Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“Konsep Perkembangan Peserta Didik“


Topik : Telaah Konsep Psikologi Pendidikan
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Nuur Wachid Abdulmajid, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :
Nama : Intan Tata Sari
Nim : 1801358
Kelas : 1A PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS DAERAH PURWAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir - akhir ini perkembangan dalam bidang pendidikan di dunia semakin canggih
disebabkan oleh beberap faktor dan teknologi yang juga semakin canggih. Bisa
dikatakan negara indonesia ini dalam pendidikan memang cukup membaik dari tahun
ke tahun di sebabkan revisi yang dilakukan oleh para pemegang kekuasaan yang di
antaranya menteri pendidikan sendiri. Tetapi itu semua masih belum cukup jika
dibandingkan dengan negara lain di kalangan asia bahkan dunia. Untuk
membandingkan dengan negara tetangga saja yaitu dengan Malaysia dan Singapura
dengan negara kita Indonesia untuk bidang pendidikan masih sangat jauh tertingga.
Bisa dibuktikan dengan beberapa lembaga survei yang mengatakan bahwa rata – rata
masyrakat di Malaysia dan Singapura yang menamatkan sekolah sampai sarjana,
sedangkan di Indonesia sendiri masih banyak masayarakat yang tidak sampai ke
jenjang perguruan tinggi. Didalam pendidikan sendiri terdapat faktor yang sangat
penting didalamnya yaitu kontribusi seorang guru yang sangat diperlukan bagi
perkembangan dan kemajuan pendidikan di negeri ini. Adapula satu hal yang sangat
berkaitan satu sama lain yaitu antara guru dengan peserta didik. Seorang guru yang
dalam mengembangkan pembelajaran dan mengimplementasikannya ketika
menghadapi sebuah tantangan dengan para peserta didik yang berbeda – beda
karakteristik, haruslah menguasi konsep pembelajaran, yang salah satu konsepnya
adalah konsep Perkembangan peserta didik.
Konsep perkembangan peserta didik ini biasanya dipelajari para guru jauh sebelum
menjadi guru yaitu sat – saat mereka sedang kuliah atau sekolah pendidikan di
perguruan tinggi negeri maupun swasta, yang bertujuan agar ketika menjadi guru
mereka dapat mengembangkan media pembelajara, konsep pembelajaran, teori
pelajaran yang akan diterapkan, dan yang lebih utama adalah melatih diri agar
menjadi guru yang mudah memecahkan permasalahan pada bidang pendidikan dan
peserta didik itu sendiri.
Konsep perkembangan peserta didik pula pasti bersangkutan dengan hukum
perkembangan, aspek perkembangan pada peserta didik itu sendiri, bahkan faktor –
fator dan fase –fase yang ada pada peserta didik. Maka dari itu konsep perkembangan
peserta didik ini wajib ditelaah, dipelajari, dipahami, dan dibahas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hakikat dari perkembangan peserta didik sendiri ?
2. Apa itu perkembangan ?
3. Apa itu peserta didik ?
4. Apa saja Tahap – tahap dan ciri – ciri perkembangan anak ?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan peserta didik ?
6. Bagaimanakah dengan fase – fase perkembangan ?
7. Aspek apa saja yang ada pada peserta didik ?
8. Bagaimana dengan karakteristik umum yang ada pada peseta didik ?
9. Bagaimana Implikasi Perkembangan Peserta Didik Terhadap Proses
Pembelajaran ?

C. Tujuan
Makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana jadi guru yang
efektif dan memahami cara menangani peserta didik. Juga memahami konsep
perkembangan peserta didik dari dasarnya. Juga agar para calon guru terutama saya
ataupun yang lainnya bahkan guru sekalipun dapat mengembangkan bahan pelajaran
dengan menelaah dan mempelajari konsep dasar perkembangan peserta didik.
BAB II
URAIAN MATERI
A. Hakikat Perkembangan Peserta Didik
Pada dasar nya perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang fungsi-
fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis  dasar sebagai
hasil dari konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), dan hasil interaksi proses biologis
dan genetika dengan lingkungan. Sedangkan perubahabn psikis menyangkut keseluruhan
karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial dan moral.
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “Suatu proses perubahan dalam diri individu
atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (jasmaniah) menuju tingkat
kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan.”
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, berkesinambungan adalah :
a.       Sistematis, artinya perubahan dalam perkembangan saling ketergantungan dan
saling mempengaruhi,
b.      Progresif, artinya perubahan yang bersifat maju, meluas, mendalam, meningkat
baaik secara kualitatif (fisik) dan kuantitatif (psikis),
c.       Berkesinambungan, artinya perubahan yang terjadi pada setiap individu terjadi
secara berurutan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Perkembangan merupakan suatu pola perubahan secara
progresif organisme baik dalam struktur maupun fungsi(fisik atapun psikis) yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif yang terjadi secara teratur dan berlangsung sejak masa konsepsi
sampai akhir hayat, berdasarkan pertumbuhan, kematangan, pengalaman, dan belajar.

B. Pengertian Perkembangan
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang
cukup rumit dan kompleks. Didalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu,
untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa
konsep lain yang terkandung di dalamnya, diantaranya: pertumbuhan, kematangan, dan
perubahan.
Perkembangan          (development)
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai
“Long-tern changes in a person’s growth, feelings, patterns of thingking, social
relationships, and motor skills.” Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan
perkembangan sebagai: (i) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam
organisme, dari lahir sampai mati, (ii) pertumbuhan, (iii) perubahan dalam bentuk dan
dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, (iv)
kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak
dipelajari.” Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk
pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimilki individu dan tampil dalam
kualitas kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga
tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan
kematian.” Menurut F.J Monks, dkk, (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada
“suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar
kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang
menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
pertumbuhan, pematangan dan belajar.” Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa perkembangan merupakan  serangkaian perubahan yang berlangsung
secara terus – menerus dan bersifat tetap dari fungsi – fungsi jasmaniah dan rohaniah
yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan, selain ituperkembangan juga dapat
didefenisikan sebagai perubahan organisme ( individu) baik dalam perubahan fisik
maupun perubahan dalam psikisyang mengacu pada bertambah kompleksitas yaitu
perubahan dari suatu yang sangat sederhana kepada suatu yang lebih rumit dan rinci, yang
semuanya berlangsung secara teratur dan terorganisasi yang berlangsung sepanjang hayat
dari individu.
Pertumbuhan            (growth)
Pertumbuhan (growth) dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam aspek jasmaniah,
seperti bertambahnya tinggi dan berat badan seseorang, berubahnya struktur tulang,
proporsi badan, semakin sempurnanya jaringan syaraf dan lain-lain. Dengan arti kata
perubahan dalam pertumbuhan bersifat kuantitatif yang mengacu pada perubahan fisik
yang dialami individu sebagai hasil dari proses pematangan dari fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal bagi orang yang sehat dalam periode waktu tertentu.
Pertumbuhan jasmani dapat diteliti dengan mengukur berat badan, panjang dan ukuran
lingkatran, misalnya lingkar kepala, dada, pinggul dan lengan. Dalam pertumbuhan setiap
bagian tubuh mempunyai perbedan tempo kecepatan misalnya, pertumbuhan alat-
alat  kelamin berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, dan menjadi lambat
pada akhir masa kanak-kanak dan relative berhenti pada masa pubertas.
Kematangan  (maturation)
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, sering
dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan,
kematangan juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi. Chaplin (2002)
mengartikan kematangan (maturation) sebagai: (i) perkembangan, proses mencapai
kemasakan/usia masak, (ii) proses pekembangan, yang dianggap berasal dari keturunan,
atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun). Menurut Davidoff (1988),
menggunakan istilah kematangan untuk menunjuk pada muculnya pola perilaku tertentu
yang tergantung pada pertumbuhan jasamani dan kesiapan susunan saraf. Proses
kematangan ini juga sangat bergantung pada gen, karena pada saat terjadinya
pertumbuhan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi tertentu untuk perkembangan
makhluk tersebut yang sudah lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini dapat terlihat dari
perjalanan perkembangan makhluk itu secara perlahan-lahan di kemudian hari. Dapat
disimpulakan bahwa kematangan adalah merupakan suatu keadaan atau tahap pencapaian
proses pertumbuhan atau perkembangan. Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu
fungsi atau potensi mental psikologis akibat proses perkembangan karena pengalaman
dan latihan.
Perubahan     (change)
Perkembangan mengandung perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna
perkembangan. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk
memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungannya dimana dia berada, yang
sering disebut aktualisasi diri. Secara garis besar perubahan-perubahan yang terjadi dalam
perkembangan itu dapat dibagi ke dalam empat bentuk, yaitu:
1. Perubahan dalam bentuk Besarnya
Perubahan-perubahan dalam bentuk dan ukuran ini terlihat dalam pertumbuhan
jasamani dan perkembangan mental seseorang. Setiap tahunnya perkembangan jasmani
seorang anak mengalamai perubahan begitupun dengan mental anak pasti akan
menunjukkan kemajuan.
2. Perubahan – perubahan dalam proporsi
Pertumbuhan fisik tidaklah terbatas pada perubahan - perubahan ukuran, tetapi juga
pada proporsi. Anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk kecil, melainkan
keseluruhan tubuhnya menunjukan proporsi – proporsi yang berbeda dengan orang
dewasa. Hal ini terbukti apabila tubuh seseorang bayi dibandingkan dengan tubuh orang
dewasa. Kemudian ketika anak mencapai usia puberitas, baru proporsi tubuhnya  mulai
menyerupai orang dewasa. Perubahan proporsi juga tampak dalam perkembangan mental
serta minat – minat dalam diri anak.
3. Hilangnya bentuk atau cirri – cirri lama
Jenis perubahan ketiga yang terjadi dalam perkembangan individu adalah hilangnya
bentuk dan ciri - ciri tertentu dalam fisik dan mental. Seperti perubahan pada hilangnya
kelenjar anak anak yang terletak di leher, kelenjar pineal pada otak, reflek – reflek
tertentu, dsb.
4. timbul atau lahirnya bentuk atau cirri – cirri baru
Dengan menghilangnya bentuk dan cirri - ciri lama yang tidak berguna lagi, maka
timbullah cirri - ciri dan bentuk perubahan - perubahan fisik dan mental yang baru.

C. Pengertian Peserta Didik


Dalam arti luas, peserta didik adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan
sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah
(Sinolingan, 1997). Ia juga mengatakan bahwa peserta didik adalah makhluk totalitas,
yakni termasuk (a) Makhluk religious, yang mengakui akan kuasa Tuhan, (b) Makhluk
sosial, yang membutuhkan orang lain, (3) Makhluk individu, yang memiliki keunikan.
Jadi dalam memperlakukan peserta didik hendaklah utuh, dan melihat mereka sebagai
satu kesatuan yang unik dan terkait.
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 4, peserta didik
diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui
proses pendidikan. Jadi kesimpulannya, peserta didik adalah individu yang memiliki
potensi fisik dan psikis yang khas, individu yang sedang berkembang, individu yang
membutuhkan bimbingan dan individu yang memiliki kemampuan utnuk mandiri.

D. Tahap – tahap dan Ciri – ciri Perkembangan Anak


Perkembangan manusia memiliki beberapa tahapan, yakni masa bayi, masa kanak-kanak,
masa puber, masa remaja, dan akhirnya dewasa. Berikut penjelasannya:
1.      Tahap Perkembangan Biologis
a.      Masa Prenatal
Masa prenatal adalah masa dimana sang anak masih dalam kandungan, yang dibagi
menjadi 3 tahap yaitu : masa pengalihan gen dari orang tua ke anak, pembentukan organ
tubuh dan jenis kelamin, dan lingkunan yang dipengaruhi kondisi psikis sang ibu.
b.      Masa Bayi
·         Infancy (orok): Selama 2 minggu sejak lahir
1)      Masa partunatal, yaitu 30 menit setelah kelahiran bayi
2)      Fase neonatal, yaitu setelah plasenta atau ari-ari dipotong, hingga bayi dapat berdiri
sendiri sebagai individu
·         Babbyhood (bayi): 2 tahun setelah masa jabang bayi
Pada masa ini merupakan masa pembentukan kepribadian sang anak.
c.       Masa Kanak-kanak Awal
Berlangsugn dari umur 2 tahun hingga 6 tahun. Ini merupakan masa sulit, karena anak
menjadi susah di control dan mulai sadar dia biasa melakukan apakun tanpa bantuan dan
merasa tidak harus tunduk pada lingkungan. Ciri: semakin baik dalam penggunaan organ
tubuh, cerewet, bermain dengan teman sebaya dan berjenis kelamin sama, namun pada
akhir masa ini anak sudah mulai bisa diatur dan siap masuk sekolah.
d.      Masa Kanak-kanak Akhir
Berlangsung sejak anak usia 6 tahun hingga organ seksualnya masak, umumnya 12-13
tahun untuk wanita dan 14-15 tahun untuk pria.
e.       Masa Pubertas
Masa pubertas ditandai dengan masaknya organ reproduksi, secara fisik sudah siap untuk
beranak pinak dan mulai menyukai lawan jenis.
f.       Masa Remaja
Masa remaja dibagi menjadi 2 yaitu: masa remja awal sekitar usia 13-17 tahun, dan masa
remaja akhir sekitar usia 17-18 tahun. Masalah yang sering timbul yakni, takut gemuk,
ingin punya kumis atau jenggot, dan menganggap teman adalah segalanya.
g.      Masa Dewasa Awal
Masa ini berkisar antara usia 18-40 tahun, ini adalah masa pemantapan diri terhadap pola
hidup baru atau keluarga.
h.      Masa Dewasa Madya
Berkisar antara 40-60 tahun, umumnya sudah memiliki kehidupan yang mapan,
berkeluarga dan memiliki beberapa anak.
i.        Masa Usia Lanjut
Pada usia 60 tahun ke atas, masa dimana mensyukuri yang sudah dicapai pada masa
sebelumnya, namun kondisi fisiknya sudah banyak menurun.
2.      Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktif
Jean Jacques Rousseau berpendapat bahwa perkembangan manusia itu mempunyai sifat-
sifat yang berbeda dengan tahapan yang lain. Adapun tahapannya ialah:
·            Tahap 1 : dari umur 0-2 tahun (tahap asuhan)
·            Tahap 2 : dari umur 2-12 tahun (tahap pendidikan jasmani dan panca indra)
·            Tahap 3 : dari umur 12-15 tahun (tahap pendidikan akal fikiran)
·            Tahap 4 : dari umur 15-20 tahun (tahap pembentukan watak dan pendidikan agama)
3.      Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologi
Oswald Kroh membagi menjdi 3 tahapan pada perkembangan psikologi, yaitu:
·         Tahap 1 : mulai umur 0-3 tahun (masa kanak-kanak awal)
·         Tahap 2 : mulai umur 3-13 tahun (masa keserasian sekolah)
·         Tahap 3 : mulai usia 13-akhir masa remaja

E. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik


Perkembangan tiap individu berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya:
1. Faktor dari dalam diri individu
§  Bakat dan pembawaaan
Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. apabila bakat dan pembawaan itu
dibina dengan baik maka akan mudah mencapai kecakapan-kecakapan yang berhubungan
dengan bakat dan pembawaannya. Dengan demikian bakat dan pembawaan
mempengaruhi perkembangan individu. 
§  Sifat-sifat keturunan
Sifat yang diturunkan dari orang tua atau nenek moyang dapat berupa fisik dan mental.
Sifat ini tentu saja mempengaruhi perkembangan individu, namun dengan pendidikan dan
lingkungan yang bagus, maka sifat-sifat jelek yang diturunkan dapat dihambat dan sifat-
sifat yang baik dapat dikembangkan.
§  Dorongan dan insting.
Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau
bertindak pada saatnya. Sedangkan insting atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu
tersembunyi yang menyuruh atau membisikkan kepada manusia bagaimana cara-cara
melaksankan dorongan batin.
Jenis-jenis tingkah laku manusia yang tergolong instink, antara lain:
a. Melarikan diri (flight) karena perasaan takut (fear)
b. Menolak (repulsion), karena jijik (disgis)
c. Ingin tahu (curiosity) karena menakjubkan sesuatu (wonder)
d. Melawan (pugnacity) karena kemarahan (anger)
e. Merendahkan diri (self abasement) karena perasaan mengabdi (subjection)
f. Menjolkan diri (self assertion) karena hanya harga diri atau manja (elation)
g. Orang tua (parental) karena perasaan halus budi (tender)
h. Berkelamin (sexcual) karena keinginan mengadakan reproduksi
i. Berkumpul (acquisition) karena keinginan untuk mendapatkan sesuatu
yang baru
j. Mencapai sesuatu (question) karena ingin bergaul / bermasyarakat
k. Membangun sesuatu (contrction) karena mendapatkan kemajuan
l. Menarik perhatian orang lain (appeal) karena ingin memperhatikan orang
lain.
Tiap anak dilahirkan dengan dorongan-instink yang dikandung di dalam jiwanya. Ada
dorongan yang selama perkembangan berlangsung atau selama perkembangan hidup
manusia aktif terus mempengaruhi hidup kejiwaan, seperti dorongan mempertahankan
diri, seksuil, dan dorongan sosial.
2. Faktor – factor yang berasal dari luar diri individu
Faktor - faktor dari luar diri individu telah disebutkan dalam aliran 
empirisme/lingkungan yang mengemukakan bahwa anak yang baru lahir laksana kertas
yang putih bersih atau semacam tabula rasa, yaitu meja yang bertutup lapisan lilin
putih. Kertas putih bersih dapat ditulis dengan tinta warna apapun, dan warna tulisannya
akan sama dengan warna tinta tersebut. Anak diumpamakan sebagai kertas putih bersih,
dan warna tinta adalah lingkungan (pendidikan) yang akan mempengaruhinya. Oleh
karena itu sudah pasti pendidikan juga mempengaruhi anak menjadi baik atau buruk.
Menurut aliran ini perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan,
tidak ada pengaruh dari bakat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
dari luar diri individu antara lain:
Makanan
Makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan individu. Hal
ini terutama pada tahun - tahun pertama dari kehidupan anak, makanan merupakan faktor
yang sangat penting bagi pertumbuhan yang normal dari setiap individu. Oleh sebab itu
dalam rangka perkembangan dan pertumbuha anak agar menjadi sehat dan kuat, perlu
memperhatikan makanan, tidak saja dari segi kualitas dan mutu makanan itu sendiri.
Tetapi ditinjau dari segi agama (islam). Makanan yang mengandung gizi saja, belum
cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, melainkan harus disempurnakan
dengan tingkat kebutuhan dan kebersihan sari makanan itu sendiri, sebagaimana firman
Allah
َ‫ون‬LLLLLLLLLLLLLLLLLُ‫ ِه ُم ْؤ ِمن‬LLLLLLLLLLLLLLLLLِ‫وا هَّللا َ الَّ ِذي أَ ْنتُ ْم ب‬LLLLLLLLLLLLLLLLLُ‫ا ۚ َواتَّق‬LLLLLLLLLLLLLLLLLً‫طيِّب‬
َ ‫وا ِم َّما َر َزقَ ُك ُم هَّللا ُ َحاَل اًل‬LLLLLLLLLLLLLLLLLُ‫َو ُكل‬
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (QS. Al –
Maidah: 88)”
Menurut seorang ulama kotemporer, Syeq Taqi Falsafi, dalam bukunya “Child Between
Heredity and Education” yaitu: pengaruh dari campuran (senyawa) kimiawi yang
dikandung oleh makanan terhadap aktifitas jiwa dan pikiran manusia belum diketahui
secara sempurna, karena belum diadakan eksperimen secara memadai. Namun, tidak
dapat diragukan bahwa perasaan manusia dipengarui oleh kualitas dan kuantitas
makanan. Selain itu juga ada ulama yang berpendapat bahwa tingkat kehalalan makanan
dapat mempengaruhi jiwa manusia, misalnya seorang anak yang diberi makanan yang
tidak halal juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan individunya semisal suka
mengeluarkan kata-kata yang kurang baik.
Iklim
Iklim / keadaan cuaca juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Sifat iklim yang
terdapat pada daerah-daerah tertentu dapat mempengaruhi individual kejiawaan. Hal ini
bias ditinjau dari bedar kecilnya tubuh anak, kesehatan dan kematangan usianya banyak
dipengarui oleh banyaknya udara yang segar danbersih, serta sinar matahari yang
diperolehnya. Kenyatan ini dapat kita bandingkan dengan kondisi daerah yang berada
dikota dengan yang didesa. Secara umum anak yang dari desa akan lebih lama dalam
pertumbuhan kedewasaanya dibanding dengan anak yang pertumbuhanya dikota yang
lebih cepat tumbuh kedewasaanya.
Kebudayaan
Latar belakang budaya suatu bangsa sedikit banyak juga mempengaruhi perkembangan
manusia. Latar belakang budaya masyarakat desa yang masih alami, berbeda dengan
masyarakat kota yang sudah banyak terkontaminasi oleh budaya asing, maka sifat dan
perilakunya juga akan berbeda.
Ekonomi
Orangtua yang ekonominya lemah, karena kurangnya biaya hidup maka biasanya akan
sulit memenuhi kebutuhan anak ataupun kurang memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya, sehingga dapat menghambat pertumbuhan jasmani dan
perkembangan jiwanya. Bahkan tidak jarang faktor ekonomi dapat mengakibatkan
tekanan jiwa dan tidak jarang dapat menimbulkan konflik dalam keluarga, yang
menimbulkan rasa rendah diri pada anak.
Kedudukan Anak dalam Lingkungan Keluarga
Anak tunggal akan memiliki sifat yang berbeda dengan anak yang memiliki banyak
saudara, (biasanya manja, kurang bisa bergaul dengan teman sebaya, dan lain-lain) karena
kasih sayang orangtua hanya tercurah kepadanya. Berbeda dengan anak yang banyak
saudara, karena kasih sayang orangtua akan dibagi kepada semua anaknya.
3. Faktor – factor umum
Faktor ini dapat digolongkan kedalam unsur golongan diatas. Dengan kata lain, jika
faktor yan mempengaruhi perkembangan itu merupakan campuran dari kedua unsur
tersebut maka dikatakan sebagai faktor umum. Diantara faktor umum yang dipengaruhi
perkembangan individu adalah
Inteligensi (kecerdasan)
Pada umumnya inteligen ini dapat dilihat dari kesanggupannya bersikap dan berbuat
cepat dengan situasi yang sedang berubah, dengan keadaan di luar dirinya yang biasa
maupun yang baru. Jadi perbuatan cerdas dicirikan dengan adanya kesanggupan bereaksi
terhadap situasi dengan kelakuan baru yang sesuai dengan keadaan baru. Intelgensi
merupakan salah satu faktor umum yang mempengaruhi perkembangan anak. Tingkat
intelegensi yang tinggi erat kaitanya dengan kcepatan perkembangan. Sedangkan tingkat
intelegensi yang rendah erat kaitanya dengan kelambatan perkembangan.
Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga memegang peran penting dalam perkembangan anak. Dalam hal
misalnya antara anak perempuan dengan laki-laki. Secara umum anak laki-laki lebih
lamban kedewasaanya dibanding anak perempuan yang lebih cepat dalam mencapai tahab
kedewasaan.
Kelenjar Gondok
Pada manusia, hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH) mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan seseorang. Seseorang yang kelebihan hormon akan mengalami
pertumbuhan yang luar biasa/gigantisme. Sebaliknya, jika seseorang kekurangan hormon
pertumbuhan maka dapat mengakibatkan kekerdilan. Hormon tiroksin yang dihasilkan
oleh kelenjar gondok (kelenjar tiroid) mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
manusia. Bila pada masa kanak-kanak kekurangan hormon tiroksin mengakibatkan
kretinisme. Kretinisme yaitu pertumbuhan yang lambat dan mental yang terbelakang,
sehingga perkembangannya juga terhambat. Pada hewan tingkat tinggi (vertebrata)
misalnya katak, metamorfosis berudu menjadi katak dewasa dipengaruhi oleh hormon
tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
Kesehatan
Kesehatan juga merupakan salah satu faktor umum yang mempengarui perkembangan
individu. Mereka yang kesehatan mental dan fisiknya baik dan sempurna akan mengalami
perkembangan dan pertumbuhan yang memadai. Sebaliknya mereka yang mengalami
gangguan kesehatan, baik secara mental maupun fisik, perkembangan dan pertumbuhnya
juga akan mengalami hambatan.
Ras
Ras juga turut mempengarui perkembangan seseorang. Misalnya anak yang dilahirkan
dari ras Mediterranean (sekitar laut tengah, mengalami perkembangan visik lebih cepat
dibandingkan dengan anak-anak dari bangsa-bangsa Eropa Utara. Demikian pula anak-
anak dari ras bangsa Indian, ternyata lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak bangsa
yang berkulit putih.

F. Fase – fase Perkembangan


Fase perkembangan berarti penahapan atau periodesasi tentang kehidupan
manusiayang ditandai ciri-ciri atau pola tingkah laku tertentu. secara garis besar ada
empat dasar pembagian fase perkembangan yaitu:
1. Berdasarkan ciri-ciri biologis
perkembangan berdasarkan ciri biologis diungkapkan oleh para ahli sebagai berikut:
Aristoteles
Dia membagi perkembangan manusia dalam tiga masa, dimana dalam setiap fase meliputi
masa tujuh tahun, yiatu:
§  Fase anak kecil atau masa bermain (0-7 Tahun) yang diakhiri dengan tanggal atau
pergantian gigi.
§  Fase anak sekolah atau masa belajar (7-14 tahun), yang dimulaki dari tumbuhnya gigi
baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelanjar kelamin.
§  Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21 tahun),
yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan memamsuki
masa dewasa.
Sigmun Freud
Dasar - dasar pembagiannya adalah pada cara-cara reaksi-reaksi bagian-bagian tubuh
tertentu. fase-fase itu adalah:
a) Fase infantile, umur 0-5 tahun. Fase ini dibedakan menjadi tiga yaitu:
§  Fase oral (0-1 tahun), dimana anak mendapatkan kepuasan seksuil melalui mulutnya.
§  Fase anal (1-3 tahun), dimana anak mendapat kepuasan seksuil melalui anusnya.
§  Fase phalis (3-5 tahun), dimana anaka mendapatkan kepuasan seksuil melalui alat
kelaminnya .
b) Fase laten (5-12 Tahun)
Pada fase ini anak tampak pada keadaan tenang setelah terjadi gelombang dan badai
(strumund drang)pada tiga fase pertama. Pada fase ini desakan seksuil anak mengendur.
Anak dapat dengan mudah melupakan desakan seksuilnya dan mengalihkan perhatiannya
pada masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah dan teman sejenisnya.
c) Fase Pubertas (12-18 Tahun)
Pada fase ini dorongan mulai muncul kembali dan apabila dorongan-dorongan ini dapat
ditransfer dan disublimasikan dengan baik maka anak akan sampai pada  masa
kematangan terakhir, yaitu fase genital.
d) Fase Genital (18-20 Tahun)

Pada fase ini dorongan yang pada masa laten boleh dikatakan sedang tidur kini berkobar
kembali. 
Maria Montessori
Menurut Maria, pembagian fase –fase perkembangan anak mempunyai arti biologis,
sebab perkembangan itu adalah melaksanakan kodrat dengan asas pokok (kebutuhan
vital/masa peka), dan asas kesibukan sendiri. Fase – fase perkembangan itu terdiri dari:
a.    Usia 0 - 7 tahun, masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia luar melalui
alat indra.
b.    Usia 7 - 12 tahun, masa abstrak, dimana anak mulai memperhatikan masalah
kesusilaan, mulai berfungsi perasaan etisnya yang bersumber dari kata hatinya. Dia mulai
tahu akan kebutuhan orang lain.
c.    Usia 12 - 18 tahun, masa penemuan diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah
sosial.
d.    Usia 18 keatas , masa pendidikan diperguruan tinggi, masa untuk melatih anak
(mahasiswa) akan realitas kepentingan dunia. Ia harus mampu berpikir secara jernih, jauh
dari perbuatan tercela.
Elizabeth B. Hurlock
Pakar ini membagi perkembangan individu berdasarkan konsep biologis atas lima fase,
yaitu:
a. Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, lebih
kurang 280 hari.
b. Fase infancy (orok), mulai lahir sampai usia 14 hari.
c. Fase babyhood (bayi), mulai usia 2 minggu sampai sekitar usia 2 tahun.
d. Fase childhood (kanak-kanak), mulai usia 2 tahun sampai usia pubertas.
e. Fase adolescence (remaja), mulai usia 11 dan 13 tahun sampai usia 21 tahun, yang
dibagi atas tiga masa, yaitu:
1)      Fase pre adolescence,  mulai usia 11 – 13 tahun untuk wanita, dan usia-usia sekitar
setahun kemudian bagi pria.
2)      Fase early adolescence, mulai usia 13 – 14 tahun sampai 16 – 17
3)      Fase late adolescence, masa-masa akhir dari perkembangan seseorang atau masa ketika
seseorang menempuh perguruan tinggi.
2. Berdasarkan konsep didaktif
Dasar yang digunakan dalam menentukan pembagian fase - fase perkembangan
adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa - masa tertentu. Fase
perkembangan secara didaktif menurut Johann Amos Cornenius adalah sebagai berikut:
a.       0-6 tahun disebut sekolah ibu, merupakan masa pengembangan alat-alat indera dan
memperoleh pengatahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan keluarga.
b.      6-12 tahun disebut sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya
ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini mulai diajarkan bahasa ibu.
c.       12-18 tahun disebut sekolah bahasa Latin, merupakan masa mengembangkan daya pikir di
bawah pendidikan sekolah menengah (gymnasium). Pada masa ini diajarkan bahasa Latin
sebagai bahasa asing.
d.      18-24 tahun disebut masa sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa
mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung di bawah
perguruan tinggi.
3. Periodesasi perkembangan berdasarkan ciri psikologis
Periodisasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang menonjol yang menandai masa
dalam periode tersebut. periodesasi ini dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:
Oswald Krock  
Ciri yang digunakan adalah yang dipandang terdapat pada anak-anak umumnya adalah
pengalaman keguncangan jiwa yang dimanifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau sifat keras
kepala. Fase ini terdiri atas:
o Fase anak awal (0-3 tahun), pada akhir fase ini terjadi trotz yang pertama, ditandai
dengan anak serba membantah atau menentang orang lain. Hal ini disebabkan mulai
timbulnya kesadaran akan kemampuannya untuk berkemauan sehingga menguji
kemampuannya itu.
o Fase keserasian sekolah (3-13 tahun), pada akhir masa  ini timbul trotz yang ke dua, di
mana anak mulai serba membantah lagi, suka menentang orang lain terutama orang tua.
Gejala ini sebenarnya merupakan gejala yang biasa, sebagai akibat kesadaran fisiknya,
sifat berfikir yang dirasa lebih maju daripada orang lain, keyakinan yang dianggap benar
dan sebagainya namun dianggap sebagai keguncangan.
o Fase kematangan (13-21 tahun) yaitu mulai setelah berakhirnya gejala trotz kedua, anak
mulai menyadari kekurang-kekurangan dan kelebihan-kelebihan dirinya, yang dihadapi
dengan sikap yang sewajarnya, ia mulai dapat menghargai pendapat orang lain, dapat
memberikan toleransi terhadap keyakinan orang lain, karena menyadari bahwa orang
lain mempunyai hak yang sama. Masa inilah yang merupakan masa bangkitnya atau
terbentuknya kepribadian menuju kemantapan.
Kohnstamm
Ciri yang dilihat adalah dari sisi pendidikan dan tujuan luhur umat manusia, terbagi menjadi
lima fase yaitu:
 Periode vital, umur 0 – 1, 5 tahun, disebut juga fase menyusu.
 Periode estetis, umur 1,5 – 7 tahun, disebut juga fase pencoba dan fase bermain. 
 Periode intelektuil, umur 7 – 14 tahun, disebut juga masa sekolah.
 Periode sosial, umur 14 – 21 tahun, disebut juga masa remaja.
 Periode matang, umur 21 ke atas, disebut juga masa dewasa.
4. Periodesasi perkembangan berdasarkan konsep tugas perkembangan
Tugas perkembangan adalah berbagai ciri perkembanagn yang diharapkan timbul dan
dimiliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya. Periodesasi seperti
ini diungkapkan oleh Robert J. Havighurst, yaitu:
a)   Masa bayi dan anak-anak (infacy and early childhood), umur 0 – 6 tahun.
b)   Masa sekolah atau pertengahan (middle childhood), umur 6 – 12 tahun.
c)   Masa remaja (adolescence), umur 12 – 18 tahun.
d)   Masa awal dewasa (early adulthood), umur 18 – 30 tahun.
e)   Masa dewasa pertengahan (middle age), umur 30 -50 tahun.
f)   Masa tua (latter maturity), umur 50 tahun ke atas.
5. Periodesasi perkembangan menurut konsep Islam
Periodesasi perkembangan berdasar ayat dan hadist secara garis besarnya terdiri atas tiga,
yaitu:
a. Periodesasi prakonsepsi, yaitu masa perkembangan manusia sebelum masa
pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada masa ini wujud manusia
belum terbentuk, tetapi hal ini terkait dengan bibit manusia yang akan
mempengaruhi generasi yang akan dilahirkan kelak.
b. Periodesasi pranatal, yaitu periode perkembangan manusia yang dimulai
dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran. Periode ini
dibagi menjadi empat fase:
 Fase nuthfah (zigot), dimulai sejak pembuahan sampai 40 hari dalam kandungan.
 Fase ‘alaqah (embrio) selama 40 hari.
 Fase mudhghah (janin) selama 40 hari.
 Fase peniupan ruh ke dalam jazad janin dalam kandungan setelah genap berusia 4
bulan.
c.   Periodesasi kelahiran sampai meninggal dunia
Fase ini terdiri atas beberapa fase,yaitu:
·         Fase neo-natus,mulai dari kelahiran sampai kira-kira minggu keempat.
·         Fase al-thilf(kanak-kanak),mulai dari usia 1 bulan sampai usia sekitar 7 tahun.
·         Fase tamyiz,yaitu fase dimana anak mulai mampu membedakan yang baik dan yang
buruk,yang benar dan yang salah.Fase ini dimulai sekitar  usia 7 -12 atau 13 tahun.
·         Fase baligh,fase dimana anak telah mencapai  usia muda ,yang ditandai dengan mimpi bagi
laki-laki dan haid bagi perempuan.
·         Fase kearifan dan kebajikan,yaitu dimana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan
kecerdasan emosional,moral,spiritual dan  agama secara mendalam.
·         Fase kematian,yaitu fase dimana nyawa telah hilang dari jasad manusia.Hilangnya nyawa
menunjukkan pisahnya ruh  dan jasad manusia yang merupakan akhir dari kehidupan
dunia.Fase kematian ini diawali dengan adanya naza’ yaitu awal pencabutan nyawa oleh
malaikat izrail.
G. Aspek Peserta Didik
Secara umum perkembangan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek
perkembangan, yaitu perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.
Perkembangan aspek fisik
Perkembangan fisik atau yang disebut atau yang disebut juga pertumbuhan biologis
(biological growth) meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan
otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dll.), dan
perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti
perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam
kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Perkembangan aspek kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang
berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yang semua proses psikologis yang berkaitan
dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Perkembangan
kognitif ini meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan pengolahan informasi yang
memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan
merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan menilai dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan Aspek Psikososial
Perkembangan psikososial adalah proses perubahan kemampuan-kemampauan peserta
didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam proses
perkembangan ini peserta didik diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu
menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan dirasakan dan diinginkan
serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan dirinya
sendiri, meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan pada emosi
dan perubahan kepribadian.

H. Karakteristik Umum Peserta Didik


Secara umum, buku ini mengetengahkan kajian psikologi perkembangan, yang secara
khusus membahas perkembangan anak usia sekolah (SD) dan remaja (SMP & SMA).
Aspek-aspek perkembangan yang dibahas dalam buku ini secara garis besarnya meliputi
perkembangan fisik-motorik dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan
sosioemosional. Masing-masing aspek perkembangan dihubungkan dengan pendidikan,
sehingga para guru diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan atau
pertumbuhan strategi pembelajaran yang relevan dengan karakteristik perkembangan
tersebut.
Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai
pada usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti
anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah
(6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).
Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak
yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam
kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab
itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan,
mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
Menurut Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
a. Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas
fisik.
b. Membina hidup sehat.
c. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
e. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam
masyarakat.
f. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai.
h. Mencapai kemandirian pribadi.
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guna dituntut untuk memberikan
bantuan berupa:
c. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan
d. Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga
kepribadian sosialnya berkembang.
e. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman
yang konkret atau langsung dalam membangun konsep.
f. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai,
sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi
pegangan bagi dirinya.
Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah (SMP)
Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyaknya ahli, anak usia sekolah
menengah (SMP). Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak
usia sekolah menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun).
Terdapat sejumlah karakterisitik yang menonjol pada anak usia SMP ini, yaitu:
a. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
b. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
c. Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul,
serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari
orangtua.
d. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan
yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
e. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan.
f. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
g. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai
dengan dunia sosial.
h. Kecenderungan minat dan pilihan karer relatif sudah lebih jelas.

Adanya karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru diharapkan
untuk:
a. Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas
topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui
kegiatan-kegiatan yang positif.
c. Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau
kelompok kecil.
d. Meningkatkan kerja sama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi
siswa.
e. Tampil menjadi teladan yang baik bagi siswa.
f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.  
Karakteristik Anak Usia Remaja (SMP/SMA)
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan
masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri
(ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu:
a. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya
b. Dapat menerima dan belajar sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi
oleh masyarakat.
c. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.
d. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
e. Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
f. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.
g. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga
negara.
h. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
i. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku
j. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.
Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut adanya pelayanan
pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, di
antaranya:
a. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya
penyimpangan seksual dan penyalahagunaan narkotika.
b. Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau
kondisi dirinya.
c. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan
yang sesuai dengan minat dan bakatnya, seperti sarana olah raga, kesenian, dan
sebagainya.
d. Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
dan mengambil keputusan.
e. Melatih siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit
dan penuh godaan.
f. Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis,
reflektif, dan positif.
g. Membantu siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta.
h. Memupuk semangat keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan
lebih toleran.
i. Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan
segala keluhan dan problem yang dihadapinya.

I. Implikasi Perkembangan Peserta Didik Terhadap Proses Pembelajaran


Khususnya Pada Anak Usia Sekolah Dasar
1. Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Bagi anak usia sekolah dasar, perkembangan, kematangan dan pertumbuhan dapat dilihat
dari beberapa sudut pandang yaitu:
a.      Perkembangan Intelektual
Pada usia dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi atau melaksanakan tugas-tugas
belajar yang menuntut kemampuan intelektual kognitif seperti membaca menulis dan
berhitung.
b.      Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi manusia dengan orang lain, anak usia sekolah dasar
kemampuan bahasanya semakin berkembang sehingga dengan perkataan itu anak menjadi
matang.
c.       Perkembangan sosial
Pada usia ini, anak sudah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat
bekerja dalam kelompok.
d.      Perkembangan Emosi
Kemampuan anak dalam mengontrol emosi didapatkan melalui pelatihan dan peniruan,
anak selalu meniru orang tuanya dan gurunya, jadi kita sebagai guru haruslah
menciptakan suasana yang efektif untuk belajar.

e.       Perkembangan Emosional
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Paada usia
sekolah dasar anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau
lingkungan sosialnya
f.       Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini, perkembangan penghayatan anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·         Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-
kaidah logika yang berpedoman pada indicator alam semesta sebagai manifestasi dari
keagungan-Nya.
·         Penghayatan rohani semakin mendalam.
·         Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai
kelanjutan periode sebelumnya.
g.      Perkembangan Motorik
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang semakin matang, maka perkembangan
motoric anak sudah terkoordinasi dengan baik. Sesuai dengan perkembangan fisik
(motoric), maka di kelas-kelas permulaan sangat tepat diajarkan:
·         Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar
·         Keterampilan dalam mempergunakan alat-alat olah raga
·         Gerakan untuk meloncat, berlari, berenang dan sebagainya
·         Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan, ketertiban dan
kedisiplinan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep perkembangan peserta didik ini merupakan salah satu topik dari mata kuliah
Psikologi Pendidikan. Dan membahas mengenai aspek – aspek perkembangan individu di
setiap peserta didik ini yang berada pada usia sekolah usia dini, sekolah dasar, sampai
sekolah menengeh, bahkan samapi dengan faktor – faktor dijabarkan. Yang di harapkan
mahasiswa calon guru/pendidik dapat memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan
tingkat perkembangan yang dihadapi peserta didik itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/17949072/Konsep_Dasar_Perkembangan_Peserta_Didik
https://www.academia.edu/31559573/KONSEP_DASAR_PERKEMBANGAN_PESERTA_
DIDIK_MAKALAH
http://farihahalmuchtar.blogspot.com/2017/11/makalah-konsep-dasar-perkembangan.html
http://khaeraninurul98.blogspot.com/2016/12/konsep-dasar-perkembangan-peserta-didik.html
http://kresinda.blogspot.com/2013/09/konsep-dasar-perkembangan-peserta-didik.html
BIOGRAFI DIRI

INTAN TATA SARI, seorang perempuan yang lahir


di - sebuah Kota yang bernama Purwakarta yang
berada di Provinsi Jawa Barat, pada hari Senin, di
tanggal 29 Mei 2000. Sejak lahir sampai sekarang
tinggal dan besar di Purwakarta. Menamatkan
sekolah dasar di SD Negeri 2 Babakancikao, lalu
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu
sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1
Purwakarta, melanjutkan lagi ke jenjang sekolah
menengah atas di SMA Negeri 1 Purwakarta. Dan
sekarang meneruskan kuliah ke perguruan tinggi
negeri Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Kampus Daerah Purwakarta, mengabil jurusan atau
program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Saya mulai menyukai bidang pendidikan(PGSD) jenjang


dari mulai S1. sedari dulu bercita – cita menjadi
sd dan
seorang pendidik atau guru. Dan saat ini berstatus sebagai Mahasiswa S1 Program Studi
PGSD UPI Kampus Daerah Purwakarta angkatan 2018.

Anda mungkin juga menyukai