Puji syukur dipersembahkan atas kehadirat Allah SWT, Dialah Tuhan yang
menurunkan agama Islam sebagai agama penyelamat. Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan rahmat, inayah, taufiq dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. Pada kesempatan ini juga kami
mengucapkan termakasih atas kedua orangtua yang telah mendukung dan memberikan
fasilitas untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Dan semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam
proses belajar dan mengajar. Kami sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, Kami mohon maaf bila ada informasi yang salah dan kurang lengkap. Kami juga
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai makalah ini Agar kedepannya Kami
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................2
I. HAJI .........................................................................................................2
A. Pengertian Haji..........................................................................................2
B. Hukum Haji dan Dasar Hukumnya............................................................4
C. Keutamaan Haji.........................................................................................4
D. Waktu Pelaksanaan Haji...........................................................................4
E. Syarat–syarat Haji......................................................................................5
F. Rukun Haji.................................................................................................6
G. Larangan selama berihram Haji.................................................................7
II. UMRAH .....................................................................................................8
A. Pengertian Umrah......................................................................................8
B. Hukum Umrah menurut para Ahli Fiqh.....................................................8
C. Keuatamaan Umrah ..................................................................................8
D. Waktu pelaksanaan Umrah .......................................................................10
E. Syarat Umrah ............................................................................................10
F. Rukun Umroh............................................................................................11
G. Hikmah Haji dan Umrah............................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan tentang islam dan budaya islam sangatlah penting bagi kita kaum
islam di masa mendatang. Islam adalah agama yang benar, yaitu agama yang
bersumber pada Al-quran dan As-sunnah(Hadits Nabi dll), Islam memiliki lima
pilar dasar agama atau yang sering kita sebut dengan “Rukun Islam”. Rukun islam
(lima pilar dasar ini) diantaranya yaitu, membaca dua kalimat syahadat,
melaksanakan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa, dan melaksanakan haji jika
mampu. Dari kelima pilar ini kami ditugaskan untuk memperdalam ilmu “Fiqh
ibadah” pada rukun islam yang terakhir (Melaksanakan haji jika mampu) untuk
tugas makalah kami.
Haji dan Umrah, adalah kewajiban bagi setiap muslim yang berakal dan memiliki
kemampuan, namun dari kalangan umum seperti petani, pedagang, pegawai negeri
bahkan para pengusaha sukses pun masih ada yang belum mengerti tentang Haji
dan Umrah. Sehingga dengan penjelasan makalah ini. Semoga pembaca bisa
mengerti lebih banyak tentang Haji dan Umrah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Haji dan Umrah ?
2. Dasar hukum yang melandasi Haji dan Umrah ?
3. Apa saja syarat-syarat serta rukun Haji dan Umrah ?
4. Bagaimana wajib serta sunnah bagi yang menunaikan Haji dan Umrah ?
5. Apa saja larangan serta denda (Dam) bagi yang Haji dan Umrah ?
6. Apakah persamaan dan perbedaan yang mendasar dari Haji dan Umrah ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
I. HAJI
A. Pengertian Haji
Secara bahasa Haji adalah menuju ke suatu tempat secara berulang-ulang, atau
menuju ke suatu tempat yang dimuliakan atau diagungkan oleh suatu kaum
peradaban. Ibadah umat Islam ke mekkah (Baitullah) inilah yang disebut Haji.
Sebab Baitullah adalah tempat yang diagungkan dan tempat yang suci bagi umat
Islam. Adapun menurut istilah, kalangan ahli fiqh mengartikan bahwa Haji adalah
niatan datang ke Baitullah untuk menunaikan ritual ibadah tertentu. Ibnu Al-
Humam mengartikan bahwa Haji adalah pergi menuju Baitul Haram untuk
menunaikan aktivitas tertentu pada waktu tertentu. Para ahli fiqh lainnyajuga
berpendapat bahwa Haji adalah mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan
perilaku tertentu pada waktu tertentu.
Penetapan waktu Haji sendiri ada kalangan yang berpendapat bahwa Haji
diwajibkan pada tahun 5H, namun ada yang mengungkapkan lain yaitu tahun 8H,
9H bahkan ada yang berpendapat jauh sebelum tahun Hijriah. Namun Nabi
Muhammad SAW baru menunaikan ibadah Haji pada tahun 10H sebab pada tahun
7H beliau keluar ke Mekkah untuk menunaikan dan tidak berhaji.
َت َم ِن ٱ ْستَطَا َع ِإلَ ْي ِه َسبِياًۭل ۚ َو َمن َكفَ َر فَِإ َّن ٱهَّلل َ َغنِ ٌّى َع ِن ْٱل ٰ َعلَ ِمين
ِ اس ِحجُّ ْٱلبَ ْي
ِ ََّو َمن َد َخلَ ۥهُ َكانَ َءا ِم ۭنًا ۗ َوهَّلِل ِ َعلَى ٱلن
2
Ayat inilah yang menjadi dalil penetapan kewajiban menunaikan Haji dari dua
segi berikut.
Artinya: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.” (QS.
Al-Baqarah (2) : 196)
“Islam dibangun diatas lima pilar: Kesaksian bahwa tiada Tuhan melainkan Allah
dan Muhammad utusan-Nya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, haji, dan
puasa Ramadhan.”
Imam An-Nawawi menjelaskan, hadits ini adalah dasar yang jelas dalam
mengetauhi agama, sebuah pilar landasan, dan menghimpun rukun-rukunnya.
Haji wajib dikerjakan hanya sekali dalam sumur hidup.
3
diutamakan untuk disegerakan melaksanakan ibadah Haji bagi mereka yang
sudah cukup (harta dan syarat).
C. Keutamaan Haji
beberapa keutamaan ibadah haji yang dilakukan oleh umat Islam yaitu sebagai
berikut:
1. Menjadi tamu Allah.
Orang yang menjalankan ibadah haji maka akan dianggap menjadi tamu Allah.
Dari sebuah hadits, Rasulullah bersabda: "Orang yang berperang di jalan Allah,
orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil
mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta
kepada Allah pasti akan Allah beri." (HR. Ibnu Majah no 2893)
2. Mendapat pahala seperti jihad.
seorang Muslim yang sedang menjalankan ibadah haji maka ia akan mendapatkan
pahala setara seperti melakukan jihad karena ibadah haji merupakan jihad terbaik
menurut Allah. Perkataan dari Aisyah menurut satu riwayat hadits, Rasulullah
bersabda: "Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang
paling afdhol. 'Apakah berarti kami harus berjihad?' Tidak. 'Jihad yang paling
utama adalah haji mabrur', jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam." (HR.
Bukhari no. 1520)
3. Mendapat balasan surgaDari riwayat HR. Bukhari dan HR. Muslim Abu
Hurairah menjelaskan sebagai berikut :
"Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga." (HR.
Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349). An Nawawi rahimahullah
menambahkan untuk lebih jelasnya, "Yang dimaksud, 'tidak ada balasan yang
pantas baginya selain surga', bahwasanya haji mabrur tidak cukup jika pelakunya
dihapuskan sebagian kesalahannya. Bahkan ia memang pantas untuk masuk
surga." (Syarh Shahih Muslim, 9/119)
4. Allah berjanji akan menghapuskan dosanya.
Barangsiapa yang berniat dan bertekad untuk melaksanakan ibadah haji dengan
ikhlas karena mengharap ridho-Nya, maka Allah akan menghapuskan dosa-dosa
yang telah berlalu. Dari Abu Hurairah berdasarkan satu riwayat hadits, Rasulullah
bersabda: "Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak
4
berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan
oleh ibunya." (HR. Bukhari no. 1521).
5. Menghilangkan kemiskinan.
Dari Abdullah Bin Mas’ud sesuai dengan riwayat hadits, Rasulullah bersabda:
"Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan
dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan
perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga." (HR. An
Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387)
E. Syarat–syarat Haji
Para ulama berpendapat bahwa haji adalah wajib bagi mereka yang beragama
islam, berakal, merdeka, baligh, sehat, dan mampu, sekali dalam seumur hidup.
Dalam hal ini baik laki-laki ataupun perempuan syarat-syaratnya sama, jika salah
satu syarat ini ada yang hilang, jelas kewajiban Haji seseorang tersebut menjadi
hilang.
1) Islam dan Berakal
Islam dan berakal adalah syarat sah dan wajib untuk ibadah Haji, sebab itu orang
yang kafir dan murtad tidak wajib Haji, seluruh ulama sependapat atas hal ini.
Sedangkan seseorang yang tidak berakal(gila) tidak diwajibkan atas Haji, sebab
orang gila tidak memiliki orientasi, karena orientasi adalah salah satu syarat sah
dalam beribadah (termasuk Haji), kecuali orang gila tersebut sadar Kembali
2) Baligh dan Merdeka
Sebenarnya Baligh adalah salah satu syarat yang harus dicukupi bagi seseorang
yang akan pergi Haji, bukan syarat sah. Karena itu bagi anak-anak dibawah umur
baligh tidaklah di wajibkan untuk berhaji. Hal ini disepakati oleh para ulama
berdasarkan sabda Nabi:
“Diangkatlah pena dari tiga orang: Anak kecil hingga ia baligh, orang gila hingga
ia sadar, dan orang tidur hingga ia terbangun.”
5
Haji sangat membutuhkan pengorbanan harta dan badan. Selain itu juga anak
kecil terkadang memiliki niatan yang kurang untuk pergi Haji, meskipun
demikian Hajinya seorang anak kecil tetaplah sah berdasarkan hadits yang
diriwayatkan dari
F. Rukun Haji
Rukun haji adalah kegiatan-kegiatan yang apabila tidak dikerjakan, maka Hajinya
dianggap batal. Berbeda dengan wajib Haji, wajib Haji adalah suatu perbuatan
yang perlu dikerjakan, namun wajib Haji ini tidak menentukan sah nya suatu
ibadah haji, apabila wajib haji tidak dikerjakan maka wajib digantinya dengan
dam (denda).
Kegiatan yang termasuk dalam rukun haji adalah sebagai berikut:
a) Ihram (berniat)
Adalah berniat mengerjakan Haji atau Umrah bahkan keduanya sekaligus, Ihram
wajib dimulai miqatnya, baik miqat zamani maupun miqat makani. Sunnah
sebelum memulai ihram diantarnya adalah mandi, menggunakan wewangian pada
tubuh dan rambut, mencukur kumis dan memotong kuku. Untuk pakaian ihram
bagi laki-laki dan perempuan berbeda, untuk laki-laki berupa pakaian yang tidak
dijahit dan tidak bertutup kepala, sedangkan perempuan seperti halnya shalat
(tertutup semua kecuali muka dan telapak tangan).
b) Wukuf (hadir) diArafa
6
c) Waktu wukuf adalah tanggal 9 dzulhijjah pada waktu dzuhur, setiap seorang yang
Haji wajib baginya untuk berada di padang Arafah pada waktu tersebut. Wukuf
adalah rukun penting dalam Haji, jika wukuf tidak dilaksanakan dengan alasan
apapun, maka Hajinya dinyatakan tidak sah dan harus diulang pada waktu
berikutnya. Pada waktu wukuf disunnahkan untuk memperbanyak istighfar, zikir,
dan doa untuk kepentingan diri sendiri maupun orang banyak, dengan mengangkat
kedua tangan dan menghadap kiblat.
II. UMRAH
A. Pengertian Umrah
Secara etimologi Umrah berarti mengunjungi. Kalimat “i’tamarahu” semakna
dengan zarahu, mengunjungi. Umrah disebut juga dengan Haji kecil, karena punya
kesamaan dengan haji dalam hal ihram, thawaf, sa’i, dan mencukur atau memotong
rambut.
Secara arti syara’ Umrah adalah ziarah ke Baitul Haram dengan mekanisme tertentu.
Yaitu ihram, thawaf, sa’i dan tahallul. Umrah bisa dilakukan kapan saja.
8
- Wajib, terutama bagi mereka yang diwajiban Haji. Pendaat ini dianut oleh Imam Asy-
Syafi’i, Imam, Ahmad, Ibnu Hazm, sebagian ulama mazhab Maliki, kalangan mazhab
Imamiyyah, Asy-Sya’bi, dan Ats-Tsauri. Pendapat ini adaah pendapat mayoritas
ulama dari kalangan sahabat dan lainnny, dan mereka sepatak bahwa pelaksanaannya
hanya sekali dalam seumur hidup sebagai mana halnya Haji.
C. Keuatamaan Umrah
1. Menghapus Dosa
Keutamaan umroh yang pertama adalah menghapus dosa. Bila seseorang telah
menjalankan ibadah umroh sebelumnya, lalu melakukan ibadah umroh pada tahun
berikutnya maka dosa-dosanya diantara kedua waktu umroh tersebut akan
dihapuskan.
2. Memperoleh Ketenangan Hati
Dengan berdoa selama menjalankan ibadah umroh, hati akan terasa tenang dan
kehidupan menjadi lebih tentram. Keutamaan umroh ini memberikan wujud kekayaan
dalam hati, sehingga menjadi lebih sabar dan menambah iman bagi siapapun yang
melaksanakannya.
3. Memperoleh Pahala Sholat Berlipat Ganda
Mengumpulkan pahala dari sholat terbilang sulit. Bila umumnya melaksanakan sholat
hanya memperoleh pahala 1 dan 27 derajat saat berjamaah, ketika sholat saat
beribadah umroh pahala akan berlipat ganda. Keistimewaan umroh membuat pahala
sholat saat ibadah umroh dapat mendatangkan pahala 1000 kali lipat hingga 100.000
kali lipat lho Toppers. Kebayangkan luar biasanya keutamaan umroh yang satu ini?
4. Meningkatkan Iman dan Takwa
Keistimewaan umroh lainnya adalah meningkatkan iman dan takwa. Dengan
melakukan ibadah umroh, berarti ia berupaya untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaannya untuk memperbaiki ibadah juga perilakunya.
5. Media Jihad bagi Perempuan
Seperti yang kita ketahui, jihad adalah sebuah ibadah yang dilakukan dengan
pengorbanan besar sehingga pahala yang dijanjikan adalah surga. Dahulu, jihad
ditandai dengan mengikuti peperangan untuk membela Islam dan perempuan dilarang
mengikuti peperangan karena fisiknya yang lemah. Sehingga Allah memberikan
alternatif untuk perempuan melakukan jihad dengan cara melaksanakan haji/umroh.
6. Doa Akan Dikabulkan
9
Keutamaan umroh lainnya adalah doa akan dikabulkan. Orang yang melakukan
ibadah umroh merupakan tamu Allah sehingga memiliki keistimewaan dengan
dikabulkan segala doa yang dipanjatkan. Penyataan ini tertuang dalam sebuah hadits
yang mana berisi siapapun yang memohon ampunan dan bermohon kepada Allah
maka pasti akan dikabulkan
7. Memperoleh Keberkahan
Ibadah umroh dapat memberikan keberkahan bagi siapapun yang menjalankannya.
Bila ibadah umroh dilakukan dengan hati yang ikhlas dan dijalankan dengan khusyu
maka dapat menjadi ibadah yang sah atau diterima. Ketika ibadah umroh diterima,
maka hidup akan dilimpahkan dengan keberkahan dan menjadi lebih baik.
8. Dijanjikan Surga
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, umroh dapat menjadi jihad bagi
perempuan juga kaum yang lemah. Siapapun yang menjalankan umroh dengan hati
yang ikhlas dan mengikuti tata caranya dengan benar maka akan bernilai pahala besar
dan mendapatkan ganjaran surga.
9. Dijauhkan dari Kemiskinan
Setiap manusia pasti ingin memiliki hidup yang cukup dan sejahtera. Allah
memberikan salah satu keistimewaan umroh dengan menjauhkan siapapun yang
melakukan umroh akan dijauhkan dari kemiskinan atau kefakiran. Pernyataan ini
tertuang dalam sebuah hadist yang mana disebutkan bahwa siapapun yang
melaksanakan umroh akan menghilangkan kemiskinan juga dosa-dosa yang telah
diperbuat.
10. Wafat Saat Umroh, Pahalanya Dicatat Sampai Hari Kiamat
Terakhir, bila seseorang wafat saat umroh maka pahalanya akan dicatat sampai hari
kiamat tiba. Keutamaan umroh ini bisa diberikan ketika seseorang memiliki
kekhusyukan dan menjalankan tata cara dan rukun umroh dengan benar. Walau
mungkin saja rukun umrohnya belum tercapai semua, tapi Allah sudah menjanjikan
pahala.
11
Sa’i dilakukan sebanyak 7 putaran, dari Shafa ke Marwa dihitung satu putaran, balik
dari marwa ke shafa dihitung satu putaran. Sehingga jika menempuh Shafa-Marwa
kembali ke Shafa dihitung jadi 2 kali. Di Bukit Shafa, jamaah bisa menaiki bukit,
lalu menghadap Kabah dan berzikir khusus yang telah ditetapkan Rasulullah.
4. Tahalul
Setelah sa’i, tata cara umroh selanjutnya ialah para jamaah diperintahkan bertahallul.
Tahalul merupakan memendekkan seluruh rambut kepala atau mencukur gundul, dan
yang mencukur gundul itulah yang lebih afdhal. Adapun bagi wanita, cukup dengan
memotong rambutnya sepanjang satu ruas jari. Tahalul menjadi ritual penutup ibadah
umroh. Oleh karenanya, jamaah diperbolehkan kembali mengerjakan hal-hal yang
tadinya dilarang ketika dalam keadaan ihram.
5. Tertib
Tertib maksudnya semua rukun di atas harus dilakukan secara berurutan. Jika tidak
ibadah umroh tidak sah
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
· Haji adalah suatu kewajiban bagi setiap mukmin yang mampu untuk mengunjungi
Baitullah di Mekah, sekali dalam seumur hidup
· Syarat-syarat Haji : Islam, Baligh, Merdeka, dan Mampu
· Rukun Haji : Ihram, Wukuf di Arafah, Thawaf, Sa’I, Tahalul, dan Tertib
· Wajib Haji : Ihram dari miqat, bermalam di Muzdalifah dan Mina, melontar
Jumrah Aqabah, melontar 3 jumrah (ula, wustha, aqabah), menjauhkan diri dari
dari larangan-laranganya dan Thawaf Wada’.
· Ada 3 cara melaksanakan Haji yaitu, Tammatu’, Ifrad, dan Qiran
Larangan bagi yang berihram :
Laki-laki dilarang memakai pakaian berjahit,dan penutup kepala
Bagi wanita dilarang menutup muka dan telapak tangan
Laki dan Wanita dilarang memakai parfum, minyak rambut, dan mencukur rambut
Dilarang nikah dan menikahkan atau menjadi wali aqad nikah
Dilarang bersetubuh
Dilarang membunuh binatang darat
· Dam (denda), menurut arti darah, tapi menurut istilah adalah menyembelih
binatang ternak sebagai denda karena melanggar larangan-larangan haji atau
meninggalkan wajib haji
13
· Umrah adalah ziarah ke Makkah dengan memenuhi syarat dan rukunnya
· Hikmah Haji dan Umrah adalah menumbuhkan jiwa tauhid tinggi, membentuk
sikap mental dan akhlaq yang mulia, dan Ukhuwah Islamiyah.
· Dan ada beberapa perbedaan antara Haji dan Umrah yang bias dibaca di Subbab
pembahasan terakhir (M).
B. Saran
Haji adalah sebuah kewajiban bagi setaip mukmin yang mampu, dan Umrah dapat
diartikan sebagai Ziarah ke Makkah..
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,(Jakarta:
Sinar Grafika Offset, 2009)
Departemen Agama Islam, Pendidikan Agama Islam ,(Jakarta: Departemen Agama, 2001),
Cet 9.
Syaikh Karnil Muhammad Uwaidah, Fikih Wanita, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008)
Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, Fiqih Sunah untuk Wanita, (Jakarta: Al-Ptishom Cahaya
Umat, 2007)
irmafitroturrohmah.blogspot.co.id/2012/12/makalah-pai-haji-dan-umrah.html
academia.edu/6782348/perbedaan_antara_umroh_dan_haji
14