Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

A. Definisi
Diare merupakan suatu kondisi dimana seseorang buang air besar 3
kali atau lebih dalam satu hari dan feses yang keluar dapat berupa cairan
encer atau sedikit berampas ( Nurhayati, 2020).
Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi BAB, dimana
BAB lebih dari empat kali sehari dan keadaan feses yang dikeluarkan
dengan konsistensi cair ( Diyono & Mulyanti, 2016 ).

B. Etiologi
Etiologi dari diare menurut (Arsurya et al, 2017) adalah sebagai berikut:
1. Diare sekresi ( secretory diarrhoe) disebabkan oleh:
a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti,
sighella, sallmonela, golongan vib.bio, E-Coli, clostridium
perfarings, B. Cereus, stapylococus aureus, comperastaltik usus
halus yang disebabkan bahan-bahan kimia dari makanan (misalnya
keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalu asam, gangguan
psikis, gangguan saraf, alergi, hawa dingin.
b) Defisiensi imun terutama SIGA ( secretory imunolbulin A ) yang
mengakibatkan terjadinya berliapat gandanya bakteri atau flata
usus dan jamur terutama canalida.
2. Diare osmotik ( osmotic diarrhea )
a) Malabsopsi makanan : karbohidrat, protein, lemak. Vitamin dan
mineral
b) Kurang kalori dan protein
C. Klasifikasi
Menururt Pranata (2013) klasifikasi diare adalah sebagai berikut:
1) Diare akut
Buang air besar 3 kali atau lebih dalam satu hari terjadi sampai dengan
7 hari
2) Diare kronis
Buamg air besar 3 kali atau lebih dalam satu hari terjadi lebih dari 2
minggu
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala dari diare menurut Rosa (2016) adalah sebagai berikut:
1) Nyeri perut
2) Mual, kadang sampai muntah
3) Rasa perih di ulu hati
4) Rasa lekas kenyang
5) Nafsu makan berkurang
6) Perut kembung, rasa panas di dada dan perut
7) Demam dan lemah
8) Membran mukosa perut dan bibir kering
9) Diare
10) Pontanel cekung

E. Patofisiologi
Mekanisme dasar dari diare adalah gangguan osmotik, akibat terdapatnya
makanan atau zat yang tidak dapat diserapakan menyebabkan tekanan
osmotik dlam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga ussu yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbulnya diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Ketiga gangguan mortalitas usus, terjadi gangguan hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan
sehingga timbulnya diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya akan
menimbulkan bakeri juga. Selain tu diare juga dapat timbul akibat
masuknya mikroorganisme hidup kedalam usus setelah berhasil melewati
asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak kemudian
mengeluarkan toksin dan akibat dari toksin tersebut mengakibatkan
hipersekresi dan menimbulkan diare (Kelurahan et al, 2020).

F. Patway
G. Komplikasi
Akibat yang ditimbulkan dari diare menurut Kelurahan et al, (2020) adalah
sebagai berikut:
1) Kehilangan air ( dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (ouput) lebih banyak dari
pemasukan (input) merupakan penyebab terjadinya kematian pada
diare
2) Gangguan keseimbangan asam basa
Terjadi karena kehilangan Na bikarbonat bersama feses, metabolisme
lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun di dalam tubuh,
penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk
metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan dan terjadi pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke
dalam cairan intraseluler.
3) Hipoglikemia
Terjadi karena adanya gangguan penyimpanan atau penyediaan
glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorpsi glukosa.
4) Gangguan gizi
Terjadi karena makanan yang diberikan sulit dicerna dan diabsorpsi
dengan baik karena adanya hiperperistaltik
5) Gangguan sirkulasi
Dapat terjadi ganguan syok hipovolemik sehingga perfusi jaringan
berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat dapat
mengakibatkan perdarahan pada otak dan kesadaran menurun.
H. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Pranata, 2013) pemeriksaan penunjang dari diare adalah sebagai
berikut:
1) Pemeriksaan feses
Berat feses >300 gram mengonfirmasi adanya diare, perhatikan bentuk
feses apakah setengah cair, berlemak atau bercampur darah. Diare
seperti air dapat terjadi akibat kelainan pada semua tingkat sistem
pencernaan terutama usus halus. Adanya makanan yang tidak tercerna
merupakan manifestasi dari kontak yang terlalu cepat antara feses dan
dinding usus yang disebabkan cepatnya waktu transit usus. Diare yang
bervolume banyak dan berbau bususk menunjukan adanya infeksi dan
dapat dilakukan pewarnaan gram atau kultur.
2) Pemeriksaan darah
Dapat dilakukan pemeriksaan darah tepi lengkap (HB, Ht, leukosit,
diffel) kadar elektrolit serum, analisa gas darah (apabila terdapat ciri-
ciri gangguan keseimbangan asam basa), fungsi kelenjar tiroid,. Diare
yang disebabkan oleh virus memiliki jumlah dan hitung jenis leukosit
normal atau limfosotosis. Apabila diare disebabkan oleh infeksi bakteri
yang invasif ke ke mukosa memiliki leukositosis. Eosinofil meningkat
pada alergi makanan atau infeksi parasit, kadar asam folat rendah
menunjukan penyakit seliak, kadar vitamin B12 rendah menunjukan
tanda kehilangan protein dari peradangan ileum, jejunum, kolon dan
pada sindrom malabsorpsi. Jika kemungkinan kuat penyakit dasar
infeksi HIV pada pasien dengan diare kronik maka skrining
pemeriksaan infeksi HIV darah penting dilakukan.
3) Pemeriksaan lanjutan
a) Barium enema kontras ganda dan BNO
Pemeriksaan enemama kontras ganda dilakukan untuk melihat
kelainan di kolon dan ileum terminal, BNO dilakukan untu melihat
adanya klasifikasi pankreas dan dilatasi kolon.
b) Kolonoskopi dan ileoskkopi
Membantu dalam menegakkan diagnosis terutama dalam
mendapatkan diagnosis patologi anatomi dengan biopsi mukosa
usus, dengan kolonoskopi dapat diketahui penyebab diare apakah
keganasan atau inflamasi dpat ditemukan sudah terjadi displasi
atau keganasan pada colitis yanga lama
c) Barium follow through
Pemeriksaan rotgen ini dilakukan bila ada kecurigaan gangguan
pada ileum dan jejunum, interpretasi gambaran usus lebih sulit
daripada barium enema sehingga gambaran normal belum dapat
menyingkirkan diagnosis
I. Penatalaksanaan
Menurut Pranata (2013) penatalaksanaan dilakukan dengan
1) Pemberian oralit
Oralit bekerja untuk menggantikan garam dan cairan yang hilang
dalam feses, setelah minum 2-3 kali teguk berhenti sebentar untuk
memberi kesempatan oralit diserap oleh tubuh terlebih dahulu.
2) Makan makanan yang mengandung serat
3) Pergantian cairan pada pasien diare dan munta. Pada kondisi seperti ini
pasien akan mengalami biasanya cairan, natrium, kalium serta ion yang
lainnya. Jika memungkinkan caira diganti melalui oral tetapi jika
sudah tidak memungkinkan penggatian dilakukan secara intravena.
Cairan infus yang bisa digunakan yaitu NACl, larutan glukosa, dan
kalium. Perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan
klinis lebi lanjut.
J. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Akut
2) Kekurangan volume cairan
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4) Kerusakan integritas kulit
5) Syok hipovolemik
K. Intervensi keperawatan
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) NANDA NIC NOC
n Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi
o
1 Nyeri akut NOC NIC
-Pain level Pain management:
-Pain control 1) Lakukan pengkajian nyeri secara
-Comfort level komprehensif
Kriteria hasil: 2) Gunakan teknik komunikasi terapeutik
-Mampu mengontrol nyeri untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
-Melaporkan nyeri berkurang 3) Kaji penyebab nyeri
-Mampu mengenali nyeri 4) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
-Menyatakan rasa nyaman 5) Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
setelah nyeri berkurang mengurangi nyeri
6) Kolaborasi pemberian analgesik
7) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Analgesic administration
8) Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat
9) Cek riwayat alergi
10) Monitor vital sign stelah dan sebelum
pemberian analgesik pertama kali
11) Evaluasi pemeberian analgesik tanda
dan gejala

2 Kekurangan volume cairan NOC NIC


-Fluid balance Fluid management
-Hydration - Pertahankan catatan intake dan output
-Nutrition status: foofd and fluid yang akurat
Kriteria hasil: - Monitor status hidrasi
-Mempertahankan urine output - Monitor vital sign
-TTV dalam batas normal - Monitor manukan makanan atau cairan
-Tidak ada tanda dehidrasi, - Kolaborasi pemberian cairan iv
turgor kulit baik, mukosa - Monitor staus nutrisi
lembab, tidak adaa rasa haus - Dorong masukan oral
yang berlebihan - Kolaborasi dengan dokter
Hipovolemia management
- Monitor tingkat hb dan hematokrit
- Monitor BB
- Monitor adanya tanda gagal ginjal
3 Ketidakseimbangan nutrisis NOC NIC
kurang dari kebutuhan tubuh - Nutritional status: food and Nutrition management:
fluid 1) kaji adanya alergi makanan
- Nutritional ststus: nutrient 2) kolaborasi dengan ahli gizi pemberian
intake nutrisi dan kalori yang dibutuhkan pasien
- Weigh control 3) berikan substansi gula
Krteria hasil: 4) yakinkan diet ang dimakan mengandung
-Adanya peningkatan berat serat tinggi untuk mencegah konstipasi
badan nutrition monitoring
-Berat badan ideal sesuai tinggi 5) berat badan pasien dalam batas normal
badan 6) monitor mual dan muntah
-Mampu mengidentifikasi 7) monitor turgor kulit
kebutuhan nutrisi 8) monitor pucat, kemerahan dan kekeringan
-Tidak ada tanda-tanda jaringan konjungtiva
malnutrisi
-Menunjukan peningkatan fungsi
pengecapan dan menelan
-Tidak terjadi penurunan bb yang
berarti
4 Kerusakan integritas kulit NOC NIC
-tissue integrity: skin and Pressure management
mocous 1) anjurkan pasien menggunakan pakaian
-membranes yang longgar
-hemodyalisis akses 2) hindari kerutan pada tempat tidur
kriteria hasil 3) jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
-integritas kulit yang baik kering
-tidak ada luka atau lesi pada 4) mobilisasi pasien
kulit 5) monitor kulit akan adanya kemerahan
-perfusi jaringan baik 6) monitor tanda dan gejala infeksi
-mampu melindungi kulit
5 Syok hipovolemik NOC NIC
-syok prevention Syok prevention
-syok management - monitor status BP, warna kulit, suhu
kriteria hasil kuulit, denyut jantung, HR dan ritme nadi
-nadi dalam batas yang perifr dan kapiler refil
diharapkan - monitor suhu dan pernafasan
-irama jantung dalam batas yang - monitor input dan output
diharapkan - monitor nilai laboratorium
-frekuensi nafas dalam batas - monitor tanda dan gejala asites
yang diharapkan - monitor tanda awal syok
-irama pernafasan dalam batas - tepatkan pasien dalam posisi supine
yang diharapkan - berikan cairan iv atau oral yang tepat
-natrium serum, kalium serumm, syok management
klorida serum, kalsium - monitor fungsi neurologis
serum, magnesium serum, - monitor fungsi renal
PH darah serum dbn - monitor tekanan nadi
- monitor cairan input dan output
- monitor gejala gagal pernafsan
- masukan dan mememlihara besarnya
kobosan akses IV
DAFTAR PUSTAKA
Arsurya, Y., Rini, E.A & Abdiana, A.(2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Ibu Tentang Penanganan Diare Denngan Kejadian Diare Pada
Balita Di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota
Padang. Jurnal kesehatan andalas 6 (2) 452.
Kelurahan, D.I & Barat, G.(2020). Dilakukan secara sampling axidental

Rosa, I.S.(2016). Pengobatan diare. Fakulttas ilmu kesehatan UMP

Diyono & Mulyanti, S.(2016). Buku ajar keperawatan medikal bedah sistem
pencernaan dilengkapimcontoh studi kasus dengan aplikasi NNN
( NANDA NIC NONC). Kencana: Jakarta

Santosa, Z.(2019). Menganii diare pada bayi dan anak. CV Alaf Medka:
Yogyakarta

Nurhayati.(2020). Ayo cegah diare. Poltekes pangkal Pinang


.

Anda mungkin juga menyukai