Anda di halaman 1dari 14

"PERAN PEMATANGAN DALAM BELAJAR, AKAR HISTORIS PSIKOLOGI

PERKEMBANGAN DAN KEDUDUKAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DALAM


LAPANGAN PSIKOLOGI"

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu: Iva Noorlaila MS, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Mursidah (20111461)

2. Wiwik Widayanti (20111408)

3. Muhamad Zain hanafi (20111341)

4. Zuliyanti (20111399)

5 Abu Haris hamam (20111327)

Semester 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL

TAHUN 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................2

Kata Pengantar..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6

2.1 Kematangan Psikologis Siswa..........................................................................................6

2.2 Akar Historis Psikologi.....................................................................................................8

2.3 Kedudukan Psikologi Perkembangan dalam Psikologi..................................................11

BAB III PENUTUP......................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

2
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah, makalah yang berjudul “Peran Pematangan Dalam Belajar, Akar historis
Psikologi Perkembangan dan Kedudukan Psikologi Perkembangan Dalam Lapangan
Psikologi" ini dapat terselesaikan.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan berkenan
membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat positif, guna perbaikan penulisan makalah yang akan datang. Walaupun demikian, kami
berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Sukorejo, 23 September 2021

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan dari pendidikan adalah adanya proses perubahan pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik seseorang atau kelompok dan usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Pendidikan merupakan sebuah proses interaksi dan pelatihan antara
dua orang atau lebih, antara guru dan peserta didik yang mana menghasilkan suatu perubahan
sikap dan tingkah laku kearah yang lebih baik.

Dari keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan inti dari
pendidikan itu sendiri. Belajar diartikan sebagai bantuan memgembangkan kepribadian siswa
melalui berbagai aktivitas baik jasmani dan rohani yang dapat menunjang kematangan psikologis
siswa, karena tugas pertumbuhan dan perkembangan sudah terlaksana dengan baik. Kematangan
psikologis sendiri adalah berkaitan dengan terlaksananya dengan baik tugas pertumbuhan dan
perkembangan individu. Kematangan adalah hasil proses pertumbuhan dan perkembangan
individu yang berlangsung bertahap hingga memunculkan kepribadian dalam diri individu itu
sendiri (Herman, 1969). Sedangkan menurut Werner (dalam Nasution, 1969): ”Kematangan
adalah terlaksananya dengan baik tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan seseorang
menuju struktur tingkah laku yang lebih tinggi”. Sesuai dengan pernyataan diatas maka
kematangan psikologis adalah hasil proses pertumbuhan dan perkembangan yang terlaksana
dengan baik sehingga mencapai tingkat kepribadian yang lebih tinggi dalam bertingkah laku
secara wajar.

Psikologi perkembangan sendiri telah melewati sejarah yang cukup panjang untuk
akhirnya menjadi suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Melihat bagaimana psikologi
perkembangan ini begitu penting, maka tidaklah heran jika dalam penerapannya di lapangan
cabang ilmu ini sangat sering digunakan. Tidak hanya dibidang psikologi saja, bahkan di bidang
keilmuan lainnya psikologi perkembangan juga cukup relevan. Seperti misalnya dibidang
kedokteran, keperawatan dan lain sebagainya. Tentu saja ini tidak terlepas dari bagaimana ilmu
psikologi secara komprehensif memandang individu sebagai subjek yang bisa diamati
perilakunya. Makalah ini akan membahas mengenai peran pematangan dalam belajar, akar

4
historis psikologi perkembangan serta kedudukan psikologi perkembangan di dalam lapangan
psikologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi kematangan psikologi dalam belajar?

2. Bagaimana proses perjalanan psikologi pembangunan?

3. Bagaimana kedudukan psikologi pembangunan dalam lapangan psikologi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi kematangan psikologi dalam belajar.

2. Untuk mengetahui proses perjalanan psikologi pembangunan.

3. Untuk mengetahui kedudukan psikologi pembangunan dalam lapangan psikologi.

BAB II
PEMBAHASAN

5
2.1 Kematangan Psikologis Siswa
Eksistensi manusia sesungguhnya terjadi dalam rangka perubahan yang terus menerus.
Kematangan juga terjadi karena adanya perubahan baik dari kualitas maupun kuantitas dalam
tubuh individu, yang dapat dilihat melalui pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan
psikologis sendiri adalah berkaitan dengan terlaksananya dengan baik tugas pertumbuhan dan
perkembangan individu. Sejalan dengan pendapat Herman (1969):”Kematangan adalah hasil
proses pertumbuhan dan perkembangan individu yang berlangsung bertahap hingga
memunculkan kepribadian dalam diri individu itu sendiri“. Sedangkan menurut Werner (dalam
Sariono 1969):”kematangan adalah terlaksananya dengan baik tugastugas pertumbuhan dan
perkembangan seseorang menuju struktur tingkah laku yang lebih tinggi”. Sesuai dengan
pernyataan diatas maka kematangan psikologis adalah hasil proses pertumbuhan dan
perkembangan yang terlaksana dengan baik sehingga mencapai tingkat kepribadian yang lebih
tinggi dalam bertingkah laku secara wajar.Istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-
sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak. Siswa sebagai individu yang
termasuk dalam tingkatan remaja yang kita ketahui sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh
baik positif maupun negatif, yang tentunya juga dapat menghambat tugas-tugas perkembangan
mereka, yang harus dilalui secara wajar dan normal sesuai dengan fase-fasenya. Tugas-tugas
perkembangan tersebut oleh Havighurst dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakikatnya
perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan
budaya masyarakat agar mereka mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik di dalam
kehidupan nyata.

Menurut Sarlito (1988) kematangan psikologis seseorang dapat ditinjau dari aspek-aspek
sebagai berikut:

1. Pembentukan Konsep Diri

Bagaimana seorang individu dapat melihat dirinya secara objektif didalam


lingkungannya, serta membentuk pemikiran-pemikiran yang positif tentang orang lain
dan lingkungannya melaui ciri-ciri sebagai berikut:

6
a. Pemekaran diri sendiri (extention of the self), yang ditandai dengan kemampuan
seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri
juga.

b. Kemampuan melihat diri sendiri secara objektif (self objectivication) ditandai dengan
kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight) dan
kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) termasuk yang menjadikan
dirinya sendiri sebagai sasaran.

c. Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life), paham bagaimana


seharusnya bertindak dan bertingkah laku dan mampu berjalan sesuai dengan sasaran
yang telah ditetapkan sendiri, sehingga pendapat dan sikap-sikapnya akan lebih tegas.

2. Perkembangan Intelegensi Intelegensi

David Wechsler (dalam Sarlito W 1958) didefinisikan sebagai “Keseluruhan


kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan
menguasai lingkungan secara efektif“. Jadi intelegensi memang mengandung unsur
pikiran dan rasio. Semakin besar unsur rasio yang harus digunakan dalam suatu tindakan
atau tingkah laku, semakin tinggi tingkat intelegensinya. Sejalan dengan pendapat C.P.
Caplin (dalam Sumadi,1975) :”Intelegensi sebagai kemampuan menghadapi dan
menyesuikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif“.

3. Perkembangan Peran Sosial

Seorang individu dengan karakteristik, pembawaan serta kebiasaan yang


dibawanya akan mempengaruhi tindakan dan tingkah lakunya, salah satu hal yang juga
berpengaruh dalam pembentukan sifat, sikap yang serta merta membuat remaja mampu
mengarahkan dirinya adalah kematangan dalam diri remaja tersebut, namun yang tak
kalah penting dan tak kalah besar pengaruhnya adalah peran sosial.

4. Perkembangan Peran Gender


Di sini remaja akan mengetahui peranan dan fungsinya sebagai remaja laki-laki maupun
remaja perempuan, maka dalam hal ini peran sosial juga sangat berpengaruh untuk

7
remaja menentukan sifat kelakilakiannya (masculinity) atau sifat kewanitaanya (feminity)
yang terdapat dalam dirinya.

5. Perkembangan Moral dan Religi

Moral dan religi merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja.
Sebagian orang berpendapat bahwa moral dan religi bisa mengendalikan tingkah laku
anak yang beranjak dewasa, maka dari itu moral dan religi adalah pengontrol dan
pengatur untuk membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang benar dan salah,
sehingga segala perilaku dari remaja dapat terarah dengan baik.

2.2 Akar Historis Psikologi


Psikologi perkembangan telah melewati sejarah yang cukup panjang untuk akhirnya
menjadi suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Terdapat tiga periode perjalanan psikologi
perkembangan, yaitu ;

a. Minat awal mempelajari perkembangan anak

Salah seorang filosof yang banyak mempengaruhi pandangan masyarakat tentang


kehidupan anak adalah Plato. Menurut Plato, perbedaan individual ditentukan oleh faktor
keturunan. Artinya; sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat atau benih-benih
kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengasuhan dan pendidikan. Selain dari
itu, Plato juga yakin bahwa tiap-tiap orang sudah ditetapkan sejak lahirnya status atau
kedudukannya kelak dalam masyarakat. Apakah seseorang itu akan menjadi filusf,
serdadu atau pekerja, sudah tertulis sejak lahirnya. Dalam hubungan ini Plato dapat
dikatakan berpaham determinisme atau nativisme. Dengan demikian, sekaligus ia percaya
bahwa tiap orang dilahirkan dengan kekhususan sendiri, manusia dilahirkan tidak sama,
sehingga ia dapat pula dikatakan sebagai tokoh pemula dari paham “individual
difference”, yaitu paham yang mengatakan bahwa manusia itu berbeda dengam manusia
lainnya. Kelak pada masa perkembangan psikologi yang sudah lebih lanjut, paham
“individual difference” (perbedaan individual) ini, akan membawa para sarjana kearah
ditemukannya alat-alat pemeriksaan psikologis.

8
Menjelang abad ke-17, seorang filosof Inggris kenamaan, Jhon Locke sebagai
tokoh yang memberikan titik terang dalam perkembangan psikologi, karena teori-teorinya
seakan-akan memberikan perspektif baru pemikiran-pemikiran para sarjana yang
berminat pada psikologi diwaktu itu. John Locke, yang semula-mula bercita-cita ingin
menjadi politikus dan pernah dikirim ke india selaku pegawai dan pemerintah kolonial
Inggris itu ternyata lebih berhasil sebagai ahli filsafat. Teorinya yangs angat penting
tentang gejala kejiwaan adalah bahwa jiw itu pada saat mula-mula seseorang dilahirkan
masih bersih bagaikan sebuah “Tabula Rasa”.

Isi kejiwaan anak ketika dilahirkan adalah ibarat secarik kertas tersebut nantinya
sangat ditentukan oleh bagaimana cara kertas itu ditulisi. Dalam hal ini Jhon Locke
mengemukakan istilah “tabula rasa“ (blank slate) untuk mengungkapkan pentingnya
pengaruh pengalaman pengalaman dan lingkungan hidup terhadap perkembangan anak.
Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang
berasal dari lingkungan. Oleh karena itu, peranan orang tua sangat penting dalam
mengisi secarik kertas kosong itu sejak dari bayi.

John Locke mengemukakan bahwa pengalaman dan pendidikan merupakan faktor


yang paling menentukan dalam perkembangan anak, dan setiap tingkah laku pada
dasarnya dipelajari. Karena itu tiap tingkah laku dapat diubah melalui pengalaman baru.
Psinsip ini disebut sebagai prinsip modifikasi tingkah laku (behavior modification).

Jadi Watson, karena jiwa manusia itu lahir masih bersih, maka untuk menjadikan
manusia itu sesuai dengan ynag dikehendaki, kepada orang itu tinggal diberikan
lingkungan dan pengalaman-pengalaman yang diperlukan.

b. Dasar-dasar pembentukan psikologi perkembangan secara ilmiah

Munculnya penelitian-penelitian yang terarah terhadap kehidupan dan


perkembangan psikis anak baru baru dimulai pada abad ke-18. Dalam periode ini, sumber
penting untuk mempelajari anak adalah catatan-catatan harian mengenai perkembangan
dan tingkah laku.

9
Perhatian dan penyelidikan yang sungguh-sungguh terhadap perkembangan anak
melalui observasi langsung baru dimulai pada abad ke-19. Tokoh-tokohnya yang cukup
berpengaruh adalah, Charles Darwin dan Wilhemt Wundt.

Darwin terkenal dengan “teori evolusi”. Ia mempublikasikan karyanya yang


berjudul “origin of the Species” dan “Descent of Man”. Karya Darwin ini merangsang
untuk dilakukannya ovservasi langsung terhadap perkembangan anak. Darwin
melakukan penelitian, kepada anak-anaknya hasil observasinya dicatat, kemudian di
simpulkan. Catatan harian tentang anak ini, telah merangsang usaha untuk melakukan
studi-studi yang lebih sistematik dan ilmiah.

Pada abad ke-19 adalah tumbuhnya psikologi sebagai disiplin ilmu yang berdiri
sendiri, yang ditandai dengan didirikannya laboraturium psikologi pertama oleh Wundt,
di Lepzig.

c. Munculnya studi psikologi perkembangan modern

Studi sistematis tentang perkembangan anak mengalami perkembangan yang


cukup signifikan pada awal abad ke-20. Lebih-lebih setelah adanya “Laboraturium di
Lepzig”. Watson memperkenalkan teori behaviorisme yakni yang menggunakan prinsip-
prinsip “Classical Conditioning” untuk menjelaskan perkembangan suatu tingkah laku.
Menurut Watson, prinsip-prinsip Conditioning dan prinsip-prinsip belajar dapat
diterangkan pada semua perkembangan psikologis.

Munculnya penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Jean Peaget, yang selalu


aktif melakukan serangkaian penelitian mengenai perkembangan kognisi pada anak-anak,
dari bayi sampai remaja. Piaget menolak, teori yang mengatakan bahwa “bahwa
perkembangan individu seluruhnya di tentukan oleh oleh struktur genetik yang bersifat
bawaan (innate) dan perkembangan individu seluruhnya ditentukan oleh pengaruh
lingkungan”. Menurut Peaget, perkembangan terjadi sebagai hasil interaksi yang konstan
antara individu dan lingkungan.

Kemudian seiring dengan banyaknya penelitian, makal lahirlah “teori belajar


sosial” yakni sebuah teori perluasan dari behaviorisme yang menekankan perilaku,
10
lingkungan dan kognisi sebagai faktor kunci dalam perkembangan, yang tokohnya
Bandura. Bandura sangat giat melakukan penelitian-penelitian di laboraturium terhadap
tingkah laku tertentu, misalnya agresivitas.

Dengan banyaknya tokoh-tokoh dan hasil karyanya yang terus bermunculan,


maka psikologi semakin dikenal, karena membuka kesempatan lebih luas terhadap
bidang penelitian, untuk mengadakan penelitian dan percobaan, sehingga penelitian yang
menggunakan judul “psikologi anak” kemudian mulai menggantinya dengan “psikologi
perkembangan”.

2.3 Kedudukan Psikologi Perkembangan dalam Psikologi


Saat ini Psikologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang berkembang pesat.
Lapangan atau daerah garapannya pun menjadi sangat luas. Untuk mengetahui atau mempelajari
psikologi belajar, perlu diketahui lapangan psikologi sehingga dapat diketahui kedudukannya.
Gerungan (1962) membedakan psikologi menjadi 2, yaitu :

a. Psikologi Teoritis, digolongkan menjadi;

1. Psikologi umum

Menguraikan dan menyelidiki kegiatan-kegiatan psikis pada umumnya pada


manusia dewasa dan normal, termasuk kegiatan pengamatan, pemikiran, intelegensi,
perasaan, kehendak, motif-motif dan sebagainya.

2. Psikologi khusus

Menguraikan dan menyelidiki segi-segi khusus daripada kegiatan psikis


manusia, antara lain :

 Psikologi Perkembangan, menguraikan perkembangan kegiatan psikis manusia dari


kecil sampai dewasa dan lebih lanjut.

 Psikologi kepribadian, menguraikan struktur kepribadian manusia sebagai suatu


keseluruhan, serta mengenai jenis-jenis atau tipe kepribadian.

11
 Psikologi social, menguraikan tentang kegiatan manusia dalam hubungannya
dengan situasi social, seperti situasi kelompok, situasi massa dan sebagainya.

 Psikologi belajar, menguraikan tentang kegiata-kegiatan menusia dalam belajar,


terutama mengupas bagaimana cara individu belajar atau melakukan pembelajaran.

 Psikopathologi, menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia yang berjiwa


abnormal.

b. Psikologi Praktis

1. Psikodianostik

Merupakan cara-cara psikologis dalam pemilihan suatu jabatan, studi atau


yang lainnya. Antara lain seperti wawancara, observasi dan tes psikologi yang dapat
menentukan struktur kepribadian orang, bakat, kecakapan, intelegensi dan lain
sebagainya.

2. Psikologi klinis dan bimbingan psikologis

Yang merupakan usaha-usaha sarjana psikologi dalam menolong orang yang


menderita kesulitan psikis yang bermacam-macam rupanya. Dari sistematika tersebut,
terlihat bahwa kedudukan psikologi perkembangan dalam psikologi merupakan
psikologi teoritis yang bersifat khusus.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Kematangan psikologis adalah hasil proses pertumbuhan dan perkembangan yang
terlaksana dengan baik sehingga mencapai tingkat kepribadian yang lebih tinggi
dalam bertingkah laku secara wajar.

b. Terdapat tiga periode perjalanan psikologi perkembangan yaitu minat awal


mmepelajari psikologi anak, dasar-dasar pembentukan psikologi perkembangan
secara ilmiah dan munculnya psikologi perkembangan modern.

c. Kedudukan psikologi perkembangan dalam psikologi yaitu psikologi teoritis dan


psikologi praktis.

13
DAFTAR PUSTAKA
F.J Monks & Knors (Terj. Siti Rahayu Haditono), Psikologi Perkembangan Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya, Yogyakarta : Gadjah Mada Press.

Gerungan. 1996. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Eresco.

King ,Laura A. (2013). PSIKOLOGI UMUM:Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta.


PenerbitSalemba Humanika.

Sakerebau, Junier. "Memahami Peran Psikologi Pendidikan Bagi Pembelajaran." BIA': Jurnal
Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 1.1 (2018): 96-111.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

14

Anda mungkin juga menyukai