Disusun Oleh :
Nama : Intan Tata Sari
Nim : 1801358
Kelas : 1A PGSD
C. Tujuan
Makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana jadi guru yang
efektif dan memahami cara menangani peserta didik. Juga memahami konsep
perkembangan peserta didik dari dasarnya. Juga agar para calon guru terutama saya
ataupun yang lainnya bahkan guru sekalipun dapat mengembangkan bahan pelajaran
dengan menelaah dan mempelajari konsep dasar perkembangan peserta didik.
BAB II
URAIAN MATERI
A. Hakikat Perkembangan Peserta Didik
Pada dasar nya perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang fungsi-
fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai
hasil dari konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), dan hasil interaksi proses biologis
dan genetika dengan lingkungan. Sedangkan perubahabn psikis menyangkut keseluruhan
karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial dan moral.
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “Suatu proses perubahan dalam diri individu
atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (jasmaniah) menuju tingkat
kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan.”
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, berkesinambungan adalah :
a. Sistematis, artinya perubahan dalam perkembangan saling ketergantungan dan
saling mempengaruhi,
b. Progresif, artinya perubahan yang bersifat maju, meluas, mendalam, meningkat
baaik secara kualitatif (fisik) dan kuantitatif (psikis),
c. Berkesinambungan, artinya perubahan yang terjadi pada setiap individu terjadi
secara berurutan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Perkembangan merupakan suatu pola perubahan secara
progresif organisme baik dalam struktur maupun fungsi(fisik atapun psikis) yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif yang terjadi secara teratur dan berlangsung sejak masa konsepsi
sampai akhir hayat, berdasarkan pertumbuhan, kematangan, pengalaman, dan belajar.
B. Pengertian Perkembangan
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang
cukup rumit dan kompleks. Didalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu,
untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa
konsep lain yang terkandung di dalamnya, diantaranya: pertumbuhan, kematangan, dan
perubahan.
Perkembangan (development)
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai
“Long-tern changes in a person’s growth, feelings, patterns of thingking, social
relationships, and motor skills.” Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan
perkembangan sebagai: (i) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam
organisme, dari lahir sampai mati, (ii) pertumbuhan, (iii) perubahan dalam bentuk dan
dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, (iv)
kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak
dipelajari.” Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk
pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimilki individu dan tampil dalam
kualitas kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga
tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan
kematian.” Menurut F.J Monks, dkk, (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada
“suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar
kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang
menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
pertumbuhan, pematangan dan belajar.” Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa perkembangan merupakan serangkaian perubahan yang berlangsung
secara terus – menerus dan bersifat tetap dari fungsi – fungsi jasmaniah dan rohaniah
yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan, selain ituperkembangan juga dapat
didefenisikan sebagai perubahan organisme ( individu) baik dalam perubahan fisik
maupun perubahan dalam psikisyang mengacu pada bertambah kompleksitas yaitu
perubahan dari suatu yang sangat sederhana kepada suatu yang lebih rumit dan rinci, yang
semuanya berlangsung secara teratur dan terorganisasi yang berlangsung sepanjang hayat
dari individu.
Pertumbuhan (growth)
Pertumbuhan (growth) dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam aspek jasmaniah,
seperti bertambahnya tinggi dan berat badan seseorang, berubahnya struktur tulang,
proporsi badan, semakin sempurnanya jaringan syaraf dan lain-lain. Dengan arti kata
perubahan dalam pertumbuhan bersifat kuantitatif yang mengacu pada perubahan fisik
yang dialami individu sebagai hasil dari proses pematangan dari fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal bagi orang yang sehat dalam periode waktu tertentu.
Pertumbuhan jasmani dapat diteliti dengan mengukur berat badan, panjang dan ukuran
lingkatran, misalnya lingkar kepala, dada, pinggul dan lengan. Dalam pertumbuhan setiap
bagian tubuh mempunyai perbedan tempo kecepatan misalnya, pertumbuhan alat-
alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, dan menjadi lambat
pada akhir masa kanak-kanak dan relative berhenti pada masa pubertas.
Kematangan (maturation)
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, sering
dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan,
kematangan juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi. Chaplin (2002)
mengartikan kematangan (maturation) sebagai: (i) perkembangan, proses mencapai
kemasakan/usia masak, (ii) proses pekembangan, yang dianggap berasal dari keturunan,
atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun). Menurut Davidoff (1988),
menggunakan istilah kematangan untuk menunjuk pada muculnya pola perilaku tertentu
yang tergantung pada pertumbuhan jasamani dan kesiapan susunan saraf. Proses
kematangan ini juga sangat bergantung pada gen, karena pada saat terjadinya
pertumbuhan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi tertentu untuk perkembangan
makhluk tersebut yang sudah lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini dapat terlihat dari
perjalanan perkembangan makhluk itu secara perlahan-lahan di kemudian hari. Dapat
disimpulakan bahwa kematangan adalah merupakan suatu keadaan atau tahap pencapaian
proses pertumbuhan atau perkembangan. Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu
fungsi atau potensi mental psikologis akibat proses perkembangan karena pengalaman
dan latihan.
Perubahan (change)
Perkembangan mengandung perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna
perkembangan. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk
memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungannya dimana dia berada, yang
sering disebut aktualisasi diri. Secara garis besar perubahan-perubahan yang terjadi dalam
perkembangan itu dapat dibagi ke dalam empat bentuk, yaitu:
1. Perubahan dalam bentuk Besarnya
Perubahan-perubahan dalam bentuk dan ukuran ini terlihat dalam pertumbuhan
jasamani dan perkembangan mental seseorang. Setiap tahunnya perkembangan jasmani
seorang anak mengalamai perubahan begitupun dengan mental anak pasti akan
menunjukkan kemajuan.
2. Perubahan – perubahan dalam proporsi
Pertumbuhan fisik tidaklah terbatas pada perubahan - perubahan ukuran, tetapi juga
pada proporsi. Anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk kecil, melainkan
keseluruhan tubuhnya menunjukan proporsi – proporsi yang berbeda dengan orang
dewasa. Hal ini terbukti apabila tubuh seseorang bayi dibandingkan dengan tubuh orang
dewasa. Kemudian ketika anak mencapai usia puberitas, baru proporsi tubuhnya mulai
menyerupai orang dewasa. Perubahan proporsi juga tampak dalam perkembangan mental
serta minat – minat dalam diri anak.
3. Hilangnya bentuk atau cirri – cirri lama
Jenis perubahan ketiga yang terjadi dalam perkembangan individu adalah hilangnya
bentuk dan ciri - ciri tertentu dalam fisik dan mental. Seperti perubahan pada hilangnya
kelenjar anak anak yang terletak di leher, kelenjar pineal pada otak, reflek – reflek
tertentu, dsb.
4. timbul atau lahirnya bentuk atau cirri – cirri baru
Dengan menghilangnya bentuk dan cirri - ciri lama yang tidak berguna lagi, maka
timbullah cirri - ciri dan bentuk perubahan - perubahan fisik dan mental yang baru.
Pada fase ini dorongan yang pada masa laten boleh dikatakan sedang tidur kini berkobar
kembali.
Maria Montessori
Menurut Maria, pembagian fase –fase perkembangan anak mempunyai arti biologis,
sebab perkembangan itu adalah melaksanakan kodrat dengan asas pokok (kebutuhan
vital/masa peka), dan asas kesibukan sendiri. Fase – fase perkembangan itu terdiri dari:
a. Usia 0 - 7 tahun, masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia luar melalui
alat indra.
b. Usia 7 - 12 tahun, masa abstrak, dimana anak mulai memperhatikan masalah
kesusilaan, mulai berfungsi perasaan etisnya yang bersumber dari kata hatinya. Dia mulai
tahu akan kebutuhan orang lain.
c. Usia 12 - 18 tahun, masa penemuan diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah
sosial.
d. Usia 18 keatas , masa pendidikan diperguruan tinggi, masa untuk melatih anak
(mahasiswa) akan realitas kepentingan dunia. Ia harus mampu berpikir secara jernih, jauh
dari perbuatan tercela.
Elizabeth B. Hurlock
Pakar ini membagi perkembangan individu berdasarkan konsep biologis atas lima fase,
yaitu:
a. Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, lebih
kurang 280 hari.
b. Fase infancy (orok), mulai lahir sampai usia 14 hari.
c. Fase babyhood (bayi), mulai usia 2 minggu sampai sekitar usia 2 tahun.
d. Fase childhood (kanak-kanak), mulai usia 2 tahun sampai usia pubertas.
e. Fase adolescence (remaja), mulai usia 11 dan 13 tahun sampai usia 21 tahun, yang
dibagi atas tiga masa, yaitu:
1) Fase pre adolescence, mulai usia 11 – 13 tahun untuk wanita, dan usia-usia sekitar
setahun kemudian bagi pria.
2) Fase early adolescence, mulai usia 13 – 14 tahun sampai 16 – 17
3) Fase late adolescence, masa-masa akhir dari perkembangan seseorang atau masa ketika
seseorang menempuh perguruan tinggi.
2. Berdasarkan konsep didaktif
Dasar yang digunakan dalam menentukan pembagian fase - fase perkembangan
adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa - masa tertentu. Fase
perkembangan secara didaktif menurut Johann Amos Cornenius adalah sebagai berikut:
a. 0-6 tahun disebut sekolah ibu, merupakan masa pengembangan alat-alat indera dan
memperoleh pengatahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan keluarga.
b. 6-12 tahun disebut sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya
ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini mulai diajarkan bahasa ibu.
c. 12-18 tahun disebut sekolah bahasa Latin, merupakan masa mengembangkan daya pikir di
bawah pendidikan sekolah menengah (gymnasium). Pada masa ini diajarkan bahasa Latin
sebagai bahasa asing.
d. 18-24 tahun disebut masa sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa
mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung di bawah
perguruan tinggi.
3. Periodesasi perkembangan berdasarkan ciri psikologis
Periodisasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang menonjol yang menandai masa
dalam periode tersebut. periodesasi ini dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:
Oswald Krock
Ciri yang digunakan adalah yang dipandang terdapat pada anak-anak umumnya adalah
pengalaman keguncangan jiwa yang dimanifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau sifat keras
kepala. Fase ini terdiri atas:
o Fase anak awal (0-3 tahun), pada akhir fase ini terjadi trotz yang pertama, ditandai
dengan anak serba membantah atau menentang orang lain. Hal ini disebabkan mulai
timbulnya kesadaran akan kemampuannya untuk berkemauan sehingga menguji
kemampuannya itu.
o Fase keserasian sekolah (3-13 tahun), pada akhir masa ini timbul trotz yang ke dua, di
mana anak mulai serba membantah lagi, suka menentang orang lain terutama orang tua.
Gejala ini sebenarnya merupakan gejala yang biasa, sebagai akibat kesadaran fisiknya,
sifat berfikir yang dirasa lebih maju daripada orang lain, keyakinan yang dianggap benar
dan sebagainya namun dianggap sebagai keguncangan.
o Fase kematangan (13-21 tahun) yaitu mulai setelah berakhirnya gejala trotz kedua, anak
mulai menyadari kekurang-kekurangan dan kelebihan-kelebihan dirinya, yang dihadapi
dengan sikap yang sewajarnya, ia mulai dapat menghargai pendapat orang lain, dapat
memberikan toleransi terhadap keyakinan orang lain, karena menyadari bahwa orang
lain mempunyai hak yang sama. Masa inilah yang merupakan masa bangkitnya atau
terbentuknya kepribadian menuju kemantapan.
Kohnstamm
Ciri yang dilihat adalah dari sisi pendidikan dan tujuan luhur umat manusia, terbagi menjadi
lima fase yaitu:
Periode vital, umur 0 – 1, 5 tahun, disebut juga fase menyusu.
Periode estetis, umur 1,5 – 7 tahun, disebut juga fase pencoba dan fase bermain.
Periode intelektuil, umur 7 – 14 tahun, disebut juga masa sekolah.
Periode sosial, umur 14 – 21 tahun, disebut juga masa remaja.
Periode matang, umur 21 ke atas, disebut juga masa dewasa.
4. Periodesasi perkembangan berdasarkan konsep tugas perkembangan
Tugas perkembangan adalah berbagai ciri perkembanagn yang diharapkan timbul dan
dimiliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya. Periodesasi seperti
ini diungkapkan oleh Robert J. Havighurst, yaitu:
a) Masa bayi dan anak-anak (infacy and early childhood), umur 0 – 6 tahun.
b) Masa sekolah atau pertengahan (middle childhood), umur 6 – 12 tahun.
c) Masa remaja (adolescence), umur 12 – 18 tahun.
d) Masa awal dewasa (early adulthood), umur 18 – 30 tahun.
e) Masa dewasa pertengahan (middle age), umur 30 -50 tahun.
f) Masa tua (latter maturity), umur 50 tahun ke atas.
5. Periodesasi perkembangan menurut konsep Islam
Periodesasi perkembangan berdasar ayat dan hadist secara garis besarnya terdiri atas tiga,
yaitu:
a. Periodesasi prakonsepsi, yaitu masa perkembangan manusia sebelum masa
pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada masa ini wujud manusia
belum terbentuk, tetapi hal ini terkait dengan bibit manusia yang akan
mempengaruhi generasi yang akan dilahirkan kelak.
b. Periodesasi pranatal, yaitu periode perkembangan manusia yang dimulai
dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran. Periode ini
dibagi menjadi empat fase:
Fase nuthfah (zigot), dimulai sejak pembuahan sampai 40 hari dalam kandungan.
Fase ‘alaqah (embrio) selama 40 hari.
Fase mudhghah (janin) selama 40 hari.
Fase peniupan ruh ke dalam jazad janin dalam kandungan setelah genap berusia 4
bulan.
c. Periodesasi kelahiran sampai meninggal dunia
Fase ini terdiri atas beberapa fase,yaitu:
· Fase neo-natus,mulai dari kelahiran sampai kira-kira minggu keempat.
· Fase al-thilf(kanak-kanak),mulai dari usia 1 bulan sampai usia sekitar 7 tahun.
· Fase tamyiz,yaitu fase dimana anak mulai mampu membedakan yang baik dan yang
buruk,yang benar dan yang salah.Fase ini dimulai sekitar usia 7 -12 atau 13 tahun.
· Fase baligh,fase dimana anak telah mencapai usia muda ,yang ditandai dengan mimpi bagi
laki-laki dan haid bagi perempuan.
· Fase kearifan dan kebajikan,yaitu dimana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan
kecerdasan emosional,moral,spiritual dan agama secara mendalam.
· Fase kematian,yaitu fase dimana nyawa telah hilang dari jasad manusia.Hilangnya nyawa
menunjukkan pisahnya ruh dan jasad manusia yang merupakan akhir dari kehidupan
dunia.Fase kematian ini diawali dengan adanya naza’ yaitu awal pencabutan nyawa oleh
malaikat izrail.
G. Aspek Peserta Didik
Secara umum perkembangan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek
perkembangan, yaitu perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.
Perkembangan aspek fisik
Perkembangan fisik atau yang disebut atau yang disebut juga pertumbuhan biologis
(biological growth) meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan
otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dll.), dan
perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti
perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam
kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Perkembangan aspek kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang
berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yang semua proses psikologis yang berkaitan
dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Perkembangan
kognitif ini meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan pengolahan informasi yang
memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan
merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan menilai dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan Aspek Psikososial
Perkembangan psikososial adalah proses perubahan kemampuan-kemampauan peserta
didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam proses
perkembangan ini peserta didik diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu
menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan dirasakan dan diinginkan
serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan dirinya
sendiri, meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan pada emosi
dan perubahan kepribadian.
Adanya karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru diharapkan
untuk:
a. Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas
topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui
kegiatan-kegiatan yang positif.
c. Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau
kelompok kecil.
d. Meningkatkan kerja sama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi
siswa.
e. Tampil menjadi teladan yang baik bagi siswa.
f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.
Karakteristik Anak Usia Remaja (SMP/SMA)
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan
masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri
(ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu:
a. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya
b. Dapat menerima dan belajar sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi
oleh masyarakat.
c. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.
d. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
e. Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
f. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.
g. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga
negara.
h. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
i. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku
j. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.
Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut adanya pelayanan
pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, di
antaranya:
a. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya
penyimpangan seksual dan penyalahagunaan narkotika.
b. Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau
kondisi dirinya.
c. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan
yang sesuai dengan minat dan bakatnya, seperti sarana olah raga, kesenian, dan
sebagainya.
d. Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
dan mengambil keputusan.
e. Melatih siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit
dan penuh godaan.
f. Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis,
reflektif, dan positif.
g. Membantu siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta.
h. Memupuk semangat keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan
lebih toleran.
i. Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan
segala keluhan dan problem yang dihadapinya.
e. Perkembangan Emosional
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Paada usia
sekolah dasar anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau
lingkungan sosialnya
f. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini, perkembangan penghayatan anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
· Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-
kaidah logika yang berpedoman pada indicator alam semesta sebagai manifestasi dari
keagungan-Nya.
· Penghayatan rohani semakin mendalam.
· Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai
kelanjutan periode sebelumnya.
g. Perkembangan Motorik
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang semakin matang, maka perkembangan
motoric anak sudah terkoordinasi dengan baik. Sesuai dengan perkembangan fisik
(motoric), maka di kelas-kelas permulaan sangat tepat diajarkan:
· Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar
· Keterampilan dalam mempergunakan alat-alat olah raga
· Gerakan untuk meloncat, berlari, berenang dan sebagainya
· Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan, ketertiban dan
kedisiplinan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep perkembangan peserta didik ini merupakan salah satu topik dari mata kuliah
Psikologi Pendidikan. Dan membahas mengenai aspek – aspek perkembangan individu di
setiap peserta didik ini yang berada pada usia sekolah usia dini, sekolah dasar, sampai
sekolah menengeh, bahkan samapi dengan faktor – faktor dijabarkan. Yang di harapkan
mahasiswa calon guru/pendidik dapat memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan
tingkat perkembangan yang dihadapi peserta didik itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/17949072/Konsep_Dasar_Perkembangan_Peserta_Didik
https://www.academia.edu/31559573/KONSEP_DASAR_PERKEMBANGAN_PESERTA_
DIDIK_MAKALAH
http://farihahalmuchtar.blogspot.com/2017/11/makalah-konsep-dasar-perkembangan.html
http://khaeraninurul98.blogspot.com/2016/12/konsep-dasar-perkembangan-peserta-didik.html
http://kresinda.blogspot.com/2013/09/konsep-dasar-perkembangan-peserta-didik.html
BIOGRAFI DIRI