Perkembangan Kepribadian
Dosen Pembimbing :
Yuliati Amperaningsih , S.K.M., M. Kes
Disusun oleh :
1. Amalia Husna ( 2014401039 )
2. Deni Putra ( 2014401008 )
3. Lintang Indah Cahyani ( 2014401023 )
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-
Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Tidak
lupa sholawat serta salam kita curahkan bagi Bagianda Muhammda SAW. Yang syafaatnya kita
nantikan kelak.
Makalah “ Perkembangan Kepribadian“ disusun guna memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
Psikologi. Selain itu, kami juga berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang topik yang kami tuliskan.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah.
Semoga tugas yang diberikan menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami
tekuni. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Kami menyandari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
menerima kritik dan saran yang membagun untuk menyempurnakan makalah kami. Semoga
makalah ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum wr.wb
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………….……………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………...……………………………………………
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Kepribadian…………………………………………………...3
B. Psikologi Perembangan Kepribadian……………………………………………………...4
C. Aspek–Aspek
Kepribadian………………………………………………………………...6
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya
Kepriadian…………………………...7
E. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Otoriter dengan Perkembangan Kepribadian
Anak……………………………………………………………………………………….9
F. Macam-macam Karakteristik Kepribadian………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...……14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu dan sosial yang memiliki berbagai jenis kepribadian.
Buchori (1982:92) mengungkapkan “ Kepribadian berarti integrasi dari seluruh sifat
seseorang baik sifat-sifat yang dipelajarinya maupun sifat-sifat yang diwarisinya, yang
menyebakan kesan yang khas dan unik pada orang lain”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Perkembangan
perkembangan merupakan suatu proses terjadinya perubahan-perubahan psikologis
(sifat-sifat khas) secara terus menerus menuju ke suatu arah yaitu organisasi atau
struktur tingkah laku pada tingkat integrasi yang lebih tinggi melalui proses belajar.
2. Kepribadian
Mendefinisikan kepribadian sebenarnya bukan hal yang mudah karena kepribadian
merupakan sesuatu yang abstrak. Disini penulis akan menba untuk mengemukakan
beberapa pengertian kepribadian sebagai berikut :
a. G.W. Allport berpendapat “ personaliti itu adalah suatu organisasi psichophysis
yang dinamis dari pada sese!rang yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya “.
b. May berpendapat bahwa “ kepribadian adalah suatu aktualisasi dari proses hidup
dalam seorang individu yang bebas, terintegrasi dalam masyarakat dan memiliki
satu perasaan cemas dalam batin, yang berhubungan dengan religiusitas.
c. Withington “Kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku seseorang yang
diintegrasikan, sebagaimana yang nampak pada orang lain. Kepribadian ini bukan
hanya yang melekat dalam diri seseorang tetapi lebih merupakan hasil dari pada
suatu pertumbuhan yang lama suatu kulturil.
d. Kepribadian adalah dinamis dari system-sistem psikofisik dalam individu yang
turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya
dengan lingkungannya.
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti
dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa.
Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan
dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-
sifat kepribadian yang bersifat menetap.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun (dalam
A.Supratika), yaitu: (1) tahap oral, (2) tahap anal: 1-3 tahun, (3) tahap palus: 3-6 tahun,
(4) tahap laten: -12 tahun, (7) tahap genetal: 12-18 tahun, (8) tahap dewasa, yang terbagi
dewasa asal, usia setengah baya dan usia senja.
1. Struktur kepribadian
Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan
superege. Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan
libinal,dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”.
Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem
kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam
untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai super ego.
Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena merupakan filter dari
sensor baik-buruk,salah- benar, boleh-tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan
ego.
2. Dibawah ini beberapa contoh dan masalah tentang perkembangan kepribadian mulai
dari anak sampai lanjut usia:
1) Anak dan Balitaa.
Bnyak orang tua yang bingung menghadapi perubahan sikap anaknya yang tiba-
tiba mogok tidak mau sekolah dengan berbagai alasan, mulai dari sakit perut sakit
kepala, sakit kaki dan seribu alasan lainnya.
Apakah anak saya bermasalah ? Pertanyaan itu sering sekali terdengar diucapkan
oleh para orang tua, terutama para ibu. Umumnya mereka khawatir karena anak-
anak mereka dinilai “berbeda”dengan rekan-rekan mereka.
Tidak semua perbedaan yang kita lihat pada anak merupakan hal yang negatif,dan
tidak semua juga positif. orang tua sering kali lupa, bahwa ada factor-faktor
tertentu yang mempengaruhi perbedaan setiap anak :
1. Faktor biologis dan genetika (keturunan)
2. Faktor pola asuh
3. Faktor lingkungan
4. Faktor Pendidikan
5. Fakt0r pengalaman (perjalanan dan pengalaman hidup sehari"hari)
Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang memiliki kondisi persis sama, bahkan
kakak beradik atau anak kembar sekali pun, mengalami kondisi yang berbeda
ketika mereka tumbuh dan dibesarkan.
2) Remaja
banyak orang tua yang memiliki anak berusia remaja merasakan bahwa usia
remaja adalah waktu yang sulit. Banyak konflik yang dihadapi oleh orang tua dan
remaja itu sendiri. Banyak orang tua yang tetap menganggap anak remaja mereka
masih perlu dilindungi dengan ketat sebab di mata orang tua para anak remaja
mereka masih belum siap menghadapi tantangan dunia orang dewasa.Sebaliknya,
bagi para remaja, tuntutan internal membawa mereka pada keinginan untuk
mencari jati diri yang mandiri dari pengaruh orang tua.
Merespon emosi. Kita cenderung lebih menyadari emosi bila upaya kita dalam
mencapai tujuan dihambat (marah, sedih, fustrasi, kesal, dll). Atau sebaliknya bila
tujuan kita tercapai (senang, gembira).
3) Dewasa
a. Depresi dan reformasi Diri
Banyak hal dalam hidup Oang dewasa yang bisa menjadi “kambing hitam”
atau alasan seseorang menjadi depresi
b. Kecanduan cinta
Dampak dari kecanduan cinta ini sama buruknya untuk kesehatan jiwa
seseorang. sudah banyak kasus bunuh diri atau pembunuhan yang terjadi
akibat kecanduan cinta meski korban maupun pelaku sama-sama tidak
menyadarinya.
4) Usia lanjut
Adapun beberapa tipe kepribadian lansia adalah sebagai berikut:
a. Tipe kepribadian Konstruktif
model kepribadian tipe ini sejak muda umumnya mudah menyesuaikan diri
dengan baik terhadap perubahandan pola kehidupannya.
b. Tipe kepribadian mandiri.
model kepribadian tipe ini sejak masa muda dikenal sebagai orang yang aktif
dan dinamis dalam pergaulan sosial,senang menolong orang lain, memiliki
penyesuaian diri yang cepat dan baik, banyak memiliki kawan dekat namun
sering menolak pertolongan atau bantuan orang lain.
c. Tipe kepribadian tergantung.
Tipe kepribadian ini ditandai dengan perilaku yang pasif dan tidak berambisi
sejak anak-anak, remaja dan masa muda. Kegiatan yang dilakukannya
cenderung di dasari oleh ikut-ikutan karena diajak oleh temannya atau orang
lain.
d. Tipe Kepribadian bermusuhan
model kepribadian yang tidak disenangi orang, karena perilakunya cenderung
sewenang-sewenang,galak, kejam, agresif, semauanya sendiri dan sebagainya.
e. Tipe kepribadian kritik diri.
ini ditandai adanya sifat-sifat yang sering menyesali diri dan mengkritik
dirinya sendiri.
C. Aspek–Aspek Kepribadian
1. Aspek Kejasmanian
meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan dari luar :
a. Yang dikerjakan oleh lesan, seperti membaca Al-Quran, mempelajari ilmu yang
bermanfaat dan mengerjakannya.
b. Yang dikerjakan oleh anggota tubuh lain, seperti berbakti kepada orang
tua,memnuhi kebutuhan, shalat, puasa, menetapkan suatu berdasarkan
musyawarah,memenuhi peraturan, menghormati orang lain dan sebaginya.
2. Aspek kejiwaan
Meliputi aspek-aspek yang tidak dapat dilihat dan tidak ketahuan dari luar Seperti :
mencintai Allah SWT dan Rasul, mencintai dan memberi karena Allah SWT, ikhas
dala beramal, sabartidak sombong, pemaaf, tidak mendendam, tawadhu’ dll.
Andi Mappiare mengatakan bahwa kepribadian terbentuk dari tiga faktor yaitu :
1. Pembawaan ( hereditas )
Pembawaan ialah segala sesuatu yang telah dibawa oleh anak sejak lahir, baik yang
bersifat kejiwaan maupun yang bersifat keturunan. Anak merupakan warisan dari
sifat-sifat pembawaan orang tuanya yang merupakan potensiter tentu.Beberapa ahli
ilmu pengetahuan menekankan pentingnya faktor keturunan ini bagi pertumbuhan
fisik, mental maupun sifat kepribadian yang diinginkan.
2. Lingkungan
Faktor lingkungan yang ikut mempengaruhi terbentuknya kepribadian terdiri dari
lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Yang dimaksud lingkungan sosial ialah
lingkungan yang terdiri dari sekelompok individu (group ). Lingkungan fisik (alam)
Yang dimaksud lingkungan alam disini adalah segala sesuatu yang ada di sekitar anak
selain individu dan benda-benda kebudayaan antara lain keadaan geografis dan
klimatologis.
Faktor lingkungan yang paling berperan dalam perkembangan kepribadian adalah
rumah, sekolah dan teman sebaya.
a. Rumah
Rumah adalah lingkungan pertama yang berperan dalam pembentukan
kepribadian. bebrapa sifat lingkungan rumah yang memungkinkan anak
membentuk sifat-sifatat kepribadian adalah Keadaan rumah yang sederhana,
bersih, rapi, dimana anak mendapat makanan yang sehat dan anggota keluarga
bersikap sedemikian rupa, sehingga memberi rasa aman kepada anak, inilah yang
akan membantu perkembangan kepribadian anak ke arah terbentuknya
kepribadian yang harmonis dan wajar.
b. Sekolah
Sekolah adalah tempat dimana anak dapat belajar dan menimba ilmu. Lingkungan
sekolah yang bersih, rapi akan membantu anak belajar dengan tenang dan
nyaman.
c. Teman sebaya
Baik di sekolah maupun di luar sekolah kepribadian anak banyak dipengaruhi
oleh teman sebayanya. Dalam lingkungan sekolah anak belajar bermain dengan
anak lain, belajar bekerjasama dengan anak lain.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak, karena dari merekalah
anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan
terdapat dalam kehidupan keluarga.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hirschi dan Selvin (1967) sebagaimana
dikutip oleh Dadang Hawari menujukkan bahwa kepribadian orang tua sangat
mempengaruhi perkembangan jiwa anak. bila salah seorang atau kedua oang kelainan
kepribadian, maka presentase kenakalan anak akan jauh lebih tinggi daripada kalau kedua
orang tua tidak mempunyai kelainan kepribadian.
Pola tingkah laku pikiran dan sugesti ayah ibu dapat mencetak pola yang hampir sama
pada anak-anak. Oleh karena itu, tradisi, kebiasan sehari-hari, sikap hidup, cara berfikir
dan filsafat hidup keluarga itu sangat besar sekali pengaruhnya dalam proses pembentuk
tingkah laku dan sikap anggota keluarga terutama anak-anak. sebab tingkah laku orang
tua itu mudah sekali menular kepada anak-anak, khususnya mudah diperoleh anak-anak
puber dan adolensens yang jiwanya belum stabil dan tengah mengalami banyak gejolak
batin.
Misalnya, temperamen ayah yang agresif meledak-ledak, suka marah marah,Sewenang -
wenang, tidak hanya akan mentranformasikan efek temperamennya saja,akan tetapi juga
menimbulkan iklim yang mendemoralisir secara psikis di tengah keluarga. jika anak
diperlakukan oleh kedua orang tuanya dengan perlakuan yang kejam, didikan dengan
pukulan yang keras atau sekedar penghinaan dan ejekan, maka yang akan timbul ialah
reaksi negatif yang tampak pada perilaku dan akhlak anak. Mereka yang dibesarkan
dengan disiplin militer yang keras, besar kemungkinan akan tumbuh dengan kepribadian
kaku dan keras.
Berdasarkan pemikiran di atas jelaslah bahwa pola asuh orang tua otoriter mempunyai
hubungan dan berpengaruh kuat terhadap perkembangan kepribadian siswa.
Begitu banyak tipe kepribadian menurut para ilmuwan. Berikut ini adalah tipe-tipe
kepibadian menurut masing-masing para ahli agar kita lebih memahami kepribadian
peserta didik sehingga saat proses kegiatan belajar dan mengajar berlangsung dengan
maksimal.
Menurut EysenCk 1964 (dalam Buchori 1982) menyatakan tipe kepribadian dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1. Kepribadian Ekstrovert:
Dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat,menikmati kegembiraan, aktif bicara,
impulsif, menyenangkan spontan, ramah,sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.
2. Kepribadian Introvert:
Dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri,mempunyai kontrol diri yang baik.
3. Neurosis:
Dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang-kadang disertai
dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan psikologis manusia diawali dari sejak lahir hingga umur dewasa,yang
membentuk sifat-sifat yang bersifat menetap. Faktor-faktor di atas itu yang
mempengaruhi setiap individu hingga memiliki karakteristik atau kepribadian yang
berbeda-beda. Secara tidak langsung lingkungan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kepribadian itu tersebut yang dimulai dari usia balita, remaja, dewasa
bahkan pada usia lanjut.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa perlu memperbaiki konsep dirinya supaya sikap
terhadap minuman beralkohol menjadi rendah. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah berpikir positif, menerima keadaan fisiknya,
menerima kondisi saat ini, berinteraksi yang positif yaitu bergaul dengan teman
yang baik, dan taat terhadap peraturan.
Prayitno Dan Erman Anti. 1995. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konselin. Jakarta :
P2LPTK Depdikbud.