Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKOLOGI

Perkembangan Kepribadian

Dosen Pembimbing :
Yuliati Amperaningsih , S.K.M., M. Kes

Disusun oleh :
1. Amalia Husna ( 2014401039 )
2. Deni Putra ( 2014401008 )
3. Lintang Indah Cahyani ( 2014401023 )

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK IDONESIA


POLTEKES KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-
Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Tidak
lupa sholawat serta salam kita curahkan bagi Bagianda Muhammda SAW. Yang syafaatnya kita
nantikan kelak.
Makalah “ Perkembangan Kepribadian“ disusun guna memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
Psikologi. Selain itu, kami juga berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang topik yang kami tuliskan.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah.
Semoga tugas yang diberikan menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami
tekuni. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.

Kami menyandari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
menerima kritik dan saran yang membagun untuk menyempurnakan makalah kami. Semoga
makalah ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Bandarlampung, 14 Januari 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………….……………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………...……………………………………………
ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Kepribadian…………………………………………………...3
B. Psikologi Perembangan Kepribadian……………………………………………………...4
C. Aspek–Aspek
Kepribadian………………………………………………………………...6
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya
Kepriadian…………………………...7
E. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Otoriter dengan Perkembangan Kepribadian
Anak……………………………………………………………………………………….9
F. Macam-macam Karakteristik Kepribadian………………………………………………10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan …………………………………………………………………...…………12
B. Saran………………………………………………………………………………………
……………………………………13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...……14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk individu dan sosial yang memiliki berbagai jenis kepribadian.
Buchori (1982:92) mengungkapkan “ Kepribadian berarti integrasi dari seluruh sifat
seseorang baik sifat-sifat yang dipelajarinya maupun sifat-sifat yang diwarisinya, yang
menyebakan kesan yang khas dan unik pada orang lain”.

Memahami karakteristik kepribadian manusia khususnya peserta didik tidaklah mudah.


Sehingga antara guru dengan peserta didik sama-sama belajar. Dari proses belajar
tersebut, banyak pendapat-pendapat atau hasil penelitian tentang macam-macam
kepribadian peserta didik yang bertujuan agar terjadi kesinambungan antara satu dengan
yang lainnya. Jika dalam kehidupan atau ruang lingkup pendidikan, salah satunya dapat
bertujuan untuk memperlancar proses pembelajaran agar sasaran dan ilmu yang
disampaikan dapat maksimal saat diterima masing-masing peserta didik. Sehingga dapat
dikatakan bahwa memahami kepribadian peserta dapat dianggap modal atau langkah
awal para pendidik sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Karakteristik kepribadian sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran karena


pelajaran atau materi dapat dipahami oleh peserta didik saat peserta didik dapat fokus
terhadap apa yang sedang dibahas. Sebelum membuat peserta didik fokus terhadap materi
atau pelajaran yang pendidik berikan, langkah awal pendidik adalah membuat peserta
didik fokus kepada pendidik. Apabila para pendidik telah berhasil membuat fokus para
peserta didik kepada pendidik, maka dengan mudahnya para pendidik melangsungkan
kegiatan belajarnya. Maka dari itu, penulis tertarik untuk memberi tahu tentang macam-
macam kepribadian manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Perkembangan Kepribadian?


2. Bagaimana Psikologi Perkembangan Kepribadian ?
3. Apa saja Aspek-Aspek Kepribadian ?
4. Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepriadian ?
5. Bagaimana Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Otoriter dengan Perkembangan
Kepribadian Siswa ?
6. Apa Saja Macam-macam Karakteristik Kepribadian

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui maksud dari Perkembangan kepribadian.


2. Mengetahui Psikologi Perkembangan Kepribadian
3. Mengetahui macam-macam kepribadian dimiliki oleh manusia khususnya peserta
didik
4. Mengetahui Aspek-Aspek Kepribadian
5. Mengetahui Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Otoriter dengan Perkembangan
Kepribadian Siswa
6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Kepribadian.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Kepribadian

1. Perkembangan
perkembangan merupakan suatu proses terjadinya perubahan-perubahan psikologis
(sifat-sifat khas) secara terus menerus menuju ke suatu arah yaitu organisasi atau
struktur tingkah laku pada tingkat integrasi yang lebih tinggi melalui proses belajar.

2. Kepribadian
Mendefinisikan kepribadian sebenarnya bukan hal yang mudah karena kepribadian
merupakan sesuatu yang abstrak. Disini penulis akan menba untuk mengemukakan
beberapa pengertian kepribadian sebagai berikut :
a. G.W. Allport berpendapat “ personaliti itu adalah suatu organisasi psichophysis
yang dinamis dari pada sese!rang yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya “.
b. May berpendapat bahwa “ kepribadian adalah suatu aktualisasi dari proses hidup
dalam seorang individu yang bebas, terintegrasi dalam masyarakat dan memiliki
satu perasaan cemas dalam batin, yang berhubungan dengan religiusitas.
c. Withington “Kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku seseorang yang
diintegrasikan, sebagaimana yang nampak pada orang lain. Kepribadian ini bukan
hanya yang melekat dalam diri seseorang tetapi lebih merupakan hasil dari pada
suatu pertumbuhan yang lama suatu kulturil.
d. Kepribadian adalah dinamis dari system-sistem psikofisik dalam individu yang
turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya
dengan lingkungannya.

Dari uraian tentang pengertian kepribadian di atas dapat disimpulkan bahwa


kepribadian yaitu suatu organisasi yang unik (khas) pada diri setiap individu yang
ditentukan atau dipengaruhi oleh factor-faktor bawaan dan lingkungan, sehingga
menjadi penentu atau pengaruh tingkah laku.

B. Psikologi Perembangan Kepribadian

Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti
dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa.
Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan
dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-
sifat kepribadian yang bersifat menetap.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun (dalam
A.Supratika), yaitu: (1) tahap oral, (2) tahap anal: 1-3 tahun, (3) tahap palus: 3-6 tahun,
(4) tahap laten: -12 tahun, (7) tahap genetal: 12-18 tahun, (8) tahap dewasa, yang terbagi
dewasa asal, usia setengah baya dan usia senja.
1. Struktur kepribadian
Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan
superege. Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan
libinal,dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”.
Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem
kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam
untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai super ego.
Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena merupakan filter dari
sensor baik-buruk,salah- benar, boleh-tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan
ego.
2. Dibawah ini beberapa contoh dan masalah tentang perkembangan kepribadian mulai
dari anak sampai lanjut usia:
1) Anak dan Balitaa.
Bnyak orang tua yang bingung menghadapi perubahan sikap anaknya yang tiba-
tiba mogok tidak mau sekolah dengan berbagai alasan, mulai dari sakit perut sakit
kepala, sakit kaki dan seribu alasan lainnya.
Apakah anak saya bermasalah ? Pertanyaan itu sering sekali terdengar diucapkan
oleh para orang tua, terutama para ibu. Umumnya mereka khawatir karena anak-
anak mereka dinilai “berbeda”dengan rekan-rekan mereka.
Tidak semua perbedaan yang kita lihat pada anak merupakan hal yang negatif,dan
tidak semua juga positif. orang tua sering kali lupa, bahwa ada factor-faktor
tertentu yang mempengaruhi perbedaan setiap anak :
1. Faktor biologis dan genetika (keturunan)
2. Faktor pola asuh
3. Faktor lingkungan
4. Faktor Pendidikan
5. Fakt0r pengalaman (perjalanan dan pengalaman hidup sehari"hari)
Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang memiliki kondisi persis sama, bahkan
kakak beradik atau anak kembar sekali pun, mengalami kondisi yang berbeda
ketika mereka tumbuh dan dibesarkan.

2) Remaja
banyak orang tua yang memiliki anak berusia remaja merasakan bahwa usia
remaja adalah waktu yang sulit. Banyak konflik yang dihadapi oleh orang tua dan
remaja itu sendiri. Banyak orang tua yang tetap menganggap anak remaja mereka
masih perlu dilindungi dengan ketat sebab di mata orang tua para anak remaja
mereka masih belum siap menghadapi tantangan dunia orang dewasa.Sebaliknya,
bagi para remaja, tuntutan internal membawa mereka pada keinginan untuk
mencari jati diri yang mandiri dari pengaruh orang tua.
Merespon emosi. Kita cenderung lebih menyadari emosi bila upaya kita dalam
mencapai tujuan dihambat (marah, sedih, fustrasi, kesal, dll). Atau sebaliknya bila
tujuan kita tercapai (senang, gembira).

3) Dewasa
a. Depresi dan reformasi Diri
Banyak hal dalam hidup Oang dewasa yang bisa menjadi “kambing hitam”
atau alasan seseorang menjadi depresi

b. Kecanduan cinta
Dampak dari kecanduan cinta ini sama buruknya untuk kesehatan jiwa
seseorang. sudah banyak kasus bunuh diri atau pembunuhan yang terjadi
akibat kecanduan cinta meski korban maupun pelaku sama-sama tidak
menyadarinya.

4) Usia lanjut
Adapun beberapa tipe kepribadian lansia adalah sebagai berikut:
a. Tipe kepribadian Konstruktif
model kepribadian tipe ini sejak muda umumnya mudah menyesuaikan diri
dengan baik terhadap perubahandan pola kehidupannya.
b. Tipe kepribadian mandiri.
model kepribadian tipe ini sejak masa muda dikenal sebagai orang yang aktif
dan dinamis dalam pergaulan sosial,senang menolong orang lain, memiliki
penyesuaian diri yang cepat dan baik, banyak memiliki kawan dekat namun
sering menolak pertolongan atau bantuan orang lain.
c. Tipe kepribadian tergantung.
Tipe kepribadian ini ditandai dengan perilaku yang pasif dan tidak berambisi
sejak anak-anak, remaja dan masa muda. Kegiatan yang dilakukannya
cenderung di dasari oleh ikut-ikutan karena diajak oleh temannya atau orang
lain.
d. Tipe Kepribadian bermusuhan
model kepribadian yang tidak disenangi orang, karena perilakunya cenderung
sewenang-sewenang,galak, kejam, agresif, semauanya sendiri dan sebagainya.
e. Tipe kepribadian kritik diri.
ini ditandai adanya sifat-sifat yang sering menyesali diri dan mengkritik
dirinya sendiri.

C. Aspek–Aspek Kepribadian

1. Aspek Kejasmanian
meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan dari luar :
a. Yang dikerjakan oleh lesan, seperti membaca Al-Quran, mempelajari ilmu yang
bermanfaat dan mengerjakannya.
b. Yang dikerjakan oleh anggota tubuh lain, seperti berbakti kepada orang
tua,memnuhi kebutuhan, shalat, puasa, menetapkan suatu berdasarkan
musyawarah,memenuhi peraturan, menghormati orang lain dan sebaginya.

2. Aspek kejiwaan
Meliputi aspek-aspek yang tidak dapat dilihat dan tidak ketahuan dari luar Seperti :
mencintai Allah SWT dan Rasul, mencintai dan memberi karena Allah SWT, ikhas
dala beramal, sabartidak sombong, pemaaf, tidak mendendam, tawadhu’ dll.

3. Aspek kerohanian yang luhur


Meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan
kepercayaan, meliputi sistem nilai-nilai yang telah meresap di dalam kepribadian
yang mengarah dan memberi corak sebuah kehidupan individu. Bagi yang beragama
aspek inilah yang menentukan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Yoesoef
Noessyirwan (1978) menganalisis kepribadian ke dalam empat daerah bagian atau
aspek, yaitu :
a. vitalitas sebagai konstanta dari semangat hidup pribadi.
b. Temperamen sebagai konstanta dari warna dan corak pengalaman pribadi serta
cara bereaksi dan bergerak.
c. Watak sebagai konstanta dan hasrat, perasaan dan kehendak pribadi mengenai
nilai-nilai.
d. Kecerdasan, bakat, daya nalar sebagai konstanta kemampuan pribadi.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepriadian

Andi Mappiare mengatakan bahwa kepribadian terbentuk dari tiga faktor yaitu :
1. Pembawaan ( hereditas )
Pembawaan ialah segala sesuatu yang telah dibawa oleh anak sejak lahir, baik yang
bersifat kejiwaan maupun yang bersifat keturunan. Anak merupakan warisan dari
sifat-sifat pembawaan orang tuanya yang merupakan potensiter tentu.Beberapa ahli
ilmu pengetahuan menekankan pentingnya faktor keturunan ini bagi pertumbuhan
fisik, mental maupun sifat kepribadian yang diinginkan.

2. Lingkungan
Faktor lingkungan yang ikut mempengaruhi terbentuknya kepribadian terdiri dari
lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Yang dimaksud lingkungan sosial ialah
lingkungan yang terdiri dari sekelompok individu (group ). Lingkungan fisik (alam)
Yang dimaksud lingkungan alam disini adalah segala sesuatu yang ada di sekitar anak
selain individu dan benda-benda kebudayaan antara lain keadaan geografis dan
klimatologis.
Faktor lingkungan yang paling berperan dalam perkembangan kepribadian adalah
rumah, sekolah dan teman sebaya.
a. Rumah
Rumah adalah lingkungan pertama yang berperan dalam pembentukan
kepribadian. bebrapa sifat lingkungan rumah yang memungkinkan anak
membentuk sifat-sifatat kepribadian adalah Keadaan rumah yang sederhana,
bersih, rapi, dimana anak mendapat makanan yang sehat dan anggota keluarga
bersikap sedemikian rupa, sehingga memberi rasa aman kepada anak, inilah yang
akan membantu perkembangan kepribadian anak ke arah terbentuknya
kepribadian yang harmonis dan wajar.

b. Sekolah
Sekolah adalah tempat dimana anak dapat belajar dan menimba ilmu. Lingkungan
sekolah yang bersih, rapi akan membantu anak belajar dengan tenang dan
nyaman.

c. Teman sebaya
Baik di sekolah maupun di luar sekolah kepribadian anak banyak dipengaruhi
oleh teman sebayanya. Dalam lingkungan sekolah anak belajar bermain dengan
anak lain, belajar bekerjasama dengan anak lain.

3. Citra diri ( self concept )


yaitu kehidupan kejiwaan yang terdiri atas perasaan, sikap pandang, penilaian, dan
anggapan yang semuanya akan terpengaruh dalam keputusan tindakan sehari-hari.
Seseorang dengan citra dirinya menilai dirinya sendiri dan menilai lingkungan sosial.
Moral sebagian standart yang muncul dari agama dan lingkungan sosial, memberi
konsep-konsep yang baik dan tidak patut secara mutlak, akan tetapi seseorang tidak
begitu saja menerima melainkan dipertentangkan dengan citra diri yang dimilikinya.

E. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Otoriter dengan Perkembangan


Kepribadian Anak

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak, karena dari merekalah
anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan
terdapat dalam kehidupan keluarga.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hirschi dan Selvin (1967) sebagaimana
dikutip oleh Dadang Hawari menujukkan bahwa kepribadian orang tua sangat
mempengaruhi perkembangan jiwa anak. bila salah seorang atau kedua oang kelainan
kepribadian, maka presentase kenakalan anak akan jauh lebih tinggi daripada kalau kedua
orang tua tidak mempunyai kelainan kepribadian.

Pola tingkah laku pikiran dan sugesti ayah ibu dapat mencetak pola yang hampir sama
pada anak-anak. Oleh karena itu, tradisi, kebiasan sehari-hari, sikap hidup, cara berfikir
dan filsafat hidup keluarga itu sangat besar sekali pengaruhnya dalam proses pembentuk
tingkah laku dan sikap anggota keluarga terutama anak-anak. sebab tingkah laku orang
tua itu mudah sekali menular kepada anak-anak, khususnya mudah diperoleh anak-anak
puber dan adolensens yang jiwanya belum stabil dan tengah mengalami banyak gejolak
batin.
Misalnya, temperamen ayah yang agresif meledak-ledak, suka marah marah,Sewenang -
wenang, tidak hanya akan mentranformasikan efek temperamennya saja,akan tetapi juga
menimbulkan iklim yang mendemoralisir secara psikis di tengah keluarga. jika anak
diperlakukan oleh kedua orang tuanya dengan perlakuan yang kejam, didikan dengan
pukulan yang keras atau sekedar penghinaan dan ejekan, maka yang akan timbul ialah
reaksi negatif yang tampak pada perilaku dan akhlak anak. Mereka yang dibesarkan
dengan disiplin militer yang keras, besar kemungkinan akan tumbuh dengan kepribadian
kaku dan keras.

Berdasarkan pemikiran di atas jelaslah bahwa pola asuh orang tua otoriter mempunyai
hubungan dan berpengaruh kuat terhadap perkembangan kepribadian siswa.

F. Macam-macam Karakteristik Kepribadian

Begitu banyak tipe kepribadian menurut para ilmuwan. Berikut ini adalah tipe-tipe
kepibadian menurut masing-masing para ahli agar kita lebih memahami kepribadian
peserta didik sehingga saat proses kegiatan belajar dan mengajar berlangsung dengan
maksimal.
Menurut EysenCk 1964 (dalam Buchori 1982) menyatakan tipe kepribadian dibagi
menjadi tiga, yaitu:

1. Kepribadian Ekstrovert:
Dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat,menikmati kegembiraan, aktif bicara,
impulsif, menyenangkan spontan, ramah,sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.

2. Kepribadian Introvert:
Dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri,mempunyai kontrol diri yang baik.

3. Neurosis:
Dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang-kadang disertai
dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.

Karakteristik atau kepribadian seseorang dapat berkembang secara bertahap.Berikut ini


adalah krakteristik perkembangan pada masa anak samapai masa puber.
a. Karakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)
yaitu setelah anak meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal
di SD. Pada masa ini, anak sedang dalam proses penegmbangan kepribadian yang
unik dan menuntut kebebasan.Perilaku anak sulit diatur, bandel, keras kepala, dan
sering membantah dan melawan orang tua. Hal ini memang sangat menyulitkan para
pendidik.

b. Karakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)


Karakteristik periode masa anak akhir, sama halnya dengan ciri-ciri periode masa
anak awal dengan memperhatikan sebutan atau label yang digunakan pendidik. orang
tua atau pendidik menyebut masa anak akhir sebagai masa yang menyulitkan karena
pada masa ini anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh
orang tuanya. Kebanyakan anak pada masa ini juga kurang memperhatikan dan tidak
bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda-benda miliknya.
c. Karakteristik perkembangan masa puber (11/12 – 14/15 tahun)
masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak akhir dan masa
remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap: prapuber, puber, dan
pascapuber. Tahap prapuber bertumpang tindih dengan dua tahunt erakhir masa anak
akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode anak danr emaja, di mana ciri
kematangan seksual semakin jelas (haid dan mimpi basah).Tahap pascapuber
bertumpang tindih dengan dua tahun pertama masa remaja.Waktu masa puber relative
singkat (2-4 tahun) ini terjadi pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat dan
mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga menimbulkan keraguan dan perasaan tidak
aman pada anak puber. Peubahan fisik dan sikap puber ini berakibat pula pada
menurunnya prestasi belajar, permasalahan yang terkait dengan penerimaan konsep
diri, serta persoalan dalam berhubungan dengan orang di sekitarnya. orang dewasa
maupun pendidik perlu memahami sikap perilaku anak puber yang kadang menaik
diri, emosional, perilaku negative dan lain-lain, serta membantunya agar anak dapat
menerima peran seks dalam kehidupan bersosialisasi dengan orang atau masyarakat
disekitarnya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan psikologis manusia diawali dari sejak lahir hingga umur dewasa,yang
membentuk sifat-sifat yang bersifat menetap. Faktor-faktor di atas itu yang
mempengaruhi setiap individu hingga memiliki karakteristik atau kepribadian yang
berbeda-beda. Secara tidak langsung lingkungan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kepribadian itu tersebut yang dimulai dari usia balita, remaja, dewasa
bahkan pada usia lanjut.

Peserta didik merupakan subjek utama dalam penyelenggaran pembelajaran.Tugas


utama peserta didik adalah belajar, yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk
memperoleh perubahan perilaku dari segala aspek, mulai dari apektif, kognitif sampai
psikomotorik.

Selama proses belajar berlangsung, pengembangan kepribadian peserta didik pun


ikut berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor bawaan,termasuk
sifat-sifat yang diturunkan kepada anaknya, pengalaman awal dalam lingkungan
keluarga ketika anak masih kecil pengalaman kehidupan selanjutnya dapat
memperkuat konsep diri dan dasar kepribadian yang sudah ada. Begitu banyak tipe
dan karakteristik dari kepribadian dan tiap individu.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa perlu memperbaiki konsep dirinya supaya sikap
terhadap minuman beralkohol menjadi rendah. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah berpikir positif, menerima keadaan fisiknya,
menerima kondisi saat ini, berinteraksi yang positif yaitu bergaul dengan teman
yang baik, dan taat terhadap peraturan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya


Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih memperhatikan lagi faktor-faktor lain
yang dapat memengaruhi sikap, antara lain seperti faktor eksternal yang meliputi
pengaruh orang lain, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan
dan agama.
Daftar Pustaka

Etika individual Pola Dasar filsafat moral. Karangan Drs. H.Burhanuddin,Mm.Penerbit


Rineka Cipta Isbn : 979-518-761-9

Abin ,Syamsuddin. 2003.Psikologi Pendidikan. Bandung. Pt. Remaja Rosda Karya...

Prayitno Dan Erman Anti. 1995. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konselin. Jakarta :
P2LPTK Depdikbud.

Prayitno. 2003. Panduan Bimbingan Dan Konselin. Jakarta : Depdikbud Direktorat


Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Zakiah Daradjad. Kepribadian Guru. Bulan Bintang, Jakarta.

Drs. Sumadi suryabrata, (Jakarta, PT Raja Garpindo Persada: 2006 ).

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar , (Jakarta, PT Raja Grapindo Persada).

Anda mungkin juga menyukai