A. Definisi
Acute Kidney Injury (AKI) didefinisakan sebagai penurunan laju
filtrasi glomerulus (LFG) yang terjadi secara cepat (beberapa jam sampai
minggu) dan biasanya reversibel pada pasien tanpa (akut) ataupun dengan
adanya penyakit ginjal sebelumnya ( Pardede & Puspaningtyas, 2016).
Gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal yang terjadi
mendadak dalam beberapa jam sampai beberapa minggu, diikuti oleh
kegagalan ginjal untuk mengekresi sisa metabolisme nitrogen dengan atau
tanpa disertai terjadinya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
(Kairupan & Pallar, 2020).
AKI merupakan suati sindrom klinik akibat adanya gangguan
fingsi ginjal yang terjadi secra mendadak yang menyebabkan retansi sisa
metabolisme nitrogen dan non nitrogen di dalam tubuh dengan atau
disertai oligourian ( Sudhana, 2016).
B. Klasifikasi
Klasifikasi dari Acute Kidney Injuri dengan kriteria RIFLE, ADQI revisi
2007 adalah sebai berikut:
stage Kriteria GFR Kriteria urin probability
output
Risk SCr meningkat 1,5 x OU<0,5 Tingkat sensitifitas
atau ml/kg/jam tinggi
GFR menurun >25% selama 6 jam (risk>injury>failure)
Injury SCr meningkat 2 x OU<0,5
atau ml/kg/ jam
GFR menurun >50% selama 12 jam
Failur SCr meningkat 3 x
e atau
GFR menurun >75%
Atau SCr ≥4 mg/dl,
meningkat akt ≥ 0,5
mg/dl
Loss Persistent akut renal failure, kehilangan High specifity
fungsi ginjal koplit selam lebih 4
minggu
ESRD Kehilang fungsi ginjal komlit selama 3
bulan
D. Etiologi
Menurut (Siregar, 2020) etiologi AKI adalah sebagi berikut:
1. Faktor Prarenal
Kondisi prarenal adalah masalah aliran darah akibat hiperfusi gnjal dan
turunya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umumnya
meyebabkan terjadinya hipoperfusi renal adalah:
a. Penipisan volume
b. Hemoragi
c. Kehiangan cairan melalui ginjal (diuretik dan osmotik)
d. Kegilangan cairan memalu saluran GI (muntah, diare, selang
nasogastrik)
e. Vasodilatasi
f. Sepsis
g. Anafiksia
h. Medikasi antihipertensi atau medikasi lain yang menyebabkan
vasodilatasi
2. Faktor renal
Penyebab dari ginjal akut adalah kerusakan tubulus dan glomerulur
yang dapat disebabkan oleh:
a. Cedera akibat terbakar atau benturan
b. Reaksi tranfusi yang parah
c. Agen nefrotik
d. Bahan kimia dan pelarut
e. Obat NSAID
f. Proses infeksi
g. Glomerulus akut
3. Faktor pascarenal
Biasanya diakibatkan dari obstruksi dibagian distal ginjal, obstruksi
tersebut dapat disebabkan oleh:
a. Obstruksi traktus urinarius
b. Batu ginjal
c. Tumor
d. Hiperplasi prostat
e. Bekuan darah
E. Patofisiologi
Gagal ginjal akut dapat disebabkan oleh hilangnyya fungsi ginjal secara
mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau
disfungsi tubular dan glomelural dan dimanifestasikan dengan anuria
( urin kurang dari 50 ml/hari) oliguria atau volume urin nomal (urin
kurang dari 400 ml/hari) adalah situasi klinis yang umum dijumpai pada
gagal ginjal akut. Pasien gagal ginjal juga mengalami peningkatan kadar
nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum dan retensi produk sampah
metabolik lain yang normlanya disekresikan oleh ginjal (Kairupan &
Pallar, 2020).
F. PATWAY
G. Komplikasi
Menurut (Nuari & Widyawati, 2017) komplikasi dari AKI antara lain
adalah sebagi berikut:
1. Hiperkalemia
Ditandai dengan kadar kalium yang meningkat dalam darah yaitu
kadar kalium lebih dari 0,5 ml/kg/jam
2. Hipertensi
Pembuluh darah yang rusak, nefron yang menyaring darah tidak
menerima oksigen dan nutrisi yang mereka butuhkan untuk berfungsi
dengan baik.
3. Anemia
Kondisi ini terjadi karena rusaknya ginjal membuat hormon yang
memberi sinyal ke sumsum tulang untuk memproduksi sel darah
merah berkurang.
4. Asisosis metabolik
Merupakan kondisi keasaman dalam darah yang ditandai dengan sesak
nafas, mual dan muntah
5. Kejang
Kejang menunjukan kelanjutan komplikasi menjadi eklampsia, yang
meneyebabkan terjadi AKI tnggi dan dapat diikuti AKP yang tinggi
pula, kejang menunjukan telah terjadi kemungkinan perdarahan
nekrosis dan edem
6. Perikarditis ureum
Karena adanya peradangan yang disebabkan oleh menigkatnya kadar
urea dalam darah.
H. Pemeriksaan penunjang
Menurut ( Pardede & Puspaningtyas, 2016), pemeriksaan penunjang untuk
AKI adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan darah
Bertujuan untuk mengukr kadar kreatinin dan urea nitrogen yang akan
meningkat pada gagal ginjal akut, serta untuk mengukur laju filtrasi
glomerulus guna menilai tingkat keparahan gagal ginjal akut.
2. Tes urine
Bertujuan untuk mengukur kadar elektrolit dalam urin dan mengukur
volume urine yang keluar
3. Pemindaian dengan USG, CT Scan atau MRI
Bertujuan untuk melihat kondisi ginjal dan mendeteksi ada tidaknya
tumor atau sumbatan pada saluran kemih atau pembuluh darah ke
ginjal.
4. Biopsi ginjal
Mendeteksi ketidaknormalan pada jaringan ginjal, dilakukan dengan
mengambil sampel berukuran kecil pada ginjal kemudian untuk meihat
atau menilai kondisi jaringan organ tersebut melalui mikroskop yang
digunakan untuk mendiagnosa penyakit.
5. Arteriogram
Dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab pre renal misalnya
oclusi arteri renalis.
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut ( Pardede & Puspaningtyas, 2016) adalah
sebagai berikut:
1. Dialisis
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut
yang serius seperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang.
2. Penanganan hiperkalemia
Keseimbangan cairan dan lektrolit merupakan masalah utama pada
gagal ginjal akut, hiperkalemia meupakan kondisi yang paling
mengancam jiwa pada gangguan ini. Sehingga dapat dipantau melalui
pemeriksaan kadar elektrolit serum, perubahan EKG, dan perubahan
status klinis. Peningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan
pemeberian ion pengganti resin secara oral atau retensi enema.
3. Mempertahankan keseimbangan cairan
Penatalaksaanaan cairan didasarkan pada berat badan harian,
pengukuran vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan ang hilang
tekanan darah dan ststus klinis pasien. Masukan, pengeluaran oral dan
paretal, urin, drainase lambung, feses drainase luka dan perspirasi
dihitung dan digunakan sebagi dasar untuk terapi pengganti cairan.
J. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Sudhana (2016) adalah sebagai berikut ini:
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan ventrikel jantung
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d edeme paru, asidosis metabolik
3. Kelebihan volume cairan b.d retensi Na dan cairan
4. Nyeri akut b.d penekanan sekitar saraf perifer
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anorexia,
mual muntah
6. Kerusakan integritas kulit b.d odem
7. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan otot
K. Intervensi keperawatan
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) NANDA NIC NOC
Kairupan, J.D & Palar, S.(2020). Ganguan ginjal akut et kausa sepsis. Medical scope
jurnal (MSJ) 2(1). Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi: Manado
Nuari, N.A & Widayati, D.(2017). Ganggguan pada sistem perkemihan &
penatalaksanaan keperawatan. CV Budi Utama: Sleman
Nurarif, A.H & Kusuma, H.(2015). Aplikasi asuhan keperrawatan berdasarkan diagnosa
medis & NANDA NIC NOC. Mediaction: Yogyakarta
Pardede, S.O & Puspaningtyas, N.W.(2016). Kriteria rifle pada Acute Kidney Injury.
Majalah kedokteran FK UKI 2016 vol XXVIII (2). Departemen Ilmu
Kesehatan Anak FKUI-RSCM: Jakarta
Sudhana, I.W.(2016). Etiopatigrnrdid diagnostik dan penanganan pasien acute kidney
injury. PKB Ilmu Penyakit Dalam emergency internal medicine: inovation
future. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana: Denpasar