Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK

“PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN, TUJUAN DAN TAHAPAN


PERKEMBANGAN MANUSIA, TEORI NATIVISME, EMPIRISME DAN KONVERGENSI”

Makalah ini dibuat dalam rangka pemenuhan tugas pada mata kuliah pembelajaran psikologi
pendidikan anak dengan dosen pengampu mata kuliah Dra. Ratnawati, M.pd

Disusun oleh:

Diah Permata Sari (20591048)


Esin Frianita Utama (20591064)
Muhammad Nur Rohman (20591122)

Prodi/lokal: PGMI/4 C

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (CURUP)


FAKULTAS TARBIAH
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah membawa kita dari alam kegelapan
menuju ke alam yang terang benderang separti yang kita rasakan pada saat ini, tak lupa pula
kita samapaikan shalawat beserta salam, kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
beserta para keluarga dan sahabat, semoga dengan senantiasa kita bershalawat kepada beliau,
kiita akan mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti.
Makalah “Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan, Tujuan Dan Tahapan
Perkembangan Manusia, Teori Nativisme, Empirisme Dan Konvergensi” ini disusun dalam
rangka pemenuhan tugas pada mata kuliah psikologi pendidikan dengan dosen pengampu
mata kuliah Dra. Ratnawati, M.Pd.
Mungkin dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
kami selaku penyusun makalah meminrta maaf dan kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya dari kelompok kami.

Kepahiyang, 20 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
C. TUJUAN DAN MANFAAT...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. PENERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN.......................................2
B. TAHAPAN DAN TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA........................................3
C. TEORI-TEORI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN....................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................................6
KESIMPULAN......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pertubuhan adalah perubahan kuantitatif pada material sesutu sebagai akibat dari
adantya pengaruh lingkungan. Pertumbuhan ini dapat berupa pembesaran atau
pertambahan dari tidak ada menuju ada, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi
luas dan sebagainya. Beggitu juga material pribadi, seperti kesan, keinginan, ide,
pengetahuan dan nilai, selama tidak dihubungkan dengan fungsinya tidak dapat
dikatakan berkembang melainkan mengalami pertumbuhan.

Pertumbuhan dinyatakan dalam bentuk perubahan yang terjadi pada bagian-bagian


material, tetapi pertumbuhan itu sendiri mempunyai sifat kesatuan dan keumuman, dalam
hal itu suatu organisasi. Pertumbuhan adalah sesuatu yang menyangkut materi jasmaniah
yang dapat menumbuhkan fungsi dan bahkan perubahan fungsi pada maeri jasmaniah.
Perubahan jasmaniah dapat menghasilkan kematangan akan fungsi jasmaniahnya.
Kematangan fungsi ini dapat mempengaruhi perubahan pada fungsi psikologis. Oleh
karena itu, perkembangan manusia tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhannya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan ?


2. Apa saja tahapan dan tugas dari perkembangan manusia ?
3. Apa yang dimaksud dengan teori nativisme, empirisme, dan konvergensi ?
4. Apa saja tujuan dari teori nativisme, empirisme, dan konvergensi ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian pertumbuhan dan perkembangan anak.


2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja tahapan dan tugas perkembangan manusia.
3. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam teori pendidikan dan apa saja tujuan
dari masing-masing teori pendidikan.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. PENERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

1. Pof Dr. Fj. Monk, dkk: “perkembangan ialah suatu proses yang kekal dan tetap yang
menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
konsepmpertumbuhan, kemasakan dan belajar.” “pertumbuha khusus dimaksudkan
dalam ukuran-ukuran badan dan fungsi-fungsi fisik yang lebih murni,” sedangkan
perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala
yang tampak.”

2. Lester D. Crow, Ph.D. and Alice Crow Ph.D.: “istilah pertubuhan merujuk kepada
perubahan struktur dan fisik individu dalam rentang tubuh sejak masa konsepsi sampai
masa dewasa, istilah perkembagan lebih tepat dapat dipergunakan untuk menunjukan
potensi-potensi ttingkah laku dari dalam yang terpengaruh oleh rangsang lingkungan.”

3. Prof. Dr. Soegarda Poerbakawatja: “adalah suatu proses pada anak yang menunjukkan
perubahan-perubahan padanya (teruma jasmaniyahnya) secara otomatis, sedangkan
perkembangan adalah suatu proses dalam pertumbuhan yang menunjukkan adanya
pengaruh dalam yang menunjukkan adanya tempo, kualitas dalam pertumbuhan.”

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa istilah pertumbuhan tidak bisa
dipisahkan secara tajam, namun bila ingin dibedakan maka pertumbuhan lebih merujuk
kepada pertumbuhan fisik, sedangkan perkembangan lebih merujuk kepada pertumbuhan
psikis. Yang jelas baik pertumbuhan maupun perkembangan terjadi proses pertumbuhan.

Pertubuhan adalah perubahan kuantitatif pada material sesutu sebagai akibat dari
adantya pengaruh lingkungan. Pertumbuhan ini dapat berupa pembesaran atau
pertambahan dari tidak ada menuju ada, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi
luas dan sebagainya. Beggitu juga material pribadi, seperti kesan, keinginan, ide,
pengetahuan dan nilai, selama tidak dihubungkan dengan fungsinya tidak dapat
dikatakan berkembang melainkan mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan dinyatakan
dalam bentuk perubahan yang terjadi pada bagian-bagian material, tetapi pertumbuhan
itu sendiri mempunyai sifat kesatuan dan keumuman, dalam hal itu suatu organisasi.

Pertumbuhan adalah sesuatu yang menyangkut materi jasmaniah yang dapat


menumbuhkan fungsi dan bahkan perubahan fungsi pada maeri jasmaniah. Perubahan
jasmaniah dapat menghasilkan kematangan akan fungsi jasmaniahnya. Kematangan
fungsi ini dapat mempengaruhi perubahan pada fungsi psikologis. Oleh karena itu,
perkembangan manusia tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhannya.

Dr. H. Djaali, 2011. “Psikologi pendidikan”. Jakarta: bumi aksara. Hal: 12


Drs. H. Mustaqim. 2001. “Psikologi pendidikan” semarang: IAIN wali songo semarang
bekerja sama dengan pustaka belajar. Hal: 13-14.)

2
B. TAHAPAN DAN TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA

1. Tahapan perkembangan manusia


Pertumbuhan seseorang terjadi dari lahir sampai usia 20 tahun. Freud
mengemukakan adanya enam tahapan perkembangan fisiologis manusia,yaitu sbb:

a. Tahap oral(usia 0 sampai 1 tahun).


Dalam tahap ini, mulut bayi merupakan daerah utama dari aktivitas yang
dinamis pada manusia.

b. Tahap anal(antara usia 1 sampai 3 tahun).


Dalam tahap ini,dorongan dan aktivitas gerak individu lebih banyak terpusat
pada fungsi pembuangan kotoran .

c. Tahap falish(antara usia 3 sampai 5 tahun).


Dalam tahap ini, alat kelamin merupakan daerah perhatian terpenting dalam
pendorongan manusia.

d. Tahap latent(antara usia 5 tahun sampai 12-13 tahun).


Dalam tahap ini, dorongan aktivitas dan pertumbuhan cenderung bertahan dan
istirahat dalam arti tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.

e. Tahap pubertas(antara usia 12 sampai 20 tahun).


Dalam tahap ini, dorongan aktivitas kembali, kelenjar endokrin tumbuh pesat
dan mempercepat mempercepat pertumbuhan ke arah kematangan.

f. Tahap genital(usia 20 tahun dan seterusnya).


Pertumbuhan genital merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang.

Menurut Jean Jacques Rouseau perkembangan manusia berlangsung dalam lima


tahapan yaitu sbb:
a. Tahap perkembangan masa bayi (sejak lahir – usia 2 tahun).
Perkembangan pribadi didominasi oleh perasaan senang maupun tidak senang
menguasai diri bayi, sehingga setiap perkembangan fungsi pribadi dan tingkah laku
bayi, sangat dipengaruhi oleh perasaannya.

b. Tahap perkembangan masa kanak-kanak (usia 2 – 12 tahun).


Perkembangan pribadi anak dimulai dengan semakin berkembangnya fungsi
indra anak untuk mengendalikan pengamatan.

Dr. H. Djaali, 2011. “Psikologi pendidikan”. Jakarta: bumi aksara. Hal: 12


Drs. H. Mustaqim. 2001. “Psikologi pendidikan” semarang: IAIN wali songo semarang
bekerja sama dengan pustaka belajar. Hal: 13-14.

3
c. Tahap perkembangan pada masa preadolesen (usia 12 – 15 tahun).
perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat dominan. Dengan
adanya pertumbuhan sisitem saraf serta fungsi pemikirannya, anak mulai kritis
dalam menanggapi suatu ide atau pengetahuan dari orang lain.

d. Perkembangan pada masa adolesen (usia 15 – 20 tahun).


Kualitas kehidupan manusia didorong seksual yang kuat.keadaan ini membuat
orang mulai tertarik pada orang lain yang berlawanan jenis kelamin. Di samping itu,
orang mulai mengembangkan pengertian tentang kenyataan hidup serta memikirkan
pola tingkah laku yang bernilai moral.

e. Masa pematngan diri (Setelah usia 20 tahun).


Perkembangan fungsi kehendak mulai dominan, orang mulai dapat
membedakan adanya tiga tujuan hidup pribadi,yaitu pemuasan keinginan pribadi,
pemuasan keinginan kelompok, dan pemuasan keinginan masyarakat. Realisasi
setiap keinginan ini menggunakan fungsi penalaran, sehingga orang dalam masa
penalaran ini mulai mampu melakukan self durection dan self control.

2. Tugas perkembangan manusia


Karakteristik dominan dari peipode anak yang baru belajar berjalan adalah
aktivitas. Anak yang baru belajar jalan (toodler) sangat sibuk bicara, bergerak, dan
berencana sepanjang waktu. Dorongan aktivitas yang berlimpah menjadi suatu
kebutuhan untuk self-assertion (pernyataan diri) dan mastery (penguasaan).
a. Kontrol diri
b. Perkembangan bahasa
c. Fantasi dan permainan
d. Pengembangan daya gerak

C. TEORI-TEORI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

 PENGERTIAN
1. Teori Nativisme
Nativisme merupakan kata dasar dari bahasa Latin, “natus” yang artinya
lahir atau “nativus” yang mempunyai arti kelahiran (pembawaan). Nativisme
merupakan sebuah doktrin yang berpengaruh besar terhadap teori pemikiran
psikologis. Teori nativisme ini dipelopori oleh  Arthur Schopenhauer (1788-1860),
seorang filosof Jerman. ini  mengemukakan bahwa perkembangan manusia itu 
telah ditentukan  oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (faktor pembawaan)
baik karena berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena
memang ditakdirkan demikian.

Dr. H. Djaali, 2011. Psikologi pendidikan. Jakarta: bumi aksara. Hal: 22 & 26
https://juliawankomang.wordpress.com/2015/12/01/teori-belajar-menurut-nativisme-
empirisme-dan-konvergensi/
Pembawaan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Manakala
pembawaannya itu baik, baik pula anak itu kelak. Begitu pula sebaliknya,
andaikata anak itu berpembawaan buruk, buruk pula pada masa pendewasaannya.
4
Potensi-potensi yang dimiliki seseorang adalah potensi hereditas (bawaan) bukan
potensi pendidikan. Pendidikan dan sama sekali tidak berpengaruh terhadap
perkembangan  manusia. Teori ini juga termasuk dalam filsafat idealisme yang
mengemukakan bahwa perkembangan seorang hanya ditentukan oleh keturunan
yaitu faktor alam yang bersifat kodrati.

Menurut nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat


pembawaan. Pendidikan dan lingkungan tidak berpengaruh sama sekali dan tidak
berkuasa dalam perkembangan seorang anak. Dalam ilmu pendidikan teori
nativisme ini dikenal sebagai pandangan pesemisme paedagogis. Teori ini disebut
pula dengan Biologisme, karena mementingkan kehidupan individu saja, tanpa
memperhatikan pengaruh-pengaruh dari luar. Perkembangan individu sangat
dipengaruhi oleh:

1. Faktor genetik (keturunan)


2. Faktor Kemampuan (bakat)
3. Faktor Pertumbuhan

2. Teori Empirisme
Nama asli teori ini adalah “The school of British Empiricism” (teori
empirisme Inggris). Pelopor teori ini adalah John Locke (1632-1704). teori ini
mengemukakan bahwa manusia dilahirkan seperti kertas kosong (putih) yang
belum ditulis (teori tabularasa). Jadi sejak dilahirkan anak itu tidak mempunyai
bakat dan pembawaan apa-apa dan anak dibentuk sekehendak pendidiknya. Disini
kekuatan apa pada pendidik, pendidikan dan lingkungannya yang berkuasa atas
pembentukan anak.

Teori ini adalah kebalikan dari teori nativisme karena menganggap bahwa
potensi atau pembawaan yang dimiliki seseorang itu sama sekali tidak ada
pengaruhnya dalam upaya pendidikan. Semuanya ditentukan oleh faktor
lingkungan yaitu pendidikan. Teori ini disebut juga dengan Sosiologisme, karena
sepenuhnya mementingkan atau menekankan pengaruh dari luar. Dalam ilmu
pendidikan teori ini dikenal sebagai pandangan optimisme paedagogis.

3. Teori Konvergensi
Teori ini pada intinya merupakan perpaduan antara pandangan nativisme
dan empirisme, yang keduanya dipandang sangat berat sebelah. Tokoh utama teori
konvergensi adalah Louis William Stern (1871-1938), seorang filosof sekaligus
sebagai psikolog Jerman.

https://juliawankomang.wordpress.com/2015/12/01/teori-belajar-menurut-nativisme-
empirisme-dan-konvergensi/

Teori ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan


lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor
5
pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa faktor pengalaman (lingkungan). Demikian
pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tidak akan mampu
mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.

Perkembangan yang sehat akan berkembang jika kombinsai dari fasilitas


yang diberikan oleh lingkungan dan potensialitas kodrati seseorang bisa
mendorong berfungsinya segenap kemampuannya. Dan kondisi sosial menjadi
sangat tidak sehat apabila segala pengaruh lingkungan merusak, bahkan
melumpuhkan potensi psiko-fisiknya.

Dengan demikian, keadaan ini dapat dinyatakan bahwa faktor pembawaan


maupun pengaruh lingkungan yang berdiri sendiri tidak dapat menentukan secara
mutlak dan bukan satu-satunya faktor yang menentukan pribadi atau struktur
kejiwaan seseorang.

 TUJUAN TEORI NATIVISME, EMPIRISME DAN KONVERGENSI


DALAM PROSES PEMBELAJARAN

1. Tujuan teori Nativisme


 Mampu memunculkan bakat yang dimiliki
 Mendorong seseorang mewujudkan diri yang berkompetensi
 Mendorong seseorang dalam menetukan pilihan
 Mendorong seseorang untuk mengembangkan potensi dari dalam dirinya
 Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki

2. Tujuan teori Empirisme


 Sebagai faktor penentu bagi perkembangan seseorang yang bersumber dari
berbagai sistem pendidikan.
 Mendorong seseorang dalam penguasaan terhadap bidang pengetahuan,
 Agar pendidikan seseorang menjadi relevan dan paling efektif yangberorientasi
pada pemberdayaan pendidikan dan pengalaman anak-didik itu sendiri.

3. Tujuan teori konvergensi


Tujuan teori konvergensi adalah gabungan antara tujuan dari teori nativisme
dan tujuan dari teori empirisme.

https://juliawankomang.wordpress.com/2015/12/01/teori-belajar-menurut-nativisme-
empirisme-dan-konvergensi/

6
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

pertumbuhan tidak bisa dipisahkan secara tajam, namun bila ingin dibedakan
maka pertumbuhan lebih merujuk kepada pertumbuhan fisik, sedangkan
perkembangan lebih merujuk kepada pertumbuhan psikis. Yang jelas baik
pertumbuhan maupun perkembangan terjadi proses pertumbuhan.

Pertubuhan adalah perubahan kuantitatif pada material sesutu sebagai akibat dari
adantya pengaruh lingkungan. Pertumbuhan ini dapat berupa pembesaran atau
pertambahan dari tidak ada menuju ada, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit
menjadi luas dan sebagainya. Beggitu juga material pribadi, seperti kesan, keinginan,
ide, pengetahuan dan nilai, selama tidak dihubungkan dengan fungsinya tidak dapat
dikatakan berkembang melainkan mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan dinyatakan
dalam bentuk perubahan yang terjadi pada bagian-bagian material, tetapi
pertumbuhan itu sendiri mempunyai sifat kesatuan dan keumuman, dalam hal itu
suatu organisasi.

7
DAFTAR PUSTAKA

 Dr. H. Djaali, 2011. “Psikologi pendidikan”. Jakarta: bumi aksara.


 Drs. H. Mustaqim. 2001. “Psikologi pendidikan” semarang: IAIN wali songo
semarang bekerja sama dengan pustaka belajar.
 https://juliawankomang.wordpress.com/2015/12/01/teori-belajar-menurut-nativisme-
empirisme-dan-konvergensi/

Anda mungkin juga menyukai