PENDAHULUAN
Pondok Lansia Al-Ishlah terletak di Jalan Laksda Adi Sucipto Gang 22A
No. 30, Pandanwangi, Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Pondok Lansia ini
dengan luas 750 m2 mempunyai 9 kamar tidur yang dilengkapi dengan kamar
mandi dalam dan 3 buah kasur serta 2 buah almari. Selain kamar tidur, terdapat 1
dapur dan 1 ruang makan. Di bagian depan pondok lansia terdapat ruang
dokter/perawatan, kantor serta mushollah. Pondok ini didirikan pada tahun 2010.
Dan berada di bawah yayasan yang sama dengan pondok pesantren yatim piatu
Al-Ishlah. Pendirinya yaitu Bapak Moh. Aidin. Pondok lansia Al-Ishlah memiliki
struktur organisasi yang diketuai oleh Bapak H. Mahfudz, Wakil Ketuanya yaitu
Bapak Parnoto, Bapak Syaifuddin, SH sebagai Sekretaris dibantu Bapak Irfan
sebagai wakilnya, serta di bagian bendahara yaitu Bapak Nur, dan Bapak H.
Asnan dan Fany di bagian perlengkapan. Di bagian penasehat yaitu H. Ust. Said.
Selain susunan inti tadi, pondok lansia Al-Ishlah dibantu oleh 3 orang perawat dan
1 orang yang mengantarkan makanan dan minuman. Pondok lansia ini dihuni oleh
15 lansia perempuan. Diantaranya hanya 5 lansia yang dapat berjalan dan sisanya
bedrest, ada pula yang stroke, dan menggunakan kursi roda. Usia lansia rata-rata
antara 55-89 tahun. Selama 6 tahun berjalan, terdapat 34 lansia yang meninggal
dunia, yang kebanyakan dari mereka terkena penyakit hipertensi.
1
keluarga tidak ada yang mengunjungi selama 6 bulan, maka lansia terpaksa untuk
dipulangkan ke rumah masing-masing, Karena sejatinya para pengurus pondok
lansia Al-Ishlah ingin menekankan bahwa pondok lansia bukan merupakan suatu
tempat pembuangan para orang tua, atau tempat penitipan orang tua. Jadi pihak
keluarga harus tetap menjalin komunikasi yang baik serta mengunjungi rutin
lansia yang ada di pondok Al-Ishlah.
Untuk saat ini tidak ada program yang sedang dijalankan. Sebelumnya
pernah ada program meremas-remas bola, tea time, konsumsi buah sebelum
makan dan tepuk sehat yang pernah dijalankan di Pondok lansia Al-Ishlah ini.
Namun program tersebut hanya berjalan satu atau dua kali saja. Setelahnya
program tersebut tidak berjalan lagi diakibatkan oleh berbagai kendala dan
hambatan.
2
1.4 Evaluasi kekurangan program yang sedang berjalan
Berdasarkan hasil observasi, hanya terdapat selembar kertas hvs yang telah
di print dan tertempel di tembok berisikan program tepuk sehat. Menurut saya hal
tersebut kurang efektif karena selain terlalu kecil dan kurang terlihat, maka akan
membuat kurang menarik. Alangkah baiknya jika langkah-langkah tepuk sehat
dibuat dalam bentuk video, yang dapat dilihat serta dipraktekkan bersama. Untuk
menghilangkan kebosanan lansia, dapat dibuat variasi gerakan.
3
BAB 2
GAGASAN TERTULIS
4
ruangan, dan dapat menikmati hiburan serta ngobrol ataupun bersosialisasi dengan
lansia lain. Program ini dapat dilakukan setidaknya 1 kali dalam satu minggu, dan
apabila respon baik dari lansia, dapat diadakan 2 kali dalam seminggu. Pada suatu
kesempatan, program santai bersama akan juga dihadiri oleh para keluarga lansia,
alangkah bahagianya dapat menikmati waktu yang berkualitas bersama para
pengurus, perawat, para lansia di pondok, serta anggota keluarga.
5
tempatnya di dalam pondok lansia tidak perlu ke tempat yang jauh untuk
dapat membuat para lansia bahagia.
6
1. Mengembangkan bakat dan minat para lansia.
2. Seluruh perawat yang berada di pondok lansia untuk membantu para lansia
menjalankan program.
7
BAB 3 KESIMPULAN
Menjadi tua bukan berarti tidak dapat mengerjakan apa-apa lagi. Terdapat
banyak sekali hal positif untuk dapat mengisi waktu. Antara lain mengembangkan
minat dan bakat, berkumpul dan bercerita bersama teman lansia serta para
perawat, serta memiliki waktu berkualitas bersama keluarga. Semua kebahagiaan
itu dapat diperoleh dengan menjalankan program santai bersama. Program ini
dapat menciptakan iklim atau suasana yang memungkinkan potensi lansia
berkembang, memperkuat potensi yang telah dimiliki, melindungi dan mencegah
yang lemah menjadi makin lemah.
8
DAFTAR PUSTAKA