Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KELOMPOK

PENGANTAR FIQIH DAN USHUL FIQIH

FIQH HAJI
Dosen Pengampu : Imam Agung Prakoso S. SY., M. H.

Disusun oleh :

Tria Amanda (12110092)

Dewi Sunnita (12110094)

SEMESTER/KELAS : 1/C

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK

2021M / 1443 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyeleaikan tugas makalah yang berjudul
Fiqih Haji. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Bapak Imam Agung Prakoso S. SY.,M. H. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Ibadah Haji. Kami
mengucapakan terima kasih kepada Bapak Imam Agung Prakoso S. SY.,M. H.
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pontianak, 19 November 2021


Penyusun

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. PENGERTIAN HAJI............................................................................................3
B. KEUTAMAAN HAJI............................................................................................4
C. KETENTUAN HAJI.............................................................................................5
D. RUKUN HAJI........................................................................................................6
E. WAJIB HAJI..........................................................................................................11
F. MACAM-MACAM HAJI.....................................................................................14
G. BEBERAPA PROBLEMATIKA HAJI...............................................................15
H. SUNNAH HAJI DAN UMRAH............................................................................17
I. PELAKSANAAN HAJI........................................................................................18

BAB III PENUTUP...........................................................................................................20

A. KESIMPULAN......................................................................................................20
B. SARAN...................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut bahasa,Haji adalah ibadah yang sengaja datang menuju
suatu tempat yang diulang-ulang. Menurut istilah Haji adalah berkunjung
ke Baitullah (ka’bah) pada waktu tertentu,dengan sengaja mengerjakan
bebrapa amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu,demi memenuhi
panggilan Allah SWT dan mengharapkan Ridho-Nya.
Menurut Jumhur Ulama,Haji diwajibkan pada tahun keenam hijriyah.
Haji diwajibkan sekali seumur hidup bagi yang mampu dan telah
memenuhi syarat.
Agama Islam bertugas mendidik jasmani manusia, mensucikan
jiwa manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan
ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah,
insya Allah kita akan menjadi orang yang beruntung.Ibadah dalam agama
Islam banyak macamnya. Haji adalah salah satunya, yang merupakan
rukun iman yang kelima. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak
hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam
mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.Dalam mengerjakan
haji, kita menempuh jarak yang demikian jauh untuk mencapai Baitullah,
dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan
sanak keluarga dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan
kenikmatan rohani.

1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Haji
2. Keutamaan Haji
3. Ketentuan Ibadah Haji
4. Rukun Haji
5. Wajib Haji
6. Macam-macam Haji
7. Beberapa Problematika Haji
8. Sunnah Haji
9. Pelaksanaan Haji

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Haji
Menurut (Thomson, 1996-1998, 322) Haji merupakan ibadah yang
wajib dilaksanakan oleh kaum muslimin yang sudah mampu, paling tidak
sekali dalam seumur hidupnya, dengan cara mengadakan perjalanan ke
Makkah. Cara dan lokasi pelaksanaan haji sudah termasuk ibadah di
sekeliling Ka’bah tertentu. Ibadah haji dilaksanakan sejak tanggal 8
Dzulhijjah, dan merupakan tiang utama ajaran islam. Syekh Abdul Qadir
al-Murabisuatu Ketika pernah menulis “Akar atau asal kata dari haji yaitu
HJJ (dalam bahasa dan huruf arab) yang artinya adalah “berjuang
bersama” atau “melaksanakan perjalanan rohaniah”. Lewat haji seorang
muslim atau muslimat merasakan makna hidup dan kehidupan lewat suatu
pola aktivitas tertentu yang geometris, yang mana secara lahiriah hampir
dua juta orang melaksanakannya dalam waktu yang bersamaan, dan secara
batiniah masing-masing yang bersangkutan harus mengalahkan dorongan
nafsunya serta fantasi keangkuhan yang menguasai dirinya.
Menurut(Amhar dan Arum, 1996-2001, 52-53)Haji diwajibkan
bagi setiap muslim yang mampu, sekali seumur hidup. Mengerjakan haji
adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup melakukan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari
kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam (Ali Imran : 97). Mampu di sini berkaitan
dengan masalah finansial (biaya perjalanan termasuk selama di sana,
nafkah untuk keluarga yang ditinggalkan), fisik dan Kesehatan (badan
sehat, “kuat”, tidak sedang menderita penyakit yang tidak memungkinkan
pelaksanaan ibadah haji dengan baik). Termasuk juga masalah keamanan
perjalanan menuju tanah suci (misalnya tidak sedang dalam keadaan

3
perang). Dalam urutan rukun islam, haji adalah rukun yang ke-5. Banyak
yang lantas berpendapat bahwa setelah menunaikan ibadah haji, lantas
berarti islamnya sempurna. Pendapat ini jelas salah, karena islam sendiri
tidak hanya rukun islam yang ke-5 itu. Lima hal itu barulah merupakan
dasar atau pondas iislam. Maka bagi muslim yang sudah berhaji, masih
banyak yang harus dilakukan untuk menjadi seorang muslim yang sejati.
Menurut (Madjid, 2000,65)Adapun yang dimaksud haji mabrur
adalah haji yang mendapatkan kebaikan atau haji yang (pelakunya)
menjadi lebih baik.Baiklah kita mulai menjawabnya dari segi semantic,
yaitu dengan memahami makna kata mabrur itu sendiri. Kata mabrur
berasal dari bahasa arab yang artinya mendapatkan kebaikan atau menjadi
lebih baik lagi. Dan sering juga diartikan sebagai ibadah haji yang diterima
Allah swt.
B. Keutamaan Haji
Menurut (Taufiqurochman,2009,1-3) Haji adalah satu rukun islam
yang kelima dan diwajibkan Allah SWT kepada orang-orang yang mampu
menunaikannya,yakni memiliki kesanggupan biaya serta sehat jasmani
dan rohani untuk menunaikan perintah tersebut. Kewajiban ibadah haji
hanya sekali seumur hidup. Kewajiban ini baru disyariatkan pada tahun
ke-6 hijriyah,setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Nabi sendiri
hanya sekali mengerjakan haji yang kemudian dikenal dengan sebutan
Haji Wada’. Tak lama setelah beliau wafat.
Beberapa keutamaan dan hikmah ibadah haji,diantaranya :
1. Mengerjakan ibadah haji adalah pekerjaan yang sangat mulia dan terpuji.
Rasulullah SAW bersabda, “barang siapa melaksanakan haji karena
Allah, tidak melakukan rafats(berkata kotor)dan tidak fusuq (durhaka),
maka ia kembali suci dari dosa seperti bayi yang baru dilahirkan dari
kandungan ibunya”. (HR Bukhari-Muslim)
2. Ibadah haji memberi kesan dan pesan terhadap perjalanan kehidupan
seseorang.
3. Ibadah haji merupakan manifestasi ketundukan kepada Allah SWT.

4
4. Melaksanakan ibadah haji merupakan ungkapan syukur atas nikmat harta
dan kesehatan
5. Haji menempa jiwa agar memiliki semangat juang tinggi.
6. Haji dapat menjadi pemersatu antar umat islam sedunia.
7. Para jamaah haji adalah delegasi Allah SWT,Rasulullah SAW bersabda,
“delegasi Allah SWT ada tiga: orang yang berperang,orang yang berhaji
dan orang yang berumrah”.(HR an-Nasa’i dan ibnu hibban

C. Ketentuan umum ibadah haji


Menurut (Taufiqurochman,2009,3-4) Adapun ketentuan umumnya
adalah sebagai berikut:
1. Kewajiban haji
Kewajiban ibadah haji bagi seorang muslim yaitu sekali seumur
hidup bagi yang mampu. Bila seseorang tak mampu secara
fisik ,misalnya karena sakit yang tak ada harapan sembuh,ia boleh
mewakilkan kepada orang lain yang sudah berhaji.
2. Waktu haji
Waktu pelaksanaan ibadah haji hanya bisa dilakukan sejak pada
bulan syawal,dzulqaidah dan dzulhijjah (ketiga bulan tersebut dinamakan
miqat zamani ,yaitu batas waktu pelaksanaan haji).
3. Syarat wajib haji
Islam,dewasa, berakal sehat,merdeka(bukan budak) dan mampu
(mempunyai biaya haji dan biaya keluarga yang ditinggalakan).
Sedangkan bagi wanita ditambah satu syarat lagi yaitu harus ada mahram

5
D. Rukun haji
Menurut (Taufiqurochman,2009,19-23) Adapun rukun-rukun haji
adalah sebagai berikut:
1. Ihram/Niat Haji
Menurut mahzab syafi’i (dalam tuhfatul muhtaj fi syahril
minhaj,14/464), lafadz niat ihram haji ifrad sebagai berikut;

Artinya : ‘aku berniat haji dan ihram haji karena Allah


SWT’

2. Wuquf
Wuquf(berdiam diri) di arafah termasuk salah satu rukun haji
paling utama. Jamaah haji yang tidak melaksanakan wukuf di arafah
bearti tidak mengerjakan haji. Rasulullah SAW bersabda “haji itu hadir
di arafah. Barang siapa tiba pada malam hari jama’(malam 10 dzulhijjah
sebelum terbit fajar),maka sesungguhnya ia masih mendapatkan haji”.
Wukuf waktu,sejak masuk waktu dzuhur tanggal 9 dzulhijjah
beakhir saat subuh tanggal 10 dzulhijjah (hari raya ‘id). Kewajiban bagi
seseorang ,cukup hadir sejenak pada malam/siangnya. Tapi yang
utama,hadir di arafah siang hari hingga masuk waktu maghrib.
Dianjurkan tidak berbicara kecuali yang bermanfaat dan banyak
berdzikir,istighfar,dan doa-doa sesuai sunnah Rasul.
Pelaksanaan wukuf secara umum dilakukan setelah khutbah dan
shalat qasar jamak taqdim dzuhur-ashar. Wuquf dapat dilakukan
berjamaah atau sendirian. Wuquf tidak disarankan harus suci dari hadas
besar atau kecil. Karena itu,wanita yang haid atau nifas boleh wuquf.
Jamaah haji yang sakit pelaksanaannya melalui pelayanan khusus sesuai
dengan kondisi kesehatan jamaah.

6
3. Thawaf
a. Macam-macam thawaf
1) Thawaf rukun
Thawaf rukun terbagi menjadi dua,yaitu thawaf rukun haji
atau disebut juga thawaf ifadhah/thawaf ziarah dan thawaf rukun
umrah.
2) Thawaf qudum
Thawaf qudum (datang) merupakan thawaf penghormatan
kepada ka’bah. Thawaf qudum tidak termasuk rukun atau wajib
haji. Hukum thawaf qudum adalah sunnah bagi jamaah haji.
3) Thawaf sunnat
Thawaf sunnat adalah thawaf yang dapat dikerjakan pada
setiap kesempatan dan tidak diikuti dengan sa’i.
4) Thawaf wada’
Thawaf wada’ merupakan penghormatan akhir kepada
baitullah. Thawaf wada’ hukumnya wajib bagi setiap orang yang
akan pergi meninggalkan makkah. Bagi jamaah haji,waktu
pelaksanaan thawaf wada’ ialah saat ada kepastian dari petugas
tentang jadwal pemberangkatan pulang dari makkah sehingga
dengan itu, ia bisa mengatur thawaf wada’. Bila thawaf wada’ tidak
dikerjakan, maka yang bersangkutan wajib membayar dam
(menyembelih kambing).

7
b. Niat thawaf
Niat hanya wajib pada thawaf sunnah,thawaf qudum,thawaf
thawaf wada’. Sementara untuk thawaf rukun ifadah(haji) dan
thawaf rukun umrah tidak wajib didahului miat thawaf,sebab
thawafnya telah masuk dalam rangkaian niat haji(ihram). Berikut
merupakan niat thawaf sunnah:

Artinya ; “aku niat thawaf (mengitari) ka’bah yang mulia ini


sebanyak 7 putaran karena Allah SWT”.

c. Syarat thawaf
1) Suci dari kedua hadas,suci badan dan pakaian
2) Menutup aurat
3) Memulai dari hajar aswad
4) Hajar aswad terletak disebelah kirinya pada permulaan thawaf dan
akhirnya
5) Ka’bah selalu disebelah kirinya dengan berjalan menghadap
kedepan
6) Orang yang thawaf seluruh badannya berada diluar ka’bah dan
syadzarwan (ris ka’bah) serta hijir isma’il
7) Thawaf 7 putaran dengan yakin
8) Dalam menjalankan thawaf tidak bertujuan selain thawaf
9) Tidak wajib niat kecuali jika berthawaf selain thawaf haji dan
umrah.

8
4. Sa’i
Sa’i adalah perjalanan dari bukit shafa menuju bukit marwa. Kini
kedua bukit itu telah masuk ke dalam kompleks masjidil haram.

a. Niat sa’i
Pada dasarnya,pelaksanaan sa’i tidak harus dengan melafalkan niat.
Tanpa niat pun sa’i tetap sah,sebab sa’i merupakan bagian dari
rukun haji dan rukun umrah. Akan tetapi jika jamaah haji ingin
memantapkan sa’i dengan melafalkan niat maka niat sa’i adalah
sebagai berikut:

Artinya; “aku niat sa’i (berjalan)antara shafa dan marwa,sa’i haji


atau umrah karena Allah SWT”

b. Syarat sa’i
1. Dimulai dari shafa dan diakhiri di marwa
2. Sa’i haji dilakukan sesudah tawaf
3. Sa’i haji dilakukan setelah thawaf qudum atau thawaf ifadhah.
4. Thawaf yang sebelum sa’i harus thawaf yang sah
5. Sa’i sebanyak 7 kali dengan yakin
6. Sa’i dilakukan didalam mas’a(tempat sa’i sekarang)
7. Tidak bertujuan selain sa’i

9
c. Sunnah sa’i
1) Suci dari kedua hadas dan suci dari najis
2) Menutup aurat
3) Naik ke atas trap(kini jalan tanjakan) shafa dan marwa
4) Lari kecil antara dua tanda pal/lampu hijau (bagi pria)
5) Membaca do’a dan dzikir yang datang dari Nabi Muhammad
SAW
6) Berturut-turut antara pelaksanaan thawaf 7 kali dan disambung
sa’i,dan berturut-turut antara sa’i yang satu dengan yang
berikutnya.

5. Cukur/gunting rambut (tahallul)


Ketentuan mencukur/menggunting rambut yang merupakan
bagian dari rukun haji adalah sebagai berikut:
a. Wajib: menghilangkan 3 utas rambut kepala dengan cara apapun
b. Utama: laki-laki mencukur semua rambut kepalanya,sedangkan
wanita memotong sedikit pada ujung rambutnya
c. Sunnah: menghadap kiblat saat mencukur atau memotong rambut
serta membaca takbir,do’a dan dzikir.
Berikut adalah do’a waktu mencukur rambut(sambil memegang
rambut:

Artinya; “ya Allah sesungguh ini adalah ujung rambut hamba yang ada
dalam kekuasaan-mu,maka jadikanlah untuk hamba setiap rambut suatu
cahaya di hari kiamat ,dan ampunilah segala dosa hamba”

10
6. Tertib
Berikut ketentuan tertib rukun dalam haji:
a. Mendahulukan niat ihram dari seluruh rukun
b. Mendahulukan wuquf dari bercukur dan thawaf ifadhah
c. Sa’i boleh didahulukan atau diakhirkan dari wuquf. Bila didahulukan
harus setelah thawaf qudum. Bila diakhirkan harus thawaf ifadhah
d. Antara cukur dan thawaf ifadhah tidak ada tertib. Boleh dibolak-
balik,dan inilah yang dinamakan tertib pada sebagian rukun haji.

E. Wajib haji
Menurut (Taufiqurochman,2009,31-42) aturan wajib haji adalah:
1. Ihram dari miqat
Miqat adalah batas pelaksanaan,miqat dibagi menjadi dua macam
yaitu,miqat zamani dan miqat makani.
a. Miqat zamani,yaitu batas waktu pelaksanaan haji dan umrah,miqat
zamani haji yaitu pada bulan syawal,dzulhijjah (sebelum masuk waktu
subuh dihari raya). Karena itu,haji hanya terjadi sekali dalam setahun
yang intinya terdapat pada tanggal 9 dzulhijjah (hari arafah). Dengan
ketentuan awal berhaji ini,maka seseorang boleh berniat haji sejak
tanggal 1 syawal,tapi ia tetap harus dalam keadaan ihram menunggu
hingga pelaksanaan haji yang puncaknya pada tanggal 9,10 hingga 13
dzulhijjah. Jika ia mampu untuk itu,maka tak mengapa ia berihram
sejak waktu awal,walaupun hal semacam ini jarang dilakukan jamaah
haji mengingat beratnya hal itu
b. Miqat makani,yaitu tempat perbatasan dalam memulai ihram haji atau
umrah. Jadi, seseorang yang hendak berniat ihram, ia harus berada
pada tempat-tempat yang telah ditetapkan sebagai ‘miqat’. Jika ini
dilanggar, maka dikenakan dam.

11
2. Mabit di muzdalifah
Mabit (bermalam) di muzdalifah, menurut sebagian ulama,
hukumnya wajib. Sebagian berpendapat sunnah. Waktu mabit di
muzdalifah adalah saat pertengahan malam hari raya (malam 10
dzulhijjah) sesudah wukuf di arafah.
3. Mabit di mina
Mabit di mina,menurut jumhur ulama hukumnya wajib. Sebagian
ulama termasuk imam syafi’i dalam qaul qadim-nya,menyatakan sunnah
hukumnya. Waktu mabit di mina yaitu malam tanggal 11, 12, dan 13
dzulhijjah.
4. Melontar jumrah
Ketika jamaah haji tiba di mina,baik sesudah pertengahan malam
tanggal 10 dzulhijjah maupun pada pagi hari setelah matahari
terbit,sebelum mengerjakan segala sesuatu,hendaklah ia segera melontar
jumrah aqobah saja dengan 7 butir kerikil (wajib). Usai melontar jumrah
aqobah ini, ia segera mencukur rabut (tahallul awal). Setelah keduanya
dilaksanakan itu artinya ia bebas memakai pakaian apapun, dengan kata
lain ia telah terbebas dari semua larangan ihram kecuali bersetubuh
(jima’).
5. Meninggalkan larangan ihram
Larangan-larangan akibat ihram,yaitu :
a. Bagi laki-laki, dilarang berpakaian biasa berjahit yang meliputi
tubuh dibagian anggota tubuhnya yang mana saja. Laki-laki
juga dilarang menutup kepalanya dengan apapun itu. Bagi
wanita boleh memakai pakaian berjahit seperti mukena. Wanita
hanya dilarang menutup wajahnya dan memakai kaos tangan.
b. Meminyaki rambut kepala atau rambut muka dengan
sengaja,sekalipun hanya seutas rambut saja dengan minyak
wangi apapun,seperti:minyak rambut,sampo,konditioner,dan
sebagainya.

12
c. Memakai wangi-wangian dengan sengaja pada bagian manapun
dibadannya, baik yang nampak maupun tidak, atau juga pada
kain ihram/pakaiannya, dengan wewangian seperti: minyak
wangi, handbody, dan sebagainya.
d. Jima’atau bersetubuh yang dilakukan sebelum tahallul awal
adalah membatalkan atau merusak ibadah haji.
e. Jima’ atau bersetubuh yang dilakukan usai tahallul awal,tidak
merusak haji.
f. Mukaddimah jima’ (seperti: memegang, mencium, merangkul,
dan sebagainya) tidak dikenakan dam apapun asal tidak dengan
syahwat.
g. Orang yang sedang ihram, haram melakukan akad nikah
(sebagai calon suami/istri), haram juga menjadi wali, atau
menjadi wali wakil atau wali hakim.
h. Menghilangkan rambut apa saja, baik dikepala,muka,badan,dan
sekujur tubuh,dengan cara apapun itu.
i. Menghilangkan/memotong kuku tangan/kaki dengan cara
apapun.
j. Menghilangkan rambut/kuku yang banyak,kalau dilakukan
terpisah satu demi satu ditempat yang berbeda dan diwaktu
yang berlainan,maka setiap seutas rambut atau sepotong
kuku,fidyahnya tetap 1 mud.
k. Haram mengganggu binatang buruan darat yang halal dimakan
di tanah haram atau diluar tanah haram.
l. Haram mencabut/mengjebol, memotong atau merusak
pepohonan dan rerumputan tanah haram, baik yang dimiliki
orang atau tidak.

13
F. Macam-Macam Haji
Menurut (Madjid, 2000, 322) Ada macam-macam haji yang terbagi
menjadi empat yaitu:
a) Haji al-Ifrad
Haji ini dapat diartikan dengan haji diri sendiri, yakni cara haji
yang paling sederhana yang tidak mensyaratkan umrah maupun kurban
binatang.
b) Haji al-Qiran
Haji ini dapat diartikan dengan haji gabungan, yang mana calon
haji melaksanakan umrah dan tanpa mengganti ihram langsung
melaksanakan haji. Mereka yang menjalankan haji qiran harus
melakukan korban hewan dalam jangka waktu tiga hari selama musim
haji, dan selanjutnya pada jangka 7 hari sekembalinya ke rumah asal.
c) Haji al-Tamattu
Haji ini dapat diartikan dengan haji terputus, yang mana calon haji
melaksanakan umrah dan kemudian mengganti pakaian ihram sambil
menunggu datangnya saat memakai ihram bagi pelaksanaan ibadah
selanjutnya. Mereka yang menjalankan haji tamattu boleh memilih
melakukan korban hewan dalam jangka waktu selama musim haji atau
dalam jangka tujuh hari sekembalinya ketempat asal.
d) Haji Wada
Haji ini dapat diartikan dengan haji penghabisan yang dapat dan
hanya dilakukan oleh Rasulullah SAW bersama para sahabatnya.

14
G. BeberapaProblematika Haji
Menurut (Taufiqurochman,2009,52-56) beberapa promblematika haji
yaitu sebagai berikut :
1. Haji Badal
Haji badal artinya haji ganti. Maksudnya, menghajikan orang lain.
Dalam hal ini hukumnya boleh dengan ketentuan bahwa orang yang
menjadi wakil harus sudah melakukan haji wajib bagi dirinya, dan yang
diwakili (dihajikan) telah mampu untuk pergi haji tetapi dia tidak dapat
melaksanakannya sendiri karena sakit yang tidap dapat diharapkan
kesembuhannya atau uzur yang menghilangkan istitha’ahnya
(kemampuannya) atau meninggal dunia setelah berniat haji. Orang laki-
laki menghajikan untuk laki-laki atau perempuan, dan sebaliknya.
Diutamakan yang mengerjakannya adalah keluarganya.
2. Haji Wanita
a. Kewajiban Haji
Kewajiban haji tidak hanya bagi kaum pria, tapi juga bagi
Wanita, sebagaimana perintah Allah dalam surah Ali Imran 97.
Karena itu, ibadah haji wajib bagi Wanita islam yang merdeka
(bukan budak), berakal sehat, dewasa, mampu dan memenuhi
syarat-syarat tertentu.
b. Ketentuan Khusus bagi Wanita
Ketentuan haji bagi pria dan Wanita sama saja, kecuali
beberapa hal dibawah ini :
1) Menutup aurat seluruh tubuh dengan busana muslim kecuali
wajah atau muka dan pergelangan tangan sampai ujung jari
boleh ditutup dan boleh dibuka, yang dilarang adalah menutup
dengan kaos tangan.
2) Tidak mengeraskan suara ketika berdoa dan mengucapkan
talbiyah.
3) Tidak lari-lari kecil pada waktu thawaf dan sa’i.

15
4) Tidak disunnahkan mengecup Hajar Aswad, tetapi cukupi
syarat dengan mengangkat/menghapkan telapak tangan ke arah
Hajar Aswad kemudian mengecup tangannya.
5) Tidak mencukur rambutnya kecuali tahallul(dihalalkan
/diperbolehkan) tetapi cukup memotong ujung rambutnya saja,
minimal 3 helai.
6) Berpakaian rapi, islami dan menghindari pakaian tipis dan
ketat.
7) Tidak memakai make up berlebihan.
8) Bertutur kata yang baik,tidak berbohong,tidak memfitnah dan
mengunjinggkan orang lain.
9) Menghindari berpergian berduaan dengan orang lain yang
bukan mahramnya.
10) Menghindari perilaku tidak wajar.

c. Rukun Haji bagi Wanita Haida tau Nifas


Semua rukun haji boleh dilakukan wanita dalam keadaan
hadats besar atau hadats kecil, kecuali tawaf disyaratkan harus suci
dari hadats besar dan kecil.

d. Ihram bagi Wanita Haida tau Nifas


Bagi wanita yang melaksanakan haji tamattu dan waktu
ihram umrah terhalang oleh haid atau nifas (baik sebelum niat atau
sesudah niat umrah), maka setelah sampai di Mekkah harus
menunda pelaksaan umrahnya sampai dia suci.

16
e. Thawaf ifadhah bagi Wanita Haid atau Nifas
Thawaf Ifadhah merupakan salah satu rukun haji, oleh
sebab itu tidak boleh ditinggalkan atau diwakilkan karena
mengingat hal ini mengandung resiko yang berat, Adapun jalan
keluar yang dapat dilakukan :
1) Apabila waktu berangkat ke Madinah atau Jeddah masih cukup
lama, hendaknya ia menanti datangnya suci. Setelah itu segera
mandi dan thawaf ifadhah.
2) Waktu haid/nifas ada batas maksimal dan minimalnya. Untuk
haid minimal sehari semalam, maksimal 15 hari. Sedangkan
untuk nifas minimal sesaat dan lamanya bisa 1 atau 2 minggu
dan 40 hari serta maksimal 60 hari. Apabila selama melakukan
thawaf hingga selesai darah haid atau nifas tidak keluar, maka
sah thawaf ifadhahnya walaupun sesudah thawaf selesai darah
keluar lagi.
3) Dalam melaksanakan thawaf ifadhah bagi wanita, syariat
agama islam membenarkan penggunaan obat untuk
menghentikan darah haid atau nifas
4) Menurut madzhab Hanafi, dibolehkan thawaf alam keadaan
haid tetapi harus membayar dam unta atau sapi atau 7 ekor
kambing. Sedangkan menurut Ibnu Qayyim dari madzhab
Hambali, Wanita haid dan nifas diperbolehkan dan dipandang
sah melakukan thawaf ifadhah dan tidak membayar dam.

H. Sunnah Haji Dan Umrah


Menurut (Taufiqurochman,2009,47) Kesunnahan ibadah haji dan
umrah sangat banyak sekali karena kesunahan tersebut terkait, pada
kesunnahan bagian-bagian haji dan umrah, seperti kesunnahan dalam
thawaf,sa’i,melontar jumrah, dan sebagainya sebagamaina yang telah
dijelaskan.Diantara sunnah haji dan umrah adalah sebagai berikut ini :

17
1. Menghilangkan semua kotoran badan, kuku, rambut ketiak dan rambut
kemaluan
2. Mandi untuk ihram
3. Berwangi-wangian pada badannya saja
4. Memakai kain dan selendang putih untuk pria
5. Shalat 2 rakaat sunnah ihram sebelum melakukan niat ihram
6. Membacata lbiyah (bacaan yang dilafalkan untu kmemenuhi
panggilan Allah SWT saat ibadah haji atau umrah)
7. Memperbanyak talbiyah selama ihram
8. Membaca doa-doa yang dianjurkan Rasulullah saw, seperti doa setiap
putaran thawaf, doa mencium hajar aswad, doa sa’i antara shafa dan
Marwa, dan sebagainya
9. Memperbanyak membaca al-Quran dan dzikir.

Menurut (Ahmar dan Arum, 1996-2001, 53) Adapun seseorang yang pergi
haji haruslah:

1. Muslim
2. Akil balig (jika belum dewasa, kewajiban hajinya belum termasuk,
jadi kelak setelah dewasa harus mengulang)
3. Merdeka (hidup sejahtera dan berkecukupan memenuhi kebutuhan
pribadi atau keluarganya)
4. Bagi wanita sebisa mungkin disertai dengan muhrimnya.

I. Pelaksanaan haji
Menurut (M.Julius,2007,37-42) Pakaian yang dibawa cukup untuk
keperluan 3-4 hari ditambah sehelai kain ihram (selain yang akan
dipakai). Sedangkan barang-barang berharga lainnya,misalnya emas dan
uang titipkan kepada pengelola maktab dengan tanda bukti penerimaan.
Adapun urutan langkah selama menjalankan ibadah haji sebagai berikut:

18
a. Siapkan diri dengan mandi seperti mandi wajib,gunakan wangi-
wangian lalu kenakan pakaian ihram
b. Lakukan sholat sunat ihram dua rakaat ditempat tinggal anda,lalu
berniat dengan membaca “labbaikallaahumma khajjan” yang artinya
“ya Allah,aku penuhi panggilanmu untuk berhaji”. Dan dilanjutkan
dengan membaca talbiyah,adapun bacaan talbiyah yaitu
“labbaikallahumma labbaik,labbaika laa syariika laka labbaik,innal
hamda-wan nikmata,laka wal mulk-laa syarikalak”
c. Berangkat ke Mina pada tanggal 8 dzulhijjah pada pagi hari
d. Berangkat ke Arafah pada tanggal 8 dzulhijjah pada sore atau malam
hari
e. Wukuf di Arafah tanggal 9 dzulhijjah (dimulai tergelincir matahari
sampai maghrib)
f. Menuju ke Muzdalifah
g. Berada di Mina tanggal 10 dzulhijjah

19
BAB III
PENUTUP

B. Kesimpulan
1. Pengertian Haji
Menurut (Thomson, 1996-1998, 322) Haji merupakan ibadah
yang wajib dilaksanakan oleh kaum muslimin yang sudah mampu,
paling tidak sekali dalam seumur hidupnya, dengan cara mengadakan
perjalanan ke Makkah. Cara dan lokasi pelaksanaan haji sudah
termasuk ibadah di sekeliling Ka’bah tertentu. Ibadah haji dilaksanakan
sejak tanggal 8 Dzulhijjah, dan merupakan tiang utama ajaran islam.
2. Keutamaan Haji
Menurut (Taufiqurochman,2009,1-3) Haji adalah satu rukun
islam yang kelima dan diwajibkan Allah SWT kepada orang-orang
yang mampu menunaikannya,yakni memiliki kesanggupan biaya serta
sehat jasmani dan rohani untuk menunaikan perintah tersebut.
Kewajiban ibadah haji hanya sekali seumur hidup. Kewajiban ini baru
disyariatkan pada tahun ke-6 hijriyah,setelah Rasulullah SAW hijrah ke
Madinah. Nabi sendiri hanya sekali mengerjakan haji yang kemudian
dikenal dengan sebutan Haji Wada’. Tak lama setelah beliau wafat.
3. Ketentuan Umum Ibadah Haji
a. Kewajiban Haji
b. Waktu Haji
c. Syarat Haji
4. Rukun Haji
a. Ihram /Niat Haji
b. Wukuf
c. Thawaf
d. Sa’i
e. Cukur /Gunting Rambut (tahallul)

20
f. Tertib
5. Wajib Haji
a. Ihram dari Miqat
b. Mabit dari Muzdalifah
c. Mabit di Mina
d. Melontar Jumrah
e. Meninggalkan Larangan Ihram
6. Macam-macam Haji
a. Haji Al-Ifrad
b. Haji Al-Qiran
c. Haji Al-Tamattu
d. Haji Wada
7. Beberapa Problematika Haji
a. Haji Badal
b. Haji Wanita
8. Sunnah Haji dan Umrah
Menurut (Taufiqurrochman,2009,47) Kesunnahan ibadah haji dan
umrah sangat banyak sekali karena kesunahan tersebut terkait, pada
kesunnahan bagian-bagian haji dan umrah, seperti kesunnahan dalam
thawaf,sa’i,melontar jumrah, dan sebagainya sebagamaina yang telah
dijelaskan.
9. Pelaksanaan Haji
Menurut (M.Julius,2007,37-42) Pakaian yang dibawa cukup
untuk keperluan 3-4 hari ditambah sehelai kain ihram(selain yang
akan dipakai). Sedangkan barang-barang berharga lainnya,misalnya
emas dan uang titipkan kepada pengelola maktab dengan tanda bukti
penerimaan. Adapun urutan langkah selama menjalankan ibadah haji
sebagai berikut:

a. Siapkan diri dengan mandi seperti mandi wajib,gunakan wangi-


wangian lalu kenakan pakaian ihram

21
b. Lakukan sholat sunat ihram dua rakaat ditempat tinggal anda,lalu
berniat dengan membaca “labbaikallaahumma khajjan” yang
artinya “ya Allah,aku penuhi panggilanmu untuk berhaji”. Dan
dilanjutkan dengan membaca talbiyah,adapun bacaan talbiyah yaitu
“labbaikallahumma labbaik,labbaika laa syariika laka
labbaik,innal hamda-wan nikmata,laka wal mulk-laa syarikalak”
c. Berangkat ke Mina pada tanggal 8 dzulhijjah pada pagi hari
d. Berangkat ke Arafah pada tanggal 8 dzulhijjah pada sore atau
malam hari
e. Wukuf di Arafah tanggal 9 dzulhijjah (dimulai tergelincir matahari
sampai maghrib)
f. Menuju ke Muzdalifah
g. Berada di Mina tanggal 10 dzulhijjah

C. Saran
Makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna,maka dari itu
kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca
untuk kemajuan dan perbaikan makalah kami agar kedepannya bisa
mendapatkan kesempurnaan dalam membuat tugas makalah. Terima
kasih kami ucapakan semoga dengan sudah membaca makalah kami bisa
memberikan manfaat dan mendapatkan ilmu baru.

22
DAFTAR PUSTAKA

Harjanti, I. F. (2001). BUKU PINTAR CALON HAJI. Jakarta: GEMA INSANI


PRESS.

M.A., H. T. (2009). MANASIK HAJI & ZIARAH SPIRITUAL. Malang: UIN


Maliki Press Malang.

Madjid, D. N. (1997). PERJALANAN RELIGIUS 'UMRAH DAN HAJI. Jakarta:


PARAMADINA.

St., M. J. (2007). Panduan Lengkap dan Praktis Haji Tamattu'. Malang:


Bayumedia Publishing.

Thomson, A. (1998). PENGALAMAN SEORANG MUALLAF, HAJI KELANA


MENCARI ILAHI. Jakarta: Fajar Interpratama Offset.

23

Anda mungkin juga menyukai