Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
KOKNITIF SOSIAL DAN MORAL MASA
REMAJA SERTA PEARBEDAAN
INDIVIDUAL ANTARA KECERDASAN
DAN KEPRIBADIAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

" Psikologi aPendidikan”

Dosen Pengampu : Sumarni, M.Sos.

Disusun Oleh
Kelompok : 03
M.wahyu saputra (22020003)

Ika Putri (2202000 )

Zulfa Ulinnuha (2202000 )

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


(STIT) PRINGSEWU- LAMPUNG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.Penulisan makalah yang berjudul ”Karakteristik Perkembangan Koknitif
Sosial Dan Moral Masa Remaja Serta Perbedaan Antara Kecerdasan Dan
Kepribadian” .

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun makalah yang
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan. Penulis
juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dari pembaca
diharapkan dapat menyempurnakan makalah ini pada kesempatan
berikutnya.Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan, serta
para pembaca.

Pringsewu,04 Februari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................

B. Rumusan Masalah..........................................................................................

C. Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................

A. Definisi masa perkembangan remaja...........................................................

B. Pertumbuhan fisik .......................................................................................

C. Perkembangan koknitif sosial dan bahasa....................................................

D. Perkembangan emosional moral................................................................

E. Pengertian individu....................................................................................

F. Pengertian kecerdasan................................................................................

G. Pengertian keperibadian.............................................................................

H. Macam – macam perbedaan individual........................................................

3
I. Pengertian perbedaan individu.....................................................................

J. Faktor-faktor perbedaan individu.................................................................

K. Implikasi perbedaan individu dalam pembelajaran........................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................

B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam referensi makna Pertumbuhan sering diartikan sama dengan
Perkembangan, sehingga kedua istilah itu penggunaannya seringkali
dipertukarkan untuk makna yang sama. Pertumbuhan diberi makna sebagai
perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif semakin besar, panjang,
dll.
Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita
perhatikan dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan
didapatilah bahwa anak itu tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan
bertambahnya umur. Demikian pula halnya dengan pertumbuhan identitas/konsep
diri juga berkembang seiring dengan bertambahnya berbagai pengalaman dan
pengetahuan yang didapatnya baik dari pendidikan keluarga sekolah maupun dari
masyarakat dimana ia tinggal.
Setiap individu pada hakekatnya akan mengalami Pertumbuhan /
Perkembangan yang prosesnya dimulai sejak kita masih dalam kandungan hingga
kita lahir kedunia, dari bayi menjadi seorang balita, kanak-kanak, remaja, hingga
dewasa.

Individu adalah seorang manusia yang khas. Ia mempunyai kemampuan


dan kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Untuk mengembangkan
kemampuan dan memenuhi kebutuhannya, ia tidak bisa berdiri sendiri, ia
membutuhkan orang lain. Karena itulah ia hidup berkelompok membentuk
masyarakat.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)
dan karakteristik yang diperoleh karena pengaruh lingkungan. Karakteristik
bawaan diperoleh sejak lahir baik faktor Biologis maupun Psikologis. Sifat
individual berkaitan dengan sifat perorangan dimana ciri dan sifat (karakteristik)
orang yang satu berbeda dengan orang yang lain.

5
Hal ini menjadi sangat penting untuk diketahui bagi seorang pendidik
maupun calon pendidik, agar dapat menguasai karakter siswa yang merupakan
subjek pembelajaran guna menciptakan suasana yang kondusif dalam
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa dan bagaimana proses masa perkembangan remaja
2. Apa Perbedaan individu dan kecerdasan pribadi
3. Apa yang di maksud dengan individu, kecerdasan, dan kepribadian

C. Tujuan
Makalah ini disusun agar kita dapat mengetahui dan menjelaskan
tentang apa dan bagaimana proses masa perkembangan remaja, dan
perbedaan individu antara kecerdasan dan kepribadian. Adapun yang menjadi
dasar pengetahuan kita adalah :
a. Kita mampu mendefinisikan apa yang dimaksud dengan Masa
Perkembangan Remaja
b. Kita dapat mengetahui Batasan Usia masa remaja
c. Kita dapat menjelaskan tentang Pertumbuhan Fisik pada masa
perkembangan remaja
d. Kita dapat menjelaskan tentang perkembangan kognitif, sosial dan bahasa
pada masa remaja
e. Kita dapat menjelaskan tentang perkembangan emosi dan moral pada masa
remaja
f. Kita dapat mengetahui antara Perbedaan individu dan kecerdasan pribadi
g. Kita dapat mengetahui apa yang di maksud dengan individu, kecerdasan,
dan kepribadian

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Masa Perkembangan Remaja


Berikut ini merupakan beberapa definisi Masa Perkembangan Remaja :
1
Masa perkembangan remaja merupakan Masa perkembangan setelah masa anak-
anak dan menuju masa dewasa, yang meliputi perkembangan fisik, kognitif,
emosi, sosial, moral, dan kesadaran beragama.
Masa Remaja adalah Masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan
berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan
Olds, 2001).
Remaja berasal dari kata latin “adolensence” yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah “adolensence”mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pada
masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa
remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja
belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri
Rumini dan Siti Sundari (2004:53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak
dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk
memasuki masa dewasa. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003:26)
bahwa “adolensence”diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-
emosional.

1
Santrock, Jhon W. ADOLSCENCE Perkembangan Remaja. Jakarta. Erlangga.

7
1. Batasan Usia Masa Perkembangan Remaja
Terdapat berbagai pendapat mengenai batas dan ukuran tentang kapan mulainya
dan kapan berakhirnya masa remaja itu. Menurut Harold Alberty (1957:86),
periode masa remaja itu kiranya dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu
periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang semenjak
berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai datangnya masa dewasanya. Para ahli
umumnya sependapat bahwa rentang masa remaja berlangsung dari sekitar 11-13
tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran seseorang. Batas
umur remaja menurut Kartono (1990) dibagi tiga, yaitu :
1. Remaja Awal (12-15 tahun)
Pada masa ini remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan
perkembangan intelektual yang sangat insentif sehingga minat anak pada dunia
luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi
namun belum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa
ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa
kecewa.
2. Remaja Pertengahan (15-18 tahun)
Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada
masa remaja ini timbul unsure baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan
kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan
melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis.
3. Remaja Akhir (18-21 tahun)
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal
dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan
keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan
hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola
yang jelas yang baru ditemukannya.

B. Pertumbuhan Fisik

8
Yang dimaksud dengan Pertumbuhan Fisik adalah perubahan-perubahan
pada tubuh, otak, kapasitas sensorik dan keterampilan Motorik (Papalia, dan
Olds , 2001).
Menurut Piaget seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena
perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara
aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak
langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah
mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide
lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak
saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu
mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Tahap operasi formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu
berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang
aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap
operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang
remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal.
Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang
hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini
memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis.
Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa
rencana atau suatu bayangan. Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang
dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan
demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya,
termasuk adanya kemungkinan yang dapat mempengaruhi dirinya
(Santrock ,2001) Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi
tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang
diinginkan di masa depan.
Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari
kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai
mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu
perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001).

9
C. Perkembangan Kognitif, Sosial dan Bahasa2
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti
belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa
pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak
yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk
eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut
tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.
Seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi
secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun
dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung
diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu
membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya,
lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja
mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah
cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Tahap operasi formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu
berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang
aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap
operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang
remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal.
Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang
hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini
memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis.
Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana
atau suatu bayangan. Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan
pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian,
seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk
adanya kemungkinan yang dapat mempengaruhi dirinya.

2
Desmita. 2006. Psykologi Perkembangan. Bandung. Rosdakarya.

10
Berdasarkan hasil penelitian, para ahli psikologi perkembangan
mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam
menguasai kosakata, ucapan, gramatikal dan etika pengucapannya dalam kurun
waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya.Karena
perbandingan umur kronologis dengan kemampuan berbahasa individu
menunjukkan perkembangan bahasanya.
Ada beberapa aliran yang memiliki pandangan tentang perkembangan
bahasa seseorang. Berikut adalah penjabarannya :
1. Aliran Nativisme
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan bahasa seseorang ditentukan
oleh faktor-faktor bawaan sejak lahir yang ditentukan oleh orang tuanya. Hal ini
berarti, jika kemampuan bahasa orang tuanya baik dan cepat, maka sang anak juga
memiliki kemampuan bahasa yang baik dan cepat, begitu sebaliknya.

2. Aliran Empirisme atau Behaviorisme


Aliran ini berpandangan sebaliknya, bahwa perkembangan bahasa seseorang
tidak ditentukan oleh faktor bawaan melainkan ditentukan oleh proses belajar dari
lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini jika kemampuan bahasa orang tuanya
kurang baik dan lambat namun proses stimulasi dan proses belajar dilakukan
secara intensif dengan lingkunagan berbahasa secara baik dan cepat, maka
kemampuan berbahasa anak menjadi baik dan cepat
3. Aliran konvergensi
Aliran ini mengajukan pandangan yang merupakan kolaborasi antara faktor
bawaan dan pengaruh lingkungan. Faktor bawaan yang kuat pengaruhnya
terhadap perkembangan bahasa seseorang adalah aspek kognitif. Sedangkan faktor
lingkungan juga sangat berpengaruh yakni besarnya kesempatan yang diperoleh
dari lingkungan.
Pemikiran remaja bersifat egosentris. Menurut Elkind, egosentrisme
remaja (adolescent egocentrism) memiliki dua bagian yaitu penonton khayalan
dan dongeng pribadi. Penonton khayalan (imaginary audience) merupakan
keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana ia

11
memikirkan dirinya sendiri. Perilaku-perilaku yang ditujukan untuk menarik
perhatian, umum terjadi pada masa remaja. Dongeng pribadi (the personal
fable) adalah bagian dari egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik
seorang anak remaja.
Rasa unik pribadi seorang anak remaja membuat ia merasa bahwa tidak
seorang pun mengerti tentang perasaan mereka sebenarnya. Dongeng pribadi
biasanya dapat ditemukan pada diari seorang anak remaja. Didalam dongeng
pribadi itu terdapat pelampiasan seorang remaja yang merasa bahwa tidak seorang
pun yang mengerti perasaannya. Misalnya, seorang remaja perempuan yang baru
saja diputuskan oleh pacarnya dan ia merasa bahwa Ibunya tidak mungkin
mengerti perasaan yang sedang dialaminya ini. Oleh karenanya, ia
mempertahankan rasa unik itu dengan menceburkan diri kedalam fantasi yang ia
buat sendiri.

D. Perkembangan Emosi dan Moral


3
Masa remaja atau masa adolensia merupakan masa peralihan atau masa
transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini individu
mengalami perkembangan yang pesat mencapai kematangan fisik, sosial dan
emosi. Salah satu perkembangan yang dialami oleh remaja yaitu perkembangan
emosi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan
kejiwaan yang mewarnai tingkah laku. Emosi dapat juga diartikan sebagai suatu
reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku seperti gembira,
bahagia, sedih, berani, takut, dll.
Biasanya emosi muncul dalam bentuk luapan perasaan dan surut dalam
waktu yang singkat. Hathersall (1985) merumuskan pengertian emosi sebagai
situasi psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari
reaksi wajah dan tubuh.

3
Prof. Dr. Soetjiningsih, SpA(k). IBCLC Tumbuh Perkembangan Remaja Dan Permasalahannya.
SAGUNG SETO.

12
Pola emosi masa remaja hampir sama dengan pola emosi masa kanak-
kanak. Jenis yang secara normal dialamai adalah cinta atau kasih saying, gembira,
amarah, takut, sedih dan lainnya lagi. Perbedaannya terletak pada macam dan
derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya dan khususnya pola
pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka.
Menurut Biehler (1972), membagi cirri-ciri emosional remaja menjadi dua
rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
1. Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun :
· Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
 Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya
diri
 Kemarahan biasa terjadi
 Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang
sendiri
 Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
2. Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
 “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang
universal dari masa kanak-kanak menuju dewasa
 Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
 Sering kali melamun memikirkan masa depan mereka
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada masa remaja
antara lain :
a. Perubahan jasmani atau fisik
Perubahan atau pertumbuhan yang berlangsung cepat selama masa puber
menyebabkan keadaan tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini
mempengaruhi kondisi psikis remaja. Hal ini menyebabkan rangsangan dalam
tubuh remaja yang sering kali menimbulkan masalah dalam perkembangan
psikisnya, khususnya perkembangan emosinya.
b. Keadaan anak
Keadaan individu pada anak, misalnya cacat tubuh ataupun kekurangan pada diri
anak akan sangat mempengaruhi perkembangan emosional, bahkan akan

13
berdampak lebih jauh pada kepribadian anak. Misalnya, rendah diri, mudah
tersinggung, atau menarik diri dari lingkungannya.
c. Perubahan dalam hubungan dengan teman-teman
Pada awal remaja biasanya mereka suka membentuk geng yang biasanya pula
memiliki tujuan yang positif untuk memenuhi minat bersama mereka, namun jika
diteruskan pada masa remaja tengah atau remaja akhir para anggota mungkin
membutuhkannya untuk melawan otoritas atau untuk melakukan yang tidak baik.
Yang paling sering mendatangkan masalah adalah hubungan percintaan antar
lawan jenis dikalangan remaja.
d. Perubahan dalam hubungannya dengan sekolah
Menginjak remaja mungkin mereka mulai menyadari betapa pentingnya
pendidikan untuk kehidupan dimasa mendatang. Hal ini sedikit banyak dapat
menyebabkan kecemasan sendiri bagi remaja. Lebih lanjut berkaitan dengan apa
yang mereka lakukan setelah lulus sekolah.

E. Pengertian Individu
4
Mengenai pengertian individu, individu berasal dari kata “individuum”
yang artinya tidak terbagi dari bahasa latin. Individu merupakan unit yang paling
kecil dari pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial individu juga merupakan
bagian paling kecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dibagi menjadi
bagian yang lebih kecil lagi. Individu akan memiliki atau menyesuaikan
karakteristik dengan kelompok di mana individu tersebut bergabung. Kata
individu merupakan kesatuan yang terbatas bukan berarti manusia sebagai
keseluruhan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata individu


mempunyai arti organisme tunggal atau yang hidupnya berdiri sendiri, secara
fisiologis individu bersifat bebas . Mirip seperti pengertian individu menurut
konsep Sosiologis yang mempunyai arti manusia hidup berdiri sendiri. Setiap
individu dalam masyarakat memiliki peran dan status yang berbeda, di dalam

4
Yusuf L.N , Syamsu dan Nani M. Sugandhi. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. PT RAJA
GRAFINDOPERSADA.

14
lingkungan masyarakat individu memiliki peran menjadi makhluk sosial. Selain
memiliki peran dalam lingkungan masyarakat, individu juga memiliki peran
dalam dunia politik. Peran individu dalam dunia politik seperti menjadi yang
menyumbangkan pendapat, salah satu partisipasi dalam berbagai kegiatan
politik, dan ikut membantu mencari solusi masalah dalam organisasi atau dunia
politik.

Secara umum, pengertian individu ini merupakan satu organisme tunggal


yang hidupnya itu berdiri sendiri dan secara fisiologis itu bersifat bebas, dan juga
tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya. Dalam sosiologi,
pengertian individu ini merupakan sebuah unit terkecil pembentuk suatu
masyarakat yang tidak bisa/dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih
kecil. Dalam hal ini, individu itu adalah manusia perseorangan yang memiliki
kepribadian serta juga tingkah laku spesifik dan juga mempunyai peranan di
lingkungan sosialnya.

Secara etimologis, kata “individu” ini diadaptasi dari bahasa Inggris yang
berasal dari bahasa Yunani “individium”, yang mana artinya “tidak terbagi”.
Istilah tersebut merujuk pada suatu kesatuan yang paling kecil serta terbatas.
Sehingga dalam hal ini, individu itu merupakan suatu kesatuan yang terbatas,
yakni sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.

F. Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan adalah perihal cerdas, kesempurnaan akal budi manusia. Kata


kecerdasan ini diambil dari akar kata cerdas. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia cerdas berarti sempurna perkembangan akal budi seseorang manusia
untuk berfikir, mengerti, tajam pikiran dan sempurna pertumbuhan tubuhnya.
Pada dasarnya setiap orang dapat mendefinisikan arti dari kecerdasan. Orang
yang memiliki kecerdasan biasanya dapat berpikir secara rasional, logis, dan
masuk akal serta mampu menyesuaikan diri secara efektif. Dalam pengertian
yang populer, kecerdasan sering didefinisikan sebagai kemampuan mental umum

15
untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan,
serta kemampuan berpikir abstrak.

Sebagian lain mengatakan bahwa intelligence is a mental adaptation to new


circumstance (kecerdasan adalah adaptasi mental pada keadaan baru). Struktur
mental tersebut yakni insting, training, dan kecerdasan. Terdapat juga pandangan
yang lebih spesifik dengan mengatakan bahwa cerdas itu lebih merupakan
insting dan kebiasaan yang turun temurun atau adaptasi yang diperoleh untuk
mengulangi keadaan, yang dimulai dengan trial and error secara empiris. Dengan
demikian pandangan ini menyimpulkan bahwa kecerdasan hanya muncul dalam
tindakan atas dasar pemahaman yang mendalam sedangkan trial and error adalah
salah satu bentuk dari training (latihan). Menurut pendapat para ahli mengenai
definisi kecerdasan yaitu:

a. David Wechslet berpendapat bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk


bertindak secara terarah, berpikir secara rasional dan menghadapi lingkungan
secara efektif,

b. Psikolog Donald Stener menyebut kecerdasan sebagai suatu kemampuan


untuk menerapkan pengetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai
masalah,

c. Heidentich berpendapat kecerdasan menyangkut kemampuan untuk belajar


dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian terhadap
situasi-situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah.

d. Gardner yang menciptakan teori kecerdasan majemuk (Multiple


intelligence) juga mengungkapkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dan kemudian menghasilkan
produk (karya).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah
kemampuan berpikir dan bertindak secara efektif dalam memahami persoalan
yang dihadapi dengan menerapkan pengetahuan yang dimiliki untuk

16
memecahkan masalah.5

G. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri
seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari
lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan, dan juga
bawaan seseorang sejak lahir.(Sjarkawi, 2008: 11).

Dalam buku (Agus Sujanto, dkk: 10) kata kepribadian berasal dari kata
Personality (bhs. Inggris) yang berasal dari kata persona (bhs. Latin) yang berarti
kedok atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain
panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi
seseorang.

Hal itu dilakukan oleh karena terdapat ciri-ciri yang khas yang hanya
dimiliki oleh seseorang tersebut baik dalam arti kepribadian yang baik, ataupun
yang kurang baik. Misalnya untuk membawakan kepribadian yang angkara
murka, serakah, dan sebagainya sering ditopengkan dengan gambar raksasa,
sedang untuk prilaku yang baik, budiluhur, suka menolong, berani berkorban,
dan sebagainya ditopengkan dengan seorang ksatria, dan sebagainya.(Agus
Sujanto dkk, 2009: 10)

Kepribadian meliputi tingkah laku, cara berfikir, perasaan, gerak, hati,


usaha, aksi, tanggapan terhadap kesempatan, tekanan dan cara sehari-hari dalam
berinteraksi dengan orang lain. Jika unsur-unsur kepribadian ini menyatakan diri
dalam kombinasi yang berulang-ulang secara khas dan dinamis makaa hal
demikian dikenal dengan nama gaya kepribadian. Kepribadian adalah khas bagi
setiap pribadi, sedangkan gaya kepribadian bisa dimiliki oleh orang lain yang
juga menunjukan kombinasi yang berulang-ulang secara khas dan dinamis dari
ciri pembawaan dan pola kelakuan yang sama.

Dalam kehidupan sehari-hari istilah kepribadian dipahami dengan


5
Pakusi, Dr. Supartinah. Anak Dan Perkembangannya. Jakarta. PT Gramedia.

17
pengertian yang beraneka ragam. Terutama dalam kosa kata bahasa Indonesia
juga dikenal istilah watak, karakter, perangai dan sebagainya yang pengertiannya
sulit dibedakan dengan kepribadian. Meskipun demikian, menurut Suryabrata
(1990), watak sebenarnya merupakan padanan dari karakter dan dalam
penggunaannya, watak tidak hanya dipakai dalam satu arti.

H. Macam-macam perbedaan individual6


1. Perbedaan Kognitif
Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan pengamatan dan
penyerapan seseorang atas suatu obyek, setiap orang dapat memiliki persepsi
tersendiri mengenai hal – hal tersebut. Berkat pengetahuan yang diperolehnya
tersebut, seseorang dapat membentuk suatu persepsi akan hal yang dialaminya dan
pengetahuan yang didapat akan menjadi milik orang tersebut.

2. Perbedaan Kecakapan Berbahasa

Salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan adalah
kecakapan berbahasa yang berbeda – beda antara setiap individu. Kemampuan
berbahasa ini adalah macam - macam perbedaan individu yang berguna untuk
menyatakan hasil pemikiran seseorang dalam bentuk ungkapan kata – kata yang
bermakna, logis dan sistematis serta dalam kalimat yang terstruktur baik. Faktor
lingkungan serta faktor fisik atau organ tubuh yang digunakan untuk bicara
adalah faktor – faktor yang mempengaruhi kemampuan berbahasa.

3. Perbedaan Kecakapan Motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psiko motorik yang dimiliki individu


merupakan macam – macam perbedaan individu yang lainnya. Kemampuan
motorik memungkinkan seseorang melakukan koordinasi tubuh yang baik yang
berasal dari gerakan saraf motorik untuk melakukan suatu gerakan. Semakin
kompleks gerakan yang harus dilakukan, maka akan membutuhkan keterampilan
6
Sobur, Alex. 2003. Psykologi Umum. Bandung. Pustaka Setia.

18
motorik yang lebih kompleks juga. Faktor yang mempengaruhi kemampuan
motorik adalah kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berpikir
yang akan membuat perbedaan pada kemampuan motorik masing – masing
orang.

4. Perbedaan Latar Belakang

Prestasi seseorang dapat dihambat atau diperlancar berkat perbedaan latar


belakang dan pengalaman seseorang. Hal ini terlepas dari potensi yang dimiliki
oleh masing – masing orang untuk belajar dan menyerap serta menguasai
berbagai informasi. Macam – macam perbedaan individu yang menjadi faktor
pembeda antara orang – orang antara lain minat, kebiasaan, kecakapan dan
kemampuan berkonsentrasi.
5. Perbedaan Bakat

Kemampuan khusus mengenai suatu bidang tertentu yang dibawa sejak lahir
disebut bakat. Bakat dapat berkembang dengan baik apabila seseorang
mendapatkan stimulasi yang tepat. Sedangkan apabila lingkungan tidak
memberikan kesempatan pada bakat seseorang untuk berkembang, maka bakat
tersebut tidak akan terasah dan berkembang dengan baik. Kemampuan
mengembangkan bakat dimiliki oleh masing – masing orang, namun hasil tes
inteligensi yang dilakukan lebih menampilkan keberhasilan di bidang akademik
daripada bakat seseorang.

6. Perbedaan Kesiapan Belajar

Perkembangan anak banyak dipengaruhi oleh latar belakangnya sendiri,


seperti latar belakang sosial, ekonomi, budaya, yang peranannya sangat
signifikan bagi perkembangan anak itu sendiri. Karena itulah pada dasarnya
kesiapan belajar anak – anak tidak akan sama antara satu anak dengan yang
lainnya walaupun mereka berada dalam rentang usia yang sama. Belajar disini
tidak melulu diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan bidang akademis, akan
tetapi juga berhubungan dengan kesiapan anak menerima berbagai hal atau
informasi yang diperolehnya dan memperoleh keuntungan dari pengetahuan

19
tersebut. Faktor – faktor yang mempengaruhi antara lain kondisi fisik, rasa ingin
tahu, sikap, dan pengalaman.

7. Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender

Istilah jenis kelamin dan gender tidak sama. Jenis kelamin lebih merujuk pada
istilah yang berhubungan dengan perbedaan laki – laki dan perempuan secara
biologis, sementara gender lebih menunjuk kepada aspek psikososial dari
seorang laki – laki atau perempuan. Gender adalah perbedaan yang terbangun
antara laki – laki dan perempuan secara sosial dan budaya. Termasuk dalam
gender adalah peran, tingkah laku, sifat, dan kecenderungan lain yang
mendefinisikan artinya menjadi seorang lelaki atzu arti menjadi seorang
perempuan dalam masyarakat.

8. Perbedaan Minat

Minat bisa diartikan sebagai kekuatan yang memotivasi dan membuat kita
ingin melakukan sesuatu mengenai suatu hal, orang, atau suatu aktivitas. Dalam
berbagai bidang, itu berarti ketertarikan seseorang akan suatu bidang tertentu
yang melebihi bidang lainnya. Minat juga akan bervariasi pada setiap individu,
dan merupakan salah satu dari macam – macam perbedaan individu.
9. Perbedaan Tingkah Laku

Mecam – macam perbedaan individu lainnya adalah perbedaan pada tingkah


laku. Beberapa orang memiliki tingkah laku yang positif terhadap suatu topik
yang khusus, subjek, dan profesi daripada yang lainnya. Tingkah laku yang
positif ini bisa dihasilkan melalui pendidikan yang diberikan, tentunya sejak
masa kecil.
10. Perbedaan Nilai

Nilai adalah hal – hal yang dianggap penting oleh individu. Beberapa orang
menilai bahwa materi lebih penting daripada nilai moral, ada juga yang
menganggap sebaliknya dan masih banyak lagi nilai yang dipentingkan oleh tiap
orang yang berbeda. Untuk menyeimbangkan nilai – nilai tersebut dalam diri

20
seseorang antara nilai spiritual dan materialisme agar tercapai juga
keseimbangan dalam hidup seseorang, maka pendidikan yang tepat perlu
dilakukan sejak dini.

I. Pengertian perbedaan individu


Salah satu karakteristik pembelajaran yang efektif jika pembelajaran dapat
merespon kebutuhan khusus siswa, karena adanya perbedaan individual,
Perbedaan Individual berkaitan dengan psikologi pribadi yang menjelaskan
perbedaan psikologis antara orang-orang serta berbagai kesamaannya. Psikologi
Perbedaan individual menguji dan menjelaskan bagaimana orang-orang berbeda
dalam berfikir, berperasaan dan bertindak.

Aspek perkembangan teori perbedaan individu dalam psikologi, di dalamnya


terdapat fakta mengenai berbagai unsur- unsur kesamaan di dalam pola
perkembangannya, juga di dalam pola yang bersifat umum dari hal apa saja yang
dibentuk oleh warisan manusia secara biologis dan juga sosial, dari tiap- tiap
individu mempunyai kecenderungan berbeda.

Teori perbedaan individu dalam psikologi yang dikembangkan oleh lindgren


(1980) mengatakan bahwa sebuah perbedaan individual menyangkut mengenai
variasi yang terjadi, baik variasi dalam aspek fisik dan juga psikologis,
perbedaan individual tersebut juga di satukan dalam sebuah teori chaplin
(1195:224) yang menyatakan sembarang sifat atau perbedaan kuantitatif dalam
suatu sifat yang dapat membedakan suatu individu dengan individu lainnya.

J. Faktor-faktor perbedaan individu7


Sudah sejak lama, para ahli berdebat mengenai faktor mana yang paling
dominan mempengaruhi perkembangan individu, bawaan atau lingkungan.
Perdebatan ini dikenal dengan istilah kontroversi Nature vs naurtue.

a. Faktor bawaan (Nature)


Tidak disangkal bahwa ciri-ciri fisik dan mental tertentu diturunkan dari

7
http://de-kill.blogspot.com/2008/03/perkembangan-masa-remaja.html

21
generasi ke generasi. Ciri-ciri fisik tertentu seperti warna kulit, tinggi badan, dan
berbagai ciri anatomis tubuh memang banyak yang diturunkan dari generasi ke
generasi. Berbagai penemuan mutakhir juga menunjukkan bahwa temperamen
seseorang banyak banyak dipengaruhi oleh susunan gen yang dikenal dengan
nama enkephalin dan endorfin.

Aliran Nativisme, yaitu dipelopori Schipenhauer (1788-1860) dan para


filsuf tes (427-347 BC) seperti Plato dan Descartes (1596-1050), memandang
perkembangan manusia sudah ditentukan oleh alam. Anak kecil adalah orang
dewasa dalam bentuknya yang masih kecil, kata mereka. Lingkungan atau
perkembangan seseorang. Ini berarti perkembangan anak dapat diserahkan saja
pada alam dan sekolah tidak dibutuhkan. Aliran ini menimbulkan gerakan
pesimisme pedagogis.

b. Faktor lingkungan (Nurture)


Selain berbagai ciri yang dibawa individu sejak lahir, terdapat banyak segi
kepribadian individu yang diperolehnya dari proses belajar. Alam tidak
mempersipkan seseorang untuk jadi Dosen, Ahli Hukum, atau Dokter. Ia bahkan
tidak mempersiapkan anak untuk menjadi orang desa atau kota. Semua tekanan
berbeda baik karena daerah geografis (Desa-Kota) maupun status sosial (kaya-
miskin; Dokter, Guru, dan lain-lain) harus dipelajari oleh individu sehingga bila
tiba saatnya ia harus mandiri dalam lingkungan itu, ia sudah siap. Hasil belajar
ini tentu akan sangat mempengaruhi kepribadiannya secara keseluruhan.

Aliran Empirisme yang dipelopori oleh John Locke (1632-1704), beranggapan


bahwa manusia lahir tabularasa, putih bersih bagaikan kertas yang belum
ditulisi. Lingkunganlah yang membentuk seseorang menjadi manusia seperti
dia pada waktu dewasa. Oleh karena itulingkungan harus “diatur” dengan
baik agar anak-anak kelak menjadi manusia dewasa yang baik. Sekolah perlu,
karena darinya seorang belajar banyak tentang kehidupan. Pandangan ini
mendasari banyak panadangan para ahli psikologi aliran behaviorisme modern,
seperti Albert Bandura dan

22
B.F Skinner (1904- ). Karena memandang perlunya lembaga pendidikan untuk
mempengaruhi perkembangan individu, maka aliran ini merangsang timbulnya
gerakan optimisme pedagosis.

K. Implikasi perbedaan individu dalam proses pembelajaran


8
1. Program percepatan
pemberian pelayanan Pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan dan
bakat ostimewa yang dimiliki oleh siswa, dengan memberikan kesempatan
kepada mereka untuk dapat menyelesaikan program reguler dalam angka waktu
yang lebih singkat dibandingkan temen-temennya.

2. Remedial
pemberian layanan pendidikan kepada siswa yang mengalami kesulitan atau
hambatan dengan memberikan pelajaran atau tigas tambahan sehingga mereka
dapat menyelesaikan program sesuai dengan waktu yang di tentukan.

3. Program pengeyaan
Program pengayaan, pemberian layanan pendidikn sesuai dengan potensi
kecerdasan yang di miliki siswa, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas
belajar tambahan yang bersifat perluasan pendalaman, setelah yang bersangkutan
menyelesaikan tugas - tugas yang diprogramkan untuk siswa lainnya.

8
Sumarto, Ny. Hartono Agung. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. Rineka Cipta.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan penyusunan masalah tentang perkembangan
masa remaja, Penyusun dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Perkembangan fisik pada masa remaja diawali dengan pubertas, adalah masa
kematangan fisik yang sangat cepat, yang meliputi aspek hormonal dan
perubahan fisik. Pikiran mereka juga berubah dengan artian mereka lebih
dapat berfikir abstrak dan hipotesis. Perasaan mereka berubah hampir terhadap
segala hal, semua bidang cakupan perkembangan sebagai seorang remaja
menghadapi tugas utama mereka membangun identitas termasuk identitas
seksual yang akan terus mereka bawa sampai masa dewasa.
2) Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa
secara baik.
3) Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang pula kemampuan untuk
memahami orang sebagai individu.
4) Dengan perkembangan bahasa, berkembanglah pula kemampuannya untuk
mengungkapkan isi hatinya. Ia akan lebih mudah mengerti orang lain dan
lebih mudah dimengerti oleh orang lain. Semua ini sangat membantu
perkembangan tingkah laku dan sikap remaja. Manusia Atau individu adalah
makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang,
5) individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan
dan oknum. Perbedaan individu secara umum adalah hal-hal berkaitan dengan
psikologi pribadi yang menjelaskan perbedaan psikologis antar orang-orang
serta berbagai persanaanbya. Sumber perbedaan individu disebabkan faktor
bawaan dan faktor lingkungan. Terhadap beberapa macam bidang perbedaan
individu dapat diaplikasikan dalam bebebrapa cara yaitu menggunakan
pelayanan pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan dan bakat istimewa
yang di miliki oleh siswa.

24
B. Saran
Remaja merupakan tahap awal seorang anak untuk tumbuh menjadi seorang
dewasa yang cerdas dan berpengetahuan luas. Oleh sabab itu, orang tua harus
memperhatikan setiap perkembangan yang dialami oleh anaknya dari mulai
perkembangan fisik, emosi, motivasi, perasaan, intelektual, sosial dan bahasa.
Agar anak tidak terjerumus kedalam hal-hal yang negatif yang akan merusak
dirinya sendiri. Orang tua hendaknya mengetahui kedewasaan remaja dengan
jalan memberikan kebebasan terbimbing untuk mengambil keputusan dan
tanggung jawab sendiri.

25
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf L.N , Syamsu dan Nani M. Sugandhi. Perkembangan Peserta Didik.


Jakarta. PT RAJA GRAFINDOPERSADA.

Desmita. 2006. Psykologi Perkembangan. Bandung. Rosdakarya.

Santrock, Jhon W. ADOLSCENCE Perkembangan Remaja. Jakarta. Erlangga.

Sobur, Alex. 2003. Psykologi Umum. Bandung. Pustaka Setia.

Pakusi, Dr. Supartinah. Anak Dan Perkembangannya. Jakarta. PT Gramedia.

Prof. Dr. Soetjiningsih, SpA(k). IBCLC Tumbuh Perkembangan Remaja Dan


Permasalahannya. SAGUNG SETO.

Sumarto, Ny. Hartono Agung. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta.


Rineka Cipta.

http://de-kill.blogspot.com/2008/03/perkembangan-masa-remaja.html

Anda mungkin juga menyukai