AGAMA
POLITEKNIK
NEGERI TANAH
LAUT
Segala puji dan syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam
juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan
keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan
kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Pendidikan Agama pada Program
Studi Agroindustri Politeknik Negeri Tanah Laut dengan ini saya mengangkat
judul “Menunaikan Kewajiban Rukun Islam”.
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalam
Penulis,
MANOHARA QUBRA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Kesimpulan.................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Haji dan umroh adalah ibadah yang diperintahkan Allah dan diajarkan oleh
para Rasul. Ibadah ini dimulai sejak Nabi Adam AS, manusia pertama yang
menginjakkan kaki didunia ini, dan membangun ka’bah di Makkah. Bahwa ia
merupakan kewajiban, yang sesungguhnya tidaklah diperlukan-Nya, memperkuat
keyakinan akan kebutuhan untuk menunaikannya.
Orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan umroh adalah tamu-tamu
Allah. Allah memberikan kepada mereka apa yang mereka minta, kemudian Dia akan
mengganti semua harta yang mereka belanjakan untuk-Nya, satu dirham menjadi
sejuta dirham.
Haji merupakan rukun islam yang kelima, diwajibkan kepada setiap muslim
yang mampu untuk mengerjakannya, jumhur ulama sepakat bahwa mula-mulanya
disyariatkan ibadah haji tersebut adalah pada tahun ke enam hijriyah, tetapi ada juga
yang mengatakan tahun ke sembilan hijriyah.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, saya mencoba memberi penjelasan
singkat mengenai pengertian haji dan umroh, tujuan yang ingn kita capai daam haji
dan umroh adalah dasar hukum dan perintah haji dan umroh, syarat, rukun dan wajib
haji dan umroh serta larangan-larangan dalam haji dan umroh. Selain itu, saya juga
menambahkan sedikit pemaparan hikmah melaksanakan haji dan umroh.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian kewajiban haji dan umrah ?
2. Apa hikmah melaksanakan haji dan umrah ?
3. Apa hukum melaksanakan haji dan umrah bagi orang yang mampu?
4.
BAB II
PEMBAHASAN
Dan karena Allah, diwajibkan atas manusia melakukan ibadah haji ke Baitullah,
bagi yang mampu melaksanakannya. (Q.s. Ali Imran : 97).
Ungkapan Ali Syariati tersebut mengajak kepada kita untuk menggali hikmah
yang terkandung oleh perintah melaksanakan ibadah haji ini. Dapat dipastikan bahwa
ibadah haji memiliki dua dimensi nilai.
Pertama, ibadah haji sebagai ibadah perorangan yang mendidik pribadi pelakunya
meningkatkan nilai ketaatan pada agamanya.
Kedua, ibadah haji sebagai ibadah yang dilakukan berjamaah (secara massif)
akan memiliki nilai-nilai kemasyarakatan bahkan kebangsaan yang dapat meningkatkan
kehramonisan dan kemajuan hidup bermsayarakat / berbangsa. Dua dimensi nilai ajaran
atau hikmah pelaksanaan ibadah haji ini lebih lanjut di jabarkan sebagai berikut :
a. Melalui ibadah haji atau umrah, umat islam disegenap penjuru dunia dapat
mengadakan silaturahim. Hal ini memudahkan tercapainya ukhuwah
islamiyah dan ukhuwah basyariyah sesama muslim dari berbagai bangsa di
dunia.
b. Ibadah haji atau umrah dapat dijadikan sebagai suatu standar internasional
keberhasilan atau kegagalan dakwah islamiyah yang dilakukan oleh
berbagai organisasi dakwah di dunia. Melalui ibadah haji atau umrah ini
dapat diketahui nilai keluasan dan pengalaan ajaran-ajaran keagamaan dari
setiap pelaku haji.
e. Dalam konteks bangsa tertentu seperti indonesia, ibadah haji dan umrah
dapat menumbuhkan semangat keagamaan dalam kehidupan masyarakat
scara umum. Mereka yang telah berhaji oleh masyarakat sendiri seringkali
dijadikan sebagai orang yang patut dijadikan panutan dan tokoh.
Melaksanakan ibadah haji itu wajib hukumnya bagi yang mampu, sebagaimana
dijelaskan di dalam Qs. Ali Imran : 97, yang artinya : Jika seorang muslim yang sudah
mampu dan punya kesempatan, lalu tidak segera menunaikan ibadah haji, maka
hukumnya adalah dosa. Bahkan rasulullah saw. Pernah memperingatkan kita dalam
haditsnya yang artinya “Siapa yang memiliki bekal dan kendaraan yang dapat
menyampaikannya pergi haji ke baitullah, kemudian ia tidak segera berhaji, maka tidak
ada halangan bagianya untuk mati dalam keadaan yahudi atau nasrani.” HR. Turmudzi
dan nasai dai Ali bin Abi thalib).
Sesungguhnya wajib haji dan umrah itu hanya satu kali seumur hidup atas orang-
orang yang mampu. Maka siapa yang mati atau lumpuh dan tidak dapat menunaikan
ibadah haji setelah ia mampu dan sempat, maka ia mati dalam kefasikan. Demikian
pula yang lumpuh, hingga ia dihajikan oleh orang lain.
Imam Al-Ghazali mengatakan : “Siapa yang telah mampu berhaji. Lalu menunda-
nunda hingga pailit, maka harus berusaha meminta zakat / shadaqah untuk berhaji. Jika
tidak, maka ia mati dalam keadaan berdosa / maksiat.”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kata haji berasal dari bahasa arab
yang berarti menyengaja, menuju suatu tempat, mengunjunginya secara berulang-ulang.
Begitu juga dengan umrah, yang juga dapat berbarti mengunjungi atau menuju suatu
tempat. Sedang menurut istilah syara’ haji dan umrah berarti “menyengaja
mengunjungi ka’bah dengan niat untuk beribadah pada waktu tertentu, dengan syarat-
syarat tertentu dan tata cara tertentu.” Pengertian ini erat keitannya dengan segala
ketetntuan haji yang sifatnya pekerjaan fisik, berbentuk “bepergian beribadat” ke
mekkah. Hampir seluruh bentuk bepergian beribadat tersebut dipaksakan , atau
disengajakan, seperti melakukan thawaf, sa’i, wukuf di arafah atau mabit di Mina.
DAFTAR PUSTAKA
https://medium.com/@umrohquranibandungkabilah/pengertian-dan-perbedaan-ibadah-haji-
dan-umroh-3d56bd1e1e3f
https://kuatenggarang.wordpress.com/haji-umroh/
http://carahajidanumroh.blogspot.com/2015/01/dasar-hukum-haji-dan-umroh.html