Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Dosen pengampu : marazaenal adipta.M.pd

Kelompok 1 :

Arif rahman hakim

Hafidzurrahman

Nurul sa'adati

Mayani kusuma

Tasya marya anjani

Neza ninda hariati

Lia ananda sari

Dila rustiana

Sapriatin

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS QOMARUL HUDA BADARUDDIN BAGU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaiakan makalah
dengan judul “Konsep dasar perkembangan peserta didik menurut perspektif tentang
hidup Teori-teori perkembangan kognitif ” makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas dari mata kuliah psikologi pendidikan.

Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah
makalah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah l ini diharapkan dapat berguna
bagi kita semua dan diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses
perkuliahan.

Dalam menyusun makalah ini,kami banyak memperoleh bantuan dari


berbagai pihak, maka kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait. Dalam menyusun ini telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk
membuat makalah yang sebaik-baiknya.

Besar harapan kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini Karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami.untuk itu kami sangat mengharapkan kritikdan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Bagu,22 maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Bab I pendahuluan

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

Bab II pembahasan

A. Definisi perkembangan
B. Prinsip perkembangan
C. Perkembangan peserta didik menurut perspektif rentang hidup
D. Teori perkembangan kognitif menurut piaget
E. Konsep perkembangan kognitif menurut jhon piaget
F. Prinsip perkembangan kognitif
G. Penerapan teori kognitif

Bab III penutup

Kesimpulan

Saran

Daftar Pustaka
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami peristiwa


perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan
keadaan yang dimiliki oleh organisme tersebut, baik yang bersifat konkret maupun
yang bersifat abstrak. Jadi, arti peristiwa perkembangan itu khususnya perkembangan
manusia tidak hanya tertuju pada aspek psikologis saja, tetapi juga aspek biologis.

Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses yang terjadi selama


manusia hidup. Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan
yang secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus
berlanjutsepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat dari kematangan dan
pengalaman. Studi mengenai perkembangan seseorang tidak lagi seperti dahulu yang
berhenti pada waktu seseorang mencapai kedewasaannya , melainkan berlangsung
terus menerus dan mulai konsepsi hingga orang itu mati. Pembentukan pada masa
dini ini akan bersifat tetap dan mempengaruhi sifat penyesuaian fisik, psikologis dan
sosial pada masa-masa yang kemudian.

Hal tersebut menyebabkan mengapa perlakuan terhadap anak pada masa dini
ini harus sedemikian rupa sehingga dapat mengarah kepada penyesuaian sosial dan
penyesuaian pribadi yang baik pada masa yang akan datang. Dalam proses ini banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu, pendidikan, pergaulan, lingkungan,
keluarga dan lainnya. Misalnya kita setiap hari banyak menemui orang-orang, yang
satu baik dan aftif, yang satu terbilang nakal. Oleh karena itu perlu kita ketahui
faktor-faktor apa saja yang dominan pengaruhnya dalam perkembangan peserta didik.
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hakikat dan definisi dari perkembangan ?

2. Bagaimana prinsip-prinsip dari perkembangan ?

3. Bagaimana perkembangan peserta didik menurut perspektif rentang hidup?

4.bagamana teori perkembangan kognitif piaget ?

5.bagaimana konsep perkembangan kognitif ?

6.bagaimana tahap perkembangan kognitif ?

7.bagimana penerapan perkembangan kognitif ?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui hakikat dan definisi dari perkembangan.

2. Untuk mengetahui prinsip dari perkembangan.

3. Untuk mengetahui perkembangan peserta didik menurut perspektif rentang

hidup.

4.mengetahui lebih luas tentang teori perkembangan kognitif serta konsep tahap dan
penerapannya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Perkembangan

Menurut Hamalik (2014:84) “Pertumbuhan dapat dipandang sebagai


pertambahan dalam ukuran badan, tetapi dalam literatur pendidikan dan psikologi
istilah pertumbuhan (growth) meliputi kematangan, perkembangan dan
belajar.”Perkembangan menunjuk kepada perubahan yang progresif dalam organism,
bukan saja perubahan dalam segi fisik (jasmaniah), melainkan juga dalam segi fungsi
misalnya kekuatan dalam koordinasi.Perkembangan: Suatu proses kreatif. Karena
perkembangan tu meliputi proses organisasi dan reorganisasi maka perkembangan
merupakan proses kreatif dalam arti bahwa individu memilih aspek-aspek lingkungan
dan terhadap lingkungan itu ia harus memberikan respons. Bila kita membaca surat
kabar, kita menciptakan respons kita terhadap hal-hal yang kita baca dalam surat itu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Syah (2010:41),


“perkembangan” adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata “berkembang”
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti mekar terbuka atau membentang;
menjadi besar; luas dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal
kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainnya. Dengan demikian, kata
“berkembang” tidak saja meliputi aspek yang bersifat abstrak seperti pikiran dan
pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret (perhatikan kata-kata
yang dicetak miring di atas).

Menurut Dictionary of Psychology danThe Penguin Dictionary if Psychology


dalam Syah (2010:41), “Arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan
perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan
organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri
organisme-organisme tersebut.”
Selanjutnya, Dictionary of Psychology di atas secara lebih luas merinci
pengertian perkebangan manusia sebagai berikut.

The progressive and continous change in the organism from birth to death,
perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus menerus dalam diri
organisme sejak lahir hingga mati.

Growth, perkembangan itu berarti pertumbuhan.

Change in the shape and integration of bodily parts into functional parts,
perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang
bersifat jasmaniah ke dalam bagian-bagian yang fungsional.

Maturation or the shape and ontegration of bodily parts into functional parts,
perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang
bersifat jasmaniah ke dalam bagian-bagian yang fungsional.

Maturation or the appearance of fundamental pattern of unlearned behavior,


perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku
yang bukan hasil belajar.

B. Prinsip prinsip perkembangan

Perkembangan sebagai fungsi interaksi antara organisme dengan lingkungan.


Suatu pandangan menyatakan bahwa faktor pembawaan merupakan faktor yang
paling penting dalam perkembangan.pandangan lain menyatakan sebaliknya, bahwa
lingkunganlah yang merupakan faktor yang paling menentukan. Namun, para ahli
dapat digolongkan kedalam kelompok yang disebut interactionist.Mereka percaya
bahwa pembawaan menyediakan potensi-potensi yang berinteraksi dengan
lingkungan yang dinamis.Oleh karena itu, pendidikan hendaknya menyediakan
lingkungan yang cukup memberikan atimulus pada anak-anak.
Perkembangan berlangsung lebih cepat pada tahun-tahun permulaan. Pada
usia 9 bulan dalam kandungan, berat bayi ada yang mencapai 4 kg, suatu penambahan
berat sebesar 500 kali berat tak kala terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma.
Perkembangan yang paling cepat terjadi pada tahun-tahun permulaan, tetapi perlu
disadari bahwa perkembangan itu berlangsung seumur hidup. Sekalipun mungkin
pola-pola kepribadian itu terbentuk pada usia sebelum sekolah, manivestasi sifat-sifat
kepribadian itu sendiri mengalami perubahan selama manusia hidup.

Pengaruh kematangan terhadap hasil-hasil latihan. Latihan dan pengajaran


dapat berlangsung secara produktif jika pertumbuhan dalam diri individu kelak terjadi
secara memadai, artinya otot, saraf, dan otak harus berkembang dulu sampai
tingkatan tertentu. Percobaan, pengamatan, dan pengukuran membuktikan bahwa
suatu usaha mengajar anak untuk membaca sebelum ia mencapai tingkat kematangan
tertentu hasilnya tidak memuaskan. Jadi, kematangan atau kesiapan (readiness) sangat
penting untuk mendapat hasil latihan atau pengajaran.

Pola-pola tingkah laku berkembang secara berurutan. Perkembangan adalah


proses yang berlangsung secara teratur selangkah demi selangkah. Setiap
keterampilan, sifat, atau pengetahuan harus mempunyai dasar-dasar yang
mendahuluinya. Dalam perkembangan bagi kita lihat bahwa ia merangkak dulu
sebelum ia berjalan, dan ia berjalan dulu sebelum dapat mengucapkan kata-kata, ia
mengucakan kata-kata dulu sebelum dapat menyusun kalimat, ia berkomunikasi
secara lisan sebelum berkomunikasi secara tertulis, dan seterusnya.

Laju perkembangan bersifat individual. Setiap individu memiliki laju


perkembangan sendiri- sendiri.Beberapa anak mencapai kematangan lebih awal
daripada anak-anak lainnya. Dengan kata lain, kecepatan perkembangan individu-
individu itu berlainan satu dengan lainnya.

Laju perkembangan individu itu bersifat konstan. Maksudnya adalah bahwa


seorang anak yang tinggi pada usia 2 tahun cenderung untuk menjadi orang yang
tinggi pada waktu ia dewasa. Seorang anak yang memiliki IQ 120 pada usia 4 tahun
cenderung untuk mempertahankan IQ tersebut pada tahun-tahun selanjutnya.

Perkembangan itu merupakan diverensiasi dan integrasi. Pertumbuhan fisik


pada usia sebelum lahir merupakan gambaran yang jelas dari diverensiasi. mula-mula
bayi itu hanya merupakan sebuah sel yang bulat. Kemudian pada usia 9 minggu, tak
kala sudah menjadi embrio, bagian-bagian badan dapat dengan jelas dibeda-bedakan.
Perkembangan keterampilan, konsep, dan pengetahuan adalah contoh-contoh
diverensiasi pengkhusushkan-pengkhususkan.

Adapun integrasi, yaitu tingkah laku yang terkoordinasi, harmonis, dan efisien
terjadi bersama-sama dengan diferensiasi. Gambaran yang jelas dari integrasi antara
lain tampak dalam berbicara. Seorang anak kecil mula-mula mengalami kesulitan
untuk mengucapkan suatu kata.Ia membuka mulutnya lebar-lebar, menjulurkan
lidahnya keluar, dan kemudian ia mengucapkan suatu kata yang mungkin dapat kita
pahami. Selanjutnya integrasi terjadi, dan ia menjadi seorang pembicara yang fasih
tak kali ia mengucapkan kata-kata dibarengi dengan gerakan-gerakan tangan, ekspresi
muka, dan sebagainya.

C. Perkembangan peserta didik menurut perspektif rentang hidup

Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari penerapan Psikologi


Perkembangan. Dalam pengkajian mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
difokuskan pada perkembangan individu sebagai peserta didik pada institusi
pendidikan. Di dalam buku ini, para penulis sebagai penyusun materi Perkembangan
Peserta Dididk mencoba memahami perkembangan dari perspektif sepanjang rentang
kehidupan manusia (Life- Span Development) berdasarkan pada pendapat Paul Baltes
(dalam Pappalia, 2004 dan Santrock, 1995). Life- span human development berusaha
menggambarkan, menjelaskan, meramalkan, dan mempengaruhi perubahan-
perubahan yang terjadi dari pembuahan hingga masa dewasa. Tujuan akhir dari
perspektif ini adalah untuk membantu hidup individu menjadi kehidupan yang berarti
dan produktif.

Perspektif sepanjang rentang kehidupan manusia menjelaskan adanya tujuh


karakteristik dasar yang harus dipahami untuk melihat perkembangan manusia, yaitu:

Perkembangan adalah seumur hidup. Perkembangan yang menyangkut


berbagai macam perubahan dari hasil interaksi faktor-faktor seperti yang telah
disebutkan akan berlangsung secara berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan.

Perkembangan bersifat multidimensioal. Perkembangan menyangkut berbagai


macam ranah perkembangan seperti faktor fisik, intelektual yang menyangkut
perkembangan kognitif dan bahasa, emosi, sosial dan moral.

Perkembangan adalah multidireksional. Ranah-ranah perkembangan


mengalami perubahan dengan arah tertentu. Sebagai contoh, pada masa bayi,
perkembangan yang tumbuh pesat adalah ranah fisik, yang kecepatan arah
pertumbuhannya tidak sama dengan ranah yang lain. Sementara pada mana kanak-
kanak awal, perkembangan emosi dan sosial berkembang lebih pesat dibandingkan
dengan perkembangan yang lain.

Perkembangan bersifat lentur (plastis). Hal ini berarti perkembangan berbagai


macam ranah dapat disimulasi untuk berkembang secara maksimal. Sebahai contoh,
kelenturan berpikir anak-anak dapat diasah sejak dini dengan memberikan latihan-
latihan pada anak untuk terbiasa memecahkan masalah dengan baik dengan berbagai
macam cara dari hasil eksplorasinya.

Perkembangan selalu melekat dengan sejarah. Bagaimanapun perkembangan


individu tidak dapat lepas dengan keadaan di sekitarnya. Sebagai contoh,
perkembangan emosi pada era 66-an akan menyebabkan individu yang hidup saat itu
memiliki kekhasan sendiri dalam merespon sesuatu. Hal ini dpat dilihar dari benang
merah perkembangan individu yang hidup pada era 1990-an.

Perkembangan bersifat multidisipliner. Berbagai macam ahli dan peneliti dari


disiplin ilmu seperti psikolog, sosiologi, antropologi, neurosains, kesehatan mental,
kedokteran mempelajari perkembangan manusia dengan berbagai macam
persoalannya.

Perkembangan bersifat kontekstual. Hal ini berarti bahwa perkembangan


individu mengikuti kondisi saat itu. Perkembangan bersifat kontekstual secara lebih
dalam dapat dipahami dengan menghubungkan tiga komponen, yaitu:

a. Pengaruh tingkat usia secara normatif, yaitu adanya pengaruh biologis dari
lingkungan yang sama pada kelompok tertentu. Sebagai contoh, di Indonesia usia
mulai masuk sekolah adalah rata-rata 7 tahun. Untuk usia pensiun, rata-rata orang
Indonesia dimulai usia 60 tahun.

b. Pengaruh keadaan sejarah normatif, yaitu adaya pengaruh biologis dari lingkungan
yang dihubungkan dengan sejarah. Sebagai contoh pengaruh ekonomi, perubahan
politik, misal setelah perubahan politik di Indonesia dari orde lama ke orde baru, dan
sejak tahun 1998 menjadi era reformasi yang diantaranya bercirikan adanya
kebebasan berpendapat dan adanya sifat keterbukaan dalam panggung politik.

c. Pengaruh peristiwa kehidupan yang non-normatif, yaitu peristiwa kehidupan yang


tidak biasa, yang tidak terjadi pada semua orang dan seringkali tidak bisa diramalkan.
Sebagai contoh, peristiwa bencana alam yang dialami oleh masyarakat Yogyakarta
dan Jawa Tengah pada tanggal 27 Mei 2006. Peristiwa ini mengakibatkan dampak-
dampak secara fisik maupun pikis bagi para korban. Contoh lain, misalnya ketika
individu memenangkan undian yang sama sekali tidak disangka. Satu hal yang harus
dilakukan individu adalah bagaimana dapat meyesuaikan dengan peristiwa-peristiwa
tersebut, sehingga berkelanjutan, tidak menimbulkan dampak negatif
D. Teori perkembangan kognitif piaget

Perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan Perubahan yang terjadi dalam


rentang kehidupan manusia untuk memahami,mengolah informasi, memecahkan
masalah dan mengetahui sesuatu. Jean Piaget adalah salah satu tokoh yang meneliti
tentang perkembangan kognitif dan mengemukakan tahapan tahapanperkembangan
koginitif. Tahapan-tahapan tersebut adalah tahap sensory motorik (0–2 tahun), pra-
operasional (2–7tahun), operasional konkret (7–11 tahun) dan operasional formal(11–
15 tahun). Dalam memahami dunia secara aktif, anakmenggunakan skema, asimilasi,
akomodasi, organisasi danequilibrasi. Pengetahuan anak terbentuk secara berangsur
sejalandengan pengalaman tentang informasi-informasi yang ditemui.Menurut Piaget,
anak menjalani urutan yang sudah pasti dari tahap-tahap perkembangan kognitif.
Pada setiap tahap, baik kuantitas maupun kualitas kemampuan anak menunjukkan
peningkatan berikut teori perkembangan anak usia dini,yaitu :

a. Perkembangan Fisik

b. Perkembangan Sosial

c. Perkembangan Kepribadian

d. Perkembangan Konsep Diri

e. Identifikasi Peran Seks

f. Perkembangan Emosional

E. Konsep perkembangan kognitif

Piaget mengemukakan bahwa setiap individu yang ingin mengadakan


penyesuaian (adaptasi) dengan lingkungannya harus mencapai keseimbangan
(ekuilibrium) yaitu antara aktifitas individu terhadap lingkungan (asimilasi) dan
aktivitas lingkungan terhadap individu (akomodasi). Hal ini berarti , ketika individu
bereaksi terhadap lingkungan, dia menggtabungkan stimulus dunia luar dengan
struktur yang sudah ada , dan inilah asimilasi. Pada saat yang sama, ketika
lingkungan bereaksi terhadap individu, dan individu mengubah supaya sesuai dengan
stimulus dari luar, maka inilah yang disebut akomodasi. Agar terjadi ekuilibrasi,
maka peristiwa-peristiwa asimilasi dan akomodasi harus terjadi secara terpadu,
bersama-sama dan komplementer. Dalam literature lain, menyebutkan sistematika
perkembangan kognitif proses kognitif sebagai:

1) organisasi;

2) adaptasi;

3) ekuilibrasi.

F. Tahap-tahap perkembangan
kemampuan kognitif manusia terbagi dalam beberapa fase. Piaget membagi
perkembangan ke-mampuan kognitif manusia menurut usia menjadi 4 tahapan.
Yaitu:

1.tahap sensori

Perkembangan kognitif tahap ini terjadi pada usia 0-2 tahun. Kata kunci
perkembangan kognitif tahap ini adalah proses "decentration".Artinya, pada usia ini
bayi tidak bisa memisahkan diri dengan lingkungannya. Ia, " Centered" Pada dirinya
sendiri. Baru pada tahap berikutnya dia mengalami decentered pada dirinya sendiri.

Pada tahap sensori ini, bayi bergerak dari tindakan reflex instinktif pada saat
lahir sampai oermulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun pemahaman tentang
dunia melalui pengordinasian pengalaman pengalaman sensor dengan tindakan fisik.
Tahap ini pemikiran anak mulai melibatkan penglihatan, pendengaran, pergeseran
dan persentuhan serta selera. Artinya anak memiliki kemampuan untuk menangkap
segala sesuatu melalui inderanya. Bagi Piaget masa ini sangat penting untuk
pembinaan perkembangan pemikiran sebagai dasar untuk mengembangkan
intelegensinya. Pemikiran anak bersifat praktis dan sesuai dengan apa yang
diperbuatnya. Sehingga sangat bermanfaat bagi anak untuk belajar dengan
lingkungannya.Jika seorang anak telah mulai memiliki kemampuan untuk merespon
perkataan verbal orang dewasa, menurut teori ini hal tersebut lebih bersifat kebiasaan,
belum memasuki tahapan berfirkir.
2. Tahap praoperasional (pre

Fase perkembangan kemampuan kognitif ini terjadi para rentang usia 2-7
tahun. Pada tahap ini, anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dan
gambar-gambar. Kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan
pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi inderawi dan tindakan fisik.
Cara berpikir anak pada pertingkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan
tidak logis. Hal ini ditandai dengan ciri-ciri:
a) Transductive reasoning, yaitu cara berfikir yang bukan induktif atau deduktif tetapi
tidak logis
b) Ketidak jelasan hubungan sebab-akibat, yaitu anak mengenal hubungan sebab
akibat secara tidak logis
c) Animisme, yaitu menganggap bahwa semua benda itu hidup seperti dirinya
d) Artificialism, yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu di lingkungan itu
mempunyai jiwa seperti manusia
e) Perceptually bound, yaitu anak menilai sesuatu berdasarkan apa yang dilihat atau
di dengar
f) Mental experiment yaitu anak mencoba melakukan sesuatu untuk menemukan
jawaban dari persoalan yang dihadapinya
g) Centration, yaitu anak memusatkan perhatiannya kepada sesuatu ciri yang paling
menarik dan mengabaikan ciri yang lainnya
h) Egosentrisme, yaitu anak melihat dunia lingkungannya menurut kehendak dirinya.
3. Tahap operasi konkrit (concreteoperational)
Tahap operasi konkrit terjadi pada rentang usia 7-11 tahun. Pada tahap ini akan dapat
berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentukbentuk yang berbeda.Kemampuan
untuk mengklasifikasikan sesuatusudah ada, tetapi belum bisa memecahkan problem-
problem abstrak. Operasi konkret adalah tindakan mental yang bisa dibalikkan yang
berkaitan dengan objek konkret nyata. Operasi konkret membuat anak bisa
mengoordinasikan beberapa karakteristik, jadi bukan hanya fokus pada satu kualitas
objek. Pada level opersional konkret, anak-anak secara mental bisa melakukan
sesuatu yang sebelumnya hanya mereka bisa lakukan secara fisik, dan mereka dapat
membalikkan operasi konkret ini. Yang penting dalam kemampuan tahap operasional
konkret adalah pengklasifikasian atau membagi sesuatu menjadi sub yang berbeda-
beda dan memahami hubungannya.10 Tahap ini dimulai dengan tahap progressive
decentring di usia tujuh tahun. Sebagian besar anak telah memiliki kemampuan untuk
mempertahankan ingatan tentang ukuran, panjang atau jumlah benda cair. Maksud
ingatan yang dipertahankan di sini adalah gagasan bahwa satu kuantitas akan tetap
sama walaupun penampakan luarnya terlihat berubah. Jika Anda memperlihatkan 4
kelereng dalam sebuah kotak lalu menyerakkannya di lantai, maka perhatian anak
yang masih berada pada tahap praopersional akan terpusat pada terseraknya kelereng
tersebut dan akan percaya jumlahnya bertambah banyak. Sebaliknya, anak-anak yang
telah berada pada tahap opersional konkret akan segera tahu bahwa jumlah kelereng
itu tetap 4. Anak pun akan tahu jika anda menuangkan susu yang ada di gelas gendut
ke gelas ramping, maka volumenya tetap sama, kecuali jika jumlah susu yang
dituangkan memang sengaja dibedakan. Di usia 7 atau 8 tahun, seorang anak akan
mengembangkan kemampuan mempertahankan ingatan terhadap substansi. Jika anda
mengambil tanah liat yang berbentuk bola kemudian memencetnya jadi pipih atau
anda pecah-pecah menjadi sepuluh bola yang lebih kecil, dia pasti tahu bahwa itu
semua masih tanah liat yang sama. Bahkan kalau anda mengubah kembali menjadi
bola seperti semula, dia tetap tahu bahwa itu adalah tanah liat yang sama. Proses ini
disebut proses keterbalikan. Di usia 9 atau 10 tahun, kemampuan terakhir dalam
mempertahankan ingatan mulai diasah, yakni ingatan tentang ruang. Jika anda
meletakkan 4 buah benda persegi 1 x 1 cm di atas kertas seluas 10 cm persegi, anak
yang mampu mempertahankan ingatannya akan tahu bahwa ruang kertas yang
ditempati keempat benda kecil tadi sama, walau dimanapun diletakkan. Dalam tahap
ini, seorang anak juga belajar melakukan pemilahan (classification) dan pengurutan
(seriation). Contoh percobaan Piagetian dalam hal ini adalah: meminta anak untuk
memahami hubungan antar kelas. Salah satu tugas itu disebut seriation, yakni operasi
konkret yang melibatkan stimuli pengurutan di sepanjang dimensi kuantitatif. Untuk
mengetahui apakah murid dapat mengurutkan, seorang guru bisa meletakkan 8 batang
lidi dengan panjang yang berbeda-beda secara acak di atas meja. Guru kemudian
meminta murid untuk

4. Tahap operasi formal (formal operational)

Tahap operasi formal ada pada rentang usia 11 tahun-dewasa. Pada fase ini dikenal
juga dengan masa remaja. Remaja berpikir dengan cara lebih abstrak, logis, dan lebih
idealistic. Tahap operasional formal, usia sebelas sampai lima belas tahun. Pada tahap
ini individu sudah mulai memikirkan pengalaman konkret, dan memikirkannya secara
lebih abstrak, idealis dan logis. Kualitas abstrak dari pemikiran operasional formal
tampak jelas dalam pemecahan problem verbal. Pemikir operasional konkret perlu
melihat elemen konkret A, B, dan C untuk menarik kesimpulan logis bahwa jika A =
B dan B = C, maka A = C. Sebaliknya pemikir operasional formal dapat memecahkan
persoalan itu walau problem ini hanya disajikan secara verbal. Selain memiliki
kemampuan abstraksi, pemikir operasional formal juga memiliki kemampuan untuk
melakukan idealisasi dan membayangkan kemungkinankemungkinan. Pada tahap ini,
anak mulai melakukan pemikiran spekulasi tentang kualitas ideal yang mereka
inginkan dalam diri mereka dan diri orang lain. Konsep operasional formal juga
menyatakan bahwa anak dapat mengembangkan hipotesis deduktif tentang cara untuk
memecahkan problem dan mencapai kesimpulan secara sistematis. Tahapan-tahapan
dia atas secara ringkas dapat di pahami melalui tabel di bawah ini11:

Tahapan Karakteristik Kemampuan

Sensor motor 0-2 tahun 1. Mengkoordinasikan Kemampuan Bahasa mulai


kenyataan dengan motorik muncul

Pra operasional 2-7 1. Egosentris  Egosentric speech


tahun  Sosialisasi speech
2. Meningkatkan aktifitas
simbolik

3. Mulai melakukan
representasi

Operasional konkrit 7-  Memahami bahasa


12 1. Reversibility verbal
 Memahami hal-hal
2. Conversation
konkrit
3. Sariation

4. Disification

Operasional formal 12- 1. Berfikir abstrak  Bahasa lebih


dewasa berkembang
2. Mampu melakukan self-
 Dapat
reflecation
mengapresiasikan
3. Membayangkan peran ide-ide dalam bahasa
orang dewasa
4. Menyadari dan
memperhatikan
kepentingan masyarakat

G. Penerapan perkembangan kognitif

Implementasi Teori Jean Piaget Dalam Pembelajaran Matematika

Matematika (Safitri et al., 2021)merupakan ilmu pengetahuan yang objek kajiannya


bersifat abstrak sehingga memerlukan penalaran deduktif untuk memahaminya.
Pembelajaran matematika selalu dikaitkan dengan kesiapan kognitif dan proses
belajranya dipandang sebagai hasil pencapaian dan perkembangan dari struktur
kognitif. Kesiapan belajar anak ditinjau dari kesiapan struktur kognitifnya, yaitu
kapasitas kemampuan berpikir secara terorganisir dan terkoordinir. Struktur kognitif
diperlukan sebagai cara untuk mengembangkan kemampuan penalaran yang dapat
distimulasi melalui pengkajian matematis suatu objek.

Pertama Kemampuan kognitif anak usia 7 tahun (kelas satu SD/MI);


Kemampuan kognitif anak pada usia ini masih pada tahap pengetahuan dan
pemahaman yang masih terbatas, meskipun anak sudah masuk ada fase operasional
konkret. Pada Konteks pendidikan, mengacu pada teori Taksonomi Bloom bahwa
pada fase ini anak memasuki jenjang yang paling rendah yaitu C1 (mengingat) dan
fase awal jenjang C2 (memahami). Kata operasional (verb) pada fase ini seperti
menyusun daftar, mengingat, menyebutkan, mengenali, menuliskan kembali,
mengulang, memberi nama, mengelompokkan suatu benda dan mampu membedakan
sesuatu yang sifanta simple (Anugraheni, 2018).

Kedua Kemampuan kognitif anak usia 8 tahun (kelas 2 SD/MI) Kemampuan


kognitif yang dimiliki pada fase ini tidak lebih buruk dari fase sebelumnya. Di dalam
dunia pendidikan anak pada usia 8 tahun mulai menapaki jenjang C2 yaitu
memahami sesuatu dan menuju tahap C3 yaitu menerapkan sesuatu yang lebih baik
dan terampil. Menurut Piaget Ketika anak usia 7 tahun hingga 8 tahun anak mampu
memahami korelasi yang ada pada kumpulan tingkat dan mampu menyusun
berdasarkan ukurannya .

Ketiga Kemampuan kognitif anak usia 9 tahun (kelas tiga SD/MI) Pada fase ini,
kemampuan kognitif semakin meningkat. Anak sudah dapat memecahkan masalah
yang lebih rumit, karena anak sudah banyak memiliki pengetahuan, wawasan dan
pengalaman dari proses-proses sebelumnya. Anak sudah memasuki tingkat C3 yaitu
menerapkan. Kecerdasan anak di bidang mata pelajaran matematika sudah semakin
meningkat, anak bukan saja mengetahui bangun-bangun datar tetapi sudah bisa
menghitung luas bangundatar dan sudah bisa mengenal bangun ruang.

Keempat Kemampuan kognitif anak usia 10 tahun(kelas empat SD/MI) Pada fase
ini anaknya memiliki daya kritis yang semakin baik, anak dapat menelaah suatu
masalah secara mendalam dengan berbagai dimensi. Kemampuan kogntif pada ranah
C3 yaitu menerapkan, anak bukan hanya mampu untuk menghitung dan mengubah
melainkan sudah dapat membandingkan objek-objek yang ada. Di usia 9 tahun
hingga 10 tahun anak mulai masuk pada jenjang C4 yaitu menganalisis, dimana anak
mampu dalam hal penguraian pada keadaan sesuai bagian yang lebih khusus serta
dapat memahami korelasi terkait bagian korelasi satu dengan korelasi lainnya. Anak
dapat menganalisis, mengkontraskan dan menghubungkan teori dengan fakta untuk
menarik kesimpulan. Anak dapat menarik kesimpulan nilai-nilai baik dan buruk yang
termuat di dalamnya. Pada dasarnya, usia 10 tahun anak sudah memasuki ranah
sintesis (C5) tetapi masih pada level yang sangat sederhana.,memecahkan soal yang
berbentuk narasi atau cerita (Rusman, 2012: 202).

Kelima perkembangan kognitif anak usia sebelas sampai dua belas tahun ke
atas(Kelas lima dan kelas enam SD/MI) Pada usia sebelumnya, anak bisa berfikir
logis dan sistematis yang mangacu terhadap objek empirik (nyata) yang dapat di
tangkap oleh indra. Fase anak yang berada pada usia 11 tahun hingga 12 tahun ke
atas, anak mulai mampu berpikir pada sesuatu yang berkemungkinan terjadi. Fase ini
disebut dengan fase operasional formal.Menurut Willam Crain (Yudi Santoso, 2014:
200) Anak sudah dapat berfikir tentang objek yang bersifat abstrak dan mampu
berfikir secara kritis, ketika dihadapkan dengan masalah, anak memahami sebab-
akibat, kemudian menyusun langkah untuk menyelesaikannya. kompetensi kogitif
anak pada usia 11 sampai 12 tahun sudah dapat berfikir strategis sistematis.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Hamalik (2014:84) “Pertumbuhan dapat dipandang sebagai


pertambahan dalam ukuran badan, tetapi dalam literatur pendidikan dan psikologi
istilah pertumbuhan (growth) meliputi kematangan, perkembangan dan belajar.”

Perkembangan adalah suatu proses kreatif dimana kita kreatif dalam yang
menunjuk pada perubahan

Jean Piaget adalah salah satu tokoh yang meneliti tentang perkembangan
kognitif dan mengemukakan tahapan tahapanperkembangan koginitif. Tahapan-
tahapan tersebut adalah tahap sensory motorik (0–2 tahun), pra-operasional (2–
7tahun), operasional konkret (7–11 tahun) dan operasional formal(11–15 tahun)

B. Saran

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


kekurangan oleh karena itu, saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Daftar pustaka

Nuryati1 & Darsinah, 2021,Implementasi Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget


dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Universitas muhammadiyah.
Surakarta.

Marinda, L. 2020. JURNAL TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN


PIAGET DAN PROBLEMATIKANYA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR .
IAIN. Jember

Widyanti, 2019.Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik Menurut Perspektif


Rentang Hidup. https://widyantiwdy.wordpress.com/2019/05/29/konsep-dasar-
perkembangan-peserta-didik-menurut-perspektif-rentang-hidup/.28 Mar 2022.
Mu'min, SA. 2013. Jurnal Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget.
https://www.neliti.com/id/publications/235758/teori-perkembangan-kognitif-jean-
piaget#:~:text=Perkembangan%20kognitif%20adalah%20tahapan
%2Dtahapan,kognitif%20dan%20mengemukakan%20tahapantahapanperkembangan
%20koginitif.22 Mar 2022.

Anda mungkin juga menyukai