Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HAJI DAN UMRAH


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fiqih I

Dosen Pengampu:
Hj. Imas Masturoh, S.Ag., M.Pd.I.

Disusun Oleh :
Muhammad Abdul Wafa
Salwa Azhara

FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS
2022.

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. dzat yang Maha Sempurna, Maha Pencipta


dan Maha Penguasa segalanya, karena hanya dengan ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas Makalah ini sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu
tentang “Haji dan Umrah”. Makalah ini sengaja disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Fiqih I”

Tidak lupa penulis sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak


yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini, karena penulis sadar
sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada interaksi
dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia dari–
Nya.

Penulis berharap agar mahasiswa khususnya, dan umumnya dari para


pembaca dapat memberikan kritik yang positif dan saran untuk kesempurnaan
Makalah ini.

Penyusun

Ciamis, 28 Maret 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
BAB I...............................................................................................................................................
PENDAHULUAN..........................................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................
C. Tujuan Pembahasan..............................................................................................................
BAB II.............................................................................................................................................
PEMBAHASAN TENTANG........................................................................................................
A. Pengertian Haji dan Umrah..................................................................................................
B. Dasar Hukum Haji dan Umrah.............................................................................................
C. Waktu dan Tata Cara Pelaksanaan Haji dan Umrah……………………..…7

BAB III.........................................................................................................................................
PENUTUP....................................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ibadah haji merupakan kewajiban bagi setiap kaum muslim yang mampu.
Ibadah haji telah dikenal dalam agama-agama sebelum islam. Tetapi terdapat
perbedaan mendasar. Perbedaan itu tampak dalam menentukan tempat-tempat
untuk dikunjungi, keterlibatan pemuka-pemuka agama dalam upacara spiritual,
dan binatang-binatang kurban untuk disembelih.

Ibadah haji maupun umrah sangat erat kaitannya dengan ka’bah, menurut Ibn
Katsir dalam tafsirannya surah Ali Imran ayat 96 bahwa yang pertamakali
membangun ka’bah ialah Nabi Adam As. Ketika diturunkan ke bumi, Nabi Adam
yang terbiasa beribadah bersama para malaikat dengan mengelilingi Arsy’ Allah
swt sehingga ia merasa sangat sedih. Karena itu Allah menghiburnya dengan
dibolehkan membangun ka’bah (bangunan segi empat). Kemudian Nabi Aam
diperintah untuk thawaf atau mengelilingi bangunan tersebut. Setelah sekian lama
kemudian hancur. Akhirnya bangunan ka’bah ini dibangun kembali oleh Nabi
Ibrahim dan putranya Nabi Ismail. Setelah itu Nabi Ibrahim diperintahkan untuk
menyeru umat manusia melaksanakan haji. Inilah awal mula diperintahkannya
ibadah haji. Dan selanjutnya ibadah ini disempurnakan Allah melalui Nabi
Muhammad Saw. Perintaah disyari’atkannya haji ialah pada tahun 6 Hijriyah.
(Basit dan Ahmad, 2012:2).

B. Rumusan Masalah

Agar dalam penyusunan makalah ini teratur dan terarah secara jelas. Maka
penulis membatasi masalahnya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:

4
1. Apa pengertian haji dan umrah?
2. Apa dasar hukum haji dan umrah?
3. Kapan waktu haji dan umrah serta bagaimana tata cara pelaksanaannya?

C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan penulisan membahas masalah tersebut adalah sebagai


berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian haji dan umrah.


2. Untuk mengetahui dasar hukum ibadah haji dan umrah.
3. Untuk mengetahui kapan waktu serta bagaimana tata cara pelaksanaan
ibadah haji dan umrah.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Haji dan Umrah


1. Pengertian Haji

Haji secara bahasa, kata haji bermakna ‫( القصد‬al-qashdu) yang artinya


menyengaja, atau menyengaja melakukan sesuatu yang agung. Sedangkan secara
terminologi (istilah) adalah berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk beribadah
kepada Allah dengan mengerjakan manasik tertentu seperti (wukuf, thawaf, sa'i,
melontar jumrah dan amalan lainnya) pada waktu dan tempat tertentu demi
memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharap ridha-Nya.

2. Pengertian Umrah

Umrah secara makna bahasa, kata ‘umrah (berarti Az-Ziyarah) yaitu


berkunjung atau mendatangi suatu tempat atau seseorang. Sedangkan menurut
terminologi (istilah) syari'i adalah berkunjung ke Baitullah melakukan ibadah
kepada Allah dengan melakukan thawaf dan sa'i lalu diakhiri dengan mencukur
rambut atau sekedar memendekkannya (Tahallul). (Johari & Johar, 2019:2).

B. Dasar Hukum Haji dan Umrah

Haji merupakan salah satu rukum islam yang lima. Sudah barang tentu hukum
melaksanakan ibadah haji adalah wajib bagi yang mampu. Pelaksanaan ibadah
haji dan umrah memiliki dasar hukum yang sangat kuat baik dalam al-qur'an
maupun dalam hadist-hadist Nabi Saw. (Basith & Ahmad, 2012:4).

Dasar kewajiban Haji dan ‘Umrah adalah firman Allah Swt :

‫هّٰلِل‬
ِ ‫س ِحجُّ ْالبَ ْي‬
‫ت َم ِن ا ْستَطَا َع ِالَ ْي ِه َس ِب ْياًل‬ ِ ‫… ۗ و ِ َعلَى النَّا‬ َ

6
Artinya: “…Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah
melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu
mengadakan perjalanan ke sana (Baitullah)…”(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 97).

‫واتمواا الحج وا لعمرة هلل‬

Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah…" (QS. Al-
Baqarah 2: Ayat 196).

Dalam hadist Nabi Saw juga dapat kita jumpai mengenai kewajiban haji,
yaitu:

‫ شهادة ان الاله االهللا وان محمدا رسول هللا واقام الصالة واتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان‬: ‫بني االسالم على خمس‬

Artinya: “ Islam itu didirikan atas lima perkara: Bersaksi bahwa tidak ada tuhan
selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, melaksanakan ibadah Haji, dan berpuasa dalam bulan
Ramadhan.” (HR. Mutafaq Alaih).

Umat Islam sejak masa Rasulullah SAW hingga 14 abad kemudian secara
ijma’ keseluruhnya, bahwa menunaikan ibadah haji adalah salah satu dari rukun
Islam yang lima, dan merupakan kewajiban setiap mukallaf yang diberikan
keluasan dan kemampuan lahir dan batin oleh Allah SWT untuk mengerjakannya.
Dan para ulama juga telah berijma’ atas pensyariatan ibadah umrah, baik yang
berpendapat hukumnya wajib atau pun sunnah. (Sarwat, 2011:32).

Menurut dasar syara’ (Rosidin, 2013:3), masing-masing Haji maupun ‘Umrah


hanya wajib dilakukan sekali dalam seumur hidup. Terkadang hukumnya wajib
dilakukan lebih dari satu kali dikarenakan sebab tertentu, misalnya Nadzar.
Hukum Haji dan ‘Umrah adalah:

a. Fardhu ‘Ain, bagi setiap orang yang belum pernah berhaji dengan
([memenuhi) syaratnya.
b. Fardhu Kifayah, bagi kaum muslimin secara umum, demi meramaikan
Ka’bah setiap tahun.

7
c. Sunnah, seperti Haji-nya para budak dan anak-anak.
d. Haram, jika berhaji benar-benar mendatangkan bahaya besar bagi
seseorang.

Orang yang hendak menunaikan Haji, wajib berniat semata-mata karena Allah
SWT. Jika tidak, maka tiada pahala sama sekali baginya. Haram bagi orang yang
hendak menunaikan Haji untuk berniat riya’ (pamer) kepada orang lain.

C. Waktu dan Tata Cara Pelaksanaan Haji & Umrah

Perbedaan umrah dengan haji adalah pada waktu dan tempat. Umrah dapat
dilaksanakan sewaktu-waktu (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun) dan hanya di
Mekkah, sedangkan haji hanya dapat dilaksanakan pada beberapa waktu antara
tanggal 8 Dzulhijah hingga 12 Dzulhijjah serta dilaksanakan sampai ke luar kota
Mekkah. (Wikipedia). Adapun tata cara pelaksanaan haji dan umrah (Purwanto,
2020:3-16) adalah sebagai berikut:

1. Tata Cara Pelaksanaan Umrah


a. Ihram
Sebelum ihram, mu’tamir (orang yang melakukan umroh) melakukan hal-hal
berikut:

a) memotong kuku, membersihkan rambut ketiak, dan rambut kemaluan.


b) Di sunnahkan mandi. Memakai wangi -wangian di badan (tidak di pakaian
ihram)
c) Memakai kain Ihram
d) Shalat sunah 2 rakaat

kemudian niat ihram untuk umrah dengan mengucapkan niat “Labbaika


Umrotan.”

‫لبيك عمرة‬

Bertalbiyah, lafadz talbiyah itu berbunyi:

‫ لبيك الشريك لك لبيك ان الحمدوالنعمة لك والملك الشريك لك‬,‫لبيك اللهم لبيك‬

8
b. Thawaf
a) Masuk masjid lewat pintu Babussalam (atau pintu lainnya) dengan berdoa.

َ ‫ َوا ْفتَحْ ِلى َأب َْو‬،‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِى ُذنُوْ بِى‬
ِ ‫اب َرحْ َم‬
َ‫ت ك‬
Apabila sudah melihat ka’bah jangan lupa berdoa ketika melihat ka’bah
‫اللهم انت السالم ومنك السالم فحينا ربنا بالسالم‬
b) Berjalan mengitari Ka’bah sebanyak 7 x dimulai dari sudut hajar aswad
(ada tanda lampu hijau) dan berakhir pula di situ.
c) Dengan melambaikan tangan ke arah hajar aswad ketika memulai dan
berdoa ketika mengitari ka’bah. Doa yang dibaca
‫بسم هللا وهللا اكبر‬
‫ والحول والقوة اال باهلل‬, ‫ وهللا اكبر‬, ‫ والاله االهللا‬, ‫ والحمدهلل‬, ‫سبحان هللا‬
Doa tersebut dibaca sampai Rukun Yamani.

d) Ketika sampai Rukun Yamani kalau bisa menyentuhnya, kalau tidak, tidak
apa-apa.
e) Ketika berjalan di antara Rukun Yamani sampai Rukun Hajar Aswad
Berdoa “doa sapu Jagad”
‫ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى االخرة حسنة وقنا عذاب النار‬
f) Kemudian melakukan putaran ke-2 dengan tatacara dan doa yang sama
seperti pada putaran pertama. Begitu selesai kemudian melakukan putaran
ke 3, 4, 5, 6 sampai yang ke-7.
g) Selesai putaran ke-7, kemudian menuju ke belakang Maqom Ibrahim
untuk melakukan shalat shunat. Ketika menuju ke belakang maqom
Ibrahim dengan membaca doa :
‫صلًّى‬
َ ‫َواتَّ ِخ ُذوا ِم ْن َمقَ ِام اِ ْب َرا ِه ْي َم ُم‬
h) Shalat sunah 2 rakaat dilakukan di belakang Maqom Ibrahim. Apabila
tempat tersebut penuh bisa dilakukan agak geser ke kanan-atau kiri
belakang maqom Ibrahim. Jika semuanya penuh maka diperbolehkan di
tempat manapun yang memungkinkan tetapi masih di dalam masjidil
haram.

9
c. Sa’i
a) Menuju bukit Shofa, dalam perjalanan menuju bukit shofa membaca
doa:
‫ان الصفا والمروة من شعائر هللا ابدأ هللا به‬
b) Sampai bukit shofa menghadap kiblat berdoa:
3 ‫هللا اكبر‬x
‫الاله اال هللا وحده الشريك له‬
‫له الملك وله الحمد يحي ويميت وهو على كل شىء قدير‬
‫ انجز وعبده ونصر عبده وهزم األحزاب وحده‬,‫الاله االهللا وحده‬
c) Lari-lari kecil menuju Marwah
d) Ketika berjalan diantara pilar hijau, lari-lari kecil dipercepat (bagi
pria) sambil berdo’a:
‫رب اغفروارحم وانت األعز األكرم‬
e) Sampai bukit Marwah menghadap kiblat dan berdoa (doanya sama
dengan di bukit Shofa)
d. Tahallul
Mencukur rambut minimal 3 helai. Cara bercukur bisa bergantian dengan
yang lainnya. Yang mencukur tidak harus yang sudah pernah umroh.

2. Tata Cara Pelaksanaan Haji


a. Tanggal 8 Dzhulhijjah (Tarwiyah)
Ihram dari Miqot (tempat tinggal/hotel di Mekkah), Mengucapkan
Labbaika Hajjan. Berangkat menuju ke Mina dengan bus.

b. Tanggal 9 Dzulhijjah
a) Dari Mina Menuju ke Arofah setelah matahari terbit.
b) Memasuki waktu Dzuhur mendengarkan Khutbah Wukuf lalu shalat
Dzuhur dan Ashar jamak takdim qoshor berjama’ah. Dalam
pelaksanaannya dikumandangkan adzan 1x, dan iqomah 2x, yaitu
dikumandangkan adzan dan iqomah untuk shalat dzuhur 2 rakaat.

10
Setelah khutbah selesai lalu shalat Dzuhur dan Ashar jamak takdim qoshor
berjama’ah. Dalam pelaksanaannya dikumandangkan adzan 1x, dan iqomah 2x,
yaitu dikumandangkan adzan dan iqomah untuk shalat dhuhur 2 rakaat.
c) Selesai shalat dzuhur lalu iqomah dilanjutkan shalat Ashar 2 rakaat
d) Setelah itu berdoa. Ada waktu berdoa yang sangat panjang sampai
matahari terbenam, manfaatkan sebaik-baiknya karena doanya mustajab.
e) Setelah matahari terbenam, jama’ah haji meninggalkan Arofah menuju
Muzdalifah.
c. Tanggal 10 Dzulhijjah

a) Sampainya di Muzdalifah lalu shalat Maghrib Isya’ jamak ta’khir qoshor


dengan 1x adzan dan 2x iqomah.
b) Mencari kerikil untuk lempar jumroh
Jumlah kerikil yang dicari bila nafar awal:

Nafar Awal Ula Wustho Aqoba Jumlah


h
Kerikil
10 Dzulhijjah - - 7 7
11 Dzulhijjah 7 7 7 21
12 Dzulhijjah 7 7 7 21
Total kerikil 49

Jumlah kerikil yang dicari bila nafar tsaniy:


Nafar Tsaniy Ula Wustho Aqobah Jumlah
kerikil

10 Dzulhijjah - - 7 7

11 Dzulhijjah 7 7 7 21

12 Dzulhijjah 7 7 7 21

13 Dzulhijjah 7 7 7 21

Total kerikil 70

11
c) Mabit (Menginap) di Muzdalifah.
d) Menyegerakan shalat shubuh. Perbanyak dzikir dan doa hingga isfar
(cahaya terang di ufuk Timur sebelum matahari terbit)
e) Dari Muzdalifah menuju ke Mina (sebelum terbit matahari)
f) Melempar jumroh Aqobah (Kubro) sebanyak 7x sambil bertakbir tiap
lemparan.
g) Menyembelih hadyu
h) Mencukur habis atau memedekkan rambut
i) Tahallul dari ihram, melepaskan pakaian ihram dan berganti pakaian biasa
(tahallul kecil/asghar)
d. Tanggal 11 Dzulhijjah
a) Jama’ah haji mabit (menginap) di Mina.
b) Di siang hari setelah matahari tergelincir melakukan lempar jumroh.
Melempar jumroh Ula, Wustho, dan Aqobah secara berurutan masing-
masing 7x lemparan sambil bertakbir tiap lemparan.
c) Berdoa setelah melempar jumrah Ula dan Wustho
d) Tidak ada doa setelah melempar jumroh Aqobah.
e. Tanggal 12 Dzulhijjah

Aktivitas ibadah haji pada tanggal ini sama dengan yang dilakukan pada
tanggal 11 Dzulhijjah. Apabila setelah melempar jumroh, jamaah haji mau
kembali ke Mekkah sudah diperbolehkan. Meninggalkan Mina untuk Kembali ke
Mekkah ini disebut dengan nafar awal. Tetapi apabila waktu Maghrib jamaah haji
masih di Mina, maka wajib lagi mabit lagi di Mina sampai tanggal 13 Dzulhijjah.

f. Tanggal 13 Dzulhijjah
Aktivitas ibadah haji pada tanggal ini sama dengan yang dilakukan pada
tanggal 11 maupun 12 Dzulhijjah. Intinya pada hari Tasriq (11, 12, 13 Dzulhijjah)
yang dilakukan jamaah haji sama yaitu mabit di Mina dan melakukan lempar
jumroh di setiap harinya. Setelah selesai lempar jumroh, jamaah haji pulang ke

12
Makkah kembali menginap di hotel. Ketika berada di tenda jamaah haji bisa
melakukan shalat berjamaah, tilawah, dan pengajian.

g. Tanggal 14 Dzulhijjah/tanggal lainnya Ketika jamaah haji sudah


di Mekah
Jamaah haji melakukan thawaf ifadhah. Dengan selesainya thawaf ifadhah
maka selesailah rangkaian ibadah haji. Jamaah tinggal menunggu jadwal
kepulangan dan melakukan thawaf wada’ (perpisahan) sebelum pulang.

BAB III

13
PENUTUP

Kesimpulan

1. Haji secara bahasa, kata haji bermakna ‫( القصد‬al-qashdu) yang artinya


menyengaja, atau menyengaja melakukan sesuatu yang agung. Sedangkan
secara terminologi (istilah) adalah berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk
beribadah kepada Allah dengan mengerjakan manasik tertentu seperti
(wukuf, thawaf, sa'i, melontar jumrah dan amalan lainnya) pada waktu dan
tempat tertentu demi memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharap
ridha-Nya.
2. Umrah secara makna bahasa, kata ‘umrah (berarti Az-Ziyarah) yaitu
berkunjung atau mendatangi suatu tempat atau seseorang. Sedangkan
menurut terminologi (istilah) syari'i adalah berkunjung ke Baitullah
melakukan ibadah kepada Allah dengan melakukan thawaf dan sa'i lalu
diakhiri dengan mencukur rambut atau sekedar memendekkannya
(Tahallul). (Johari & Johar, 2019:2).
3. Haji merupakan salah satu rukum islam yang lima. Sudah barang tentu
hukum melaksanakan ibadah haji adalah wajib bagi yang mampu.
Pelaksanaan ibadah haji dan umrah memiliki dasar hukum yang sangat
kuat baik dalam al-qur'an maupun dalam hadist-hadist Nabi Saw.
4. Tata cara pelaksanaan umrah yaitu Ihram, Thawaf, Sa’i, dan Tahallul.
5. Tata cara pelaksanaan haji yaitu pada tanggal 8 dzulhijjah ihram dari miqat
menuju mina. Tanggal 9 dzulhijjah dari mina menuju arafah untuk wukuf
setelah selesai lalu pergi ke muzdalifah. Tanggal 10 dzulhijjah mencari
kerikil untuk melempar jumroh, lalu melempar jumroh aqobah sebanyak
7x. Tanggal 11-13 dzulhijjah melempar jumroh ula, wustho, dan aqobah
jika telah selesai semuanya maka meninggalkan mina untuk kembali ke
Mekkah yang disebut dengan nafar awal. Tanggal 14 dzulhijjah Jamaah
haji melakukan thawaf ifadhah dan melakukan thawaf wada’ sebelum
pulang.

14
Saran

Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan
juga dapat menjadi pemenuhan jawaban atas tugas yang diberikan. Namun, saran
dan kritik yang sifatnya membangun dengan tangan terbuka kami terima demi
kesempurnaan dimasa yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Basith Abdul M, Ahmad Sabarudin, 2012. Fikih Haji Dan Umrah. STAI
Negeri Palangkaraya.
Sarwat Ahmad, 2011. Seri Fiqih Kehidupan (6) Haji dan Umrah. Jakarta:
DU Publishing.
Arifin Johar, Johari, 2019. Tuntunan Manasik Haji Dan Umrah (Menuju
Kesempurnaan Ibadah Sesuai Sunnah Rosulullah Saw). Yogyakarta: Cv
Istana Agency.
Purwanto Joko Nanang, 2020. Manasik Umroh Dan Haji. FPB:UMY.
Rosidin, 2013. Inti Fiqih Haji & Umrah. Malang: Genius Media.

16

Anda mungkin juga menyukai