Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur dipersembahkan atas kehadirat Allah SWT, Dialah Tuhan yang
menurunkan agama Islam sebagai agama penyelamat. Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan rahmat, inayah, taufiq dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. Pada kesempatan ini juga kami
mengucapkan termakasih atas kedua orangtua yang telah mendukung dan memberikan
fasilitas untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Dan semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam
proses belajar dan mengajar. Kami sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, Kami mohon maaf bila ada informasi yang salah dan kurang lengkap. Kami juga
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai makalah ini Agar kedepannya Kami
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................2
I. HAJI .........................................................................................................2
A. Pengertian Haji..........................................................................................2
B. Hukum Haji dan Dasar Hukumnya............................................................4
C. Keutamaan Haji.........................................................................................4
D. Waktu Pelaksanaan Haji...........................................................................4
E. Syarat–syarat Haji......................................................................................5
F. Rukun Haji.................................................................................................6
G. Larangan selama berihram Haji.................................................................7
II. UMRAH .....................................................................................................8
A. Pengertian Umrah......................................................................................8
B. Hukum Umrah menurut para Ahli Fiqh.....................................................8
C. Keuatamaan Umrah ..................................................................................8
D. Waktu pelaksanaan Umrah .......................................................................10
E. Syarat Umrah ............................................................................................10
F. Rukun Umroh............................................................................................11
G. Hikmah Haji dan Umrah............................................................................12

BAB III PENUTUP ............................................................................................13


A. Kesimpulan ..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembahasan tentang islam dan budaya islam sangatlah penting bagi kita kaum
islam di masa mendatang. Islam adalah agama yang benar, yaitu agama yang
bersumber pada Al-quran dan As-sunnah(Hadits Nabi dll), Islam memiliki lima
pilar dasar agama atau yang sering kita sebut dengan “Rukun Islam”. Rukun islam
(lima pilar dasar ini) diantaranya yaitu, membaca dua kalimat syahadat,
melaksanakan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa, dan melaksanakan haji jika
mampu. Dari kelima pilar ini kami ditugaskan untuk memperdalam ilmu “Fiqh
ibadah” pada rukun islam yang terakhir (Melaksanakan haji jika mampu) untuk
tugas makalah kami.
Haji dan Umrah, adalah kewajiban bagi setiap muslim yang berakal dan memiliki
kemampuan, namun dari kalangan umum seperti petani, pedagang, pegawai negeri
bahkan para pengusaha sukses pun masih ada yang belum mengerti tentang Haji
dan Umrah. Sehingga dengan penjelasan makalah ini. Semoga pembaca bisa
mengerti lebih banyak tentang Haji dan Umrah.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Haji dan Umrah ?
2. Dasar hukum yang melandasi Haji dan Umrah ?
3. Apa saja syarat-syarat serta rukun Haji dan Umrah ?
4. Bagaimana wajib serta sunnah bagi yang menunaikan Haji dan Umrah ?
5. Apa saja larangan serta denda (Dam) bagi yang Haji dan Umrah ?
6. Apakah persamaan dan perbedaan yang mendasar dari Haji dan Umrah ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

I. HAJI
A. Pengertian Haji
Secara bahasa Haji adalah menuju ke suatu tempat secara berulang-ulang, atau
menuju ke suatu tempat yang dimuliakan atau diagungkan oleh suatu kaum
peradaban. Ibadah umat Islam ke mekkah (Baitullah) inilah yang disebut Haji.
Sebab Baitullah adalah tempat yang diagungkan dan tempat yang suci bagi umat
Islam. Adapun menurut istilah, kalangan ahli fiqh mengartikan bahwa Haji adalah
niatan datang ke Baitullah untuk menunaikan ritual ibadah tertentu. Ibnu Al-
Humam mengartikan bahwa Haji adalah pergi menuju Baitul Haram untuk
menunaikan aktivitas tertentu pada waktu tertentu. Para ahli fiqh lainnyajuga
berpendapat bahwa Haji adalah mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan
perilaku tertentu pada waktu tertentu.
Penetapan waktu Haji sendiri ada kalangan yang berpendapat bahwa Haji
diwajibkan pada tahun 5H, namun ada yang mengungkapkan lain yaitu tahun 8H,
9H bahkan ada yang berpendapat jauh sebelum tahun Hijriah. Namun Nabi
Muhammad SAW baru menunaikan ibadah Haji pada tahun 10H sebab pada tahun
7H beliau keluar ke Mekkah untuk menunaikan dan tidak berhaji.

B. Hukum Haji dan Dasar Hukumnya


Haji adalah rukun islam yang kelima. Melaksanakan haji hukumnya wajib ‘ain
bagi orang yang telah memenuhi syarat–syarat Haji. Kewajiban Haji ditetapkan
dengan Al-quran, Sunnah, dan Ijma’ seluruh umat.
Dalil Al-quran tentang wajibnya Haji bagi umat islam, Firman Allah SWT:

َ‫ت َم ِن ٱ ْستَطَا َع ِإلَ ْي ِه َسبِياًۭل ۚ َو َمن َكفَ َر فَِإ َّن ٱهَّلل َ َغنِ ٌّى َع ِن ْٱل ٰ َعلَ ِمين‬
ِ ‫اس ِحجُّ ْٱلبَ ْي‬
ِ َّ‫َو َمن َد َخلَ ۥهُ َكانَ َءا ِم ۭنًا ۗ َوهَّلِل ِ َعلَى ٱلن‬

Artinya : “...Mengerjakan Haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah; yaitu


(bagi) orang yang sanggupmengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran: 97).

2
Ayat inilah yang menjadi dalil penetapan kewajiban menunaikan Haji dari dua
segi berikut.

Pertama, Firman Allah: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap


Allah.”Huruf jar”li”pada Allah dan “ala” pada an-nas menunjukan makna wajib.
Kedua, baris selanjutanya Allah berfirman: “Barangsiapa
mengingkari”.Takwilnya adalah menginkari kewajiban Haji. Ibnu Abbas
mengartikan ini : Barangsiapa mengingkari dengan penuh keyakinan bahwa Haji
tidak wajib. Jadi barangsiapa yang tidak menunaikan Haji dengan keyakinan
bahwa Haji adalah tidak wajib, maka ia adalah kafir terhadap Allah.

Dalil berikutnya adalah fiman Allah dalam Al-quran:

ِ ‫ٱعلَ ُم ٓو ْا َأ َّن ٱهَّلل َ َش ِدي ُد ۡٱل ِعقَا‬


‫ب‬ ْ ُ‫َوٱتَّق‬
ۡ ‫وا ٱهَّلل َ َو‬

Artinya: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.” (QS.
Al-Baqarah (2) : 196)

Yang dimaksud menyempurnakan Haji dan Umrah adalah menjalankan


keduanya, hal ini mengacu pada pendapat para kalangan ahli fiqh yang juga
mewajibkan melaksanakan ibadah Umrah. Dalil dari As-Sunnah perihal
kewajiban Haji, sabda Nabi:

“Islam dibangun diatas lima pilar: Kesaksian bahwa tiada Tuhan melainkan Allah
dan Muhammad utusan-Nya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, haji, dan
puasa Ramadhan.”

Imam An-Nawawi menjelaskan, hadits ini adalah dasar yang jelas dalam
mengetauhi agama, sebuah pilar landasan, dan menghimpun rukun-rukunnya.
Haji wajib dikerjakan hanya sekali dalam sumur hidup.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam suatu pidato Rasulullah SAW


menegaskan bahwa haji itu hukumnya wajib. Kemudian seseorang bertanya:
“Apakah tiap tahun, ya Rasulullah?” beliau diam. Orang tersebut mendesak
sampai tiga kali. Maka Rasulullah SAW menjawab: “Andaikan saya jawab ya
tentu menjadi wajib, padahal kamu tidak mampu melaksanakannya. Oleh karena
itu, biarkanlah apa yang saya tinggalkan (tidak ditegaskan Nabi) untukmu.”(HR.
Ahmad, Muslim, dan Nasa’i) Meski hanya sekali dalam seumur hidup, namun

3
diutamakan untuk disegerakan melaksanakan ibadah Haji bagi mereka yang
sudah cukup (harta dan syarat).

C. Keutamaan Haji
beberapa keutamaan ibadah haji yang dilakukan oleh umat Islam yaitu sebagai
berikut:
1. Menjadi tamu Allah.
Orang yang menjalankan ibadah haji maka akan dianggap menjadi tamu Allah.
Dari sebuah hadits, Rasulullah bersabda: "Orang yang berperang di jalan Allah,
orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil
mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta
kepada Allah pasti akan Allah beri." (HR. Ibnu Majah no 2893)
2. Mendapat pahala seperti jihad.
seorang Muslim yang sedang menjalankan ibadah haji maka ia akan mendapatkan
pahala setara seperti melakukan jihad karena ibadah haji merupakan jihad terbaik
menurut Allah. Perkataan dari Aisyah menurut satu riwayat hadits, Rasulullah
bersabda: "Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang
paling afdhol. 'Apakah berarti kami harus berjihad?' Tidak. 'Jihad yang paling
utama adalah haji mabrur', jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam." (HR.
Bukhari no. 1520)
3. Mendapat balasan surgaDari riwayat HR. Bukhari dan HR. Muslim Abu
Hurairah menjelaskan sebagai berikut :
"Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga." (HR.
Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349). An Nawawi rahimahullah
menambahkan untuk lebih jelasnya, "Yang dimaksud, 'tidak ada balasan yang
pantas baginya selain surga', bahwasanya haji mabrur tidak cukup jika pelakunya
dihapuskan sebagian kesalahannya. Bahkan ia memang pantas untuk masuk
surga." (Syarh Shahih Muslim, 9/119)
4. Allah berjanji akan menghapuskan dosanya.
Barangsiapa yang berniat dan bertekad untuk melaksanakan ibadah haji dengan
ikhlas karena mengharap ridho-Nya, maka Allah akan menghapuskan dosa-dosa
yang telah berlalu. Dari Abu Hurairah berdasarkan satu riwayat hadits, Rasulullah
bersabda: "Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak

4
berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan
oleh ibunya." (HR. Bukhari no. 1521).
5. Menghilangkan kemiskinan.
Dari Abdullah Bin Mas’ud sesuai dengan riwayat hadits, Rasulullah bersabda:
"Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan
dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan
perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga." (HR. An
Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387)

D. Waktu Pelaksanaan Haji


Sebagai umat Islam perlu mengenali waktu pelaksaan ibadah haji. Untuk
melaksanakan ibadah haji, bisa dilakukan setiap satu tahun sekali. Pelaksanaan
ibadah haji waktunya terbatas, yaitu pada saat waktu awal bulan Syawal sampai
Hari Raya Iduladha di bulan Dzulhijjah.

E. Syarat–syarat Haji
Para ulama berpendapat bahwa haji adalah wajib bagi mereka yang beragama
islam, berakal, merdeka, baligh, sehat, dan mampu, sekali dalam seumur hidup.
Dalam hal ini baik laki-laki ataupun perempuan syarat-syaratnya sama, jika salah
satu syarat ini ada yang hilang, jelas kewajiban Haji seseorang tersebut menjadi
hilang.
1) Islam dan Berakal
Islam dan berakal adalah syarat sah dan wajib untuk ibadah Haji, sebab itu orang
yang kafir dan murtad tidak wajib Haji, seluruh ulama sependapat atas hal ini.
Sedangkan seseorang yang tidak berakal(gila) tidak diwajibkan atas Haji, sebab
orang gila tidak memiliki orientasi, karena orientasi adalah salah satu syarat sah
dalam beribadah (termasuk Haji), kecuali orang gila tersebut sadar Kembali
2) Baligh dan Merdeka
Sebenarnya Baligh adalah salah satu syarat yang harus dicukupi bagi seseorang
yang akan pergi Haji, bukan syarat sah. Karena itu bagi anak-anak dibawah umur
baligh tidaklah di wajibkan untuk berhaji. Hal ini disepakati oleh para ulama
berdasarkan sabda Nabi:
“Diangkatlah pena dari tiga orang: Anak kecil hingga ia baligh, orang gila hingga
ia sadar, dan orang tidur hingga ia terbangun.”
5
Haji sangat membutuhkan pengorbanan harta dan badan. Selain itu juga anak
kecil terkadang memiliki niatan yang kurang untuk pergi Haji, meskipun
demikian Hajinya seorang anak kecil tetaplah sah berdasarkan hadits yang
diriwayatkan dari

3) Sehat dan Mampu


Syarat wajib haji adalah mampu, jika seseorang melaksanakan haji dalam
keadaan sakit, sudah tua, bahkan miskin maka hajinya adalah sah dan mencukupi.
Hal ini dikarenakan pada saat zaman Rasulullah menunaikan Hajinya, Rasulullah
bersama dengan mereka (kamu fakir), dan Rasulullah tidak memintanya untuk
berhaji lagi.
Dari hal ini timbul pertanyaan, kriteria-kriteria apa yang dianggap mampu?
Kemampuan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
 Tersedianya sarana transportasi
 Bekal
 Keamanan diperjalanan

F. Rukun Haji
Rukun haji adalah kegiatan-kegiatan yang apabila tidak dikerjakan, maka Hajinya
dianggap batal. Berbeda dengan wajib Haji, wajib Haji adalah suatu perbuatan
yang perlu dikerjakan, namun wajib Haji ini tidak menentukan sah nya suatu
ibadah haji, apabila wajib haji tidak dikerjakan maka wajib digantinya dengan
dam (denda).
Kegiatan yang termasuk dalam rukun haji adalah sebagai berikut:
a) Ihram (berniat)
Adalah berniat mengerjakan Haji atau Umrah bahkan keduanya sekaligus, Ihram
wajib dimulai miqatnya, baik miqat zamani maupun miqat makani. Sunnah
sebelum memulai ihram diantarnya adalah mandi, menggunakan wewangian pada
tubuh dan rambut, mencukur kumis dan memotong kuku. Untuk pakaian ihram
bagi laki-laki dan perempuan berbeda, untuk laki-laki berupa pakaian yang tidak
dijahit dan tidak bertutup kepala, sedangkan perempuan seperti halnya shalat
(tertutup semua kecuali muka dan telapak tangan).
b) Wukuf (hadir) diArafa

6
c) Waktu wukuf adalah tanggal 9 dzulhijjah pada waktu dzuhur, setiap seorang yang
Haji wajib baginya untuk berada di padang Arafah pada waktu tersebut. Wukuf
adalah rukun penting dalam Haji, jika wukuf tidak dilaksanakan dengan alasan
apapun, maka Hajinya dinyatakan tidak sah dan harus diulang pada waktu
berikutnya. Pada waktu wukuf disunnahkan untuk memperbanyak istighfar, zikir,
dan doa untuk kepentingan diri sendiri maupun orang banyak, dengan mengangkat
kedua tangan dan menghadap kiblat.

d) Thawaf (mengelilingi Ka’bah)


Thawaf dianggap sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Suci, dari hadas besar, hadas kecil, dan najis.
2) Menutup aurat.
3) Sempurna tujuh kali putaran, jika lupa atau ragu, maka mulailah pada hitungan
yang sedikit.
4) Dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad.
5) Ka’bah berada pada sebelah kiri orang yang thawaf.
6) Jika thawaf dilakukan diluar Ka’bah maka hendaknya masih berada di Masjidil
Haram.
e) Sa’i
1. Adalah Berlari-lari kecil antar bukit Shafa dan Marwah. Adapun syarat untuk Sa’i
yaitu: 1.)Dimulai dari bukit Shafa dan dikahiri di bukit Marwah.
2. Hendaknya tujuh kali (dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali, dan sampai ke
Shafa kembali dihitung dua kali). 3.)Waktu yang tepat untuk Sa’i adalah sesudah
Thawaf.
f) Mencukur rambut
Mencukur atau mengunting adalah rukun haji sebagai penghalal terhadap hal yang
diharamkan dalam Haji. Dalam mencukur rambut sedikitnya adalah tiga helai
rambut, dan bagi perempuan tidak perlu dicukur melainkan hanya dipotong saja.
g) Tertib
Tertib berurutan, mendahulukan yang semestinya paling utama. Yaitu
mendahulukan Ihram dari rukun yang lain, mendahulukan Wukuf dari Thawaf,
mendahulukan sa’i daripada bercukur.

G. Larangan selama berihram Haji


7
Hal-hal yang dimaksud larangan ini adalah yang diharamkan dilakukan bagi yang
berihram, haram bukan artian sebagai perbuatan yang menjadikan dosa, karena
belum pernah ada pendapat ulama tentang pelanggar larangang-larangan ini
mendapatkan dosa. Sebagai contoh pelanggaran suatu hajat, tidak mencukur rambut
dikarenakan memiliki penyakit yang jika rambutnya dicukur bisa mengurangi
kesehatan seorang haji, maka ini hukumnya tidak dosa. Adapun jika larangan ini
sengaja dilanggar maka ia akan berdosa.
Beberapa larangan tersebur diantaranya, yaitu:
 Bagi laki-laki dilarang menggunakan pakaian berjahit.
 Bagi laki-laki dilarang menggunakan penutup kepala
 Larangan bagi perempuan untuk menutup muka dan telapak tangganya
 Di saat ihram bagi laki-laki maupun perempuan wangi-wangian untuk badan
maupun pakaian, boleh memakainya sebelum ihram.
 Dilarang menikah, menikahkan, ataupun menjadi wali nikah. Tidak boleh ada proses
pernikahan.
 Dilarang bersetubuh (senggama).

II. UMRAH
A. Pengertian Umrah
Secara etimologi Umrah berarti mengunjungi. Kalimat “i’tamarahu” semakna
dengan zarahu, mengunjungi. Umrah disebut juga dengan Haji kecil, karena punya
kesamaan dengan haji dalam hal ihram, thawaf, sa’i, dan mencukur atau memotong
rambut.
Secara arti syara’ Umrah adalah ziarah ke Baitul Haram dengan mekanisme tertentu.
Yaitu ihram, thawaf, sa’i dan tahallul. Umrah bisa dilakukan kapan saja.

B. Hukum Umrah menurut para Ahli Fiqh


Para ahli fiqh sepakat bahwa legalitas Umrah dari segi syara’ dan ia wajib bagi
orang yang di syariatkan untuk menyempurnakan. Tetapi, mereka berbeda pendapat
dalam mengenai hukum wajib dan tidaknya Umrah dalam dua arus pendapat, yaitu
sebagai berikut:
- Sunnah mu’akkad. Ini pendapat dari Ibnu Mas’ud, Imam Abu Hanifah, Imam Malik,
Imam Asy-Syafi’i, Imam Ahmad, Abu Tsaur, dan kalangan mazhab Zaidiyyah.

8
- Wajib, terutama bagi mereka yang diwajiban Haji. Pendaat ini dianut oleh Imam Asy-
Syafi’i, Imam, Ahmad, Ibnu Hazm, sebagian ulama mazhab Maliki, kalangan mazhab
Imamiyyah, Asy-Sya’bi, dan Ats-Tsauri. Pendapat ini adaah pendapat mayoritas
ulama dari kalangan sahabat dan lainnny, dan mereka sepatak bahwa pelaksanaannya
hanya sekali dalam seumur hidup sebagai mana halnya Haji.

C. Keuatamaan Umrah
1. Menghapus Dosa
Keutamaan umroh yang pertama adalah menghapus dosa. Bila seseorang telah
menjalankan ibadah umroh sebelumnya, lalu melakukan ibadah umroh pada tahun
berikutnya maka dosa-dosanya diantara kedua waktu umroh tersebut akan
dihapuskan.
2. Memperoleh Ketenangan Hati
Dengan berdoa selama menjalankan ibadah umroh, hati akan terasa tenang dan
kehidupan menjadi lebih tentram. Keutamaan umroh ini memberikan wujud kekayaan
dalam hati, sehingga menjadi lebih sabar dan menambah iman bagi siapapun yang
melaksanakannya.
3. Memperoleh Pahala Sholat Berlipat Ganda
Mengumpulkan pahala dari sholat terbilang sulit. Bila umumnya melaksanakan sholat
hanya memperoleh pahala 1 dan 27 derajat saat berjamaah, ketika sholat saat
beribadah umroh pahala akan berlipat ganda. Keistimewaan umroh membuat pahala
sholat saat ibadah umroh dapat mendatangkan pahala 1000 kali lipat hingga 100.000
kali lipat lho Toppers. Kebayangkan luar biasanya keutamaan umroh yang satu ini?
4. Meningkatkan Iman dan Takwa
Keistimewaan umroh lainnya adalah meningkatkan iman dan takwa. Dengan
melakukan ibadah umroh, berarti ia berupaya untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaannya untuk memperbaiki ibadah juga perilakunya. 
5. Media Jihad bagi Perempuan
Seperti yang kita ketahui, jihad adalah sebuah ibadah yang dilakukan dengan
pengorbanan besar sehingga pahala yang dijanjikan adalah surga. Dahulu, jihad
ditandai dengan mengikuti peperangan untuk membela Islam dan perempuan dilarang
mengikuti peperangan karena fisiknya yang lemah. Sehingga Allah memberikan
alternatif untuk perempuan melakukan jihad dengan cara melaksanakan haji/umroh.
6. Doa Akan Dikabulkan
9
Keutamaan umroh lainnya adalah doa akan dikabulkan. Orang yang melakukan
ibadah umroh merupakan tamu Allah sehingga memiliki keistimewaan dengan
dikabulkan segala doa yang dipanjatkan. Penyataan ini tertuang dalam sebuah hadits
yang mana berisi siapapun yang memohon ampunan dan bermohon kepada Allah
maka pasti akan dikabulkan
7. Memperoleh Keberkahan
Ibadah umroh dapat memberikan keberkahan bagi siapapun yang menjalankannya.
Bila ibadah umroh dilakukan dengan hati yang ikhlas dan dijalankan dengan khusyu
maka dapat menjadi ibadah yang sah atau diterima. Ketika ibadah umroh diterima,
maka hidup akan dilimpahkan dengan keberkahan dan menjadi lebih baik.
8. Dijanjikan Surga
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, umroh dapat menjadi jihad bagi
perempuan juga kaum yang lemah. Siapapun yang menjalankan umroh dengan hati
yang ikhlas dan mengikuti tata caranya dengan benar maka akan bernilai pahala besar
dan mendapatkan ganjaran surga.  
9. Dijauhkan dari Kemiskinan
Setiap manusia pasti ingin memiliki hidup yang cukup dan sejahtera. Allah
memberikan salah satu keistimewaan umroh dengan menjauhkan siapapun yang
melakukan umroh akan dijauhkan dari kemiskinan atau kefakiran. Pernyataan ini
tertuang dalam sebuah hadist yang mana disebutkan bahwa siapapun yang
melaksanakan umroh akan menghilangkan kemiskinan juga dosa-dosa yang telah
diperbuat.
10. Wafat Saat Umroh, Pahalanya Dicatat Sampai Hari Kiamat
Terakhir, bila seseorang wafat saat umroh maka pahalanya akan dicatat sampai hari
kiamat tiba. Keutamaan umroh ini bisa diberikan ketika seseorang memiliki
kekhusyukan dan menjalankan tata cara dan rukun umroh dengan benar. Walau
mungkin saja rukun umrohnya belum tercapai semua, tapi Allah sudah menjanjikan
pahala. 

D. Waktu pelaksanaan Umrah


Umrah dapat dilaksanakan sewaktu-waktu (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun) dan
hanya di Mekkah, sedangkan haji hanya dapat dilaksanakan pada beberapa waktu
antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah serta dilaksanakan sampai ke luar
kota Mekkah.
10
E. Syarat Umrah
Syarat umroh adalah hal-hal yang harus dipenuhi seseorang ketika akan pergi umroh.
Adapun syarat-syarat tersebut ialah:
1) Beragama Islam
ibadah umroh adalah salah satu ibadah dalam agama islam jadi bagi orang non muslim
tidak disyariatkan.
2) Baligh (dewasa)
Telah mencapai usia Baligh adalah salah satu rukun umroh. Oleh karena itu anak
kecil yang belum baligh tidak disyariatkan melaksanakan umroh.
3) Berakal sehat (waras atau tidak gila)
Umroh disyariatkan bagi muslim yang berakal sehat. Tidak diperintahkan umroh
bagi orang gila dan tidak sah umroh yang dilakukan oleh orang gila.
4) Merdeka (bukan budak)
Bukan dari salah seorang dari hambah sahaya (budak) karena ibadah umroh ini
memerlukan waktu yang panjang yang dikahawatirkan kepentingan tuannya akan
terbengkalai
5) Istitaah
Istitaah artinya mampu secara fisik, biaya, ilmu dan mencukupi nafkah keluarga
yang ditinggalkan
F. Rukun Umroh
Dari serangkaian ibadahnya, Anda haru memperhatikan yang mana rukun umroh
yang mana sunnah umroh. Karena tahapan rukun ini yang menentukan diterima atau
tidaknya ibadah ini.
1. Berihram atau berniat untuk memulai umroh
Ihram dilakukan di miqat, yaitu tempat khusus yang ditetapkan Rasulullah
Salallahu’alayhi wa sallam untuk melafadzkan talbiah umroh. Adapun lafadz yang
diucapkan ialah sebagai berikut: labbaik ‘umroh” Artinya: aku memenuhi panggilan-
Mu untuk menunaikan ibadah umroh.
2. Thawaf yaitu mengelilingi Kabah sebanyak 7 putaran
Thawaf dimulai dari Hajar Aswad, berakhir di Hajar Aswad pula. Dalam prosesnya
jamaah disunnahkan berlari-lari kecil pada 3 putaran pertama dan berjalan biasa
pada 4 putaran terakhir.
3. Melakukan sa’i yang dimulai dari Bukit Shafa ke Bukit Marwa.

11
Sa’i dilakukan sebanyak 7 putaran, dari Shafa ke Marwa dihitung satu putaran, balik
dari marwa ke shafa dihitung satu putaran. Sehingga jika menempuh Shafa-Marwa
kembali ke Shafa dihitung jadi 2 kali. Di Bukit Shafa, jamaah bisa menaiki bukit,
lalu menghadap Kabah dan berzikir khusus yang telah ditetapkan Rasulullah.
4. Tahalul
Setelah sa’i, tata cara umroh selanjutnya ialah para jamaah diperintahkan bertahallul.
Tahalul merupakan memendekkan seluruh rambut kepala atau mencukur gundul, dan
yang mencukur gundul itulah yang lebih afdhal. Adapun bagi wanita, cukup dengan
memotong rambutnya sepanjang satu ruas jari. Tahalul menjadi ritual penutup ibadah
umroh. Oleh karenanya, jamaah diperbolehkan kembali mengerjakan hal-hal yang
tadinya dilarang ketika dalam keadaan ihram.
5. Tertib
Tertib maksudnya semua rukun di atas harus dilakukan secara berurutan. Jika tidak
ibadah umroh tidak sah

G. Hikmah Haji dan Umrah


Banyak hikmah yang bias didapat dari Haji dan Umrah, diantaranya
1. Memperkuat Iman dan Taqwa kita pada Allah SWT.
2. Menumbuhkan semangat berkorban, sebab Haji dan Umrah butuh banyak pengorbanan,
salah satunya pengorbanan Harta.
3. Mengenal berbagai tempat bersejarah, diantaranya Ka’bah, Bukit Shafa dan Marwah,
sumur zam-zam, Makkah, Madinah, Arafah, Minda dan sebagainya.
4. Memperkuat Ukhuwah Islamiyah

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
· Haji adalah suatu kewajiban bagi setiap mukmin yang mampu untuk mengunjungi
Baitullah di Mekah, sekali dalam seumur hidup
· Syarat-syarat Haji : Islam, Baligh, Merdeka, dan Mampu
· Rukun Haji : Ihram, Wukuf di Arafah, Thawaf, Sa’I, Tahalul, dan Tertib
· Wajib Haji : Ihram dari miqat, bermalam di Muzdalifah dan Mina, melontar
Jumrah Aqabah, melontar 3 jumrah (ula, wustha, aqabah), menjauhkan diri dari
dari larangan-laranganya dan Thawaf Wada’.
· Ada 3 cara melaksanakan Haji yaitu, Tammatu’, Ifrad, dan Qiran
Larangan bagi yang berihram :
 Laki-laki dilarang memakai pakaian berjahit,dan penutup kepala
 Bagi wanita dilarang menutup muka dan telapak tangan
 Laki dan Wanita dilarang memakai parfum, minyak rambut, dan mencukur rambut
 Dilarang nikah dan menikahkan atau menjadi wali aqad nikah
 Dilarang bersetubuh
 Dilarang membunuh binatang darat
· Dam (denda), menurut arti darah, tapi menurut istilah adalah menyembelih
binatang ternak sebagai denda karena melanggar larangan-larangan haji atau
meninggalkan wajib haji

13
· Umrah adalah ziarah ke Makkah dengan memenuhi syarat dan rukunnya
· Hikmah Haji dan Umrah adalah menumbuhkan jiwa tauhid tinggi, membentuk
sikap mental dan akhlaq yang mulia, dan Ukhuwah Islamiyah.
· Dan ada beberapa perbedaan antara Haji dan Umrah yang bias dibaca di Subbab
pembahasan terakhir (M).
B. Saran
Haji adalah sebuah kewajiban bagi setaip mukmin yang mampu, dan Umrah dapat
diartikan sebagai Ziarah ke Makkah..

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,(Jakarta:
Sinar Grafika Offset, 2009)

Departemen Agama Islam, Pendidikan Agama Islam ,(Jakarta: Departemen Agama, 2001),
Cet 9.

Saleb Al-Fauzan, Fiqh sehari-hari,(Jakarta: Gema Insani, 2009) Cet 2.

Syaikh Karnil Muhammad Uwaidah, Fikih Wanita, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008)

Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, Fiqih Sunah untuk Wanita, (Jakarta: Al-Ptishom Cahaya
Umat, 2007)

irmafitroturrohmah.blogspot.co.id/2012/12/makalah-pai-haji-dan-umrah.html

academia.edu/6782348/perbedaan_antara_umroh_dan_haji

14

Anda mungkin juga menyukai