Anda di halaman 1dari 23

PROSES PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Psikologi Perkembangan Peserta Didik

DOSEN PENGAMPU:
MUFAROAH, M.S.I

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

DEWI YANA (181122003)


SUZIANA (181122030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS
2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad SAW.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Dimana makalah ini berisikan tentang Proses Perkembangan Peserta Didik.
Dalam penulisan makalah ini, penulisan menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
baik dari cara penulisan maupun isinya. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memeberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.

Bengkalis, 14 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
A. Pengertian Proses Perkembangan Peserta Didik.................................................................. 3
B. Prinsip-prinsip Perkembangan ............................................................................................. 4
C. Tugas-tugas Perkembangan ................................................................................................. 7
D. Aspek-aspek Perkembangan Peserta Didik ....................................................................... 10
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fase kehidupan manusia berawal dari dalam kendungan sampai meninggal. Didalam jangka
kehidupan itu terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologis. Perubahan-perubahan
tersebut terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan perkembangan dalam diri manusia.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan istilah yang sering digunakan. Keduanya saling
bergantungan dan tidak bisa dipisahkan.
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan
dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah “pertumbuhan” dan
“perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara independensi artinya
saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk
yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih lanjut
jelas penggunaannya.
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua istilah yang selalu digunakan dalam psikologi.
Sebagian psikolog memandang kedua istilah berbeda, namun sebagian yang lain memandang di
dalam istilah perkembangan tercakup makna pertumbuhan. Secara umum kedua istilah ini
memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya kedua berkaitan dengan perubahan pada diri
individu. Perbedaannya pada jenis perubahan yang terjadi. Pertumbuhan merupakan perubahan
yang terjadi secara kuantitatif yang meliputi peningkatan ukuran dan struktur. Pertumbuhan
adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel
organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang, dan
keseimbangan metabolik. Perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil
proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang dengan menurut caranya,
sehingga dapat memenuhi fungsinya.1

1
Masganti. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Perdana Publishing, h 1.
1
Dalam hal ini, kedua proses tersebut melalui tahapan-tahapan diantaranya tahap secara
moral dan spiritual. Karena pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dilihat dari tahapan
tersebut memiliki kesinambungan yang begitu erat dan penting untuk dibahas, maka kita
menguraikannya dalam bentuk struktur yang jelas baik dari segi teori sampai kaitannya dengan
pengaruh yang ditimbulkan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yakni:
1. Apa pengertian proses perkembangan peserta didik?
2. Apa prinsip-prinsip perkembangan?
3. Apa tugas-tugas perkembangan?
4. Apa aspek-aspek proses perkembangan peserta didik?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian proses perkembangan peserta didik.
2. Untuk mengetahui aspek-aspek dalam proses pperkembangan peserta didik.
3. Untuk mengetahui perbedaayn antara individu dengan peserta didik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Proses Perkembangan Peserta Didik


Proses adalah serangkaian tahapan atau kegiatan yang bertujuan atau tujuannya kepada suatu
hasil tertentu. Dimana tahapan atau kegiatan ini terkandung didalamnya sebuah input (masukan),
proses (kegiatan) dan output (keluaran). Proses ini ada diseluruh kegiatan manusia dimana
merupakan sebuah tahapan-tahapan untuk mencapai suatu tujuan yang telah dimaksud.
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan fisik ataupun psikis yang
dialamai suatu individu menuju tingkat kedewasaanya yang berlangsung secara sistematis,
progresif dan berkesinambungan. Sistematis berarti perubahan dalam perkembangan tersebut
saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antar bagian-bagian organisme
(fisik&psikis) juga merupakan satu kesatuan yang harmonis. Progresif berarti perubahan
yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam secara fisik dan psikis.
Berkesinambungan berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme berlangsung secara
beraturan.2
Peserta didik adalah manusia yang dapat diamati dari berbagai dimensi yang berbeda.
Peserta didik telah menjadi salah satu obyek penting. Itu membuktikan bahwa individu sebagai
manusia sangat kompleks serta tidak mudah untuk dipahami. Sunarto menjelaskan, peserta
didik adalah manusia yang ”unik” jika dikaji maka manusia sebagai makhluk memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Homo religius, beragama. Diciptakan sebagai makhluk yang sempurna. Karena memiliki
kemampuan berpikir, bertindak, yang mengatur sistem kehidupan di bumi, dan makhluk
yang memiliki kekuatan/kelebihan maupun kelemahan/ keterbatasan.
b. Homo sapiens, yang dapat berpikir sehingga mampu berpikir dengan akal pikiran, nalar,
cipta dan karsa, berbuat, belajar, dan mampu menjalankan hidup lebih baik.
c. Homo faber, karena akal pikirannya mampu menghasilkan sesuatu melalui
belajar/pendidikan.

2
Sintia Apriani dan Ahmad Syahran. Dampak Perkembangan Peserta Didik Dalam Kehidupan. Jurnal
Pendidikan dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 3 Tahun 2022, h 215.
3
d. Homo homini socius, memiliki jati diri, mampu berinteraksi dengan dirinya dan
lingkungannya sehingga dapat bermasyarakat.
e. Etis dan estetis, memiliki kesadaran susila, memiliki cita rasa keindahan.
f. Monodualis, memiliki jiwa dan roh.
g. Monopluralis, manusia terdiri dari ragam dimensi. Menurut Langeveld manusia memiliki
tiga inti hakiki kemanusiaan, yaitu makhluk individual, sosial dan susila.3
Perkembangan peserta didik melibatkan dua bidang ilmu yaitu ilmu psikologi dan ilmu
kependidikan. Perkembangan peserta didik adalah bagian dari psikologi perkembangan.
Psikologi perkembangan merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari perubahan struktur
dan proses psikologis/kejiwaan seseorang selama siklus hidupnya. Perkembangan peserta didik
dapat diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia yang
dimulai dengan periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja sampai periode
adolesense menjelang seorang anak dewasa.4

B. Prinsip-prinsip Perkembangan
Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok,
yaitu:
1. Perubahan fisik·
 Perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam tubuh lainnya misalnya
otak, jantung, dan lain sebagainya.·
 Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh
pada seorang anak.
2. Perubahan mental
 Perubahan mental· Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi,
emosi, sosial, dan imajinasi.
 Hilangnya ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan ciri-ciri sikap
sosial yang, misalnya egosentris yang hilang berganti dengan sikap prososial.5

3
Mesta Limbong. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Penerbit UKI Press, h 2.
4
Ani Ramdhani. 5 Pengertian PerkembanganPeserta Didik Menurut Para Ahli.
https://www.pinhome.id/blog/pengertian-perkembangan-peserta-didik-menurut-para-ahli-lengkap/, diakses pada
tanggal 15 September 2023 pukul 19.03.
5
Masganti. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing , h 3.
4
Hurlock menyatakan prinsip perkembangan ada sembilan, yaitu:
1. Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis.
Prinsip pertama dalam perkembangan adalah sikap kritis. Banyak ahli psikologi
menyatakan bahwa tahun-tahun prasekolah merupakan tahapan penting. Pada usia ini
diletakkan struktur perilaku yang kompleks yang berpengaruh bagi perkembangan sikap
anak pada masa selanjutnya. Misalnya penggunaan tangan kanan atau kiri, dengan
latihan yang diberikan orangtua atau guru anak dapat menggunakan tangan kanan lebih
baik daripada tangan kirinya. Kedua, perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang
di sekitar anak memperlakukan anak dengan baik dan mendorong anak lebih bebas
mengekspresikan dirinya. Sikap ini akan mendorong anak tumbuh dan berkembang.
Kedua, perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang disekitar anak memperlakukan
anak dengan baik dan mendorong anak lebih bebas mengekspresikan dirinya. Sikap ini
akan mendorong anak tumbuh dan berkembang.
2. Peran kematangan dan belajar
Kematangan adalah terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada
individu yang berasal dari warisan genetik individu, misalnya dalam fungsi yang telah
diwariskan yang disebut phylogenetic (merangkak, duduk, dan berjalan). Belajar adalah
perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.6
3. Mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan
Perkembangan mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan. Misalnya
perkembangan motorik akan mengikuti hukum arah perkembangan (cephalocodal) yaitu
perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa
kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian
badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua perkembangan menyebar keluar dari titik
poros sebtral tubuh ke anggota-anggota tubuh (proximodistal). Contohnya kemampuan
jari-jemari seorang anak akan didahului oleh keterampilan lengan terlebih dahulu.
4. Semua individu berbeda

6
Erni Murniarti. Konsep Dasar/Pengertian Perkembangan Peserta Didik Menurut Perspektif Rentang
Hidup, Prinsip, Periodisasi Perkembangan Peserta Didik Menurut Perspektif Rentang Hidup Dan Tugas-Tugas
Perkembangan Peserta Didik Menurut Perspektif Rentang Hidup.Jakarta: Universitas Kristen Indonesia, h 7.
5
Tiap individu berbeda perkembangannya meskipun pada anak kembar . Walaupun
pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan mengikuti pola yang dapat
diramalkan dengan cara dan kecepatannya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan
lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang
melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena
setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian faktor
lingkungan juga turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak.
5. Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik
untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan
yang sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat
berjalan. Menggambar lingkaran sebelum dapat menggambar segi empat. Pola
perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun terdapat variasi individu dalam
kecepatan perkembangan.
6. Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Risiko
Setiap tahap perkembangan mempunyai risiko beberapa hal yang dapat
menyebabkannya antara lain dari lingkungan anak itu sendiri. Bahaya ini dapat
mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis, dan sosial. Sehingga pola
perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan
perkembangan. Pada saat itu dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan
penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan.
7. Perkembangan dibantu rangsangan
Perkembangan akan berjalan sebagaimana mestinya jika ada bantuan berbentuk
sitmulus dari lingkungan sekitarnya. Misalnya semakin rajin orangtua berbicara dengan
anaknya semakin cepat anak-anak belajar berbicara. Pengalaman penulis dengan
seorang anak yang malas bicara, ketika penulis menjadi guru anak berusia 5 (lima)
tahun tersebut, setiap hari penulis menanyakan kabarnya atau menanyakan nama-nama
benda kepadanya. Menjelang tamat Taman Kanak-kanak anak tersebut mulai senang
berbicara.
8. Perkembangan dipengaruhi perubahan budaya

6
Kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak Anak yang hidup
dalam budaya yang membedakan sikap dan per- mainan yang pantas terhadap untuk
anak laki-laki dan perempuan akan berpengaruh terhadap perkembangan. Anak
perempuan akan memilih mainan yang lebih sedikit membutuhkan kemampuan fisik,
sehingga pertumbuhan fisiknya tidak sekuat fisik anak laki-laki. Anak laki-laki dituntut
untuk tidak cengeng seperti anak perempuan, sehingga anak laki-laki menjadi lebih
tegar dan pemberani dibandingkan anak perempuan.
9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan
Orangtua dan masyarakat memiliki harapan tertentu pada tiap tahap perkembangan
anak. Jika tahap itu tercapai maka orangtua atau masyarakat akan berbahagia. Misalnya
anak usia 1 (satu) tahun sudah pandai berjalan, jika sampai usia tersebut anak belum
bisa berjalan, maka akan membuat gelisah orang-orang disekitarnya.7

C. Tugas-tugas Perkembangan
Arti tugas-tugas perkembangan dapat dikelompokkan menjadi 2 :
 Tugas-tugas perkembangan adalah petunjuk-petunjuk yang memungkinkan seseorang
mengerti dan memahami apa yang diharapkan atau dituntut oleh masyarakat dan
lingkungan lain terhadap seseorang dalam usia-usia tertentu. Arti pertama ini
mengandung makna, pertama; dari segi orang dewasa. Kedua, dari segi yang sadar
menuju kedewasaanya.
 Tugas-tugas perkembangan merupakan petunjuk bagi seorang tentang apa dan
bagaimana yang diharapkan daripadanya pada masa yang akan datang, jika dia kelak
telah mencapainya. Arti kedua ini mengandung makna, dari segi pendidik dan dari segi
warga didik ( dalam masa pubertas, remaja).8
Tugas-tugas perkembangan manusia dalam tiap masa kehidupannya menurut Havigrust,
Karl C Garrison, William W Wattenberg sebagaimana disebutkan oleh Juhri dalam bukunya
menekankan pada hal- hal tugas sebagai berikut :
1. Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa Bayi dan Kanak-kanak Awal

7
Ibid , h 4.
8
Heri Cahyono dan Iswati. Memahami Peran Dan Fungsi Perkembangan Peserta Didik Sebagai Upaya
Implementasi Nilai Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum. Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018, h 51.
7
a) Belajar berjalan
b) Belajar makan makanan padat
c) Belajar mengendalikan buang air besar dan kecil
d) Memperoleh kesimbangan psikologis
e) Belajar membedakan jenis kelamin dan menghargainya
f) Menyusun konsep sederhana tentang realitas sosial dan realitas fisik
g) Belajar menjalin hubungan secara emosional antara dirinya dengan orang tuanya,
saudara-saudara dan orang lain
h) Belajar mengembangkan peran hati nurani dalam membedakan “ benar - salah”.
2. Tugas-tugas Perkembangan Masa Kanak- kanak Akhir
Belajar tentang keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan yang ringan-
ringan atau mudah.
a) Membentuk sikap-sikap sehat terhadap dirinya demi kepentingan organismenya yang
sedang tumbuh
b) Belajar untuk bergaul dan bermain bersama dengan teman seusia
c) Belajar menyesuaikan diri dengan keadaaan dirinya sebagai wanita atau pria
d) Mengembangkan keterampilan- keterampilan dsar dalam membaca, menulis dan
berhitung
e) Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
f) Mengembangkan kata hari, moral dan ukuran nilai-nilai
g) Mengembangkan sikap-sikap dalam memandang kelompok-kelompok sosial dan
lembaga masyarakat.
3. Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa Remaja
a) Menerima keadaan fisik dan menerima peranannya sebagai pria atau wanita
b) Menjalin hubungan-hubungan baru dengan teman-teman sebaya baik sesama jenis
maupun lain jenis kelamin
c) Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tuanya dan orang-orang
dewasa lain
d) Memperoleh kepastian dalam hal kebebasan pengaturan ekonomis
e) Memilih dan mempersiapkan diri ke arah suatu pekerjaan atau jabatan

8
f) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dan konsep-konsep intelektual yang
diperlukan dalam hidup sebagai warga negara yang terpuji
g) Menginginkan dan dapat berperilaku yang diperbolehkan oleh masyarakat
h) Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan hidup keluarga
i) Menyusun nilai-nilai kata hati yang sesuai dengan gambaran dunia
4. Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa Dewasa Awal
a) Memilih teman bergaul
b) Belajar hidup bersama suami atau isteri
c) Mulai hidup dalam keluarga
d) Belajar mengasuh anak-anak
e) Mengelola rumah tangga
f) Mulai bekerja dalam suatu jabatan
g) Mulai bertanggungjawab sebagai warga negara secara layak
h) Memperoleh kelompok sosial seirama dengan nilai-nilai pahamnya
5. Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa Setengah Baya
a) Memperoleh tanggungjawab sebagai orang dewasa
b) Menetapkan dan memelihara suatu standar kehidupan
c) Membatu anak-anak remaja untuk menjadi dewasa
d) Menetapkan dan memelihara suatu standar kehidupan ekonomi bagi kehidupannya
e) Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang sesuai dengan orang
dewasa
6. Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa Tua
a) Menyesuaikan diri pada keadaan berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan
b) Menyesuaikan diri dalam masa pension dan pendapatan yang berkurang
c) Menyesuaikan diri dalam keadaan meninggalnya suami atau istri
d) Memenuhi kewajiban-kewajiban sebaga warga negara dan kewajiban dalam hidup
bermasyarakat
e) Menyusun keadaan hidup yang memuaskan dalam hal fisik.9

9
Ibid, h 52.
9
D. Aspek-aspek Perkembangan Peserta Didik
1. ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan
dengan pengetahuan, yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana
individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Dalam Dictionary Of
Psychology karya Drever, dijelaskan bahwa “kognisi adalah istilah umum yang mencakup
segenap model pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian dan
penalaran”. Salah satu tokoh yang penting yang mengkaji dan meneliti perkembangan
kognitif anak adalah Jean Piaget. Jean Piaget meneliti dan menulis subjek perkembangan
kognitif ini dari tahun 1927 sampai 1980. Piaget menyatakan bahwa cara berpikir anak
bukan hanya kurang matang dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan,
tetapi juga berbeda secara kualitatif. Menurut penelitiannya tahap-tahap perkembangan
individu/pribadi serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu.
Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif ini sebagai skemata (Schemas), yaitu
kumpulan dari skema-skema. Seseorang individu dapat mengikat, memahami, dan
memberikan respons terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skemata ini. Skemata
ini berkembang secara kronologis, sebagai hasil interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Dengan demikian seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur
kognitif yang lebih lengkap dibandingkan ketika ia masih kecil. Piaget mengemukakan
empat tahapan kognitif anak yaitu tahap sensori-motor, pra-operasional, operasional konkrit,
dan operasional formal.
Kognitif perkembangannya diawali dengan perkembangan kemampuan mengamati,
melihat hubungan dan memecahkan masalah sederhana. Kemudian berkembang ke arah
pemahaman dan pemecahan masalah yang lebih rumit. Aspek ini berkembang pesat pada
masa anak mulai masuk sekolah dasar (usia 6-7 tahun). Berkembang konstan selama masa
belajar dan mencapai puncaknya pda masa sekolah menengah atas (usia 16-17 tahun).
Menurut Piaget, dinamika perkembangan intelektual individu mengikuti dua proses, yaitu
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam struktur kognitif yang
sudah ada di dalam pikirannya. Struktur kognitif yang dimaksud adalah segala pengetahuan

10
individu yang membentuk pola-pola kognitif tertentu. Jadi struktur kognitif sesungguhnya
merupakan kumpulan dari pengalaman dalam kognisi individu.
Ada dua fungsi guru SD sekaitan proses asimilasi, yakni meletakkan dasar struktur
kognitif yang tepat tentang sesuatu konsep pada kognisi anak dan memperkaya struktur
kognitif menjadi semakin lengkap dan mendalam. Peletakkan struktur kognitif yang tepat
tentang sesuatu konsep pada kognisi anak dianggap penting sebab pendidikan di SD sangat
fundamental bagi pemerkayaan dan pendalaman. Sementara itu pemerkayaan dan
pendalaman struktur kognitif anak diarahkan kepada perluasan wawasan kognitif mereka.
Ada kalanya individu tidak dapat mengasimilasikan rangsangan atau pengalaman baru yang
dihadapinya dengan struktur kognitif yang ia miliki. Ketidakmampuan ini terjadi karena
rangsangan atau pengalaman baru itu sama sekali tidak cocok dengan struktur kognif yang
telah ada. Dalam keadaan seperti ini, individu akan melakukan akomodasi. Ada dua
kemungkinan yang dapat dilakukan individu dalam situasi ini, yakni: 1) membentuk struktur
kognitif baru yang cocok dengan rangsangan atau pengalaman baru, 2) memodifikasi
struktur kognitif yang ada sehingga cocok dengan rangsangan atau pengalaman baru.
Menurut Piaget, proses asimilasi dan akomodasi terus berlangsung pada diri seseorang.
Dalam perkembangan kognitif, diperlukan keseimbangan antara kedua proses ini.
Keseimbangan itu disebut ekuilibrium, yakni pengaturan diri secara mekanis yang perlu
untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Piaget membagi proses
perkembangan fungsi fungsi dan perilaku kognitif ke dalam empat tahapan utama yang
secara kualitatif setiap tahapan memunculkan karakteristik yang berbeda-beda. Tahapan
perkembangan kognitif itu adalah:
 Tahap Sensorimotor (0 – kurang lebih 2 tahun)
Pada tahap ini tingkah laku anak ditentukan oleh perasaan (senses) dan aktivitas
motorik.
 Tahap Operasi Awal/Preoperational (2 – 6 tahun)
Pada tahapan ini anak mulai menggambarkan kejadian-kejadian dan objek-objek melalui
simbol-simbol, termasuk simbol-simbol verbal bahasa. Artinya, mereka sudah mulai berpikir
tentang benda-benda dengan tidak terikat pada kehadiran benda konkrit. Anak sudah
menghubungkan tentang kejadian atau objek yang dihadapinya dengan skema yang sudah

11
ada dalam ingatannya. Tetapi anak relatif masih belum dapat menerima perbedaan persepsi
dengan orang lain, kemampuan yang berkembang pada saat ini masih bersifat egosentrik,
sehingga cara-cara dan pengetahuan yang ia miliki itulah yang dianggapnya benar,
sepertinya tidak ada alternatif cara dan pengetahuan benar yang lainnya. Anak-anak pada
tahapan ini juga sudah mulai memecahkan jenis-jenis masalah, tetapi hanya mengenai
masalah-masalah mengenai barang-barang yang tampak/kelihatan.
 Tahap Operasi Konkrit (7 – 11 tahun).
Pada tahap ini, skema kognitif anak berkembang, terutama berkenaan dengan
keterampilan berpikir dan memecahkan masalah. Perkembangan keterampilan berpikirnya
yaitu berkenaan dengan keterampilan menggolonggolongkan (mengklasifikasi) berdasarkan
ciri dan fungsi sesuatu; mengurutkan sesuatu misalnya dari yang terkecil ke yang terbesar;
membandingkan benda-benda.
 Tahap Operasi Formal (12 tahun ke atas).
Pada tahap ini anak memiliki kecakapan berpikir simbolik, tidak tergantung kepada
keberadaan objek secara fisik. Anak pada tahapan operasi formal mampu berpikir logis,
matematis, dan abstrak. Anak bahkan mungkin dapat memahami hal-hal yang secara teortis
mungkin terjadi sekalipun ia belum pernah melihat kejadiannya secara nyata.
2. ASPEK PERKEMBANGAN FISIK
Pertumbuhan fisik adalah pertumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak dalam
kandungan hingga ia dewasa atau mencapai tingkat kematangan pertumbuhannya. Proses
perubahannnya adalah menjadi panjang (pertumbuhan vertikal) dan menjadi tebal/lebar
(pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi bentuk tubuh. Pertumbuhan sebelum lahir
dimulai sejak terjadinya pembuahan (fertilisasi) antara sel telur dengan sel sperma yang
kemudian berkembang menjadi embrio. Pertumbuhan fisik sebelum lahir akan dilanjutkan
dengan pertumbuhan fisik setelah kelahiran yang akan menyempurnakan struktur dan fungsi
dari dimensi fisik peserta didik.
Ada dua hukum pertumbuhan fisik yang berlaku umum dan menyeluruh yaitu
hukum chepalocaudal dan hukum proksimodistal. Menurut hukum chepalocaudal maka
pertumbuhan dimulai dari arah kepala menuju ke kaki. Bagian kepala tumbuh lebih dahulu
daripada daerah-daerah lain. Kematangan pertumbuhan juga berlangsung lebih dahulu

12
dibagian kepala, kemudian melanjutkan ke bagian-bagian lain dari tubuh. Bayi baru lahir
sudah dapat menggerakkan mata atau bibir, kemudian pada masa berikutnya mampu
menggerakkan lengan dan tangan dan kemudian disusul dengan kemampuan
meenggerakkan tungkai dan kaki. Sebagai akibatnya bayi yang baru lahir memiliki kepala
yang secara proporsi lebih besar dari bagian lain dalam masa-masa pertumbuhan berikutnya
kepala secara proporsional menjadi lebih kecil. Menurut hukum proximodistal maka
pertumbuhan berpusat dari daerah sumbu (proximo) kearah tepi (distal). Alat-alat yang
berada didaerah sumbu misalnya jantung, alat-alat nafas dan pencernaan tumbuh lebih
dahulu dan lebih pesat dibandingkan didaerah tepi, misalnya anggota gerak badan
Perkembangan fisik anak usia SD mengikuti prinsip-prinsip yang berlaku umum
menyangkut: tipe perubahan, pola pertumbuhan fisik dan karakteristik perkembangan serta
perbedaan individual. Perubahan dalam proporsi mencakup perubahan tinggi dan berat
badan. Pada fase ini pertumbuhan fisik anak tetap berlangsung. Anak menjadi lebih tinggi,
lebih berat, lebih kuat, dan lebih banyak belajar berbagai keterampilan. Perkembangan fisik
pada masa ini tergolong lambat tetapi konsisten, sehingga cukup beralasan jika dikenal
sebagai masa tenang.
3. ASPEK PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK
Perkembangan motorik sangat berkaitan erat dengan perkembangan fisik anak. Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir
antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik yang sempurna
sangat menopang dalam melaksanakan tugas perkembangan anak pada umumnya, terlebih
lagi bagi kalangan tertentu yang menggunakan kecerdasan motorik sebagai tumpuannya,
seperti olahragawan dan profesional. Psikomotorik dan motorik memiliki definisi yang
berbeda. Secara umum, motorik adalah gerak sedangkan psikomotorik adalah kemampuan
gerak. Dalam psikologi, kata motor diartikan sebagai istilah yang menunjukkan pada hal,
keadaan, yang melibatkan otot-otot juga gerakan-gerakannya, demikian pula kelenjar-
kelenjar juga sekresinya. Motor dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang
meningkatkan atau menghasilkan stimulasi atau rangsangan terhadap kegiatan organ-organ
fisik.

13
Terdapat lima prinsip perkembangan motorik ialah: perkembanagn motor merupakan
fungsi dari pematangan susunan dan otot, gerakan motorik tak akan terjadi sampai anak
memiliki kesiapan motor dan syaraf untuk gerakan itu, perkembangan motor secara umum
mengikuti pola yang dapat diramal, hukum sefalokaudal dan hukum proksimodistal berlaku
untuk perkembangan motor, dimungkinkan untuk menegakkan perkembangan motor, dan
ada perbedaan individual dalam perkembangan motor
4. ASPEK PERKEMBANGAN MORAL
Pendidikan pada tingkat dasar menjadi lembaga pendidikan awal dan sebagai peletak
dasar pengetahuan anak. Selain menjadikan peserta didik menjadi anak yang cerdas,
pendidikan dasar juga harus dapat menghasilkan manusia yang baik, berbudi pekerti, dan
berakhlaq. Salah satu pendidikan yang mengarah pada tujuan pendidikan dasar tersebut
adalah pendidikan moral. Moral dapat diartikan sebagai ajaran kesusilaan. Sedangkan
penggunaan kata “moralitas” berarti hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan.
Aspek moral juga sudah berkembang sejak anak masih kecil. Peranan lingkungan
terutama lingkungan keluarga sangat dominan bagi perkembangan aspek ini. Pada mulanya
anak melakukan perbuatan bermoral karena meniru, baru kemudian menjadi perbuatan atas
prakarsa sendiri. Perbuatan prakarsa sendiripun pada mulanya dilakukan karena adanya
kontrol atau pengawasan dari luar, kemudian berkembang karena kontro dari dalam atau dari
dirinya sendiri. Tingkatan tertinggi dalam perkembangan moral adalah melakukan sesuatu
perbuatan bermoral karena panggilan hati nurani, tanpa perintah, tanpa harapan akan sesuatu
imbalan atau pujian. Secara potensial tingkatan moral ini dapat dicapai oleh individu pada
akhir masa remaja, tetapi faktor-faktor dalam diri dan lingkungan individu anak sangat
berpengaruh terhadap pencapaiannya.
5. ASPEK PERKEMBANGAN EMOSIONAL
Emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang dan berhubungan dengan kondisi
afektifnya dengan tingkatan yang lemah maupun yang kuat. Keadaan afektif yang dimaksud
adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi suatu situasi tertentu,
seperti rasa senang, bahagia, benci, kangen, terkejut, tidak puas, tidak senang dan
sebagainya. Keadaan emosi pada setiap anak berbeda, kadang ada anak yang dapat
mengontrol sehingga emosinya tidak tercetus keluar dengan perubahan atau tanda-tanda

14
fisiknya. Kaitannya dengan mengontrol emosi, Ekman dan Friesen menyebutkan hal itu
dengan istilah display rules, yang dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Masking, keadaan dimana seorang anak dapat menyembunyikan atau menutupi
emosi yang dialaminya. Emosi yang ada pada dirinya tidak tercetus melalui
ekspresi fisiknya. Misalnya, rasa rindu seorang anak yang ditinggal ibunya pergi
beberapa hari, namun ia hanya diam saja dan berusaha tidak cengeng meskipun
emosi dalam dirinya sangat bertentangan.
2) Modulation, seorang anak tidak mampu meredam emosinya secara tuntas dengan
gejala fisiknya, tetapi hanya dapat menguranginya. Misalnya seorang anak
terjatuh didepan banyak orang, maka ia akan menangis namun tidak terlalu keras.
3) Simulation, seorang anak yang tidak mengalami emosi, tetapi ia seolah-olah
mengalami emosi dengan menampakkan gejala-gejala fisik. Misalnya, seorang
anak bertingkah laku meronta-ronta, marah, atau menendang-nendang hanya
karena meniru apa yang dia lihat di televisi.
Perkembangan aspek afektif atau perasaan emosional konstan, kecuali pada masa remaja
awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun). Pada masa remaja awal ditandai oleh
rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah, rasa senang
datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab
bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja
akhir yaitu pada usia 18 – 21 tahun.
6. ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Perkembangan sosial dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan
dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat
sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul
dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah
dirasakan sejak anak memasuki usia 6 (enam) bulan. Disaat itu mereka telah mampu

15
mengenal manusia lain terutama yang dekat dengan dirinya yaitu ibu atau anggota keluarga
yang lain. Anak mulai mampu membedakan arti senyum, marah,tidak senang, terkejut, dan
kasih sayang. Perkembangan aspek sosial diawali pada masa kanak-kanak (usia 3-5 tahun).
Anak senang bermain bersama teman sebayanya. Hubungan persebayaan ini berjalan terus
dan agak pesat terjadi pada masa sekolah (usia 11-12 tahun) dan sangat pesat pada masa
remaja (16-18 tahun). Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak berlangsung melalui
hubungan antar teman dalam berbagai bentuk permainan.
7. ASPEK PERKEMBANGAN BAHASA
Perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas manusia yang paling kompleks dan
mengagumkan. Perkembangan bahasa adalah kemampuan individu dalam menguasai kosa
kata, ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai
dengan perkembangan umur kronologisnya. Perbandingan antara umur kronologis dengan
kemampuan berbahasa individu menunjukkan perkembangan bahasa individu yang
bersangkutan. Pada otak manusia terdapat piranti atau alat linguistik dasar yang bersifat
universal yang memungkinkan manusia memperoleh bahasa. Area aspek bahasa yang paling
berpengaruh adalah Broca dan Wernick, sebuah istilah neurologi yang diambil dari nama
penemu daripada area linguistic dalam otak manusia tersebut. Sedangkan kaum
behavioristik memandang bahwa kemampuan berbahasa merupakan hasil belajar individu
dalam interaksinya dengan lingkungan. Aspek bahasa berkembang dimulai dengan peniruan
bunyi dan suara, berlanjut dengan meraban. Pada awal masa sekolah dasar berkembang
kemampuan berbahasa sosial yaitu bahasa untuk memahami perintah, ajakan serta hubungan
anak dengan teman-temannya atau orang dewasa. Pada akhir masa sekolah dasar
berkembang bahasa pengetahuan. Perkembangan ini sangat berhubungan erat dengan
perkembangan kemampuan intelektual dan sosial. Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan
berpikir merupakan suatu proses melihat dan memahami hubungan antar hal. Bahasa juga
merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan komunikasi berlangsung
dalam suatu interaksi sosial. Dengan demikian perkembangan kemampuan berbahasa juga
berhubungan erat dan saling menunjang dengan perkembangan kemampuan sosial.

16
Perkembangan bahasa yang berjalan pesat pada awal masa sekolah dasar mencapai
kesempurnaan pada akhir masa remaja.10

10
Afid Burhanuddin. Aspek Perkembangan Peserta Didik.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2016/05/19/aspek-perkembangan-peserta-didik/, diakses pada tanggal 17
September 2023 pukul 17.37.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Proses perkembangan peserta didik adalah serangkaian tahapan perubahan-perubahan
fisik ataupun psikis yang dialamai suatu individu menuju tingkat kedewasaanya yang
berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan.
2) Hurlock menyatakan prinsip perkembangan ada sembilan, yaitu:
 Dasar permulaan adalah sikap kritis
 Peran kematangan dan belajar
 Mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan
 Semua individu berbeda
 Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik
 Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Risiko
 Perkembangan dibantu rangsangan
 Perkembangan dipengaruhi perubahan budaya
 Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan
3) Aspek perkembangan peserta didik meliputi : aspek perkembangan kognitif, aspek
perkembangan fisik, aspek perkembangan psikomotorik, aspek perkembangan moral,
aspek perkembangan emosional, aspek perkembangan sosial, aspek perkembangan
bahasa.

18
DAFTAR PUSTAKA
Apriani Sintia dan Syahran Ahmad. (2022). Dampak Perkembangan Peserta Didik Dalam
Kehidupan. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian kepada Masyarakat. Medan: UIN Sumatra
Utara.
Burhanuddin Afid. (2016). Aspek Perkembangan Peserta Didik.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2016/05/19/aspek-perkembangan-peserta-didik/
Cahyono Heri dan Iswati. (2018). Memahami Peran Dan Fungsi Perkembangan Peserta Didik
Sebagai Upaya Implementasi Nilai Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum. Elementary
Vol. 4 Edisi Januari-Juni. Lampung: Universitas Muhammadiyah Metro.
Erni Murniarti. (2020). Konsep Dasar/Pengertian Perkembangan Peserta Didik Menurut
Perspektif Rentang Hidup, Prinsip, Periodisasi Perkembangan Peserta Didik Menurut
Perspektif Rentang Hidup Dan Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik Menurut
Perspektif Rentang Hidup. Jakarta: Universitas Kristen Indonesia.
Limbong Mesta. (2020). Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Penerbit UKI
Press.
Ramdhani Ani. (2023). 5 Pengertian PerkembanganPeserta Didik Menurut Para Ahli.
https://www.pinhome.id/blog/pengertian-perkembangan-peserta-didik-menurut-para-ahli-
lengkap/
Sit Masganti. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Medan : Perdana Publishing.

19
20

Anda mungkin juga menyukai