Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
PADA MASA REMAJA

Dosen Pengampu :
Dr.Nurkhoiro Hidayati ,S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 8 NPM

1. J u l i n d r i (206910197)

2. N u r u l a n n i s a (206910582)
3. Oldea Rahma Marta (206910379)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU
T/A 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa‟atnya di
akhirat nanti. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami bisa
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas, judul “Karakteristik
Perkembangan Pada Masa Remaja”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnyakepada
dosen pengampu kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pekanbaru , 4 Maret 2022

Tim Penuyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................4
A. Latar belakang............................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................4
C. Tujuan........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................5
1. Karakteristik Perkembangan......................................................5
2. Karakteristik perkembangan fisik..............................................6
3. Karakteristik perkembangan intelektual....................................8
4. Karakteristik perkembangan emosional...................................10
5. Karakteristik perkembangan sosial dan moral.........................11
BAB III PENUTUP...........................................................................13
A. Kesimpulan.............................................................................13
B. Saran.......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULAN

A. Latar Belakang
Masa Remaja adalah dimana masa seseorang akan mengalami perubahan dalam
hidupnya, baik secara fisik, kognitif, moral, dan sosial. Dalam masa ini, seorang remaja
akan mengalami tingkat kedewasaan. Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa
peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun
sampai 21 tahun.
Setiap tahap perkembangan manusia biasanya disertai dengan berbagai tuntutan
psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar
psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap
perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara
signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut.
Dalam makalah yang kami buat ini kami membahas tentang Perkembangan
Karakteristik Remaja pada masa remaja dilihat dari aspek perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, perkembangan moral, perkembangan social dan masih banyak
lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan remaja?
2. Apa yang dimaksud dengan masa remaja?
3. Apa saja karakteristik perkembangan pada masa remaja?
4. Macam-macam fase pada remaja?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perkembangan sosial.
2. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan sosial remaja
3. Untuk mengetahui bagaimana tingkah laku sosial pada masa remaja?
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial.
5. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku seseorang.

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Perkembangan
Beberapa teori tentang perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa
manusia tumbuh dan berkembang dari masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa
tahapan. Kehidupan anak dan remaja dalam menelusuri perkembanganya itu pada
dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkunganya. Pada
proses ini faktor sosial memiliki pengaruh yang besar sehingga mendudukan anak –
anak dan remaja sebagai insan yang aktif melakukan proses sosialisasi. Tetapi yang
menjadi pusat perhatian disini adalah masa remaja, karena masa remaja merupakan
periode transisi antara masa anak – anak dan dewasa yang juga mempengaruhi
perkembangan emosinya.
Pada masa remaja berkembang “social cognition” yaitu kemampuan untuk memahami
orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai pribadi yang unik, baik menyangkut
sifat – sifat pribadi, minat maupun perasaanya. Pemahaman ini mendorong remaja
menjalin hubungan sosial dengan seseorang yang lebih akrab dengan mereka,
contohnya teman sebaya.
Terkadang dari perkembangan emosi remaja ini disertai dengan permasalahan-
permasalahan yang terjadi. Sehingga orang tua ataupun guru harus dapat memahami
dan tanggap tentang masalah yang terjadi pada masa remaja.
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial
dimana di dalanya ada proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-
norma kelompok, moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan kerja sama. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai
kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Pada masa remaja berkembang ”social cognition”, yaitu kemampuan untuk
memahami orang lain. Ramaja memahami orang lain sebagi individu yang unik, baik
menyangkut sifat pribadi, minat, nilai-nilai, maupun perasaannya. Pada masa ini juga
berkembang sikap ”conformity”, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau
mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain
(teman sebaya). Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan
perilaku yang secara moral dan agama dapat dipertanggungjawabkan maka
kemungkinan besar remaja tersebut akan menampilkan pribadinya yang baik.

5
Sebaliknya, apabila kelompoknya itu menampilkan sikap dan perilaku yang melecehkan
nilai-nilai moral maka sangat dimungkinkan remaja akan melakukan perilaku seperti
kelompoknya tersebut. Menurut Slavin (2006) hubungan sosial remaja dapat dilihat dari
hubungan persahabatan dan hubungan dengan teman sebayanya.

2. Karakteristik perkembangan fisik


Pada hakikatnya masa pertumbuhan remaja merupakan ujung dari masa kanak-
kanak. Kemampuan remaja melalui “jembatan pancaroba” ditentukan oleh rangkaian
pendidikan masa kanak-kanak. Bagaimana jadinya di masa dewasa, sangat ditentukan
dari kemampuannya menempuh masa 7 tahun pancaroba. Oleh karena itu, Islam
memerintahkan para orang tua menyelenggarakan pendidikan anak sejak dini sebagai
pembentukkan fondasi karakter kepribadian Islami yang kuat dan kokoh, sehingga, saat
mereka menempuh masa pancaroba, anak-anak tetap pada jati diri keislamannya.
Pertumbuhan fisik, intelektual, dan emosi pada remaja berlangsung sangat cepat.
Remaja tumbuh menjadi sosok yang kuat, wawasan keilmuannya semakin bertambah
luas dan mendalam, sehingga tumbuh pula sebagai sosok yang kritis dan dinamis.
Sementara demensi emosinya (psikisnya) masih belum stabil, dimana keinginannya lebih
menggebu ketimbang pertimbangan rasionya, sehingga, remaja berkembang pula
menjadi sosok “pemberontak” terhadap realitas. Oleh karena itu, tidak dimungkinkan lagi
para orang tua menganggap ia sebagai anak-anak yang masih berusia 8 atau 10 tahun,
atau sebaliknya dengan melihat tubuh fisiknya yang besar, para orang tua
memperlakukannya sebagai orang dewasa yang semuanya mampu dilakukan secara
mandiri dengan kemampuan berfikir matang dan pengalaman banyak dengan emosi yang
stabil. Oleh sebab itu, mengkaji perkembangan fisik remaja sangat signifikan karena masa
remaja adalah masa yang menentukan hari depan kehidupannya, keluarga, agama,
pendidikan, bangsa dan negaranya. Bagi orang tua, dan guru harus mampu menyiapkan
remaja untuk menjadi anggota masyarakat yang aktif dan produktif,maka orang tua dan
guru memikul tanggung jawab yang lebih berat terhadap para remaja, terutama dari segi
psikis dan fisiknya.
Pengertian Perkembangan Fisik Remaja
Secara garis besar ada dua istilah yang selalu digunakan dalam psikologi yang
berikaitan dengan perubahan pada diri individu, yaitu kata “pertumbuhan” dan kata
“perkembangan”. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu ciri makhluk
hidup. Hal ini karena pertumbuhan merupakan proses yang berjalan sejajar dengan
perkembangan. Namun demikian, antara istilah pertumbuhan dan perkembangan dapat
dibedakan berdasarkan perubahan ukuran yang terjadi pada makhluk hidup, khususnya
6
manusia. Sementara itu pengertian “remaja” dikenal dengan istilah “adolescence”,
yang berasal dari kata bahasa latin “adolescere” (kata bendanya adolescentia = remaja),
yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa.
(Desmita, 2007: 189). Dalam pengertian umum remaja diartikan masa baligh atau
keterbukaan terhadap lawan jenis. Karena itu, Menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia”
menyatakan remaja adalah (1) Mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin. (2) Muda
(tentang anak laki dan perempuan) (KBBI, 1989: 830). Masa remaja adalah peralihan dari
masa anak-anak kepada masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek dan
semua fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12
tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi
pria.
 Faktor-faktor atau kondisi yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik
remaja antara lain adalah:
1. Sistem Endoktrin, yaitu bila sistem endoktrin berfungsi normal, maka remaja
akan memperlihatkan ukuran tubuh yang normal pula. Sebaliknya bila remaja mengalami
kekuarangan horman pertumbuhan, maka akan menjadi seperti kerdil. Sedangkan yang
kelebihan hormon pertumbuhan akan menjadi terlalu besar. Ciri-ciri pertumbuhan fisik
bagi remaja pria adalah mulai tumbuh jakun, suara lebih besar, tumbuh kumis atau
jenggot, tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak dan organ kelamin, dan bahu melebar. Bagi
remaja wanita membesarnya payudara, pinggul melebar, suara lebih nyaring, timbul
jerawat, tumbuh rambut di ketiak dan organ kelamin.
2. Faktor Keluarga, yaitu faktor keturunan (heredity). Faktor keturunan
antara lain gen yang mempengaruhi tinggi badan, berat badan, warna kulit, warna mata
dan warna rambut.
3. Faktor genetik dan lingkungan. Berbagai faktor seperti nutrisi, sikap sosial,
ukuran keluarga dan olahraga dapat mempengaruhi proses pubertas. Pertumbuhan
biologis pada masa remaja ini merupakan komponen universal yang tidak hanya
memiliki implikasi biologis, namun juga perkembangan kognitif dan sosial. Perubahan
biologis dapat berdampak langsung dan tidak langsung bagi perkembangan remaja.
Sedangkan perubahan hormonal selama masa ini berdampak pada dorongan seksual
yang meningkat
sehingga dituntut tanggung jawab untuk mengelolanya
Menurut Ridwan (2004: 116-119) ada beberapa dampak atau pengaruh
perubahan fisik terhadap sikap dan perilaku, yaitu:
1. Ingin Menyendiri. Remaja mulai menarik diri dari teman-teman dan dari berbagai
kegiatan keluarga, dan sering bertengkar dengan teman-teman serta anggota keluarga.

7
Juga sering melamun dan mencoba eksprimen seks melalui mestrubasi.

2. Bosan. Remaja mulai bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, bosan
dengan tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial dan kehidupan pada umumnya.
Akibatnya remaja sedikit sekali bekerja sehingga prestasinya di berbagai bidang
menurun. Mereka menjadi terbiasa untuk tidak mau berpretasi, karena sering timbul
perasaan akan keadaan fisik yang tidak normal.
3. Inkoordinasi yaitu, pertumbuhan pesat dan tidak seimbang yang dapat mempengaruhi
pada koordinasi gerakan. Dalam hal ini remaja merasa kikuk dan janggal selama
beberapa waktu.
4. Antagonisme Sosial yaitu remaja seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah
dan menantang, bermushan antara dua jenis kelamin diungkapkan dalam kritik dan
komentar atau ejekan merendah.
5. Emosi yang meninggi, yaitu kemarahan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan
untuk menangis.
6. Hilangnyanya Kepercayaan diri. Remaja banyak yang mengalami rendah diri karena
dikeritik bertubi-tubi dari dari orang tuanya. Mereka tidak memiliki percaya diri dan
takut kegagalan.

3. Karakteristik perkembangan intelektual


Intelektual adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi, berpikir
abstrak, menalar, serta bertindak secara efisien dan efektif. Selain itu, intelektual
merupakan kemampuan yang dibawa individu sejak lahir, intelektual tersebut akan
berkembang bila lingkungan memungkinkan dan kesempatan tersedia sehingga dapat
bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru.
Tiga Tahap Perkembangan Intelektual:
Tahap Teologis
Tingkat pemikiran manusia adalah seluruh benda di dunia mempunyai jiwa dan itu
disebabkan oleh kekuatan yang bebeda diatas manusia.
Tahap Metafisis
Tahap manusia menganggap bahwa di dalam setiap kejadian ada inti tertentu atau
kekuatan yang ada akhirnya akan bisa diungkap. Oleh sebab itu adanya kepercayaan
bahwa setiap cita-cita yang berhubungan dengan suatu realitas serta tidak ada usaha
sebagai penentu hukum alam yang sama.
Tahap Positif
Tahapan dimana manusia mulai berfikir secara ilmiah.
8
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual
1.Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu
berpikir reflektif.
2.Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang
dapat berpikir proporsional.
3.Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun
hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan
menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru
dan benar.
Karakteristik Perkembangan Intelektual
Adapun karakteristik setiap tahapan perkembangan intelektual tersebut adalah sebagai
berikut :
Karakteristik Tahap Sensoris-Motoris
Tahap sensori-motoris ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :
1. Segala tindakannya masih bersifat naluriah.
2. Aktivitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indra
3. Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum mampu untuk
mengkategorikan pengalaman.
Karakteristik Tahap Praoperasional
Tahap praoperasional ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :
1. Individu telah mengkombinasikan dan mentrasformasikan berbagai informasi.
2. Individu telah mampu mengemukakan alasan-alasan dalam menyatakan ide-ide.
3. Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa
konkret, meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat. Cara berpikir individu
bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku :Berpikir imajinatif , Berbahasa
egosentris, Memiliki aku yang tinggi, Menampakkan dorongan ingin tahu yang
tinggi,Perkembangan bahasa mulai pesat.
Karakteristik Tahap Operasional Konkret
Tahap operasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala sesuatu
dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan yang mereka
alami. Jadi, cara berpikir individu belum menangkap yang abstrak meskipun cara
berpikirnya sudah tampak sistematis dan logis.
Dalam memahami konsep, individu sangat terikat kepada proses mengalami sendiri.
9
Artinya, mudah memahami konsep kalau pengertian konsep itu dapat diamati atau
melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut.

Karakteristik Tahap Operasional Formal


Tahap operasional formal ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :
1. Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi.
2. Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak.
3. Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis.
4. Individu bahkan mulai mampu membuat perkiraan (forecasting) di masa depan.
5. Individu mulai mampu untuk mengintrospeksi diri sendiri sehingga kesadaran diri
sendiri tercapai.
6. Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan
sebagai orang dewasa.
7. Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan
masyarakat di lingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut.

4. Karakteristik perkembangan emosional


Perkembangan emosi Menurut Kamus Psikologi, adalah keadaan yang terangsang dari
organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang sifatnya mendalam untuk
mencapai kematangan emosi. Masa remaja merupakan puncak emosionalitas
(perkembangan emosi yang tinggi), dan pertumbuhan fisik, terutama organ reproduksi
yang mempengaruhi berkembangnya emosi dan dorongan baru yang dialami sebelumnya,
seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan lebih dekat dengan lawan
jenis. Masa remaja penuh dengan ketegangan emosi yang meninggi akibat perubahan fisik,
tekanan sosial, dan selama masa kanak-kanak kurang mempersiapkan diri. Sehingga
ketidakstabilan emosi berdampak pada penyesuaian diri terhadap pola perilaku baru dan
harapan sosial baru.
Berikut berbagai bentuk emosi yang biasa terjadi pada masa remaja awal:
1. Amarah, meliputi brutal, ngamuk, marah, jengkel, kesal hati, tersinggung,
bermusuhan, kekerasan, hina, jijik, muak, mual.
2. Malu, meliputi rasa bersalah, kesal, menyesal, hina, aib, dan hancur lebur.
3. Kesedihan, meliputi pedih, muram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak,
putus asa, dan depresi.
4. Ketakutan, meliputi cemas, gugup, khawatir, waswas, waspada, ngeri, panik, dan
fobia traumatik.
5. Kenikmatan, meliputi bahagia, gembira, puas, senang, terhibur, bangga,
kenikmatan indrawi, takjub, terpesona dan maniak.
10
6. Cinta, meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan, rasa dekat hati,
bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada remaja


1. Perubahan jasmani, ditunjukkan dengan pertumbuhan yang sangat cepat dari anggota
tubuh dan stimulasi hormon.
2. Pola interaksi dengan orang tua, pola asuh ortu sangat berpengaruh pada
perkembangan emosi remaja (otoriter, memanja, acuh, penuh kasih sayang, dll).
Pemberontakan terhadap ortu menunjukkan remaja berada dalam konflik batin dan
ingin melepaskan diri dari pengawasan ortu.
3. Perubahan interaksi teman sebaya, membentuk geng. Melawan otoritas, melakukan
perbuatan tidak baik atau bahkan kejahatan bersama hingga hubungan cinta dengan
lawan jenis yang menyimpang.
4. Perubahan pandangan luar, sikap dunia luar atau masyarakat terhadap remaja sering
tidak konsisten, menerapkan nilai-nilai yang berbeda untuk remaja laki-laki dan
perempuan.
5. Perubahan interaksi di sekolah, sering berinteraksi dengan hal yang bertentangan
dengan dirinya menimbulkan idealisme untuk mengubah linkungannya. Kecewa
timbul akibat ketidakmampuannya merubah lingkungan agar sesuai dengan
kemauannya, akhirnya menyendiri merasa tidak ada yang peduli. Sebaliknya, jika
remaja merasa dipenuhi kebutuhannya, ia akan berkembang ke arah yang positif.

5. Karakteristik perkembangan sosial dan moral


Perkembangan sosial
Masa remaja adalah saat untuk mencoba melakukan peranan sosial yang baru yang
menuntut cara-cara bertingkahlaku sosial tertentu. Dalam suasana awal pelaksanaan
peranan dan tingkahlaku sosial yang baru , remaja mungkin mengalami berbagai kendala
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada sejumlah karakteristik menonjol dari
perkembangan sosial remaja, yaitu sebagai berikut :
1. Ketertarikan terhadap lawan jenis.
Suatu perubahan hubungan sosiaql yang menonjol pada periode remaja adalah ketertarikan
terhadap lawan jenis.
2. Kemandirian bertingkahlaku sosial
Tingkahlaku sosial lainnya yang berkembang pada periode remaja adalah tingkahlaku sosial
yang mandiri. Artinya remaja memilih dan menentukan sendiri dengan siapa dia akan
berteman. Mereka tidak ingin orang lain turut campur termasuk orang tuannya dalam

11
menentukan hubungan sosial mereka, khususnya dengan teman sebaya. Usaha remaja
untuk mandiri dalam hubungan sosial ini sering menimbulkan pertentangan dengan
orang tua. Untuk mengurangi pertentangan ini orang tua hendaknya bersikap toleransi
dan mendorong sikap sosial mandiri remajanya sambil memberikan pengarahan-
pengarahan.
3. Kesenangan berkelompok.
Suatu prilaku sosial yang menonjol pada para remaja adalah kesenangan
berkelompok. Hidup dalam kelompok teman sebaya merupakan kebutuhan pada masa
remaja.
Perkembangan moral
Moral merupakan standar baik-buruk yang di tentukan bagi individu oleh nilai-nilai
sosial budaya dimana individu sebgai anggota sosial. Moralitas merupakan sosial secara
harmonis,adil,dan seimbang. Perilaku Moral diperlukan demi terwujudnya kehidupan
yang damai penuh keteraturan , ketertiban, dan keharmonisan.
Karakteristik yang menonjol dalam perkembangan moral remaja adalah bahwa
sesuai dengan tingkat perkembangan kognisi yang mulai mencapai tahapan berfikir
operasional formal, yakni:
a. Mulai mampu berfikir abstrak
b. Mulai mampu memecahkan masalah - masalah yang bersifat hipotetis, maka
pemikiran remaja terhadap suatu permasalahan tidak lagi hanya terikat pada waktu,
tempat, dan situasi, tetapi juga pada sumber moral yang menjadi dasar hidup mereka
c. Perkembangan pemikiran moral remaja dicirikan dengan mulai tumbuh kesadaran
akan kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata yang ada karena dianggapnya
sebagai suatu yang bernilai walau belum mampu mempertanggungjawabkannya secara
pribadi.
d. Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah
e. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan
f. Penilaian moral menjadi kurang egosentris
g. Penilaian secara psikologis menjadi lebih mahal.
Jadi, dari pembahasan di atas  dapat disimpulkan bahwa remaja dapat dikatakan
bermoral, apabila tingkah laku mereka sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung
tinggi oleh kelompok sosialnya sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah
mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok daripadanya dengan dan kemudian mau
membentuknya perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing,
diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak.

12
13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Beberapa teori tentang perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia
tumbuh dan berkembang dari masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa tahapan.
Kehidupan anak dan remaja dalam menelusuri perkembanganya itu pada dasarnya
merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkunganya. Pada proses ini
faktor sosial memiliki pengaruh yang besar sehingga mendudukan anak – anak dan

remaja sebagai insan yang aktif melakukan proses sosialisasi. Pertumbuhan fisik,
intelektual, dan emosi pada remaja berlangsung sangat cepat. Remaja tumbuh menjadi
sosok yang kuat, wawasan keilmuannya semakin bertambah luas dan mendalam,

sehingga tumbuh pula sebagai sosok yang kritis dan dinamis. Intelektual adalah
kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi, berpikir abstrak, menalar, serta
bertindak secara efisien dan efektif. Selain itu, intelektual merupakan kemampuan yang
dibawa individu sejak lahir, intelektual tersebut akan berkembang bila lingkungan
memungkinkan dan kesempatan tersedia sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan
diri terhadap situasi baru. Perkembangan emosi Menurut Kamus Psikologi, adalah
keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang
disadari, yang sifatnya mendalam untuk mencapai kematangan emosi. Masa remaja
adalah saat untuk mencoba melakukan peranan sosial yang baru yang menuntut cara-
cara bertingkahlaku sosial tertentu. Dalam suasana awal pelaksanaan peranan dan
tingkahlaku sosial yang baru , remaja mungkin mengalami berbagai kendala dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. remaja dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah


laku mereka sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok
sosialnya sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa
yang diharapkan oleh kelompok daripadanya dengan dan kemudian mau
membentuknya perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing,
diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang bisa diberikan oleh penyusun bagi pembaca adalah
untuk mengetahui lebih dalam tentang Perkembangan Karakteristik Remaja, Sebagai seorang
pendidik sangat di perlukannya pengetahuan tentang perkembangan seorang peserta didik, agar
dalam pemberian suatu materi tidak salah memberikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, 2005, Psikologi Perkembangan. Rineka Cipta, Jakarta.


Ali, M., & Asrori, M. (2014). Psikologi remaja: Perkembangan peserta didik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Al-MighwarB Andi Mappiare. 1982. “Psikologi Remaja”.Surabaya: Usaha Nasional.
Al-Migwar, M. 2006. Psikologi Remaja. Bandung : Pustaka Setia.
https://www.kompasiana.com/nurchabm4648/5e74c7af097f36547e7bb9e2/karakteristik-
moralitas-dan-keagamaan-pada-remaja?page=all
http://tikamarlena.blogspot.com/2016/01/karakteristik-perkembangan-intelektual.html

15

Anda mungkin juga menyukai