasil : 3. Identifikasi makanan yang
Status nutrisi (L. 03030) disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori
dan jenis nutrient
5. Identifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogastric
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
1. Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu
2. Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
3. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
4. Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
6. Berikan suplemen
makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian makan
melalui selang nasigastrik
jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
Risiko cedera pada Setelah dilakukan Pemantauan denyut jantung janin
janin Tindakan keperawatan (I.02056)
selama 1×24 jam Observasi :
diharapkan cedera 1. Periksa denyut jantung
menurun dengan kriteria janin selama 1 menit
hasil : 2. Monitor denyut jantung
Tingkat cedera janin
(L.14136) 3. Monitor tanda vital ibu
1. Toleransi Terapeutik :
aktivitas 1. Atur posisi pasien
meningkat 2. Lakukan manuver leopold
2. Kejadian cedera untuk menentukan posisi
menurun janin
3. Ekspresi wajah Edukasi :
kesakitan Informasikan hasil pemantauan,
menurun jika perlu
4. Frekuensi napas
membaik

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah intervensi disusun dan
ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah Tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan keberhasilan dari diagnpsa keperawatan, intervensi dan
implementasi. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan

Anda mungkin juga menyukai