DISUSUN
OLEH :
DEANDRA AUDIARE
KHAIRUNNISA
NURILMI SALSABILAH
BADARIAH
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Dan tak lupa
juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami dalam
menyusun makalah ini.
Selain dari pada itu kami juga ingin mengucapkan teima kasih kepada teman-teman
sekalian yang telah memberi kami support, dan dan banyak inspirasi dan motivasi-motivasi
yang sangat bermanfaat bagi terwujutnya makalah ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.3 Tujuan 2
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, perkembangan peserta didik merupakan aspek yang sangat
penting untuk dipahami secara mendalam. Peserta didik tidak hanya berkembang dalam
hal akademis, tetapi juga dalam aspek sosial, emosional, dan kognitif. Makalah ini akan
mengulas secara komprehensif hakekat perkembangan peserta didik, menggali faktor-
faktor yang memengaruhi proses ini, serta implikasinya terhadap pendekatan
pembelajaran dan pendidikan secara keseluruhan. Dengan memahami esensi dari
perkembangan peserta didik, para pendidik dapat lebih efektif dalam merancang strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing individu.
Perkembangan manusia sejak lahir selalu mengalami perubahan perubahan, baik
pada fisik jasmaniah, maupun mental.Perubahan tersebut dapat berupa perubahan negatif
maupun positif.perubahan-perubahan tersebut tidak lain merupakan hasil dari karya,
cipta, dan karsa manusia yang selalu berkembang dan berjalan seiring dengan bergulirnya
waktu. Salah satu fase perkembangan yang terjadi pada manusia adalah fase remaja. Fase
remaja merupakan tahap usia yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, yang
sering disebut juga sebagai masa pubertas dengan di tandai perubahan-perubahan fisik
baik laki-laki maupun perempuan. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja,
luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, prilaku, kesehatan
serta kepribadian remaja.(Daradjat, 1995:8). Peralihan antara masa anak-anak ke masa
dewasa, remaja memiliki berbagai masalah yang muncul. Masalah remaja merupakan
suatu masalah yang sebenarnya sangat menarik untuk dibicarakan, lebih-lebih pada akhir-
akhir ini, telah timbul akibat negatif yang sangat mencemaskan yang akan membawa
kehancuran bagi remaja itu sendiri dan masyarakat pada umumnya. Usia remaja adalah
masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa, jadi jika dalam masa transisi ini para remaja
tidak diberikan pendidikan yang tepat, baik dan benar maka mereka akan menjadi
manusia dewasa yang dapat merugikan diri mereka sendiri maupun orang lain.
Pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan sejak manusia diciptakan
sampai manusia membangun peradaban pada saat ini.Dengan pendidikan, manusia
mampu mengembangkan dan memperluas daya serta nalar berfikirnya sekaligus
meningkatkan taraf hidup sebuah bangsa dan peradaban. Siswoyo, dkk (2008: 17)
menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu kekuatan dinamis untuk mempengaruhi
perkembangan fisik, jiwa, sosial dan moralitas individu dalam kehidupannya.Berdasarkan
pernyataan tersebut, pendidikan diartikan sebagai sebuah kekuatan dinamis untuk
1
mempengaruhi kemampuan dan kepribadian individu dalam pergaulannya dengan
manusia di dunia ataupun dengan pencipta-Nya.Pendidikan di Indonesia di bagi dalam
beberapa jenjang, yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA).Salah aspek yang harus lebih diperhatikan dalam pendidikan
adalah mampu menciptakan manusia berkarakter dan bermoral.Pelaksanaan pendidikan
karakter khususnya dalam menerapkan nilai-nilai karakter salah satunya dapat di terapkan
dalam berbagai nilai disiplin di sekolah.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah terbentuk maka tujuan penyusunan
makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perkembangan.
2. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri perkembangan.
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip perkembangan.
4. Untuk mengetahui apa saja Fase-fase perkembangan
5. Untuk mengetahui apa saja Teori Perkembangan
Untuk mengetahui bagaimana cara seorang guru meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
2
BAB II
PEMBAHASAN HAKEKAT DAN TEORI PERKEMBANGAN
3
kematangannya yang berlangsung secara sistematis baik menyangkut fisik,jasmani maupun
rohani.
4
2. Perubahan mental · Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi, emosi,
sosial, dan imajinasi. · Hilangnya ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan
ciri-ciri sikap sosial yang, misalnya egosentris yang hilang berganti dengan sikap
prososial.
Hurlock (1980: 5-9) menyatakan prinsip perkembangan ada sembilan, yaitu:
1. Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis.
Prinsip pertama dalam perkembangan adalah sikap kritis. Banyak ahli
psikologi menyatakan bahwa tahun-tahun prasekolah merupakan tahapan penting.
Pada usia ini diletakkan struktur perilaku yang kompleks yang berpengaruh bagi
perkembangan sikap anak pada masa selanjutnya. Misalnya penggunaan tangan
kanan atau kiri, dengan latihan yang diberikan orangtua atau guru anak dapat
menggunakan tangan kanan lebih baik daripada tangan kirinya. Kedua, perubahan
cenderung terjadi apabila orang-orang di sekitar anak memperlakukan anak dengan
baik dan mendorong anak lebih bebas mengekspresikan dirinya. Sikap ini akan
mendorong anak tumbuh dan berkembang. Ketiga ada motivasi yang kuat dari diri
individu yang ingin mengalami perubahan. Misalnya anak yang malas berbicara tidak
akan menjadi anak yang terbuka di masa yang akan datang.
2. Peran kematangan dan belajar
Perkembangan dapat dipengaruhi oleh kematangan dan belajar. Kematangan
adalah terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang
berasal dari warisan genetik individu, misalnya dalam fungsi yang telah diwariskan
yang disebut phylogenetik (merangkak, duduk, dan berjalan). Belajar adalah
perkembanganyang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini anak-anak
memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan (phylogenetik).
Hubungan antara kematangan dan hasil belajar dapat dilihat dalam fungsi hasil
usaha (ontogenetik) seperti menulis, mengemudi atau bentuk keterampilan lainnya
yang merupakan hasil pelatihan.
3. Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan
Perkembangan mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan. Misalnya
perkembangan motorik akan mengikuti hukum arah perkembangan (cephalocaudal)
yaitu perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti
bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala
kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua perkembangan menyebar
keluar dari titik poros sebtral tubuh ke anggota-anggota tubuh (proximodistal).
Contohnya kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh keterampilan
lengan terlebih dahulu.
4. Semua individu berbeda
Tiap individu berbeda perkembangannya meskipun pada anak kembar. Anak-
anak penakut tidak sama reaksinya dengan anak-anak agresif terhadap satu tahap
perkembangan. Oleh sebab itu perkembangan pada tiap manusia berbeda-beda
sehingga terbentuk individualitas. Walaupun pola perkembangan sama bagi semua
anak, setiap anak akan mengikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan
kecepatannya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah
demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada
anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang
5
memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian faktor lingkungan juga
turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak. Misalnya
perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan
bawaan, suasana emosional, apakah seorang anak didorong untuk melakukan
kegiatan intelektual atau tidak, dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar atau
tidak. Selain itu meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola
perkembangan tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Pada anak
yang memiliki kecerdasan rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-
rata pula ketika menginjak tahap perkembangan berikutnya. Perbedaan
perkembangan pada tiap individu mengindikasikan pada guru, orang tua, atau
pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga
kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. Demikian pula
pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan, meskipun dilakukan secara
klasikal atau kelompok.
5. Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik
untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola
perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi berdiri
sebelum dapat berjalan. Menggambar lingkaran sebelum dapat menggambar segi
empat. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun terdapat variasi
individu dalam kecepatan per-kembangan. Pada anak yang pandai dan tidak pandai
akan mengikuti urutan perkembangan yang sama seperti anak yang memiliki
kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka yang pandai akan lebih cepat
dalam perkembangannya dibandingkan anak yang memiliki kecerdasan rata-rata,
sedangkan anak yang bodoh akan berkembang lebih lambat. Perkembangan
bergerak dari tanggapan umum menuju tanggapan yang lebih khusus. Misalnya
seorang bayi akan mengacak-acak mainan sebelum dia mampu melakukan
permainan itu dengan jari-jarinya. Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak
secara umum akan merespon dengan rasa takut pada suatu hal yang baru namun
selanjutnya akan merepon ketakutan secara khusus pada hal yang baru tersebut.
Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan hingga
kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat tapi
kadang cepat. Perbedaan kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap bidang
perkembangan dan akan mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti imajinasi
kreatif akan menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa
remaja. Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode perkembangan akan
berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.
6. Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Risiko
Setiap tahap perkembangan mempunyai risiko. Beberapa hal yang dapat
menyebabkannya antara lain dari lingkungan anak itu sendiri. Bahaya ini dapat
mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis, dan sosial. Sehingga pola
perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan
perkembangan. Pada saat itu dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami
gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan. Peringatan awal adanya
hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal yang penting
6
karena memungkinkan pengasuh (orangtua, guru, atau pengasuh lainnya) untuk
segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.
7. Perkembangan dibantu rangsangan
Perkembangan akan berjalan sebagaimana mestinya jika ada bantuan berbentuk
sitmulus dari lingkungan sekitarnya. Misalnya rajin orangtua berbicara dengan
anaknya semakin cepat anak-anak belajar berbicara. Pengalaman penulis dengan
seorang anak yang malas bicara, ketika penulis menjadi guru anak berusia 5 (lima)
tahun tersebut, setiap hari penulis menanyakan kabarnya atau menanyakan nama-
nama benda kepadanya. Menjelang tamat Taman Kanak-kanak anak tersebut mulai
senang berbicara.
8. Perkembangan Dipengaruhi Perubahan Budaya Kebudayaan mempengaruhi
perkembangan sikap dan fisik anak. Anak yang hidup dalam budaya yang
membedakan sikap dan permainan yang pantas terhadap untuk anak laki-laki dan
perempuan akan berpengaruh terhadap perkembangan. Anak perempuan akan
memilih mainan yang lebih sedikit membutuhkan kemampuan fisik, sehingga
pertumbuhan fisiknya tidak sekuat fisik anak laki-laki. Anak laki-laki dituntut untuk
tidak cengeng seperti anak perempuan, sehingga anak laki-laki menjadi lebih tegar
dan pemberani dibandingkan anak perempuan.
9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan
Orangtua dan masyarakat memiliki harapan tertentu pada tiap tahap
perkembangan anak. Jika tahap itu tercapai maka orangtua atau masyarakat akan
berbahagia. Misalnya anak usia 1 (satu) tahun sudah pandai berjalan, jika sampai
usia tersebut anak belum bisa berjalan, maka akan membuat gelisah orang-orang di
sekitarnya
Adapun Prinsip-Prinsip Lainnya yaitu
1.) Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti ( never ending
process ) artinya, manusia secara terus menerus berkembang
dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar.
2.) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi artinya semua aspek
perkembangan individu baik fisik, emosi, intelegensi, maupun sosial saling
mempengaruhi jika salah satu aspek itu tidak ada.
3.) Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu artinya perkembangan terjadi
secara teratur sehingga hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang
merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.Arah atau perkembangan itu
dikemukakan oleh Yelon dan
Weinstein (1977):
a) Cephalocaudal & proximal-distal, perkembangan manusia itu mulai dari
kepala ke kaki (cephalocaudal ) dan dari tengah ; paru-paru, jantung, ke
pinggir : tangan ( proximal – distal ).
b) Struktur mendahului fungsi artinya anggota tubuh individu akan dapat
berfungsi setelah matang strukturnya.
c) Perkembangan itu berdirefrensial maksudnya perkembangan itu
berlangsung dari umum ke khusus ( spesifik ).
d) Perkembangan itu berlangsung dari konkret ke abstrak, maksudnya
perkembangan itu berproses dari suatu kemampuan berfikir yang konkret (
objeknya tampak ) menuju ke abstrak ( objeknya tidak tampak ).
7
e) Perkembangan itu berlangsung dari egosentrisme ke perspektifme, berarti
bahwa mulanya anak hanya melihat atau meperhatikan dirinya sendiri
sebagai pusat, tapi melalui pengalamannya dalam bergaul dengan
temannya lambat laun sifat egosentris itu berubah menjadi perspektivis
( anak memiliki simpati terhadap kepentingan orang lain ).
f) Perkembangan itu berlangsung dari “outer control to inner control”,
maksudnya pada awalnya anak sangat tergantung pada orang lain sehingga
hidupnya didominasi oleh pengontrol dari luar seiring bertambahya
pengalaman dari lingkungan ia mampu mengontrol dirinya sendiri.
4.) Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainanPerkembangan fisik dan mental
mencapai kematangan pada waktu dan tempo yang berbeda ( ada yang cepat ada
yang lambat ).
5.) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
Prinsip-prinsip ini dijelaskan dengan contoh yaitu :
a. Sampai usia dua tahun, anak memusatkan unuk mengenal lingkungannya.
b. Pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi
manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain)
6.) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan / fase
perkembangan.Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal
dan berusia panjang individu akan mengalami fase – fase perkembangan.
7.) Prinsip Kematangan .Prinsip ini Berpendapat bahwa usaha belajar bergantung
pada tingkat kematangan yang dicapai anak . Hal ini berarti bahwa tidak ada
gunanya melakukan usaha belajar kalua yang bersangkutan belum matang untuk
melaksanakan usaha tersebut
8
Berdasarkan keadaan menurut Kretscmer
• Tahap 1 : dari 0 sampai 3 tahun (pada fase ini anak keliatan pendek dan
gemuk)
• ahap 2 : dari 3 sampai 7 tahun ( anak keliatan langsing)
• Tahap 3 : dari 7 sampai 13 tahun ( anak keliatan pendek dan gemuk kembali)
• Tahap 4 : dari 13 sampai 20 tahun ( anak kembali keliatan langsing).
Berdasarkan keadaan menurut Elizabeth Hurlock
Tahap 1 : Fase Prenatal ( sebelum Lahir) mulai dari masa konsepsi sampai proses
kelahiran.
Tahap 2 : infancy ( orok) mulai usia 10 atau 14 hari
Tahap 3 : Babyhood ( bayi) mulai dari 2 minggu sampai 2 tahun
Tahap 4 : childhood ( kekanak kanakan) 2 tajun sampai masa remaja atau puber
Tahap 5 : adolescence ( puber) mulai 11 atau 13 tahun sampai usia 21 tahun
9
Masa Kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja yang biasa disebut masa
kematangan
Tabel
Tahap Perkembangan Usia
Masa usia pra sekolah 0-6
Masa usia sekolah dasar 6-12
Masa usia sekolah menengah 12-18
Masa usia Mahasiswa 18-25
a. Masa usia Pra sekolah
1. masa vital,pada masa ini individu menggunakan fungsi fungsi biologis untuk
menemukan berbagai hal dalam dunianya.Pada tahun pertama anak memasukkan
apa saja yang dijumpainya dalam mulutnya itu,waktu itu mulut merupakan alat
untuk melakukan eksplorasi dan belajar.Pasa tahun kedua anak telah belajar
berjalan,dengan mulai berjalan anak akan mulai belajar mengusai ruang.
2. masa estetik,masa ini dianggap sebagai masa perkembangan masa
keindahan.Perkembangan yang utama pada masa ini adalah fungsi panca
inderanya,kegiatan eksploitasi dan belajar menggunakan panca indera yang masih
peka,karena itu Montessori menciptakan macam macan alat permainan untuk
melatih panca inderanya.
b. Masa Usia Sekolah Dasar
masa ini juga disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian
bersekolah.Biasanya pada umur 6 atau 7 tahun anak telah matang untuk memasuki
sekolah dasar,pada masa ini anak anak lebih mudah dididik dari pada sebelum dan
sesudah nya
1) masa kelas rendah sekolah dasar,anak anak bersifat seperti adanya hubungan positif
yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi ( apabila jasmani nya sehat
banyak prestasi yang diperoleh),sikap tunduk kepada peraturan permainan yang
tradisional,suka mebanding - banding kan dirinya dengan anak yang lain,adanya
kecenderungan memuji diri sendiri,anak menghendaki nilau (angka raport) yang baik
tanpa meingat prestasinya pantes diberi nilai baik atau tidak.
2) masa kelas tinggi sekolah dasar 9 tahun sampai 12 atau 13 tahun,pada masa ini
sikap khas anak anak adalah adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari
yang konkret hal ini cenderung membanding kan pekerjaan yang praktisl,amat
realistis,ingin mengetahui,ingin belajar,menjelang akhir masa ini telah ada minat
kepada hal hal dan mata pelajaran khusus,mulai menonjolnya bakat bakat khusus.dan
sampai kira kira umur 11 tahun anak membutuh guru atau orang orang dewasa lainnya
untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginan nya,selepas umur ini pada
umumnya anak menghadapi tugas tugasnya dengan bebas dan berusaha
menyelesaikannya,pada masa ini anak memandang nilai angka rapot sebagai ukuran
10
yang tepat mengenai prestasi sekolah,biasanya pada masa ini juga anak anak suka
membentuk kelompok sebaya untuk dapat bermain bersama - sama,dan tidak terikat
lagi dengan peraturan permainan tradisional yang sudah ada mereka membuat
peraturan sendiri.
Masa keserasian bersekolah ini di akhiri dengan suatu masa yang biasanya disebut
poeral.Sifat - sifat khas anak anak masa poeral ini diringkas dalam dua hal,yaitu :
1) Ditunjukkan untuk berkuasa,sikap anak poeral,tingkah laku,dan perbuatan jya
ditunjukkan untuk berkuasa,yang diidam idamkan adalah si kuat,si jujur,si juara,dan
sebagainya.
2) Ekstraversi : berorientasi keluar dari dirinya,misalnya untuk mencari teman sebaya
untuk memenuhi kebutuhan fisiknta.Anak anak masa ini membutuhkan kelompok
kelompok sebaya,pada mereka dorongan bersaing besar sekali,karena itu masa ini sering
diberi ciri sebagai masa "competitive socialization".
suatu hal yang penting pada masa ini ialah sikap anak terhadap Otoritas
(kekuasaan),khususnya Otoritas orang tua dan guru.Anak anak poeral menerima Otoritas
orang tua dan guru sebagai hal yang wajar.Justru karena hal tersebut,anak nak
mengharapkan adanya pihaj orang tua dan guru serta pemegang Otoritas orang dewasa
yang lain.
c. Masa Usia Sekolah Menengah
1) Masa pra-remaja ( remaja awal) masa ini biasanya berlangsung hanya dalam waktu
relatif singkat.Masa ini ditandai oleh sikap sikap pada remaja,dengan gejala yang
tidak tenang,kurang suka bekerja,pesimistik,dan sebagai nya.Secara garis besar sifat
sifat negatif tersebut dapat diringkas,yaitu negatif dalam prestasi,baik prestasi jasmani
maupun prestasi mental,dan negatif dalam sikap sosial,baik dalam bentuk menarik diri
dalam masyarakat (negatif positif)maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat
( negatif aktif).
2) Masa Remaja ( remaja madya) pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja
dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan
menolongnya.Pada masa ini,sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang
bernilai,pantas dijunjung tinggi dan dipuja puja sehingga masa ini disebut masa
merindu puja,yaitu sebagai gejala remaja.Pada laki laki sering aktif meniru,sedangkan
pada anak perempuan kebanyakan pasif,mengagumi,dan memuja dalam khayalan.
3 ) Masa Remaja Akhir,setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya,pada
dasarnya telah tercapailah masa remaha akhir dan telah terpenuhinya tugas tugas
perkembangan masa remaja,yaitu menemukan Pendirian hidup dan masuk lah individu
ke dalam masa dewasa.
11
d. Masa Usia Kemahasiswaan
Masa kemahasiswaan sebenarnya dapat digolongkan pada masa remaja akhir
sampai masa dewasa awal atau dewasa madya.Dilihat dari segi perkembangan,tugas
perkembangan pada usia mahasiswa ini,ialah pemantapan pendirian hidup,Pada masa
ini individu telah mencapai kematangan untuk memilih calon hidup,telah mampu
menentukan dan merencanakan karir masa depannya,walaupun tetap masih ditemukan
mahasiswa yang masih ragu ragu terhadap jurusan yang dipilih.
12
2.Teori erikson
Menurut teori erikson (ericson’s theory) kemajuan manusia melalui delapan tahap
perkembangan yang berlangsung seumur hidup.
Tekun versus rasa rendah diri Masa kanak-kanak tengah & akhir (usia
,6 th-pubertsas)
Otonomi versus malu dan ragu ragu Masa bayi (1-3 tahun)
B. TEORI-TEORI KOGNITIF
Jika teori-teori psikoanalisis menekankan pentingnya ketidaksadaran ,teori-teori
kognitif menekan kan pikiran pikiran yang disadari.
1.Teori perkembangan kognitif dari piaget
Seorang psikolog terkenal kebangsaan swiss ,jean piaget (1896-1980).teori piaget
(piaget ‘s theory ), menyatakan bahwa individu secara aktif membangun pemahaman
mengenai dunia dan melalui 4 tahap kognitif.
Contoh,kita berusaha memisahkan gagasan gagasan yang penting dan gagasan gagasan yang
kurang penting.
Tahap sensorimotor Tahap Tahap operasional Tahap operasional
praoperasional konkret format
Bayi membangun
pemahaman Anak mulai Anak saat ini dapat Remaja bernalar
mengenal dunia menjelaskan dunia bernalar secaara secara lebih
dengan dengan kata-kata logis mengenai abstrak ,idealis dan
mengordinasikan dan gambar,kata- peristiwa peristiwa logis.
13
pengalaman sensoris kata dan gambar ini konkret dan
dengan tindakan fisik mencerminkan mengklasifikasikan
. bayi mengalami meningkatkan obyek obyek
kemahiran dari pemikiran simbolis kedalam bentuk
tindakan refleks dan melampaui yang berbeda
sampai mulai hubungan informasi
menggunakan pikiran sensoris dan
simbolis hingga akhir tindakan fisik
perilaku
Orang/
kognisi
lingkungan
14
Pendekatan lain yang menekankan pentingya pengaruh lingkungan terhadap
perkembangan adalah Teori kontekstual ekologis( ecological contextual theory) dari
brofenbrenner (1917-)
Teori ini mengidentifikasikan lima sistem lingkungan.
Mikrosistem (microsystem) situasi dimana remaja hidup.dalam situasi ini remaja tidak
dipandang sebagai penerima yang pasif namun sebagai seseorang yang membantu dalam
membangun situasi.
Mesositerm ( mesosystem) relasi antara dua mikrosistem atau lebih.contoh nya adalah
relasi keluarga dengan pengalaman sekolah .
Ekosistem (exosystem) situasi sosial dimana remaja tidak memiliki peran aktif namun
memengaruhi pengalaman remaja.contoh lain dari dari ekosistem adalah pemerintahan
kota,bertanggung jawab kualitas taman,pusat rekreasi dan fasilitsas perpustakaan bagi
anak anak dan remaja.
15
BAB I11
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
Perkembangann (develovment ) pertambahan kemampuan dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks,perkembangan menyangkut adanya dipresiansi sel sel,jaringan,organ,dan
sistem organ yang berkembang sedemikan rupa sehingga masing masing dapat memenuhi
fungsinya
Dalam perkembangan tersebut terdapat beberapa ciri – ciri antara lain :
1. Terjadinya perubahan ukuran.
2. Terjadinya perubahan proporsi.
3. Lenyapnya tanda – tanda lama
4. Munculnya tanda -tanda baru dalam.
16
perkembangan yang akan terjadi di dalam hidup ini.Karena hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap karakteristik manusia tersebut.
3.2.Saran
Terkait dengan hakekat perkembangan kami menyarankan :
1. Agar manusia lebih memperhatikan dan memahami akan posisi perkembangan dalam
kehidupannya.
2. Mengaplikasikan pengajaran terkait pentingnya pemahaman tersebut,untuk itu
diharapkan agar hakekat perkembangan manusia lebih baik dari sebelumnya.
Dengan mengacu pada materi materi yang sudah dibahas dalam makalah singkat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sit.Masganti .(2012). Perkembangan Peserta Didik,Medan : Perdana Publishing
17
Suparmin,Mamin. (2010). Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didik .Jurnal ilmiah
spirit .10,33
Sriyanto,Agus Dan Hartati,Siti. (2022). Perkembangan Dan Ciri-Ciri Perkembangan Pada
Anak usia Dini. Journal Fascho. 2,26-27
Syarif, Kemali .(2013). Perkembangan Peserta Didik 2013 Medan : Unimed Press
bornstein,(2003).
Rahmat ,PS . (2018) . Perkembangan Peserta Didik 2023 Jakarta Timur : PT Bumi Aksara
Chamidah,Atien .(2009). Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak
5(2)
Yanuardianto, Elga. "Teori Kognitif Sosial Albert Bandura (Studi Kritis Dalam Menjawab Problem
Pembelajaran di Mi)." Auladuna: Jurnal Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 1.2 (2019): 94-
111.
18