Disusun Oleh:
Kelompok 3
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada kehadiran Allah SWT. karena atas nikmat
iman dan islam-Nyalah kita masih dapat merasakan nikmatnya kehidupan ini. Sholawat serta
salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. kepada keluarganya,
sahabatnya, pengikutnya, dan umatnya yang telah dan sedang menegakkan ajaran Islam.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Islam Nusantara
pada semester empat dengan mengangkat tema “Perkembangan Kognitif dan Emosional”. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak luput dari bantuan banyak pihak, terutama
kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Sri Wahyuni, M.Pd selaku dosen mata kuliah Psikologi
Perkembangan yang telah memberi kami kesempatan untuk memaparkan materi ini dan serta
telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Juga kepada
semua pihak yang tekah berperan dalam penyusunan makalah ini, kami ucapkan terimakasih.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami, bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................5
A. Pengertian Kognitif dan Emosional...................................................................5
B. Perkembangan Kognitif dan Emosional............................................................6
C. Pengaruh emosi dalam perkembangan dan pertumbuhan...............................8
D. Jenis Jenis emosi..................................................................................................6
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif dan emosi.........8
BAB III PENUTUP........................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dapat didefinisakan sebagai suatu pola perubahan. Perubahan ini
meliputi aspek fisik, aspek kognisi, dan aspek sosioemosional. Mengutip dari pendapat I
Nyoman Surna dkk mengatakan bahwa perkembangan itu sebagai perubahan yang
bersifat kuantitatif dan kualitatif (Surna & Pandeirot, 2014). Perubahan kuantitatif
mengacu pada perubahan kuantitas atau jumlah, sedangkan perubahan kualitatif mengacu
pada perubahan struktur atau jenis yang ditandai dengan munculnya fenomena atau gejala
baru yang sulit di prediksi.
Menurut aliran Asosiasi, perkembangan adalah proses asosiasi yaitu pengalaman
luar dan pengalaman dalam berasosiasi memberikan pengertian terhadap sesuatu yang
baru. Tingkat perkembangan dapat dilihat dari Periodesasi Perkembangan dimuali dari
periode Infancy (18-24 bulan), periode ini anak sangat tergantung pada pola pengasuhan
orang tua. Bayi mulai belajar berbicara, bersosialisasi. Periode kedua Early Childhood (2-
5 tahun), periode ini disebut juga dengan masa prasekolah. Anak sudah mulai memiliki
kemampuan, kesiapan dan mulai mengerti dengan arahan atau petunjuk. Periode ini anak
sudah bersosialisasi dengan teman-temannya dengan cara bermain bersama. Periode
ketiga Middle and Late Childhood (6-11 tahun) disebut juga dengan masa sekolah. Anak
sudah siap untuk belajar membaca, berhitung dan belajar matematika. Periode keempat
Adolocene (10-12 berakhir 18-21 tahun). Periode ini disebut juga dengan masa remaja
atau peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan
yang sangat signifikan pada fungsi tubuh diantaranya berkembangnya fungsi seksual.
Periode ini disebut juga dengan periode pancaroba dimana anak sedang mencari jatidiri.
Anak sudah mulai mengembangkan pemikiran abstrak serta berfikir logis dan idealis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kognitif dan Emosional?
2. Bagaimana Tahap Perkembangan Kognitif dan Emosional?
3. Bagaimana Pengaruh emosi dalam perkembangan dan pertumbuhan?
4. Apa saja Jenis Jenis emosi?
5. Apa Saja Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif dan emosi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kognitif dan Emosional.
2. Untuk Mengetahui Tahap Perkembangan Kognitif dan Emosional.
3. Untuk Mengetahui Pengaruh emosi dalam perkembangan dan pertumbuhan.
4. Untuk Mengetahui Jenis Jenis emosi.
5. Untuk Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif dan
emosi.
BAB II
PEMBAHASAN
Myelination merupakan suatu kondisi atau proses dimana lemak yang bersekat-
sekat menyelimuti sel otak dan sel syaraf. Myelination penting untuk menfokuskan atau
memusatkan perhatian anak. Proses ini belum lengkap pada saat anak masih usia pra
sekolah, sehingga anak-anak prasekolah mudah teralihkan perhatianya dan tidak bisa
betah dengan satu aktivitas. Lateralisasi adalah spesialisasi antara satu belahan otak
dengan belahan lainnya. Menurut Gazzaniga dkk terdapat dua belahan otak yaitu otak kiri
yang terkait dengan pemprosesan nonverbal lebih cenderung keberfikir logis dan otak
kanan terkait dengan pemprosesan verbal lebih cenderung ke kreatif. Tapi dalam
pemprosesan informasi sering melibatkan komunikasi antara keduanya. Dengan kata lain
otak kiri dan kanan tidak berdiri sendiri-sendiri tapi saling berhubungan dalam mengolah
informasi.(Neviyarni, 2020)
yaitu menurut Drever dalam Nuraini (2004) menjelsakan bahwa kognitif adalah
istilah umum yang meliputi pemahaman persepsi, imajinasi, penangkapan makna,
penilaian dan penalaran. Perkembangan adalah pola perubahan biologis, kognitif, dan
sosioemosional sejak lahir yang berlanjut sepanjang hidup. Dalam pendidikan, perhatian
khusus harus diberikan pada perkembangan anak, karena setiap anak memiliki
karakteristik dan keunikannya masing-masing, serta kecenderungan bawan untuk
berinteraksi tidak membosankan bagi anak.dengan lingkungannya. Oleh karena itu,
pendidikn harus didasarkan pada perkembangan anak, sehingga tidak terlalu sulit, tidak
terlalu menegangkan, tidak terlalu mudah, dan
Teori perkembangan kognitif menurut pieget, ada dua proses yang dilakukan oleh
anak dalam menggunakan dan mengadaptasikan skema, yaitu:
1. Asimilasi, adalah proses mental yang terjadi ketika anak menghubungkan
informasi baru dengan informasi yang sudah ada;
2. Adaptasi, yaitu proses mental yang terjadi pada saat anak beradaptasi dengan
pengetahuan baru. Selain itu, anak mengatur pengalamannya secara kognitif
yang dikenal dengan organisasi. Menurut pieget, pengorganisasian adalah
upaya untuk mengelompokkan perilaku individu menjadi tatanan yang lebih
terorganisir.
Emosi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu emosi positif dan negatif. Santrock
menunjukan bahwa emosi dipengaruhi oleh dasar biologis dan pengalaman sebelumnya.
Terutama ekspresi wajah dari emosi, disini emosi dasar yaitu seperti kebahagiaan,
keterkejutan, kemarahan, dan ketakutan memiliki ekspresi wajah yang sama dalam
budaya yang berbeda. Emosi memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
anak, baik pada tahap prasekolah maupun tahap perkembangan selanjutnya, karena
mempengaruhi perilaku anak.
1. Usia Dini
Emosi memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak, baik
pada masa bayi, prasekolah maupun pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya,
karena memiliki pengaruh terhadap perilaku anak. Setiap anak memiliki kebutuhan
emosional yaitu kebutuhan untuk dicintai, dihargai, merasa aman, merasa kompeten,
dan kebutuhan untuk mengoptimalkan kompetensi. Apabila kebutuhan emosi ini dapat
dipenuhi akan meningkatkan kemampuan anak dalam mengelola emosi, terutama yang
bersifat negatif.
Perkembangan emosi anak secara individu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
internal namun juga eksternal sebagai berikut:
Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi.
Ada yang pola asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya
sendiri saja sehingga ada yang bersaifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak
acuh, tetapi ada juga yang dengan penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh
orang tua yang seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan
perkembangan emosi remaja. Cara memberikan hukuman mislnya, kalau dulu
anak dipukul karena nakal, pada remaja cara semacam itu justru dapat
menimbulkan ketegangan yang lebih berat antara remaja dengan orang
tuanya.
3. Perubahan Interaksi denganTeman Sebaya
Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara
khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan
membentuk semacam geng. Interaksi antar anggota dalam suatu kelompok
geng biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan solidaritas sangat
tinggi. Pembentukan kelompok dalam bentuk geng seperti ini sebaiknya
diusahakan terjadi pada masa remaja awal saja karena biasanya bertujuan
positif, yaitu untuk memenuhi minat mereka bersama. Usahakan dapat
menghindarkan membentuk kelompok secara geng itu ketika sudah
memasuki masa remaja tengah atau remaja akhir. Pada masa ini para
anggotanya biasanya membutuhkan teman-teman untuk melawan otoritas
atau melakukan perbuatan yang tidak baik atau bahkan kejahatan bersama.
4. Perubahan pandangan Luar
Faktor pentingyang dapat mempengaruhi perkembanngan emosi remaja
selain perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja itu sendiri adalah
pandangan dunia luar dirinya. Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar
yang dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam diri remaja, yaitu
Sikap dunia luar terhadap remaja yang tidak konsisten. Kadang-kadang
mereka dianggap sudah dewasa, tetapi mereka tidak mendapat kebebasan
penuh atau peran yang wajar sebagaimana orang dewasa. Seringkali mereka
masih dianggap anak kecil sehingga berakibat timbulnya kejengkelan pada
diri remaja. Kejengkelan yang mendalam dapat berubah menjadi tingkah laku
emosional.
5. Perubahan Interaksi dengan sekolah
Pada masa anak-anak, sebelum menginjak remaja, sekolah merupakan
suatu tempat pendidikan yang amat diidealkan oleh mereka. Para guru
merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan karena selain
tokohintelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para peserta
didiknya. Oleh karena itu tidak jarang naka-anak lebih percaya, lebh patuh,
bahkak lebuh takut kepada guru ketimbang kepada orang tuanya. Posisi gru
semacam ini sangat startegis bila digunakan untuk pengembangan emosi anak
melalui penyampaiian niai-nilai luhur, positif dan kontsruktif.
b. Pengaruh Emosi Terhadap Prilaku Individu
Emosi sangat berpengaruh bagi kita khusunya remaja dalam kehidupan
pergaulannya, baik yang tampak langsung berupa tingkahlaku maupun yang
tersembunyi. Menurut Djawad Dahlan (2007:115), ada beberapa pengaruh emosi
terhadap prilaku individu diantaranya sebagai berikut:
1. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil
yang dicapai.
2. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan
sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi).
3. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang
mengalami ketegangan emosi dan biasa juga menimbulkan sikap gugup
(nervous)
4. Terganggunya penyesuiaan sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
5. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya
akan mempengaruhi sikapnya di kemudian hari, baik terhadap dirinya
sendiri maupun terhadap orang lain.
Pengertian emosi adalah reaksi yang dialami manusia sebagai respons terhadap
peristiwa atau situasi.Jenis emosi yang dialami seseorang ditentukan oleh keadaan
yang memicu emosi tersebut. Misalnya, Anda merasa gembira saat mendapatkan kabar
baik atau merasa takut ketika terancam.Emosi juga diartikan sebagai perubahan dalam
perilaku dan psikologis seseorang sebagai respons terhadap beberapa jenis
rangsangan.Rangsangan ini dapat bersifat eksternal, yaitu peristiwa atau interaksi;
maupun bersifat internal, seperti pikiran atau sensasi fisik.Emosi melibatkan tiga
komponen berbeda, yaitu pengalaman subjektif, respons fisiologis, dan respons
perilaku atau ekspresif. Berbagai hal ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap
kehidupan sehari-hari.
Cara kerja emosi adalah hal yang tidak kalah penting untuk dipahami.Di dalam
otak, terdapat sistem limbik yang memproses pengalaman emosional. Otak juga
memiliki filter emosional tertentu yang disebut amigdala. Amigdala dirancang untuk
menyimpan memori sensorik dari pengalaman kita sebelumnya, dan menggunakan
informasi tersebut untuk menentukan bagaimana perasaan kita tentang pengalaman
saat ini. Amigdala kemudian mengirimkan informasi yang sesuai ke bagian otak
lainnya, yang menghasilkan pelepasan neurotransmitter dan hormon tertentu
berdasarkan interpretasi peristiwa tersebut. Misalnya, jika amigdala memproses suatu
peristiwa sebagai hal yang menarik atau menyenangkan, akan terjadi pelepasan
dopamin, serotonin, endorfin, dan lainnya yang mempengaruhi reaksi tubuh terhadap
peristiwa ini. Sementara itu, apabila amigdala merasakan sesuatu yang menakutkan,
menjengkelkan, atau mengkhawatirkan, akan terjadi pelepasan epinefrin, norepinefrin,
adrenalin, dan kortisol yang bertanggung jawab atas respons fight-or-flight (lawan atau
lari) yang menjaga kita tetap aman. Dengan begitu, emosi adalah hasil dari bagaimana
otak memproses suatu peristiwa, serta neurotransmitter dan hormon apa yang
dilepaskan ke dalam tubuh sebagai respons terhadap interpretasi ini. Baik jenis emosi
positif maupun emosi negatif, keduanya dapat mempengaruhi tubuh dalam beberapa
cara yang berbeda, seperti gelisah, tegang otot, sakit kepala, atau sakit perut. Emosi
juga bisa menyebabkan Anda bereaksi dengan menangis atau perlu melepaskan energi
untuk mengurangi stres.
Macam-macam emosi
a. Emosi bahagia
Emosi bahagia pada manusia bisa ditunjukkan dengan cara-cara berikut ini.
b. Emosi sedih
3. Lesu
5. Menangis.
c. Emosi takut
1. Ekspresi wajah yang khas, seperti melebarkan mata dan menarik dagu ke
bawah
d. Emosi jijik
Macam-macam emosi lain yang diutarakan Paul Ekman adalah emosi jijik.
Perasaan ini dapat bersumber dari banyak hal, termasuk rasa, pemandangan,
atau bau yang tidak menyenangkan. Seseorang juga dapat mengalami
kejijikan moral saat melihat individu lain berperilaku yang mereka anggap
tidak menyenangkan, tidak bermoral, atau jahat.
e. Emosi marah
Marah juga termasuk emosi yang sering kita tunjukkan. Seperti emosi
takut, marah juga menjadi emosi yang bisa berkaitan dengan respons fight or
flight. Marah bisa memberikan efek positif dan negatif. Sisi positifnya,
misalnya, menjadi langkah untuk memperbaiki hubungan karena Anda
mampu mengekspresikan kebutuhan terhadap pasangan, keluarga, dan teman
dekat. Namun, jika marah diekspresikan berlebihan, emosi negatif ini bisa
berubah menjadi kekerasan terhadap orang lain. Marah yang tidak
dikendalikan juga dapat memicu masalah psikologis dan berbahaya untuk
tubuh. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk bisa mengontrol jenis emosi
ini.
2. Bahasa tubuh, seperti mengambil sikap yang kuat atau berpaling dari
seseorang
F. Emosi terkejut
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik perkembangan seseorang berbeda-
beda, tergantung faktor yang mempengaruhi perkembangan seseorang. Karakteristik
perkembangan anak usia sekolah berbeda dengan karakteristik perkembangan remaja dan
karakteristik perkembangan masa dewasa. Karakteristik perkembangan anak usia sekolah
meliputi perkembangan fisik motorik, perkembangan intelektual, perkembangan bahasa,
perkembangan emosi, perkembangan sosial, dan perkembangan kesadaran beragama.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan yang akan menimbulkan masalah
dalam perkembangan. Faktor tersebut meliputi faktor genetika dan faktor lingkungan.
Dasam proses perkembangan ketujuh aspek tersebut, terkadang menimbulkan masalah,
Masalah–masalah tersebut bisa diperbaiki dengan dukungan dari orangorang terdekatnya,
terutama keluarga. Setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing,
sehingga seorang anak tidak boleh dipaksakan untuk menguasai seluruh aspek
perkembangan. Terdapat beberapa jenis emosi verbal jenis emosi tersebut didapat dari
berbagai bentuk piranti linguistik, yakni kata, frasa, kalimat, dan gaya bahasa.
Selanjutnya, ada dua faktor yang mempengaruhi munculnya emosi verbal bahasa
Indonesia SBS, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal pada emosi
amarah, meliputi ketidakpuasaan, ketidaksenangan, rasa egois, ingin menang sendiri,
kecemburuan, kekuasaan, tempramen, frustasi, dan sikap otorier sedangkan faktor
eksternalnya, yakni mendapat kritikan, pelimpahan kesalahan, tidak dihargai, pelecehan
harga diri, pola asuh, dan ketidakadilan. Faktor internal pada emosi kesedihan, yakni
traumatik, usia, jenis kelamin, pendidikan, rasa iba sedangkan faktor eksternalnya,
meliputi pengalaman traumatik, perubahan pandangan terhadap keadaan, dan pola asuh.
Faktor internal pada emosi rasa takut, meliputi traumatik, ketidaktegasan, pendidikan,
jenis kelamin, dan takut mengambil resiko sedangkan faktor eksternalnya adanya
ancaman, lemah di hadapan orang lain, dan pengalaman traumatik yang pernah terjadi
dalam lingkungannya. Faktor internal pada emosi kenikmatan, antara lain kenyamanan,
ketenteraman, dan pikiran positif sedangkan faktor eksternalnya, yakni kenyamanan
dalam lingkungan, rasa dihargai oleh orang lain, dan pengakuan keberadaan. Faktor
internal pada emosi terkejut, yakni trauma dan fobia sedangkan faktor eksternalnya,
meliputi trauma, fobia, dan adanya kejadian/tragedi yang dilihatnya. Faktor internal pada
emosi jengkel, antara lain mual, muak, ketidaksukaan, kekesalan, ketidak beruntungan,
frustasi, dan ketidakpuasan sedangkan faktor eksternalnya, yakni ketidak puasan, ketidak
adilan, ketidaksenangan, penghinaan, dan tidak dihargai.
B. Saran
Dengan adanya penulisan makalah ini, agar pembaca dapat menambah wawasan
tentang Perkembangan Kognitif dan Emosional. Saya sebagai penulis menyadari
kurangnya referensi dan kelengkapan dalam makalah ini, maka saya menghrapkan kritik
dan sarannya sehingga makalah ini dapat disempurnakan dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Fuadia, N. (2022). Perkembangan Sosial Emosi Pada Anak Usia Dini. Wawasan: Jurnal
Kediklatan Balai Diklat Keagamaan Jakarta, 3(1), 31–47.
https://doi.org/10.53800/wawasan.v3i1.131
Labudasari, E., & Sriastria, W. (2018). Perkembangan Emosi Pada Anak Sekolah Dasar.
In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Muhammdiyah
Cirebon. 2018
Azmi, N. (2015). Potensi Usia Remaja dan Pengembangannya. Sosial Horizon: Jurnal
Pendidikan Sosial 2. (1), 36-46.
Latifah, U. (2017). Aspek perkembangan pada anak Sekolah Dasar: Masalah dan
perkembangannya. Academica: Journal of Multidisciplinary Studies, 1(2),
185-196.