Dosen Pengampu:
Disusun Oleh 2:
2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang
" Proses dan Fase-fase Perkembangan ".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Disusun oleh
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...2
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………….17
B. Saran……………………………………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses perkembangan, yang terinspirasi oleh teori-teori seperti yang dikemukakan oleh
Jean Piaget, membantu kita memahami bahwa perkembangan individu meliputi
berbagai aspek, seperti fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Proses ini melewati
serangkaian tahapan yang berbeda, mulai dari masa bayi hingga dewasa. Misalnya,
pada masa bayi, perkembangan lebih terfokus pada perkembangan fisik dan
sensorimotor, sedangkan pada masa remaja, fokusnya dapat berpindah ke
perkembangan identitas dan hubungan sosial.
Selain itu, pemahaman tentang tahapan perkembangan sosial dan emosional membantu
guru dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung hubungan antar-
siswa dan hubungan siswa-guru yang positif, serta membantu siswa mengelola emosi
mereka dengan baik.
1
Secara keseluruhan, proses dan fase-fase perkembangan dalam psikologi pendidikan
memberikan dasar yang penting bagi para pendidik untuk merancang lingkungan
pembelajaran yang efektif, mendukung, dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan
setiap individu. Dengan memahami karakteristik perkembangan siswa, pendidik dapat
lebih baik membantu mereka mencapai potensi mereka secara maksimal.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
melalui pembelajaran tematik terpadu.Pembelajaran ini relevan dengan tingkat
perkembangan anak sehingga dapat merangsang pertumbuhan dan
perkembangan anak.1
1
Ani Hidayati, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Indonesia.
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/sawwa/article/view/1473 diakses tanggal 3 Maret 2024,
pukul 10:07 WIB.
4
Menurut Witherington seperti yang dikutip oleh H. M. Arifin, hereditas adalah
suatu proses penurunan sifat-sifat atau benih dari generasi ke generasi lain, melalui
plasma benih, bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh. Hal ini
senada dengan ungkapan Rifa Hidayah, hereditas adalah proses
penurunan/pemindahan ciri-ciri khas generasi yang satu ke generasi berikutnya
dengan melalui plasma benih. Jadi yang diturunkan adalah stukturnya dan bukan
perilakunya. Jadi, kita dapat mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seorang
anak adalah keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebutdiwariskan atau
diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain.2
C. Prinsip-Prinsip Perkembangan
2
M Fahurrrohman dari ejournal.kopertais4.or.id pertama kali diindeks oleh Google pada Oktober
2014, http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/kabilah/article/download/2868/2122/7558
Diakses tanggal 3 Maret 2024, pukul 11:45 WIB.
5
yang teratur, terbangun secara berangsur-angsur, dan ada polanya. Sebagai
contoh, anak batita (di bawah 3 tahun) bergumam dan mengeluarkan bunyi-
bunyian sebelum benar-benar berbicara, merangkak sebelum berjalan, dan
belajar mengenal konsep konkret, seperti hewan, rumah, dan sebagainya,
sebelum mengenal konsep yang lebih abstrak, misalnya demokrasi atau konsep
energi dalam pelajaran IPA. Pola perkembangan ini berlaku pada seluruh
manusia pada umumnya.
c. Orang berkembang dengan kecepatan berbeda-beda
Meskipun secara umum pola perkembangan dapat diprediksi atau
ditebak berdasarkan usia seseorang, kecepatan seseorang untuk mencapai tahap
perkembangan tertentu tidak selalu sama. Ada anak-anak yang dapat berbicara
lebih dini daripada anak lainnya dan ada juga anak yang mengalami
perkembangan fisik yang lebih cepat daripada teman-temannya. Adakah siswa
di satu kelas yang Anda ajar berperilaku lebih kekanak-kanakan dibandingkan
teman-temannya? Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu berkembang
dengan kecepatan yang berbeda-beda. 3
1. Perkembangan Fisik
3
Nisa Felicia, ph.D. “ Pengenalan Teori dan Prinsip Dasar Perkembangan”. Diakses tanggal 3 Maret
2024, pukul 12:00 WIB.
6
b. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motorik;
c. Kelenjar Endoktrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku
baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif
dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis;
d. Struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi berat dan proporsi.
2. Perkembangan Kognitif
4
John W. Santrock, dkk, Perkembangan Anak, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 20. Diakses
tanggal 3 Maret 2024, pukul 12:15 WIB.
7
pra-operasional adalah periode penantian yang nyaman untuk menuju tahapan
berikutnya, yakni pemikiran operasional konkret. 5
b. Teori Vigotsky
3. Perkembangan Psikososial
Masa anak-anak adalah masa perkembangan dari usia 2 tahun sampai dengan
usia 6 tahun, pada masa-masa ini perkembangan biologis dan fisik berjalan
dengan sangat cepat dan pesat, akan tetapi secara sosiologisnya anakanak masih
sangat terikat dengan lingkungannya terutama keluarga. Oleh karena itu, pada
masa anak-anak awal ini keluarga sangat berperan penting dalam
mempersiapkan anak untuk terjun ke lingkungan yang lebih luas, terutama
lingkungan sekolah. Adapun perkembangan psikososial yang terjadi pada masa
5
John W. Santrock, dkk, Perkembangan Anak..., h. 45.Diakses tanggal 3 Maret 2024, pukul 12:30
WIB.
6
F.J. Monks, dkk, Psikologi Perkembangan…, h. 105. Diakses tanggal 3 Maret 2024, pukul 12:35 WIB.
8
ini meliputi beberapa hal yaitu :
a. Perkembangan Emosi
Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat
ketidak seimbangan karena anak-anak “keluar dari fokus” dalam arti bahwa ia
mudah terbawa ledakan-ledakan, emosional sehingga sulit dibimbing dan
diarahkan, Hal ini tampak mencolok pada anak-anak usia 2,5 sampai 3,5 tahun
dan 5,5 sampai 6,5 tahun, meskipun pada umumnya hal ini berlaku pada hampir
seluruh periode masa anak-anak awal.10 Jadi emosi yang meninggi pada masa
kanak-kanak awal itu ditandai dengan meledaknya amarah yang kuat, ketakutan
yang hebat dan rasa iri hati yang tinggi. Pada masa-masa ini anak-anak sulit
untuk dibimbing dan diarahkan, mereka cenderung akan marah, memberontak
dan tersinggung jika diperingati, hal ini disebabkan anak-anak keluar dari fokus
mereka. Emosi yang tinggi kebanyakan disebabkan oleh masalah psikologis.
Biasanya para orang tua hanya memperbolehkan anak melakukan beberapa hal
saja, padahal sang anak merasa ia mampu melakukan lebih banyak lagi,
sehingga pada akhrinya anak pun akan menolak larangan orang tua dan anak
cenderung akan memberontak. Anak pun akan meledak amarahnya jika ia tidak
bisa melakukan sesuatu yang dianggap dapat dilakukan dengan mudah.7
b. Perkembangan Sosial
Dasar untuk sosialisasi pada anak-anak diletakkan dengan meningkatnya
hubungan antara anak dengan teman-teman sebayanya dari tahun ke tahun.
Anak tidak hanya lebih bermain dengan anak-anak lain tetapi juga lebih banyak
bicara. Jika anak menyenangi hubungan dengan orang lain meskipun hanya
kadang-kadang saja, maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebih
baik daripada hubungan sosial yang sering tetapi sifat hubungannya kurang
baik. Pada pernyataan di atas dijelaskan bahwa perkembangan sosialisasi pada
7
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan…, h. 114. Diakses tanggal 3 Maret 2024,pukul 12:45
WIB.
9
awal masa anak-anak awal ditandai dengan meningkatnya intensitas hubungan
dengan teman-teman sebayanya, dan perkembangan ini meningkat dari tahun
ke tahun. Pada fase ini juga anak-anak tidak hanya senang bermain tetapi juga
lebih banyak berbicara. Hubungan atau kontak sosial lebih baik dari pada
hubungan sosial yang kurang baik.8
c. Perkembangan Permainan
Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada awal
masa anak-anak. Sebab anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di
luar rumah bermain dengan teman-temannya dibanding terlibat dalam aktivitas
lain. Permainan bagi anak-anak adalah suatu bentuk aktivitas yang
menyenangkan yang dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu sendiri, bukan
karena ingin memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas tersebut. Hal
ini adalah karena bagi anak-anak proses melakukan sesuatu lebih menarik dari
pada hasil yang akan didapatkannya. Jadi, permainan lebih mendominasi
kehidupan anak-anak di masa ini, karena anak-anak banyak menghabiskan
waktunya untuk bermain yang mana bermain adalah hal yang sangat
menyenangkan dan menarik bagi anak-anak, bermain merupakan aktivitas yang
sangat penting bagi perkembangan di awal masa anak-anak. 9
d. Perkembangan Moral
8
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan…, h. 117. Diakses tanggal 3 Maret 2024, pukul 12:50
WIB.
9
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Rosda Karya, 2005), h. 144.Di akses tanggal 3 Maret
2024, pukul 13:05 WIB.
10
dalam tingkat yang rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan
intelektual anak-anak belum mencapai titik dimana ia dapat mempelajari atau
menerapkan prinsip-prinsip abstrak tentang benar dan salah. Awal masa anak-
anak ditandai dengan apa yang oleh Piaget disebut “moralitas melalui paksaan”
Dalam tahap perkembangan moral ini anak-anak secara otomatis mengikuti
peraturan-peraturan tanpa berpikir atau menilai. 10
10
4 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan…, h. 123. Diakses tanggal 3 Maret 2024, pukul
13:15 WIB.
11
Desmita, Psikologi Perkembangan…, h. 150. Diakses tanggal 3 Maret 2024, pukul 13:20 WIB.
11
Fase perkembangan manusia mulai dari bayi, anak - anak, remaja, dewasa, dan
lansia. Setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa
berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Tugas fase yang muncul dalam setiap
perkembangan, merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis,
seperti kegiatan belajar terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu
yang lazim terjadi pada manusia normal. Selain itu, hal-hal lain yang juga
menimbulkan tugas-tugas perkembangan antara lain:
2) adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri,
dan
3) adanya tuntutan kultural masyarakat. Setiap anak atau individu berkembang melalui
tahap perkembangan.
12
yaitubelajar menyesuaikan diri terhadap pola - pola hidup baru, belajar untuk memiliki
cita - cita yang tinggi, mencari identitas diri dan pada usia kematangannya mulaibelajar
memantapkan identitas diri.12
atas tiga fase, yaitu fase perkembangan biologis, kognitif, dan sosioemosional,
Fase biologis menyebabkan perubahan fisik manusia. Faktor genetik dan keturunan
(hereditas) yang diwariskan orang tua, perkembangan otak, berat dan tinggi badan yang
bertambah, perubahan dalam kemampuan motorik (bergerak dan berpindah), makanan
dan gizi, olahraga, perubahan hormon ketika masa puber, serta perubahan kecepatan
detak jantuk seiring dengan pertambahan usia adalah beberapa contoh proses biologis
yang memengaruhi perkembangan.
Fase kognitif adalah perubahan pemikiran atau cara berpikir seseorang, kecerdasan,
dan perkembangan bahasa. Mengamati benda atau hewan di sekitar anak yang
bergerak, merangkai kata, menghafal pelajaran, membayangkan seperti apa rasanya
menjadi seorang presiden, dan juga menyelesaikan teka-teki silang adalah kegiatan-
kegiatan yang melibatkan proses kognitif.
12
Didit Wisnu Purwanto, MAHASISWA S1 PGSD UNS KAMPUS VI KEBUMEN ANGKATAN 2010.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Tentang Fase-fase dan Tugas
Perkembangan", Klik untuk baca
https://www.kompasiana.com/diditwisnupgsd/55004336a333117c6f5106f3/tentang-fase-fase-dan-
tugas-perkembangan diakses tanggal 3 Maret 2024, pukul 13:40 WIB.
13
yang mendorong temannya karena mengambil mainan yang sedang digunakannya
tangisan anak yang mendapatkan nilai rendah untuk ulangannya, rasa senang karena
berhasil memenangkan kompetisi, dan rasa percaya diri ketika melakukan presentasi
di depan kelas.13
13
Nisa Felicia, ph.D. “ Pengenalan Teori dan Prinsip Dasar Perkembangan”. Diakses tanggal 3 Maret
2024, pukul 13:58 WIB.
14
4. Menentukan metode pembelajaran yang efektif
Dapat memahami seberapa kemampuan yang dimiliki adalah salah satu manfaat
mengetahui perkembangan dari peserta didik. Tenaga pendidik bisa tahu apa yang
harus diajarkan lebih atau apa yang sudah cukup diajarkan pada peserta didik,
15
sehingga tenaga pendidik bisa memiliki ekspektasi pasti diliat dari perkembangan
peserta didik.14
14
Redaksi Manfaat. “7 Manfaat Mempelajari Perkembangan Peserta Didik Bagi Tenaga Pendidik” dapat dibuka di
https://manfaat.co.id/manfaat-mempelajari-perkembangan-peserta-didik. Diakses pada tanggal 3 Maret 2024, pukul
14:45 WIB.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam makalah ini, telah diselidiki proses dan fase-fase perkembangan
individu dari masa bayi hingga dewasa. Temuan utama menunjukkan bahwa
perkembangan manusia melibatkan serangkaian tahap yang kompleks,
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal seperti genetik, lingkungan, dan
interaksi sosial. Fase-fase kunci, seperti perkembangan kognitif, emosional,
dan sosial, memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian dan fungsi
individu. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya pemahaman yang lebih
dalam tentang proses perkembangan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal di seluruh rentang usia. Rekomendasi untuk
penelitian masa depan mencakup penelusuran lebih lanjut tentang interaksi
kompleks antara faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan serta
pengembangan intervensi yang sesuai untuk mempromosikan kesejahteraan
dan keberhasilan individu dalam berbagai fase perkembangan.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam tentang faktor-faktor
genetik dan lingkungan yang memengaruhi perkembangan individu pada setiap
fase perkembangan.
2. Pentingnya pengembangan program intervensi yang sesuai untuk
mendukung perkembangan anak-anak pada masa prasekolah, dengan fokus
pada pengembangan keterampilan kognitif, sosial, dan emosional.
3. Perlunya pengembangan program pendidikan yang mengakomodasi
kebutuhan perkembangan individu pada masa remaja, termasuk dukungan
untuk pengembangan identitas diri dan kemandirian.
17
4. Pentingnya dukungan sosial dan psikologis bagi orang dewasa yang
mengalami perubahan dan transisi penting dalam kehidupan mereka, seperti
pernikahan, karier, dan peran sebagai orang tua.
5. Perlunya penelitian yang lebih luas tentang pengaruh teknologi digital
terhadap perkembangan anak-anak dan remaja, serta pengembangan pedoman
yang sesuai bagi orang tua dan pengajar untuk mengelola penggunaan teknologi
ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
M Fahurrrohman dari ejournal.kopertais4.or.id pertama kali diindeks oleh Google pada Oktober
2014,
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/kabilah/article/download/2868/2122/75
58
John W. Santrock, dkk, Perkembangan Anak, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 20.
John W. Santrock, dkk, Perkembangan Anak, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 45.
Didit Wisnu Purwanto, MAHASISWA S1 PGSD UNS KAMPUS VI KEBUMEN ANGKATAN 2010.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Tentang Fase-fase dan Tugas
Perkembangan", Klik untuk baca
https://www.kompasiana.com/diditwisnupgsd/55004336a333117c6f5106f3/tentan
g-fase-fase-dan-tugas-perkembangan
19
Redaksi Manfaat. “7 Manfaat Mempelajari Perkembangan Peserta Didik Bagi Tenaga Pendidik” dapat dibuka di
https://manfaat.co.id/manfaat-mempelajari-perkembangan-peserta-didik
20