Disusun Oleh:
1. Mursidah (20111461)
4. Zuliyanti (20111399)
Semester 3
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
Kata Pengantar..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
2
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah, makalah yang berjudul “Peran Pematangan Dalam Belajar, Akar historis
Psikologi Perkembangan dan Kedudukan Psikologi Perkembangan Dalam Lapangan
Psikologi" ini dapat terselesaikan.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan berkenan
membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat positif, guna perbaikan penulisan makalah yang akan datang. Walaupun demikian, kami
berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari pendidikan adalah adanya proses perubahan pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik seseorang atau kelompok dan usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Pendidikan merupakan sebuah proses interaksi dan pelatihan antara
dua orang atau lebih, antara guru dan peserta didik yang mana menghasilkan suatu perubahan
sikap dan tingkah laku kearah yang lebih baik.
Dari keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan inti dari
pendidikan itu sendiri. Belajar diartikan sebagai bantuan memgembangkan kepribadian siswa
melalui berbagai aktivitas baik jasmani dan rohani yang dapat menunjang kematangan psikologis
siswa, karena tugas pertumbuhan dan perkembangan sudah terlaksana dengan baik. Kematangan
psikologis sendiri adalah berkaitan dengan terlaksananya dengan baik tugas pertumbuhan dan
perkembangan individu. Kematangan adalah hasil proses pertumbuhan dan perkembangan
individu yang berlangsung bertahap hingga memunculkan kepribadian dalam diri individu itu
sendiri (Herman, 1969). Sedangkan menurut Werner (dalam Nasution, 1969): ”Kematangan
adalah terlaksananya dengan baik tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan seseorang
menuju struktur tingkah laku yang lebih tinggi”. Sesuai dengan pernyataan diatas maka
kematangan psikologis adalah hasil proses pertumbuhan dan perkembangan yang terlaksana
dengan baik sehingga mencapai tingkat kepribadian yang lebih tinggi dalam bertingkah laku
secara wajar.
Psikologi perkembangan sendiri telah melewati sejarah yang cukup panjang untuk
akhirnya menjadi suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Melihat bagaimana psikologi
perkembangan ini begitu penting, maka tidaklah heran jika dalam penerapannya di lapangan
cabang ilmu ini sangat sering digunakan. Tidak hanya dibidang psikologi saja, bahkan di bidang
keilmuan lainnya psikologi perkembangan juga cukup relevan. Seperti misalnya dibidang
kedokteran, keperawatan dan lain sebagainya. Tentu saja ini tidak terlepas dari bagaimana ilmu
psikologi secara komprehensif memandang individu sebagai subjek yang bisa diamati
perilakunya. Makalah ini akan membahas mengenai peran pematangan dalam belajar, akar
4
historis psikologi perkembangan serta kedudukan psikologi perkembangan di dalam lapangan
psikologi.
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.1 Kematangan Psikologis Siswa
Eksistensi manusia sesungguhnya terjadi dalam rangka perubahan yang terus menerus.
Kematangan juga terjadi karena adanya perubahan baik dari kualitas maupun kuantitas dalam
tubuh individu, yang dapat dilihat melalui pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan
psikologis sendiri adalah berkaitan dengan terlaksananya dengan baik tugas pertumbuhan dan
perkembangan individu. Sejalan dengan pendapat Herman (1969):”Kematangan adalah hasil
proses pertumbuhan dan perkembangan individu yang berlangsung bertahap hingga
memunculkan kepribadian dalam diri individu itu sendiri“. Sedangkan menurut Werner (dalam
Sariono 1969):”kematangan adalah terlaksananya dengan baik tugastugas pertumbuhan dan
perkembangan seseorang menuju struktur tingkah laku yang lebih tinggi”. Sesuai dengan
pernyataan diatas maka kematangan psikologis adalah hasil proses pertumbuhan dan
perkembangan yang terlaksana dengan baik sehingga mencapai tingkat kepribadian yang lebih
tinggi dalam bertingkah laku secara wajar.Istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-
sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak. Siswa sebagai individu yang
termasuk dalam tingkatan remaja yang kita ketahui sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh
baik positif maupun negatif, yang tentunya juga dapat menghambat tugas-tugas perkembangan
mereka, yang harus dilalui secara wajar dan normal sesuai dengan fase-fasenya. Tugas-tugas
perkembangan tersebut oleh Havighurst dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakikatnya
perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan
budaya masyarakat agar mereka mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik di dalam
kehidupan nyata.
Menurut Sarlito (1988) kematangan psikologis seseorang dapat ditinjau dari aspek-aspek
sebagai berikut:
6
a. Pemekaran diri sendiri (extention of the self), yang ditandai dengan kemampuan
seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri
juga.
b. Kemampuan melihat diri sendiri secara objektif (self objectivication) ditandai dengan
kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight) dan
kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) termasuk yang menjadikan
dirinya sendiri sebagai sasaran.
7
remaja menentukan sifat kelakilakiannya (masculinity) atau sifat kewanitaanya (feminity)
yang terdapat dalam dirinya.
Moral dan religi merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja.
Sebagian orang berpendapat bahwa moral dan religi bisa mengendalikan tingkah laku
anak yang beranjak dewasa, maka dari itu moral dan religi adalah pengontrol dan
pengatur untuk membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang benar dan salah,
sehingga segala perilaku dari remaja dapat terarah dengan baik.
8
Menjelang abad ke-17, seorang filosof Inggris kenamaan, Jhon Locke sebagai
tokoh yang memberikan titik terang dalam perkembangan psikologi, karena teori-teorinya
seakan-akan memberikan perspektif baru pemikiran-pemikiran para sarjana yang
berminat pada psikologi diwaktu itu. John Locke, yang semula-mula bercita-cita ingin
menjadi politikus dan pernah dikirim ke india selaku pegawai dan pemerintah kolonial
Inggris itu ternyata lebih berhasil sebagai ahli filsafat. Teorinya yangs angat penting
tentang gejala kejiwaan adalah bahwa jiw itu pada saat mula-mula seseorang dilahirkan
masih bersih bagaikan sebuah “Tabula Rasa”.
Isi kejiwaan anak ketika dilahirkan adalah ibarat secarik kertas tersebut nantinya
sangat ditentukan oleh bagaimana cara kertas itu ditulisi. Dalam hal ini Jhon Locke
mengemukakan istilah “tabula rasa“ (blank slate) untuk mengungkapkan pentingnya
pengaruh pengalaman pengalaman dan lingkungan hidup terhadap perkembangan anak.
Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang
berasal dari lingkungan. Oleh karena itu, peranan orang tua sangat penting dalam
mengisi secarik kertas kosong itu sejak dari bayi.
Jadi Watson, karena jiwa manusia itu lahir masih bersih, maka untuk menjadikan
manusia itu sesuai dengan ynag dikehendaki, kepada orang itu tinggal diberikan
lingkungan dan pengalaman-pengalaman yang diperlukan.
9
Perhatian dan penyelidikan yang sungguh-sungguh terhadap perkembangan anak
melalui observasi langsung baru dimulai pada abad ke-19. Tokoh-tokohnya yang cukup
berpengaruh adalah, Charles Darwin dan Wilhemt Wundt.
Pada abad ke-19 adalah tumbuhnya psikologi sebagai disiplin ilmu yang berdiri
sendiri, yang ditandai dengan didirikannya laboraturium psikologi pertama oleh Wundt,
di Lepzig.
1. Psikologi umum
2. Psikologi khusus
11
Psikologi social, menguraikan tentang kegiatan manusia dalam hubungannya
dengan situasi social, seperti situasi kelompok, situasi massa dan sebagainya.
b. Psikologi Praktis
1. Psikodianostik
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Kematangan psikologis adalah hasil proses pertumbuhan dan perkembangan yang
terlaksana dengan baik sehingga mencapai tingkat kepribadian yang lebih tinggi
dalam bertingkah laku secara wajar.
13
DAFTAR PUSTAKA
F.J Monks & Knors (Terj. Siti Rahayu Haditono), Psikologi Perkembangan Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya, Yogyakarta : Gadjah Mada Press.
Sakerebau, Junier. "Memahami Peran Psikologi Pendidikan Bagi Pembelajaran." BIA': Jurnal
Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 1.1 (2018): 96-111.
14