Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FASE DAN CIRI-CIRI PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN

MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM

DOSEN PENGAMPU : D. SISKA AMALIYAH, M.Pd.I.

OLEH :
KELOMPOK 4

1. APRILIA NPM. 17.2021.009

2. MAS DEDEH NPM. 17.2021.026

3. SAEPUL ROHIMI NPM. 17.2021.045

4. SITI NURAISAH R. NPM. 17.2021.055

SEMESTER II B KARYAWAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-AZAMI CIANJUR

2021-2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. Dzat pencipta alam semesta, sholawat dan
salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Nabi akhir
zaman, juga kepada para sahabat dan kaum kerabatnya termasuk kita semua.
Aamiin YaAllah Yarobbal’alamiin.

Penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah


Psikologi Umum yang berjudulkan “Fase dan Ciri-ciri Perkembangan dan
Pertumbuhan”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu D.Siska Amaliyah,
M.Pd.I. selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Umum yang telah
membimbing penulis dalam pembelajaran mata kuliah ini. Tak lupa kepada semua
rekan kelas yang yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam
menyelsaikan makalah ini.

Penulis berharap semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat, dan


bertambahnya pengetahuan atau informasi bagi para pembaca. Aamiin YaAllah
Yarobbal’alamiin.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan . Oleh karena itu, penulis dengan senang hati jika ada kritik dan saran
dari para pembaca dalam penyusunan makalah ini.

Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan dan terdapat banyak kekurangan , mohon dimaafkan dengan lapang dada
yang terbuka. Semoga bermanfaat bagi semua orang yang membacanya. Aamiin
YaAllah Yarobbal’alamiin.

i
DAFTAR ISI

Table of Content
s
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan...................................................2
B. Ciri-ciri Perkembangan dan Pertumbuhan.......................................................5
C. Aspek-aspek yang Memengaruhi Pertumbuhan................................................6
D. Fase-fase Pertumbuhan Anak.............................................................................8
E. Fase-fase Psikoseksual.......................................................................................11
BAB III...........................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan merupakan perubahan-perubahan yang dialami individu
atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya yang
berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik
menyangkut fisik (jasmani) maupun psikis (rohani). Manusia secara terus
menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalam atau
belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsung secara terus menerus
sejak masa konsepsi sampai masa kematangan atau masa tua.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perkembangan dan pertumbuhan?
2. Apa saja ciri-ciri perekembangn dan pertumbuhan?
3. Apa saja aspek-aspek yang memengaruhi pertumbuhan?
4. Ada fase-fase apa saja dalam pertumbuhan anak?
5. Apa itu fase psikoseksual?

C. Tujuan Masalah
1. Lebih memahami pengertian perkembangan dan pertumbuhan
2. Mengetahui ciri-ciri perkembangan dan pertumbuhan
3. Mengetahui aspek-aspek yang memengaruhi pertumbuhan
4. Mengetahui dan memahami fase-fase perkembangan dan pertumbuhan.
5. Mengetahui dan memahami bagian-bagian fase

D.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan


Perkembangan adalah terjadinya perubahan yang berjalan secara kontinu
dalam diri individu mulai ia dilahirkan hingga meninggal dunia. Perkembangan
adalah proses terjadinya berbagai perubahan yang bertahap yang dialami individu
atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya (maturation)
yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik
terhadap fisiknya maupun psikisnya (Syamsu Yusuf, 2000: 15).

Syamsu Yusuf mengatakan bahwa perubahan dalam perkembangan bersifat


saling bergantung dan saling memengaruhi antara bagian-bagian organisme dan
merupakan satu kesatuan yang harmonis. Oleh karena itu, perkembangan bersifat
sistematis. Contohnya, seorang anak memiliki kemampuan untuk berdiri dan
berjalan karena tulang kaki dan otot-ototnya telah tumbuh menjadi kuat.

Semua yang berkembang menuju pada bentuk dan keadaan yang lebih baik
dan lebih maju, artinya progresif. Manusia terus berkembang maju secara fisik
dari kekuatan tubuhnya dan fungsi-fungsinya. Perkembangan itu pun dialaminya
secara berkesinambungan atau bertahap, seperti dari merangkak menjadi berdiri,
dari berdiri menjadi berjalan, dan seterusnya.

Pada prinsipnya, perkembangan merupakan proses alami makhluk hidup yang


tidak mengenal kata berhenti. Setiap perkembangan yang terjadi secara fisikal
memberikan pengaruh pada kejiwaan manusia yang mengikuti pola pola yang
terarah, seperti anak yang baru belajar berbicara hingga akhirnya pandai
berkomunikasi. Kepandaian berkomunikasi itu diawali oleh tahap belajar
berbicara.

Pengertian perkembangan menunjuk ke arah yang lebih sempurna dan tidak


dapat diulang kembali. Misalnya bayi yang merangkak berkembang menjadi bayi
yang berdiri tegak kemudian berjalan, dan tidak mungkin bayi itu kembali
merangkak.

2
Selain konsep perkembangan, ada pula yang disebut dengan pertumbuhan.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu
sebagai akibat adanya pengaruh lingkungan. Dalam pribadi manusia, baik yang
jasmaniah maupun yang rohaniah, terdapat dua bagian yang berbeda sebagai
kondisi yang menjadikan pribadi manusia berubah menuju ke arah kesempurnaan.
Adapun dua bagian kondisional pribadi manusia itu meliputi:

1. bagian pribadi materiil yang kuantitatif, dan

2. bagian pribadi fungsional yang kualitatif.

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil


sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini
dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil
menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan
sebagainya. Ini tidak berarti bahwa pertumbuhan itu hanya berlaku pada hal-hal
yang bersifat kuantitatif karena tidak selamanya materiil itu kuantitatif. Materiil
dapat terdiri atas bahan-bahan kuantitatif dan dapat pula terdiri atas bahan-bahan
kualitatif. Jadi, materiil itu dapat terdiri dari kualitas ataupun kuantitas. Kenyataan
inilah yang barangkali membuat orang mengalami kesulitan dalam membedakan
antara pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu kelengahan orang adalah
menyebut pertumbuhan materiil kualitatif sebagai perkembangan.

Pertumbuhan pribadi sebagai perubahan kuantitatif pada materiil pribadi


sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Begitu juga materiil pribadi,
seperti kesan keinginan, ide, pengetahuan, nilai, selama tidak dihubungkan dengan
fungsinya, tidak dapat dikatakan berkembang, melainkan bertumbuh.
Pertumbuhan dinyatakan dalam bentuk pertumbuhan-pertumbuhan (lihat dalam
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/711/Belajar dan Perkembangan
Individu).

Menurut F.J. Monk, Knoers, dan Siti Rahayu Haditono (1992: 1), ada ahli
psikologi yang tidak membedakan antara perkembangan dengan pertumbuhan,
bahkan ada yang lebih mengutamakan pertumbuhan. Pandangan itu menunjukkan
bahwa perkembangan berarti bertambahnya kemampuan dalam berbagai hal yang

3
melibatkan makna adanya pertumbuhan yang lebih integratif dan perbedaan-
perbedaan keadaan yang pertama dengan keadaan berikutnya.

Perkembangan psikis manusia berhubungan dengan pertumbuhan fisiknya,


sebagaimana pertumbuhan otak pada anak memungkinkan ia berkembang
kemampuannya dalam berbicara, tertawa, berjalan, dan menyukai sesuatu yang
baru.

Pengertian-pengertian perkembangan tersebut berhubungan dengan fisik dan


psikis manusia, yang pada dasarnya, sama dengan pertumbuhannya.
Perkembangan secara fisik berlaku secara alamiah dan didukung oleh pengaruh
aktivitas manusia. Misalnya, perkembangan anak yang alami seperti badannya
semakin besar, tinggi badan bertambah, dan intelektualitasnya meningkat. Akan
tetapi, secara fisikal, perkembangan itu dapat dibantu oleh aktivitas lain yang
tidak alamiah, misalnya berolahraga, makan, dan membina hubungan silaturahmi
dengan sesama manusia lainnya.

Demikian pula, dengan perkembangan psikis manusia. Ada yang berkembang


karena dorongan alamiahnya dan ada yang dipacu melalui aktivitas eksternal,
misalnya belajar di sekolah dan berinteraksi dengan masyarakat. Perkembangan
kejiwaan yang membentuk suatu kepribadian manusia berhubungan dengan
aktivitas yang menjadi pengalaman hidupnya. Orangtua misalnya, menyuruh
anaknya rajin mengaji dan bergaul dengan orang orang yang berprestasi dan
berbudi pekerti luhur. Pergaulan itu akan memberikan pengaruh terhadap
perkembangan kejiwaan anaknya. Dalam ajaran agama Islam, terdapat pernyataan
bahwa semua manusia yang dilahirkan dalam keadaan bersih dari dosa. Oleh
karena itu, orangtuanya sangat berpotensi untuk menjadikan anaknya seorang
yang berkeyakinan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.

Pada kenyataannya, meskipun pertumbuhan manusia itu merupakan dorongan


alamiah, secara individual, kualitas pertumbuhan tidak menunjukkan kesamaan.
Ketidaksamaan itu karena setiap individu memiliki sifat fisikal dan psikis yang
unik yang akan menjadi pembeda terjadinya pertumbuhan. Misalnya, faktor
keturunan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas perkembangan dan
pertumbuhan. Seorang anak yang ayahnya berpostur kecil dan pendek akan

4
melahirkan anak yang memiliki postur tubuh yang sama. Jika ada anak yang
tinggi badannya melebihi ayahnya, mungkin dari ibunya, mungkin dari kakeknya,
dan seterusnya. Artinya sangat jarang perkembangan fisiknya melewati keadaan
fisik orangtuanya. Pandangan ini yang dikenal sebagai hukum hereditas, yang
menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan manusia bersifat pewarisan
genetis.

B. Ciri-ciri Perkembangan dan Pertumbuhan


Ciri-ciri perkembangan antara lain :

1. Perkembangan melibatkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan


dengan pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan
system reproduksi misalnya, disertai dengan perubahan pada organ
kelamin. Perubahan-perubahan ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara
umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama dan timbulnya
ciri-ciri baru sebagai tana kematangan suatu organ tubuh tertentu.
2. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya. Seseorang
tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya. Misalnya, seorang anak tidak akn bisa berjalan
sebelum ia bisa berdiri. Karena itu perkembangan awal ini merupakan
masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ
tubuh terjadi menurut ua hokum yang tetap, yaitu: (a) Perkembangan
terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal.
Pola ini disebut pola sefalokaual. (b) Perkembangan terjadi lebih dahulu I
aerah proksimal.(gerakan kasar) lalu berkembang di daerah distal seperti
jari-jari yang mempunyai kemampuan dalam gerakan halus. Pola ini di
sebut proksimodistal.
4. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap ini dilalu seorang
anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak
bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat
lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, berdiri sebelum
berjalan, dan lain-lain.

5
5. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Perkembangan
berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda. Kaki dan tangan
berkembang pesat pada masa lainnya.
6. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.

Ciri-ciri Pertumbuhan antara lain:

1. Perubahan ukuran. Perubanhan ini terlihat secara jelas pada


pertumbuha fisik yang dengan bertambahnya umur anak terjadi pula
penambahan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lain-lain.
2. Perubahan proporsi. Selain bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga
memperlihatkan perubahan proporsi. Tubuh anak memperlihatkan
perbedaan proporsi bila dibandingkan dengan tubuh orang dewasa.
Pada bayi baru lahir titik pusat terdapat urang lebih setinggi umbilicus,
sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat kurang lebih
setinggi simpisis pubis. Perubahan proporsi tubuh mulai usia
kehamilan 2 bulan sampai dewasa.
3. Hilangnyah ciri-ciri lama. Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal
yang terjadi perlahan-lahan, seperti menghilangnya kelenjar timus,
lepasnya gigi susu dan menghilangnya refleks pripitif.
4. Timbunya ciri-ciri baru. Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah akibat
pematangan fungsi-fungsi organ. Perubahan fisik yang penting selama
pertumbuhan adalah tunggu adalah munculnya gigi tetap dan
munculnya tanda-tanda seks kunder seperti tumbuhnya rambut tubis
dan aksila, tumbuhnya buah dada pada wanita dan lain- lain.

C. Aspek-aspek yang Memengaruhi Pertumbuhan


Perubahan yang menyangkut materiil dan struktur fisiologis, sangat
dipengaruhi oleh aspek-aspek tertentu yang saling berhubungan. Adapun aspek-
aspek yang memengaruhi pertumbuhan meliputi:

1. kondisi interaksi kepribadian anak;

6
2. usia dan mental anak

3. pola-pola pertumbuhan yang dipengaruhi oleh situasi-situasi tertentu;

4. adaptasi individu dengan lingkungannya.

Kondisi kepribadian anak adalah bakat bawaan yang sudah ada yang
merupakan anugerah langsung dari Sang Pencipta. Orangtua anak tidak
mengetahui secara konkret bakat anak yang sesungguhnya apabila aktivitas
anaknya tidak diamati dengan serius. Bakat itu akan menunjukkan polanya yang
serius dalam tahapan kognisi anak dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.

Usia dan mental "seharusnya" berjalan bersamaan, tetapi bertambahnya usia


anak, tidak otomatis membuat mentalnya semakin baik sebagaimana yang
diidealkan. Mental akan terbentuk dan tumbuh bergantung pada pengaruh
lingkungan anak. Sebagai contoh, anak-anak yang sejak kecil banyak ditinggalkan
oleh orangtuanya, akan lebih mandiri dan mentalnya lebih berani dibandingkan
dengan anak-anak yang setiap hari bersama ibunya, dimanja dan kemauannya
serba dikabulkan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syamsul Falah tentang


Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Darussalam-Sumedang (2004), dari 20
anak usia 9-12 tahun yang tinggal di pondok pesantren tersebut, hanya ada 5 anak
yang mampu tetap tinggal di pondok. Kelima anak itu memiliki mental yang kuat,
tidak manja, dan mandiri. Indikator kemandiriannya adalah memiliki kemampuan
belajar memasak, mencuci, dan merapikan keperluan hidupnya sendiri di dalam
pondok. Adapun 15 anak hanya bertahan tiga bulan tinggal di pondok, hingga
mereka memilih pindah ke sekolah yang dekat dengan rumahnya sendiri.

Menurut hasil penelitian Syamsul Falah, setelah dilakukan wawancara dengan


kelima anak yang dimaksud, dimulai dari masalah kehidupan orangtuanya, mata
pencahariannya, dan hubungan anak dengan orangtua, dapat diambil suatu
kesamaan data atau informasi bahwa mata pencaharian ayahnya adalah prajurit
yang biasa berpindah-pindah tempat tugas, sehingga ayahnya sering tidak berada
di rumah dan ibunya memberikan pengertian kepadanya mengenai ayahnya yang

7
selalu pindah tugas. Ada pula yang ibunya bekerja di pabrik. Apabila kedua
orangtuanya tidak ada di rumah, anak itu sudah biasa melayani dirinya sendiri.

Dengan gambaran penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa usia dan


perkembangan mentalitas anak tidak sederajat jika dilihat dari kualitas mental
anak karena pengaruh lingkungan sangat menentukan karakteristik kepribadian
anak. Yang pertumbuhan kuantitatifnya sama adalah bertambahnya usia dan
mungkin perkembangan fisiknya.

Orang tua serta suasana emosional yang diciptakan oleh orangtua jelas
berpengaruh nyata pada pembentukan kepribadian anak, terutama pada anak yang
berusia di bawah 5 atau 6 tahun. Secara bertahap, anak mengadakan pembentukan
kepribadian menuju kepribadian dewasa. Unsur yang didapat sejak lahir beserta
keadaan lingkungan memegang peranan dalam perkembangan dan pematangan
kepribadian selanjutnya. Unsur yang dibawa sejak lahir merupakan berkah
genetik, sementara keadaan lingkungan mencakup bagaimana pengasuhan yang ia
terima (dipengaruhi oleh sikap dan perhatian orangtua, suasana emosional dalam
keluarga, norma, dan etika yang berlaku, kehidupan beragama dalam keluarga,
tingkat sosial ekonomi, serta tingkat pendidikan orangtua).

Fakta yang diungkap oleh ahli jiwa Sigmund Freud menunjukkan bahwa
kesehatan kejiwaan pada masa sekarang sangat mungkin ditentukan oleh fase fase
yang dialami seseorang pada masa kecilnya. Sikap-sikap yang (agak)
menyimpang bisa saja berawal dari kegagalan satu atau lebih fase yang dilalui
semasa bayi dan balita. Oleh karena itu, kepekaan terhadap perkembangan
kejiwaan seorang anak akan membentuk anak tersebut menjadi seorang yang
berjiwa dan berkepribadian baik (lihat dalam http://analisadaily.com/ index.php?
option=com).

D. Fase-fase Pertumbuhan Anak


Ada empat fase pertumbuhan anak yang akan menentukan kesehatan jiwa anak,
sebagaimana dikembangkan oleh Sigmund Freud. Adapun fase fase itu adalah
sebagai berikut:

1. Fase oral, ciri-cirinya adalah:

8
a. fase oral merupakan fase paling awal yang berlangsung sejak lahir sampai 18
bulan;

b. fase ini menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan bayi serta pemuasan di


daerah mulut, bibir, lidah, dan daerah oral lain;

c. rangsangan pada daerah tersebut, misalnya dengan menggunakan dot susu botol
atau puting susu akan menimbulkan sensasi yang menyebabkan anak mengisap
dan mendatangkan kesenangan;

d. kesenangan yang dimaksud juga mencakup rasa senang dengan kemampuannya


untuk mengunyah maupun menggigit;

e. pada fase ini, mental anak sangat dipengaruhi oleh kepuasan oralitasnya. Jika
berlebihan akan berdampak pada mentalnya, misalnya anak menjadi sangat
bergantung dan manja.

2. Fase anal, ciri-cirinya adalah: fase ini berlangsung ketika usia anak memasuki 1
tahun dan mulai

a. mengalami resolusi saat usianya 3 tahun;

b. perkembangan pada fase ini ditandai dengan kematangan saraf dan otot di
sekitar anus yang memungkinkannya untuk mengendalikan dan menahan buang
kotoran;

c. terjadi klimaks ketika orangtua mengajarkan cara-cara buang air kecil ke kamar
mandi dan cara-cara membuka celana, sehingga anak akan terbiasa dan lebih
mandiri;

d. munculnya inisiatif untuk mempraktikkan latihan yang telah diberikan oleh


orangtuanya;

e. apabila pola pengajaran orangtua tidak efektif, anak akan lebih rewel, tidak
rapi, dan tidak menyukai bercelana atau berpakaian rapi.

3. Fase phalik, ciri-cirinya adalah:

a. fase ini berlangsung mulai usia 3 tahun dan berakhir saat berusia 5 tahun;

9
b. ditandai dengan adanya minat, ketertarikan, dan kesenangan pada area genital;

c. kurang berkembang pada anak yang tidak memiliki saudara dengan jenis
kelamin yang berbeda;

d. ditandai dengan penis envy pada wanita (kecemburuan pada anak wanita karena
mereka tidak memiliki penis) serta penis anxiety pada pria (kekhawatiran anak
laki-laki akan kehilangan penis); anak perempuan cenderung menginginkan
perhatian dari ayahnya

e.dan menganggap ibunya sebagai saingan, hal yang sebaliknya juga terjadi pada
anak lelaki;

f. merupakan dasar identitas gender.

4. Fase laten, ciri-cirinya adalah:

a. terjadi sampai seseorang memasuki usia pubertas (mulai usia 5-6 tahun hingga
11-13 tahun);

b. minat seksual yang mereda menyebabkan terjadinya suatu afiliasi homoseksual,


baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan;

c. pengalihan energi untuk digunakan dalam aktivitas belajar dan bermain;.

d. mudah berinteraksi dengan lingkungannya;

e. keterampilan berkembang pesat;

f. jika kurang pengawasan akan mengakibatkan inabilitas, tidak memiliki minat


dalam belajar serta mengembangkan keterampilan dan kepribadian; menentukan
keberhasilan terjadinya pola adaptasi dan integrasi.

g. Pada fase awal (0-2 tahun), anak mempelajari cara berkomunikasi dan
menyerap dasar-dasar kepercayaan melalui pengetahuan yang diterimanya.

Pada fase prastudi (2-7 tahun), anak mulai memperluas wawasan dan pergaulan,
mulai mengembangkan berbagai perlengkapan dasar yang ia perlukan dalam
membangun kapasitas hidup. Pada fase belajar (7-11 tahun), anak bersemangat
mencari tahu, mengembangkan segala aspek dirinya, baik rasional, emosional

10
maupun keterampilan. Mulai usia 11 tahun, anak memasuki fase dewasa, saat ia
masuk ke tengah masyarakat dan menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan.

E. Fase-fase Psikoseksual
Ada fase-fase psikologis yang harus dilalui tiap individu, antara lain fase
psikoseksual, yaitu tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan fungsi seksual
yang dapat memengaruhi perkembangan psikologis individu tersebut. Tiap
individu akan mengalami fase (tahap) psikoseksual dalam tiap tahap
perkembangan umumnya (0-18 tahun). Bila gagal melewati suatu masa yang
harus dilaluinya sesuai dengan tahap perkembangannya, akan terjadi gangguan
pada diri orang tersebut (http://gusrukhin.files.wordpress.com/2008/08/
faseremaja).

Fase-fase psikoseksual adalah sebagai berikut:

1. Fase oral/mulut (0-18 bulan), ciri-cirinya adalah:

a. terjadi pada anak yang baru dilahirkan

b. bayi sangat bergantung pada air susu;

c. sensorinya sangat dekat dengan puting dan benda yang menyerupainya seperti
dot;

d. menyusui merupakan sumber energinya;

e. mudah frustrasi jika tidak segera disusui ketika ia menginginkannya;

f. mulut merupakan alat utama untuk memperoleh kepuasan;

g. dorongan oral terdiri atas 2 komponen, yaitu dorongan libido dan dorongan
agresif. Dorongan libido, yaitu dorongan seksual pada anak, yang berbeda dengan
libido pada orang dewasa. Dorongan libido merupakan dorongan primer dalam
kehidupan yang merupakan sumber energi dari ego dalam mengadakan hubungan
dengan lingkungan, sehingga memungkinkan pertumbuhan ego. Ketegangan oral
akan membawa pada pencarian kepuasan oral yang ditandai dengan diamnya bayi
pada akhir menyusui. Adapun dorongan agresif dapat terlihat dalam perilaku
menggigit, mengunyah, meludah, dan menangis;

11
h. memerlukan curahan kasih sayang sedalam-dalamnya dari ibu;

i. keterlambatan memberikan air susu kepada bayi berpengaruh buruk pada


perkembangan mentalnya.

2. Fase anal (1,5-3 tahun), yaitu:

a. matangnya saraf-saraf otot sfingter anus sehingga anak mulai dapat


mengendalikan buang air besarnya;

b. kepuasan dan kenikmatan anak terletak pada anus;

c. kenikmatan diperoleh ketika menahan buang air besar. Kenikmatan lenyap


setelah buang air besar selesai;

d. anak semula dibiarkan buang air kecil sesuai kebiasaannya dan tidak dimarahi
orangtuanya;

e. orangtua mengajarkan tata cara buang air kecil sehingga anak mengerti dan
membiasakan diri;

f. perkembangan menuju pada kemandirian.

3. Fase uretral, yaitu:

a. perpindahan dari fase anal ke fase phallus;

b. erotik uretral mengacu pada kenikmatan dalam pengeluaran dan penahanan air
seni seperti pada fase anal;

c. jika fase uretral tidak dapat diselesaikan dengan baik, anak akan
mengembangkan sifat uretral yang menonjol, yaitu persaingan dan ambisi sebagai
akibat timbulnya rasa malu karena kehilangan kontrol terhadap uretra;

d. jika fase ini dapat diselesaikan dengan baik, anak akan mengembangkan
persaingan sehat yang menimbulkan rasa bangga akan kemampuan diri. Anak
laki-laki meniru dan membandingkan dengan ayahnya.

4. Fase phallus (3-5 tahun), yaitu:

a. pada fase ini anak mulai mengerti jenis kelaminnya;

12
b. sering mempermainkan kelaminnya dan merasakan kenikmatan bagi dirinya;

c. jika perbuatan anak mempermainkan kelaminnya dilarang dan ditakut-takuti,


hal tersebut akan berpengaruh buruk kepada jiwanya, dan dapat mengakibatkan
impotensi;

d. rasa cemburu yang kuat.

5. Fase latensi (5/6 tahun-11/13 tahun), yaitu:

a. pada fase ini, semua aktivitas dan fantasi seksual seakan-akan tertekan;

b. hasrat bermain yang sangat tinggi yang melupakan hasrat seksualitasnya;

c. informasi tentang seksualitasnya berkembang karena pergaulan dengan teman


sebayanya;

d. riskan dengan gangguan homoseksual;

e. minat belajar menurun karena melemahnya kontrol diri.

6. Fase genital (11/13 tahun-18 tahun), yaitu:

a. proses perkembangan psikoseksual mencapai "titik akhir";

b. organ-organ seksual mulai aktif sejalan dengan mulai berfungsinya hormon-


hormon seksual;

c. terjadi perubahan fisik dan psikis;

d. tulang dan organ seks menampakkan diri, remaja putri mencapai kecepatan
pertumbuhan maksimal pada usia sekitar 12-13 tahun, sedangkan remaja putra
sekitar 14-15 tahun;

e. postur tubuh anak gadis tampak lebih tinggi daripada anak laki-laki (usia 11-
14);

f. pada anak perempuan tumbuh payudara, rambut pubes, terjadinya menstruasi,


bokong mulai membesar, pinggang ramping, dan suara feminin. Adapun pada
anak laki-laki terlihat buah pelir dan penis mulai membesar, tumbuhnya rambut
pubes, rambut kumis, suara mulai membesar,

13
g. terjadi mimpi basah, yaitu keluarnya air mani ketika tidur (mimpi basah);

h. munculnya nafsu birahi yang menggebu.

7. Masa remaja, yaitu:

a. masa remaja dikenal dengan masa storm and stress, yaitu terjadi pergolakan
emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara
psikis yang bervariasi;

b. pada masa remaja (usia 12 sampai dengan 21 tahun) terdapat beberapa fase:

fase remaja awal (usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun);

remaja pertengahan (usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun);

masa remaja akhir (usia 18 sampai dengan 21 tahun);

c. fase pubertas yang merupakan fase yang sangat singkat dari usia 11-16 tahun;

d. fase pubertas setiap individu bervariasi;

e. masa pubertas terjadi tumpang tindih antara masa anak dan masa remaja;

f. remaja mengalami perubahan dalam sistem kerja hormon dalam tubuhnya;

g. berdampak pada bentuk fisik (organ seks) dan psikis, terutama emosi (mental).

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
Penulis sangat mengharapkan tinjauan dan revisi dari Ibu Dosen D.Siska
Amaliyah, M.Pd.I. dan teman-teman atau pembaca. Kritik dan saran inshaAllah
akan penulis terima, dan apabila penulis kurang tepat dalam segi pembahasan
maupun penulisan makalah ini, mohon teman-teman semuanya bisa
memaafkannya.
Semoga adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
yaAllah Yarobbal’alamiin.

13
DAFTAR PUSTAKA
Rosleny Marliani. Psikilogi Umum. Bandung: Pustaka Setia. 2014

Sumber Pustaka dari Internet


https://www.psychologymania.com/2013/04/ciri-ciri-pertumbuhan-dan-
perkembangan.html?m=1

14
14

Anda mungkin juga menyukai