Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PRINSIP DASAR KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN INDIVIDU


DALAM BERBAGAI ASPEK

Disusun Oleh Kelompok 4 PGSD 3A

1. Lilis Cahyani (5021203)


2. Niken Ayu Saputri (5021089)

Dosen Pengampu:

Candres Abadi, M.Pd. Kons

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI (UNPARI)
LUBUKLINGGAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
memahami mengenai “Prinsip Dasar Karakteristik Perkembangan Individu dalam
Berbagai Aspek”

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Lubuklinggau, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Perkembangan Individu................................................................3
B. Perkembangan Individu dalam Aspek Kognitif .............................................4
C. Perkembangan Individu dalam Aspek Sosial.................................................6
D. Perkembangan Individu dalam Aspek Moral Remaja dan Dewasa...............7
BAB III PENUTUP................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi dalam istilah disebut sebagai ilmu jiwa, berasal dari bahasa
Inggris yakni Psycology. Psycology merupakan dua akar kata yang berhubungan
dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logo yang berarti ilmu.
Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa 1. Psikologi Pendidikan merupakan
cabang dari psikologi dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada
masalah pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental, yang sangat
erat hubungannya dalam masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses
dan keberhasilan belajar. Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-
beda2.
Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu
yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu
tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok di mana dirinya
bergabung. Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak
terbagi3. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia
sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang
terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.
Setiap individu memiliki karakteristik bawaan (heredity) dan lingkungan
(environment). Karakteristik bawaan merupakan karakter keturunan yang dibawa
sejak lahir baik yang berkaitan dengan faktor biologis maupun sosial psikologis.
Kepribadian - perilaku - apa yang diperbuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh
seseorang (individu) merupakan hasil dari perpaduan antara faktor biologis
sebagaimana unsur bawaan dan pengaruh lingkungan. Dikenali bahwa anak mulai
masuk sekolah tidak selalu sama umurnya. Mereka selalu menunjukkan perbedaan
karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan yang dibawanya ke sekolah, pada
1
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: Rosdakarya,
2007)Hal. 7
2
Asrori.Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: Pena Persada,2020)Hal.8.
3
Abdul syani. Sosiologi: Skematika. Teori, dan Terapan (Jakarta: Bumi Aksara, 2002).

1
2

akhirnya terbentuk oleh pengaruh lingkungan dan hal lain yang mempunyai
pengaruh penting terhadap keberhasilannya di sekolah, selanjutnya bagi masa
depan kehidupannya.
Sejak pembuahan (konsepsi), kehidupan yang baru itu secara
berkesinambungan dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan yang merangsang
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan. Setiap rangsangan tersebut, baik
secara terpisah atau terpadu dengan rangsangan yang lain, semuanya membantu
perkembangan potensi-potensi biologis demi terbentuknya perilaku manusia yang
dibawa sejak lahir. Hal tersebut pada gilirannya membentuk suatu pola
karakteristik perilaku yang dapat mewujudkan seseorang sebagai individu yang
berkarakteristik beda dengan individu-individu lain4.

B. Rumusan Masalah
Adapun uraian latar belakang diatas maka penulis akan merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud perkembangan individu ?
2. Jelaskan bagaimana perkembangan individu dalam aspek kognitif ?
3. Jelaskan bagaimana perkembangan individu dalam aspek sosial ?
4. Jelaskan bagaimana perkembangan individu dalam aspek moral masa
remaja dan dewasa ?

C. Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis memiliki tujuan yang ingin
dicapai adalah sebagai berikut:
1. Dapat memberikan pemahaman tentang pengertian individu.
2. Menjadikan pemahaman kepada para pembaca tentang perkembangan
individu dalam aspek kognitif.
3. Memberikan pemahaman bagi pembaca perkembangan individu dalam
aspek sosial.
4. Dapat memberikan pemahaman perkembangan individu dalam aspek
moral masa remaja dan dewasa.
4
Nur Hidayah, Yulianti Hotifah, dkk.Psikologi Pendidikan.(Semarang: Universitas Negeri
Malang, 2017).h.25-26.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Individu

Perkembangan ialah perubahan yang terjadi selama proses pertumbuhan


menuju keadaan yang lebih dewasa dibanding sebelumnya sehingga terbentuk
organ-organ atau sel-sel yang memiliki fungsi dan struktur yang berbeda pula.
Dengan kata lain perkembangan adalah suatu gejala perubahan dalam fungsi dari
organ-organ yang telah mengalami pertumbuhan tersebut. Pada aspek ini lebih
ditekankan pada perubahan fungsi atau psikis yang lebih kompleks sehingga pada
perkembangan ini tidak dapat diukur dengan mudah tetapi hanya bisa dilihat
gejala perubahannya. Jadi proses perkembangan ini berjalan seiring dengan
terjadinya pertumbuhan pada makhluk hidup.
Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan yang
secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut
sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat dari kematangan dan
pengalaman5. Adapun perubahan-perubahan dalam perkembangan individu
merupakan hasil dari proses-proses biologis, kognitif dan sosio-emosional yang
saling berkaitan. Proses biologis meliputi perubahan pada sifat fisik individu yang
semakin bertambah usia akan mengarah kepada kematangan. Untuk proses
kognitif meliputi perubahan pada pemikiran, intelegensi dan bahasa individu,
sedangkan proses sosio-emosional meliputi perubahan pada relasi individu dengan
orang lain, serta perubahan emosi dan kepribadian yang menyertainya.6
Perkembangan individu terjadi secara teratur mengikuti atau pola-pola
tertentu. Perkembangan individu sesunggunya merupakan hasil perkembangan
yang dicapai pada tahap-tahap sebelumnya dan merupakan bagian yang
terintegrasi dengan lingkup-lingkup perkembangan anak itu sendiri.
Oleh karena itu, perkembangan individu akan sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor dan perubahan yang terjadi selama ia bertumbuh dan berkembang.

5
Hurlock, E.B 1991. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Alih Bahasa Istiwidayanti. (Jakarta: Erlangga. 1991). h.65.
6
Ibid.

3
4

individu yang berkembang di lingkungan sosio-emosional yang baik akan menjadi


pribadi yang memiliki emosi yang baik sesuai dengan apa yang dia lihat dan dia
amati di lingkungannya, begitu pula sebaliknya.

B. Perkembangan Individu Dalam Aspek Kognitif

Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,


berarti mengetahui. Dalam arti yang luas cognitive (kognisi) ialah perolehan,
penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah
kognitif menjadi popular sebagai salah satu domain atau ranah psikologis manusia
yang meliputi setiap perilaku mental berhubungan dengan pemahaman,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan
keyakinan. Ranah kejiwaaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan
konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa7.
Perkembangan diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan
kualitatif dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi,
masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa 8. Santrock
medefinisikan perkembangan sebagai pola perubahan biologis, kognitif dan sosio-
emosional yang dimulai sejak lahir dan berlanjut disepanjang hayat. Pola
perkembangan anak adalah pola yang kompleks karena merupakan hasil dari
beberapa proses. Proses-proses itu adalah biologis, kognitif dan sosio-emosional.
Proses biologis adalah perubahan dalam tubuh anak. Kognitif adalah kemampuan
berpikir pada manusia. Menurut Terman kemampuan kognitif adalah kemampuan
berpikir abstrak. Sedangkan Colvin menyatakan kemampuan kognitif adalah
kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kemampuan kognitif
merupakan kemampuan memproses informasi yang diperoleh melalui indera.
Sedangkan Gardner menyatakan kemampuan kognitif adalah kemampuan
menciptakan karya9.
Perkembangan kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan
anak dalam belajar karena sebagian aktivitas dalam belajar selalu berhubungan

7
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.22
8
Syamsul Yusuf L.N, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h.1.
9
Jhon W. Santrock, Educational Psycology (New York: McGrow Hill, 2008), h.40.
5

dengan masalah berpikir. Menurut Ernawulan dkk, perkembangan kognitif


menyangkut perkembangan berpikir dan bagaimana kegiatan berpikir itu bekerja.
Dalam kehidupannya, mungkin saja anak dihadapkan pada persoalan-persoalan
yang menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan
langkah yang lebih kompleks pada diri anak. Sebelum anak mampu
menyelesaikan persoalan anak perlu memiliki kemampuan mencari cara
penyelesaiannya10.
Teori perkembangan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan
kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dalam membimbing tingkah laku
anak. Kemampuan kognitif menjadikan anak sebagai individu yang secara aktif
membangun sendiri pengetahuan mereka tentang dunia. Perkembangan kognitif
manusia berkaitan dengan kemampuan mental dan fisik untuk mengetahui objek
tertentu, memasukkan informasi ke dalam pikiran, mengubah pengetahuan yang
telah ada dengan informasi yang baru diperoleh, dan perubahan tahapan-tahapan
berpikir. Di antara ahli psikologi yang banyak membicarakan perkembangan
kognitif adalah Piaget, Bruner, dan Vigotsky11.
Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang
menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-
ide belajar, karena menurut pendapat Ahmad Susanto kognitif, yaitu kemampuan
individu untuk menghubungkan, menilai, mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa12.
Dapat disimpulkan bahwa perkembangan individu dalam aspek kognitif
adalah bagaimana pola pikir seuatu individu tersebut berubah menjadi lebih
matang seirng dengan pertumbuhan fisiknya. Semakin matang usia seseorang
maka pola berpikirnya akan semakin bagus karena dia sudah mengalami berbagai
hal dalam hidupnya yang bisa dijadikan pelajaran dan acuan. Tingkat kecerdasan
suatu individu juga akan semakin bagus ketika dia berkembang dengan baik di
lingkungannya. Tentunya pencapaian seseorang ke suatu taraf kecerdasan tertentu

10
Ernawulan dan Mubair Agustin Syaodih, Bimbingan Konseling Untuk Anak Usia Dini (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2008), h.20.
11
Masganti, Sit.Perkembangan Peserta Didik.(Medan: Perdana Publishing, 2012),h.79-80
12
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Kencana Prenada, 2011),h. 48
6

tidak bisa dicapai secara instant melainkan melalui tahapan-tahapan dan proses
perkembangan dalam kehidupan.

C. Perkembangan Individu Dalam Aspek Sosial

Perkembangan sosial merupakan proses belajar untuk menyesuaikan diri


terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi serta meleburkan diri
menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama 13. Salah satu
hal yang penting dalam perkembangan sosial adalah pentingnya pengalaman
sosial awal. Pengalaman sosial awal cenderung menetap. Mempelajari sikap dan
perilaku sosial dengan baik atau buruk pada pengalaman sosial awal akan
memudahkan atau menyulitkan perkembangan sosial anak selanjutnya. Seperti,
anak yang lebih berinteraksi dengan manusia akan mengembangkan keterampilan
sosial yang lebih baik daripada anak yang bermain sendiri dengan benda atau alat
permainannya14.
Perkembangan aspek sosial diawali pada masa kanak-kanak usia 3 tahun
yang akan berinteraksi dengan teman-teman sepermainannya. Perkembangan
sosial individu akan berkembang seiring dengan pertambahan usia dan
pergaulannya. Faktor perkembangan sosial individu diantaranya adalah orang tua,
pendidikan formal maupun informal, lingkungan sehari-hari, dan teman15.
Bentuk-bentuk tingkah laku sosial diantarannya :
1. Pembangkangan, yaitu suatu bentuk tingkah laku melawan.
2. Agresi, yaitu perilaku menyerang balik secara fisik maupun kata-kata.
3. Berselisih atau bertengkar, yaitu apabila seseorang merasa tersinggung atau
terganggu oleh sikap dan perilaku orang lain.
4. Menggoda, yaitu sebagai bentuk tingkah laku yang agresif
5. Persaingan, yaitu keinginan untuk melebihi atau menandingi apa yang
dimiliki orang lain.
6. Kerja sama, yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain.

13
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan RemajaI, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 118.
14
Elfi Yuliani Rocmah, Perkembangan Anak.(Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2011), h.40.
15
Muhibbin Syah, Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2014), h.50.
7

7. Tingkah laku berkuasa, yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial,
mendominasi untuk berkuasa disuatu kelompok.
8. Mementingkan diri sendiri, yaitu sikap egosentris dalam memenuhi
keinginan.
9. Simpati, yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh
perhatian terhadap orang lain16.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak-anak merupakan peniru


yang handal. Dia akan meniru apa yang dia lihat di lingkungan sosialnya. Anak
yang tumbuh di lingkungan sosial yang baik maka dia akan meniru hal baik yang
dia lihat. Sebaliknya, jika seorang anak tumbuh di lingkungan yang buruk maka
sulit bagi dia untuk menerapkan perilaku sosial baik karena tidak mendapat
contoh secara langsung di lingkungan sosial sekitarnya. Oleh karena itu,
sebaiknya masa kecil anak selalu diisi dan didekatkan dengan lingkungan yang
baik agar mereka bisa meniru hal yang baik pula.

D. Perkembangan Individu Dalam Aspek Moral Masa Remaja dan Dewasa

Istilah moral berasal dari kata latin “mos” (moris) yang berarti adat
istiadat, kebiasaan, peraturan atau nilai-nilai kehidupan. Sedangkan moralitas
merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau
prinsip-prinsip moral. Nilai moral itu, seperti seruan untuk berbuat baik kepada
untuk orang lain, memelihara ketertiban, keamanan dan larangan untuk berbuat
jahat17.
Tingkatan tertinggi dalam perkembangan moral adalah melakukan sesuatu
perbuatan bermoral, karena panggilan hati nurani, tanpa perintah, tanpa harapan
akan sesuatu imbalan atau pujian. Secara potensial tingkatan moral ini dapat

16
Kayyis Fithri Ajhuri. Psikologi Perkembangan Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
(Yogyakarta: Penebar Media Pustaka, 2009),h.37.
17
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan RemajaI, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2014), h.132
8

dicapai oleh individu pada akhir masa remaja, tetapi faktor-faktor dalam diri dan
lingkungan individu sangat berpengaruh terhadap pencapaiannya18.

Adapun aspek perkembangan moral adalah orientasi patuh dan takut hukuman,
orientasi naif egoistis (hedonisme instrumental), orientasi anak atau person yang
baik, orientasi pelestarian otoritas dan aturan sosial, orientasi kontrol legalistis,
orientasi yang mendasarkan atas prinsip dan kesadaran diri sendiri.

1) Aspek Moral pada Masa Remaja

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari


bahasa Latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan”. Masa ini berlangsung antara umum 12 tahun sampai dengan 21
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria 19. Masa remaja
merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa.
Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis.
Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang
pesat sehinggaa mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan
berkembangnya kapasitas reproduktif.
Perkembangan moral yang dialami oleh remaja, berada pada tingkat
perkembangan moral Konvensional tahap ke 4, yaitu berorientasi pada ketertiban
masyarakat dan aturan sosial. Penanaman nilai-nilai moral akan bertambah sulit
ketika remaja memperoleh pengajaran yang kurang patut, baik melalui televisi,
teman sekolah, maupun dari orang dewasa disekitarnya. Interaksi diantara teman
sebaya yang memberikan pendapat berbeda dapat meningkatkan perkembangan
moral.
Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan
dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain, guru, teman
sebaya, maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi ini merupakan reaksi
terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk mampu menampilkan

18
Elfi Yuliani Rocmah, Psikologi Perkembangan, (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2014),h.
33.
19
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009),h. 9.
9

tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya. Untuk
memenuhi kebutuhan sosial dan psikologisnya, remaja memperluas lingkungan
sosialnya di luar lingkungan keluarga, seperti lingkungan teman sebaya dan
lingkungan masyarakat lain.

Perkembangan pemikiran moral remaja dicirikan dengan mulai tumbuh


kesadaran akan kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata yang ada
karena dianggap sebagai suatu yang bernilai, walau belum mampu
mempertanggung jawabkannya secara pribadi. Pada akhir masa remaja seseorang
akan memasuki tahap perkembangan pemikiran moral yang disebut tahap
pascakonvensional ketika orisinilitas pemikiran moral remaja sudah semakin
matang.

2) Aspek Moral pada Masa Dewasa

Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan


dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam
interaksinya dengan orang lain. Masa dewasa ialah masa awal dan masa sulit
seseorang individu dalam menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan baru dan
harapan sosial barunya. Pada masa ini, seorang individu dituntut untuk
melepaskan ketergantungan kepada orang tua dan berusaha untuk mandiri sebagai
seorang manusia dewasa.
Istilah dewasa merupakan organism yang telah matang. Tetapi lazimnya
merujuk pada manusia. Dewasa ialah orang yang bukan lagi anak-anak dan telah
menjadi pria atau wanita seutuhnya. Setelah mengalami masa kanak-kanak dan
remaja yang panjang seorang individu akan mengalami masa dimana ia telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya untuk berkecimpung
dengan masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Dibandingkan dengan
masa sebelumnya, masa dewasa ialah waktu yang paling lama dalam rentang
kehidupan20.

20
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : PT. Kharisma Putra Utama, 2011), h. 245.
10

Masa dewasa biasanya dimulai dari usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40
tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ
kelamin anak yang telah berkembang dan mampu berproduksi. Pada masa ini,
individu akan mengalami suatu perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan
dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap
perubahan tersebut. Aspek moral pada masa dewasa adalah perkembangan masa
awal dan masa sulit seseorang individu dalam menyesuaikan dirinya terhadap
kehidupan baru dan harapan sosial.
Uraian di atas menandakan bahwa remaja adalah individu yang masih
tergolong labil dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya sehingga harus
terus dijaga dan dibimbing untuk mencapai orisinalitas pemikiran moral yang
baik. Tidak menutup kemungkinan bagi remaja yang telah dididik dengan baik
akan tergoyahkan oleh lingkungan luar seperti lingkungan bermain ataupun
lingkungan sekolah. Namun pada akhirnya, remaja pasti akan menemukan titik
tertentu untuk menyadari orisinalitas pemikiran moral nya berdasarkan kesadaran
dan kemauan dirinya sendiri.

Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa perubahan moral pada


masa dewasa dapat terjadi karena adanya masa sulit yang sedang
dialaminya. Orang dewasa harus bisa menyesuaikan antara tanggung
jawab besar yang baru saja diemban karena lepas dari tanggungan orang
tua dan dunia moral mengenai bagaimana ia bersikap ditengah masa sulit
tersebut. Oleh karena itu, individu pada masa dewasa harus bisa menahan
ego dan menyesuaikan diri dengan hal dan tantangan yang sedang dia
hadapi agar tetap bisa memiliki orisinalitas moral yang baik walaupun dia
harus menghadapi dunia baru yang kejam dan sulit.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah pembahasan diatas maka kesimpulan yang diambil dalam


penyusunan makalah ini bahwasanya individu akan memiliki karakteristik yang
sama dengan kelompok di mana dirinya bergabung. Kemudian perkembangan
individu merupakan hasil perkembangan yang dicapai pada tahap-tahap
sebelumnya dan merupakan bagian yang terintegrasi dengan lingkup-lingkup
perkembangan anak itu sendiri.
Sehingga dalam perkembangan individu memiliki karakteristik terdapat
pada perkembangan kognitif. perkembangan kognitif merupakan suatu
perkembangan yang mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam
belajar karena sebagian aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan
masalah berpikir. Kemudian terdapat juga perkembangan dari aspek sosial,
perkembangan sosial merupakan proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral, dan tradisi serta meleburkan diri menjadi suatu
kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.
Pada perkembangan moral adalah melakukan sesuatu perbuatan bermoral,
karena panggilan hati nurani, tanpa perintah, tanpa harapan akan sesuatu imbalan
atau pujian. Perkembangan pemikiran moral remaja dicirikan dengan mulai
tumbuh kesadaran akan kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata yang
ada karena dianggap sebagai suatu yang bernilai, walau belum mampu
mempertanggung jawabkannya secara pribadi, sedangkan perkembangan aspek
moral masa dewasa adalah perkembangan masa awal dan masa sulit seseorang
individu dalam menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan baru dan harapan
sosial.

B. Saran

Sebagai penyusun makalah ini kami masih banyak memiliki


kekurangan baik dalam penulisan atau pun penguraian yang di bahas,
maka dari itu kritik dan saran dari pembaca yang membangun, untuk
menjadi pembelajaran yang lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2009. Psikologi Remaja: Perkembangan


Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Asrori. 2020. Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner. Surabaya: Pena
Persada.
Ernawulan dan Mubair Agustin Syaodih. 2008. Bimbingan Konseling Untuk Anak
Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Fithri, Kayyis Ajhuri. 2009. Psikologi Perkembangan Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Yogyakarta: Penebar Media Pustaka.
Hidayah Nur, Yulianti Hotifah, dkk. 2017. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Universitas Negeri Malang.
Hurlock, E.B. 1991. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Alih Bahasa Istiwidayanti. Jakarta; Penerbit
Erlangga.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Kharisma Putra
Utama.
Maulidya, Faricha dkk. “Periodesasi Perkembangan Dewasa”
http://eprints.umsida.ac.id/1271/1/PSI%20Dewasa.pdf (diakses pada
tanggal 27 September 2022).
Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sit, Masganti. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Prenada.
Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Syah, Muhibbin. 2014. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Syani, Abdul. 2002. Sosiologi: Skematika. Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Yuliani, Elfi Rocmah. 2011. Perkembangan Anak. Ponorogo: STAIN Ponorogo
Press.
Yuliani, Elfi Rocmah. 2014. Psikologi Perkembangan. Ponorogo: STAIN
Ponorogo Press.
Yusuf, Syamsul L.N. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Yusuf, Syamsul L.N. 2014. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

12

Anda mungkin juga menyukai