Oleh:
TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN
INFEKSI SALURAN KEMIH
A.Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) atau urinary tract infection adalah infeksi dan inflamasi yang
terjadi baik pada saluran kemih bagian atas yaitu ginjal hingga ureter, maupun bagian bawah
yaitu kandung kemih hingga uretra pria ( Bono MJ, 2022).
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri pada kandung kemih dan struktur terkait,
bisa terjadi pada pasien tanpa kelainan struktural dan tidak ada komorbiditas, seperti diabetes
melitus, keadaan immunocompromised, atau kehamilan (John L Brusch, 2020).
Infeksi saluran kemih terjadi karena beberapa faktor seperti umur, jeniskelamin,
berbaring lama, penggunaan obat immunosupresan dan steroid,pemasangan kateter,
kebiasaan menahan kemih, kebersihan genetalia maupunfaktor predisposisi yang
lainnya (Irawan, 2018).
Kesimpulannya infeksi saluran kemih (ISK) adalah ditemukannya bakteri pada urin di
kandung kemih, yang umumnya steril.
B. Anatomi Fisiologi
Sistem perkemihan atau sistem urinaria dalam tubuh bekerja sebagai filter dengan membuang
racun dan zat sisa metabolisme melalui proses urine (Cleveland Clinic, 2023
o Ginjal
Kandung kemih yang berfungsi untuk menahan urine sampai Anda siap untuk
mengeluarkannya. Kandung kemih adalah organ berbentuk segitiga yang terbuat dari otot,
mempunyai rongga, dan bentuknya seperti balon. Kandung kemih ini akan mengembang
saat sudah terisi.
o Uretra
Uretra adalah tabung yang membawa urine dari kandung kemih keluar dari tubuh.
C. Klasifikasi
Klasifikasi infeksi saluran kemih menurut Pardede (2018) adalah :
D. Etiologi
Penyebab ISK menurut Paramita (2019) biasanya bakteri enteric, terutama Escherichia coli
pada wanita. Gejala bervariasi tergantung dari variasi jenis bakteri tersebut. Pada pria dan
pasien di rumah sakit, 30–40% disebabkan proteus,stapilokok, dan bahkan pseudomonas.
Bila ditemukan, kemungkinan besar terdapat kelainansalauran kemih. Namun harus
diperhitungkan kemungkinan kontaminasi jika ditemukan lebih darisatu organisme. Selain itu
terdapat factor-faktor predisposisi yang mempermudah terjadinya ISK yaitu :
o Bendungan aliran urin : anomaly congenital, batu saluran kemih, oklusi ureter (sebagian atau
total).
o Refluks Vesikoureter
o Urin sisa dalam buli-buli karena hipertropi prostate
o Penyakit metabolic (diabetes, gout, batu)
o Peralatan kedokteran (terutama kateter tinggal)
o Kehamilan
o Jenis kelamin
o Penyalahgunaan analgesic secara kronik
o Penyakit ginjal
o Personal Hygiene
E. Manifestasi Klinis
F. Patofisiologi
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) masuk ke dalam saluran
kemih dan berkembang biak. Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemihatau urin bebas dari
mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi padasaat mikroorganisme ke
dalam saluran kemih dan berkembang biak di dalam media urin. Mikroorganisme
penyebab ISK umumnya berasal dari flora usus dan hidup secara komensal dalam introitus
vagina, preposium, penis, kulit perinium,dan sekitar anus. Kuman yang berasal dari feses
atau dubur, masuk ke dalam saluran kemih bagian bawah atau uretra, kemudian naik ke
kandung kemih dan dapat sampai ke ginjal (Mochtar, 2018).
Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui empat cara, yaitu:
o Ascending, kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora
normal usus dan hidup secara komensal introitus vagina, preposium penis, kulit perineum,
dan sekitar anus. Infeksi secara ascending (naik) dapat terjadi melalui empat tahapan, yaitu:
a. Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina
b. Masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli
c. Mulitiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih. Naiknya
mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal
o Hematogen (descending) disebut demikian bila sebelumnya terjadi infeksipada ginjal
yang akhirnya menyebar sampai ke dalam saluran kemih melaluiperedaran darah.
o Limfogen (jalur limfatik) jika masuknya mikroorganisme melalui sistemlimfatik
yang menghubungkan kandung kemih dengan ginjal namun yangterakhir ini jarang
terjadi.
o Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen sebagai akibat
dari pemakaian kateter
Ketika bakteri telah berhasil berkembang, maka tubuh akan melakukan respon
pertahanan dengan merangsang hipotalamus untuk menstimulus sistem pertahanan
tubuh untuk memfagosit antigen tersebut sehingga akan menyebabkan peningkatan
metabolisme dan muncul gejala demam,ketika antigen tidak mampu di fagosit oleh sistem imun
kita maka akan menyebabkan munculnya bakteremia sekunder yang menjalar ke ureter
sehingga menyebabkan iritasi dan peradangan pada ureter, umumnya ketika hal ini
terjadi maka akan menyebabkan pasien mengalami oliguria. Kemudian ketika proses
peradangan terjadi akan meningkatkan frekuensi dorongan kontraksi uretra dan
memunculkan persepsi nyeri akibat proses depresi syaraf perifer. Selain itu, respon pertahanan
tubuh kitajuga akan merangsang hipotalamus sehingga muncul gejala seperti demam sertanyeri
di bagian yang terinfeksi.
G. Komplikasi
ISK dapat menyebabkan gagal ginjal akut, bakteremia, sepsis, dan meningitis. Komplikasi
ISK jangka panjang adalah parut ginjal, hipertensi, gagal ginjal, komplikasi pada masa
kehamilan seperti preeklampsia. Parut ginjal terjadi pada 8-40% pasien setelah mengalami
episode pielonefritis akut. Faktor risiko terjadinya parut ginjal antara lain umur muda,
keterlambatan pemberian antibiotik dalam tata laksana ISK, infeksi berulang, RVU, dan
obstruksi saluran kemih (Pardede et al, 2018).
Sedangkan menurut Purnomo (2019), adapun komplikasi yang ditimbulkan yaitu:
o Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan intestinal
yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
o Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati dengan
tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan kronik.
H. Pathway
J. Penatalaksanaan
1. Variasi program
pengobatan telah mengobat
infeksi saluran kemih ini,
misalnya dosis tunggal
program medikasi short cause
(3-4 hari) atau long
course (7-10 hari).
2. Penggunaan medikasi
mencakup sulfisoxasol,
sulfamethoxazole.
3. Pemakaian antimikrobial
jangka panjang menurunkan
resiko kekambuhan
infeksi
4. Jika kekambuhan terjadi
setelah agens mikrobial
selesai diberikan, maka
program short medikasi (3-4
hari) dari terapi
antimikrobial dosis penuh
diberikan
Jika kekambuhan tidak
terjadi, maka medikasi
diberikan setiap malam
berikutnya selama 6-7 bula
K. Konsep asuhan keperawatan infeksi saluran kemih
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Identitas pasien berisikan nama, umur, jenis kelamin, alamat, diagnosamedis dan
tanggal masuk serta tangga pengkajian dan identitas penanggung jawab
b. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan
pasien, biasanya jika pasien mengalami ISK bagian bawah akan mengeluhkan sakit
atau merasa panas di uretra sewaktu kencing denganair kemih sedikit-sedikit serta
rasa sakit tidak enak di suprapubik. Pasien ISK bagian atas keluhan klien
biasanya sakit kepala, malaise, mual,muntal, demam, menggigil, rasa tidak
nyaman atau nyeri di pinggang.
c. Riwayat kesehatan
4) Riwayat psikososial
6) Riwayat imunisasi
Riwayat imunisasi yang telah dilakukan dari sejak bayi hingga saat ini
7) Asesmen nyeri
Perlu pengkajian terkait dengan usia pasien, kondisi kesehatan dan tempat tidur
yang digunakan
9) Pola kebiasaan
a) Nutrisi, frekuensi makan dan minum berkurang atau tidak karena adanya
mual dan muntah, keadaan nafsu makan sebelum dan setelah sakit
b) Cairan, kebutuhan cairan selama 24 jam, apa saja yang dikonsumsi dan
frekuensinya
d) Istirahat dan tidur, pengkajian gangguan tidur karena perubahan pola BAK
atau rasa nyeri dan mual yang dirasa
e) Personal hygine, pasien ditinjau dari pola mandi, gosok gigi, cucirambut
dan kuku
Pemeriksaan yang dilakukan yaitu head to toe yaitu jenis pemeriksaan yang
dilakukan dari ujung kepala hingga kaki, meliputi:
1) Kepala, untuk mengetahui turgot dan tekstur kulit terdapat lesi ataubekas
luka
lubang atau tidak, refleks kedip baik atau tidak, konjungtiva dan
tekanan intra okluler jika ada peningkatan akan teraba keras, kaji
adanya nyeri tekan
telinga
7) Mulut dan gigi, mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut dan
11) Ekstermitas atas dan bawah, mengetahui mobilitas kekuatan otot dangangguan
pada ekstermitas. Inspeksi identifikasi ukuran dan adanyaatrofi serta hipertrofil, lihat
kekuatan otot dengan memberi penahananpada anggota gerak atas dan bawah
12) Kulit, pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui lesi atau gangguankulit.
Dilakukan inspeksi dan palpasi untuk mengkaji kelembaban dan oedem.
3. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
American Urological
Association. 2019. Medical
Student Curriculum: Adult
UTI(Case Study: Urinary
Tract Infection).
https://www.auanet.org/
education/auauniversity/for-
medical-
students/medical-students-
curriculum/medical-student-
curriculum/adult-
uti. [Diakses pada 30
September 2019].
American Urological
Association. 2019. Medical
Student Curriculum: Adult
UTI(Case Study: Urinary
Tract Infection).
https://www.auanet.org/
education/auauniversity/for-
medical-
students/medical-students-
curriculum/medical-student-
curriculum/adult-
uti. [Diakses pada 30
September 2019].
American Urological Association. 2019. Medical Student Curriculum: AdultUTI(Case
Study: Urinary Tract
Infection).https://www.auanet.org/education/auauniversity/for-medical-students/
medical-students-curriculum/medical-student-curriculum/adult-uti
Amin, Hardi. (2018). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan
SDKI. Edisi revisi jilid 2. MediAction: Jogjakarta
Bono MJ, Reygaert WC. Urinary Tract Infection. In: StatPearls. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470195/
Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/21197-urinary-system.
Diakses pada 16 Februari 2023
Irawan E dan Hilman M. 2018. Faktor–Faktor Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK).
Prosiding Seminar
Mochtar, C.A, SpU, PhD., dan Noegroho, B.S, SpB, SpU. 2018. Infeksi Saluran Kemih (Isk)
Non Komplikata Pada Dewasa. Edisi ke-2, Penerbit Ikatan Ahli Urologi Indonesia,
Jakarta Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan. STIKES Bakti Tunas Husada,
Tasikmalaya
John L Brusch MD. 2020. Urinary Tract Infection In Females. Medscape. Emedicine
Paramita, N., dan Rasyid, S.A. 2019. Perbandingan Deteksi Escherichia Coli Dengan Metode
Kultur Dan Pcr Pada Penderita Infeksi Saluran Kemih (Isk) Di Rumah Sakit
Bhayangkara Kota Kendari. Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.3 No.1 : 36
– 43
Pardede, S.O. 2018. Infeksi pada Ginjal dan Saluran Kemih: Manifestasi Klinis dan Tata
Laksana, Vol. 19, No. 6 : 364 – 374
Purnomo B. 2019. Dasar-dasar Urologi Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto
PPNI, 2018. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1 cetakan II. DPP
PPNI. Jakarta
PPNI, 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) edisi 1 cetakan II. DPP
PPNI. Jakarta
PPNI, 2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta