Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes.RI, 2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian /mortalitas (Trianto,
2014).
B. Etiologi Hipertensi
Menurut Aspiani, (2016) ada umumnya hipertensi tidak
mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon
peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi,
ada beberapa factor yang memengaruhi terjadinya hipertensi :
a. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau
transport Na.
b. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang
mengakibatkan tekanan darah meningkat.
c. Stress karena lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah
D. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Nurarif (2015) Secara klinis hipertensi dibagi menjadi sebagai
berikut:
No Kategori Sistolik Diastolik
1 Optimal <120 <80
2 Normal 120-129 80-84
3 High normal 130-139 85-89
4 Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
Grade 2 (sedang) 10-179 100-109
Grade 3 (berat) 180-209 100-119
Grade 4 (sangat berat) >210 >10
E. Patofisiologi Hipertensi
Menurut Aspiani (2016)
F. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
Menurut Trianto (2014), pemeriksaann penunjang untuk hipertensi
adalah sebagai berikut:
a) Laboratorium
1. Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
2. Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena
parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut.
3. Darah perifer lengkap
4. Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
b) EKG
1. Hipertrofi ventrikel kiri
2. Iskemia atau infark miocard
3. Peninggian gelombang P
4. Gangguan konduksi
5. Foto Rontgen
6. Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
7. Pembendungan, lebar paru
8. Hipertrofi parenkim ginjal
9. Hipertrofi vascular ginjal
H. Pengkajian Keperawatan
Menurut Aspiani (2016) pengkajian keperawatan meliputi:
1. Identitas klien
2. Kelhan utama
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat kesehatan dahulu
5. Riwaat kesehatan keluarga
6. Aktivitas istirahat
7. Sirkulasi
8. Integritas ego
9. Eliminasi
10. Makanan
11. Nyeri
12. Pernafasan
13. Keamanan dan kenyamanan
I. Diagnosa Keperawatan
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi klien menurut
(Nurarif, 2015) dengan hipertensi :
a. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload
b. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler selebral dan iskemia
c. Kelebihan volume cairan
d. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
K. Intervensi Keperawatan
Menurut Menurut Nurarif & Kusuma (2015) dan Tim pokja SDKI PPNI
(2017) adalah sebagai berikut:
1. Diagnosa 1
identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (mis:
dispnea, kelelahan, edema,ortopnea, paroxymal nocturnal dyspnea,
peningkatan CVP)
Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung ( mis:
peningkatan berat badan, hepatomegali,distensi vena jugularis,
palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
Monitor tekanan darah
Monitor intake dan output cairan
Monitor keluhan nyeri dada
Berikan diet jantung yang sesuai
Berikan terapi terapi relaksasi untuk mengurangi strees, jika perlu
Anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan berakitifitas fisik secara bertahap
Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
2. Diagnosa 2
Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, intensitas
nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Berikan terapi non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis:
akupuntur,terapi musik hopnosis, biofeedback, teknik imajinasi
terbimbing,kompres hangat/dingin)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu
ruangan, pencahayaan,kebisingan)
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3. Diagnosa 3
Pertahankan catatan intake dan output
Pasang kateter urin jika diperlukan
Monitor hasil hb
Monitor ststus hemodinamik
Montor ststus nutrisi
Batasi masukan cairan
Kolaborasi dengan dokter
4. Diagnosa 4
Monitor kelelahan fisik dan emosional
Monitor pola dan jam tidur
Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah
stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan)
Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, R. yuli. (2016). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular.
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile
2018].\http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profilkeseha
tan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia2018.pdf
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI.