Dosen Pengampu:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
memahami mengenai “Prinsip Dasar Karakteristik Perkembangan Individu dalam
Berbagai Aspek”
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Perkembangan Individu................................................................3
B. Perkembangan Individu dalam Aspek Kognitif .............................................4
C. Perkembangan Individu dalam Aspek Sosial.................................................6
D. Perkembangan Individu dalam Aspek Moral Remaja dan Dewasa...............7
BAB III PENUTUP................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi dalam istilah disebut sebagai ilmu jiwa, berasal dari bahasa
Inggris yakni Psycology. Psycology merupakan dua akar kata yang berhubungan
dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logo yang berarti ilmu.
Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa 1. Psikologi Pendidikan merupakan
cabang dari psikologi dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada
masalah pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental, yang sangat
erat hubungannya dalam masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses
dan keberhasilan belajar. Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-
beda2.
Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu
yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu
tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok di mana dirinya
bergabung. Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak
terbagi3. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia
sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang
terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.
Setiap individu memiliki karakteristik bawaan (heredity) dan lingkungan
(environment). Karakteristik bawaan merupakan karakter keturunan yang dibawa
sejak lahir baik yang berkaitan dengan faktor biologis maupun sosial psikologis.
Kepribadian - perilaku - apa yang diperbuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh
seseorang (individu) merupakan hasil dari perpaduan antara faktor biologis
sebagaimana unsur bawaan dan pengaruh lingkungan. Dikenali bahwa anak mulai
masuk sekolah tidak selalu sama umurnya. Mereka selalu menunjukkan perbedaan
karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan yang dibawanya ke sekolah, pada
1
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: Rosdakarya,
2007)Hal. 7
2
Asrori.Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: Pena Persada,2020)Hal.8.
3
Abdul syani. Sosiologi: Skematika. Teori, dan Terapan (Jakarta: Bumi Aksara, 2002).
1
2
akhirnya terbentuk oleh pengaruh lingkungan dan hal lain yang mempunyai
pengaruh penting terhadap keberhasilannya di sekolah, selanjutnya bagi masa
depan kehidupannya.
Sejak pembuahan (konsepsi), kehidupan yang baru itu secara
berkesinambungan dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan yang merangsang
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan. Setiap rangsangan tersebut, baik
secara terpisah atau terpadu dengan rangsangan yang lain, semuanya membantu
perkembangan potensi-potensi biologis demi terbentuknya perilaku manusia yang
dibawa sejak lahir. Hal tersebut pada gilirannya membentuk suatu pola
karakteristik perilaku yang dapat mewujudkan seseorang sebagai individu yang
berkarakteristik beda dengan individu-individu lain4.
B. Rumusan Masalah
Adapun uraian latar belakang diatas maka penulis akan merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud perkembangan individu ?
2. Jelaskan bagaimana perkembangan individu dalam aspek kognitif ?
3. Jelaskan bagaimana perkembangan individu dalam aspek sosial ?
4. Jelaskan bagaimana perkembangan individu dalam aspek moral masa
remaja dan dewasa ?
C. Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis memiliki tujuan yang ingin
dicapai adalah sebagai berikut:
1. Dapat memberikan pemahaman tentang pengertian individu.
2. Menjadikan pemahaman kepada para pembaca tentang perkembangan
individu dalam aspek kognitif.
3. Memberikan pemahaman bagi pembaca perkembangan individu dalam
aspek sosial.
4. Dapat memberikan pemahaman perkembangan individu dalam aspek
moral masa remaja dan dewasa.
4
Nur Hidayah, Yulianti Hotifah, dkk.Psikologi Pendidikan.(Semarang: Universitas Negeri
Malang, 2017).h.25-26.
BAB II
PEMBAHASAN
5
Hurlock, E.B 1991. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Alih Bahasa Istiwidayanti. (Jakarta: Erlangga. 1991). h.65.
6
Ibid.
3
4
7
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.22
8
Syamsul Yusuf L.N, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h.1.
9
Jhon W. Santrock, Educational Psycology (New York: McGrow Hill, 2008), h.40.
5
10
Ernawulan dan Mubair Agustin Syaodih, Bimbingan Konseling Untuk Anak Usia Dini (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2008), h.20.
11
Masganti, Sit.Perkembangan Peserta Didik.(Medan: Perdana Publishing, 2012),h.79-80
12
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Kencana Prenada, 2011),h. 48
6
tidak bisa dicapai secara instant melainkan melalui tahapan-tahapan dan proses
perkembangan dalam kehidupan.
13
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan RemajaI, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 118.
14
Elfi Yuliani Rocmah, Perkembangan Anak.(Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2011), h.40.
15
Muhibbin Syah, Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2014), h.50.
7
7. Tingkah laku berkuasa, yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial,
mendominasi untuk berkuasa disuatu kelompok.
8. Mementingkan diri sendiri, yaitu sikap egosentris dalam memenuhi
keinginan.
9. Simpati, yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh
perhatian terhadap orang lain16.
Istilah moral berasal dari kata latin “mos” (moris) yang berarti adat
istiadat, kebiasaan, peraturan atau nilai-nilai kehidupan. Sedangkan moralitas
merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau
prinsip-prinsip moral. Nilai moral itu, seperti seruan untuk berbuat baik kepada
untuk orang lain, memelihara ketertiban, keamanan dan larangan untuk berbuat
jahat17.
Tingkatan tertinggi dalam perkembangan moral adalah melakukan sesuatu
perbuatan bermoral, karena panggilan hati nurani, tanpa perintah, tanpa harapan
akan sesuatu imbalan atau pujian. Secara potensial tingkatan moral ini dapat
16
Kayyis Fithri Ajhuri. Psikologi Perkembangan Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
(Yogyakarta: Penebar Media Pustaka, 2009),h.37.
17
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan RemajaI, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2014), h.132
8
dicapai oleh individu pada akhir masa remaja, tetapi faktor-faktor dalam diri dan
lingkungan individu sangat berpengaruh terhadap pencapaiannya18.
Adapun aspek perkembangan moral adalah orientasi patuh dan takut hukuman,
orientasi naif egoistis (hedonisme instrumental), orientasi anak atau person yang
baik, orientasi pelestarian otoritas dan aturan sosial, orientasi kontrol legalistis,
orientasi yang mendasarkan atas prinsip dan kesadaran diri sendiri.
18
Elfi Yuliani Rocmah, Psikologi Perkembangan, (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2014),h.
33.
19
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009),h. 9.
9
tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya. Untuk
memenuhi kebutuhan sosial dan psikologisnya, remaja memperluas lingkungan
sosialnya di luar lingkungan keluarga, seperti lingkungan teman sebaya dan
lingkungan masyarakat lain.
20
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : PT. Kharisma Putra Utama, 2011), h. 245.
10
Masa dewasa biasanya dimulai dari usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40
tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ
kelamin anak yang telah berkembang dan mampu berproduksi. Pada masa ini,
individu akan mengalami suatu perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan
dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap
perubahan tersebut. Aspek moral pada masa dewasa adalah perkembangan masa
awal dan masa sulit seseorang individu dalam menyesuaikan dirinya terhadap
kehidupan baru dan harapan sosial.
Uraian di atas menandakan bahwa remaja adalah individu yang masih
tergolong labil dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya sehingga harus
terus dijaga dan dibimbing untuk mencapai orisinalitas pemikiran moral yang
baik. Tidak menutup kemungkinan bagi remaja yang telah dididik dengan baik
akan tergoyahkan oleh lingkungan luar seperti lingkungan bermain ataupun
lingkungan sekolah. Namun pada akhirnya, remaja pasti akan menemukan titik
tertentu untuk menyadari orisinalitas pemikiran moral nya berdasarkan kesadaran
dan kemauan dirinya sendiri.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12