Anda di halaman 1dari 6

Laporan Pendahulua Gawat Darurat (IGD)

Nama Mahasiswa : Amalia Husna


Semester : V (Lima)
Tempat Praktek : IGD RSUD Dr.H. Abdul Moeloek
Kasus : CKD
A. Gambaran Kasus
1. Definisi
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai
kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan glomerulus
filtration rate (GFR) (Nahas & Levin,2010).
CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal
mengalami penurunan fungsi secara lambat,  progresif, irreversibel, dan samar (insidius)
dimana kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan
keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009)
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu proses patofisiologis
dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
irreversibel dan progresif dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga menyebabkan uremia (Black & Hawk dalam Dwy Retno
Sulystianingsih, 2018).

2. Gambaran Klinis (Pengkajian)


a. Tanda dan Gejala Umum
Menurut Brunner & Suddart (2002). Tanda dan gejala pasien gagal ginjal kronis
adalah:
a) Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin-
angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki,tangan,sakrum), edema periorbital,
Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
b) Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis, kuku
tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
c) Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul
d) Manifestasi Gastrointestinal  
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut, anoreksia,
mual,muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal
e) Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan tungkai, panas
pada telapak kaki, perubahan perilaku
f) Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
g) Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler

b. Tanda dan Gejala Kegawatdaruratan (ABCDE)


a) Airway (A)
 Ada atau tidaknya otot bantu pernafasan
 Ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas
 Adanya tanda-tanda perdarahan di jalan nafas

b) Breathing (B)
 Kaji pernafasan (Frekuensi,kedalaman,usaha napas)

c) Circulation (C)
 Kaji tanda pendarahan eksternal dan internal
 Kaji tanda-tanda vital
 Capillary refil : <2 detik
 Warna kulit :pucat atau tidak, sianosis

d) Disability (D)
 Nilai GCS
 Pupil : isokor/anisokor
 Reaksi pupil terhadap cahaya : positif/negatif

c. Tes Diagnostik (Pemeriksaan Penunjang)


a) Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk diagnosis gagal ginjal
 Laju endap darah meninggi yang diperberat oleh anemia, dan hipoalbuminemia
 Urin
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak ada
(anuria).
Warna : Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan oleh pus / nanah,
bakteri, lemak, partikel koloid,fosfat, sedimen kotor, warna kecoklatan
menunjukkan adanya darah, miglobin, dan porfirin. .
 Ureum dan Kreatinin
Ureum: adanya peningkatan
Kreatinin: Biasanya meningkat dalam proporsi. Kadar kreatinin 10 mg/dL diduga
tahap akhir (mungkin rendah yaitu 5).
b) Radiologi ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi ginjal.
c) Foto Polos Abdomen Menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu atau
obstruksi lain.
d) Pielografi Intravena menilai sistem pelviokalises dan ureter, beresiko terjadi
penurunan faal ginjal pada usia lanjut, diabetes melitus dan nefropati asam urat.
e) USG menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal , anatomi sistem
pelviokalises, dan ureter proksimal, kepadatan parenkim ginjal, kandung kemih
dan prostat.
f) Renogram menilai fungsi ginjal kanan dan kiri , lokasi gangguan (vaskuler,
parenkhim) serta sisa fungsi ginjal
g) Pemeriksaan Radiologi Jantung mencari adanya kardiomegali, efusi perikarditis
h) Pemeriksaan radiologi Tulang mencari osteodistrofi (terutama pada falangks /jari)
kalsifikasi metatastik
i) Pemeriksaan radiologi Paru mencari uremik lung yang disebabkan karena
bendungan.
j) Pemeriksaan Pielografi Retrograde dilakukan bila dicurigai adanya obstruksi yang
reversible  
k) EKG untuk melihat kemungkinan adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia karena gangguan elektrolit (hiperkalemia)
l) Biopsi Ginjal dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnostik gagal ginjal
kronis atau perlu untuk mengetahui etiologinya.
3. Patofisiologi
B. Diagnosa Keperawatan/Masalah Keperawatan
1) Pola napas tidak efektif b.d hiperventilasi paru
2) Hipervolemia b.d penurunan haluaran urin dan retensi cairan
3) Intoleransi aktifitas b.d suplai O2 menurun

C. Perencanaan Keperawatan/Algoritme/Protokol Pelaksanaan


1) Pola napas tidak efektif b.d hiperventilasi paru
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pola
napas membaik dengan kriteria hasil :
 Dispnea menurun
 Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
 Frekuensi napas membaik
Intervensi (Manajemen Jalan Napas)
 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
 Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi, wheezing, ronchi kering)
 Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
 Posisikan semi-fowler atau fowler
 Berikan minum hangat
 Berikan oksigen
 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
 Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu

2) Hipervolemia b.d penurunan haluaran urin dan retensi cairan


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
keseimbangan cairan meningkat dengan kriteria hasil :
 Haluaran urine meningkat
 Membran mukosa membaik
 Edema menurun
 Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi (Manajemen Hipervolemia)

 Periksa tanda dan gejala hypervolemia


 Identifikasi penyebab hypervolemia
 Monitor status hemodinamik, tekanan darah
 Monitor intaKe dan output cairan
 Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat
 Anjurkan melapor jika haluaran urine <0.5 ml/kg/jam dalam 6 jam
 Kolaborasi pemberian diuritik
 Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretic

3) Intoleransi aktifitas b.d suplai O2 menurun


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan toleransi
aktivitas meningkat dengan kriteria hasil :
 Tanda-tanda vital dalam batas normal
 Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
 Dispnea menurun
 Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah meningkat
Intervensi (Manajemen Energi)
 Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
 Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
 Anjurkan tirah baring
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

Daftar Rujukan/R.eferensi
Nahas, Meguid El & Adeera Levin. Chronic Kidney Disease: A Practical Guide to
Understanding and Management . USA : Oxford University Press. 2010
Smeltzer, S.  Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Volume 2 Edisi 8.
Jakarta : EGC. 2001
T i m P o k j a S D K I D P P P P N I . 2 0 1 7 . Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Defnisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
T i m P o k j a S I K I D P P P P N I . 2 0 1 7 . Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Defnisi dan TindakanKeperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Defnisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai