Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN

AGAMA

POLITEKNIK
NEGERI TANAH
LAUT

[MAKALAH HAJI DAN


UMROH]
Nama : Manohara Qubra
Nim : 2002301008
Pengajar : Dr. Mufrida Zein, S.Ag., M.Pd
Agroindustri Kelas 1B
KATA PENGANTAR

            Segala puji dan syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam
juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan
keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan
kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Pendidikan Agama pada Program
Studi Agroindustri Politeknik Negeri Tanah Laut dengan ini saya mengangkat
judul “Menunaikan Kewajiban Rukun Islam”.
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalam
Penulis,

MANOHARA QUBRA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2

A. Kewajiban Haji Dan Umrah.......................................................... 2


B. Hikmah Haji Dan Umrah............................................................... 2
C. Melaksanakan Haji Dan Umrah Jika Mampu................................ 5

BAB III PENUTUP......................................................................................... 6

A. Kesimpulan.................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Haji dan umroh adalah ibadah yang diperintahkan Allah dan diajarkan oleh
para Rasul. Ibadah ini dimulai sejak Nabi Adam AS, manusia pertama yang
menginjakkan kaki didunia ini, dan membangun ka’bah di Makkah. Bahwa ia
merupakan kewajiban, yang sesungguhnya tidaklah diperlukan-Nya, memperkuat
keyakinan akan kebutuhan untuk menunaikannya.
Orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan umroh adalah tamu-tamu
Allah. Allah memberikan kepada mereka apa yang mereka minta, kemudian Dia akan
mengganti semua harta yang mereka belanjakan untuk-Nya, satu dirham menjadi
sejuta dirham.
Haji merupakan rukun islam yang kelima, diwajibkan kepada setiap muslim
yang mampu untuk mengerjakannya, jumhur ulama sepakat bahwa mula-mulanya
disyariatkan ibadah haji tersebut adalah pada tahun ke enam hijriyah, tetapi ada juga
yang mengatakan tahun ke sembilan hijriyah.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, saya mencoba memberi penjelasan
singkat mengenai pengertian haji dan umroh, tujuan yang ingn kita capai daam haji
dan umroh adalah dasar hukum dan perintah haji dan umroh, syarat, rukun dan wajib
haji dan umroh serta larangan-larangan dalam haji dan umroh. Selain itu, saya juga
menambahkan sedikit pemaparan hikmah melaksanakan haji dan umroh.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian kewajiban haji dan umrah ?
2. Apa hikmah melaksanakan haji dan umrah ?
3. Apa hukum melaksanakan haji dan umrah bagi orang yang mampu?
4.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kewajiban Haji Dan Umrah


Sejak tahun ke- 6 Hijriyah, ibadah haji resmi menjadi kewajiban umat islam.
Penetapan kewajiban ini terjadi setelah turunnya ayat. Dan sempurnakanlah haji dan
umrah karena Allah. (QS. Al-Baqarah : 196).
Kata haji berasal dari bahasa arab yang berarti menyengaja, menuju suatu tempat,
mengunjunginya secara berulang-ulang. Begitu juga dengan umrah, yang juga dapat
berbarti mengunjungi atau menuju suatu tempat.
Sedang menurut istilah syara’ haji dan umrah berarti “menyengaja mengunjungi
ka’bah dengan niat untuk beribadah pada waktu tertentu, dengan syarat-syarat tertentu
dan tata cara tertentu.” Pengertian ini erat keitannya dengan segala ketetntuan haji yang
sifatnya pekerjaan fisik, berbentuk “bepergian beribadat” ke mekkah. Hampir seluruh
bentuk bepergian beribadat tersebut dipaksakan , atau disengajakan, seperti melakukan
thawaf, sa’i, wukuf di arafah atau mabit di Mina.

Yang dimaksud “mampu” dalam pelaksanaan ibadah haji, di samping mampu


secara fisik (tidak sakit, dewasa, dan sebagainya), juga paling penting adalah mampu
menanggulangi kebutuhan biaya perjalanannya. Kewajiban ini pun masih ditentukan
pula oleh kondisi keamanan di perjalanan dan kemampuan penampungan (kuota)
tempat berhaji. Dasar hukum tentang kewajiban haji ini adalah firman Allah SWT yang
artinya :

Dan karena Allah, diwajibkan atas manusia melakukan ibadah haji ke Baitullah,
bagi yang mampu melaksanakannya. (Q.s. Ali Imran : 97).

B. Hikmah Haji Dan Umrah


Ibadah haji yang dilaksanak setiap tahun di makkah al-mukarramah itu, menurut
ali syariati – cendikiawan muslim berkembangsaan iran – merupakan doktrin islam
yang praktis teoritis yang diterima oleh berjuta-juta umat islam ari berbagai penjuru
dunia. Pada saat berlangsungnya ibadah haji mereka mepelajari hakikat ajaran islam
mengenai persatuan, persamaan, perhatian terhadap nasib bangsa seagama dan
sebagainya. Informasi dan pengetahuan yang mereka terima tersebut pada dilirannya
harus mampu menerangi masyarakat lainnya yang tidak memiliki kesempatan
menunaikan ibadah haji.

Ungkapan Ali Syariati tersebut mengajak kepada kita untuk menggali hikmah
yang terkandung oleh perintah melaksanakan ibadah haji ini. Dapat dipastikan bahwa
ibadah haji memiliki dua dimensi nilai.

Pertama, ibadah haji sebagai ibadah perorangan yang mendidik pribadi pelakunya
meningkatkan nilai ketaatan pada agamanya.

Kedua, ibadah haji sebagai ibadah yang dilakukan berjamaah (secara massif)
akan memiliki nilai-nilai kemasyarakatan bahkan kebangsaan yang dapat meningkatkan
kehramonisan dan kemajuan hidup bermsayarakat / berbangsa. Dua dimensi nilai ajaran
atau hikmah pelaksanaan ibadah haji ini lebih lanjut di jabarkan sebagai berikut :

1. Hikmah Haji Dan Umrah Bagi Pelakunya


Bagi seorang individu muslim yang telah melaksanakan ibadah haji, akan
memperoleh hikmah :

a. Meningkatkan nilai keteguhan dan keyakinan terhadap keberadaan dan


keagungan Allah SWT sebab pelaksanaan ibadah haji / umrah sangat
mengutamakan keikhlasan, ketawaduan dan kekhusyukan.

b. Memperkuat ketahanan fisik (jasmani) dan ketahanan mental (rohaniyah)


serta meningkatkan pengendalian keseimbangannya. Sebab ibadah haji
hanya dapat dilaksanakan oleh mereka yang sehat jasmani dan rohani.
Ketika haji berlangsung, ajaran syariah memberikan batasan-batasan
kebolehan dan larangan terhadap perbuatan para pelaku haji. Bila
kemampuan pengendalian kurang kuat, besar kemungkinan hajinya cacat.

c. Meningkatnya semangat berkorban, karena ibadah haji memang


membutuhkan pengorbanan sejak awal, baik biaya, waktu, tenaga dan
sebagainya.

d. Meningkatnya keampuan psikologis terhadap setiap penderitaan yang


dialami oleh siapa pun secara pribadi maupun kelompok. Sebab ketika
berhaji, penderitaan (kesulitan) yang sifatnya pribadi hendaknya mampu
dipecahkan secara pribadi pula, tetapi terkadang menjumpai penderitaan
orang lain yang membutuhkan pertolongan kita.

e. Tergalinya nilai kebersamaan dan kesederajatan sesama manusia secara


sosial, karena ketika berihram pakaian yang dikenakan seragam. Perbedaan
tingkatan kemuliaan hanya ditentukan oleh kemampuannya memperoleh
derajat takwa di hadapan Allag SWT.

f. Membangkitkan nilai tanggung jawab, karena berhaji / umrah secara


batiniyah menunjukkan nilai-nilai tanggung jawab pribadi saat berprlaku di
hadapan kelompok besar jamaah haji lainnya/ lebih utama lagi ketika harus
mengakui kekecilan dirinya di hadapan Allah SWT di depan Ka’bah
.

2. Hikmah Haji Dan Umrah Bagi Masyarakat Umum

Adapaun keuntungan atau himah melaksanakan ibadah haji bagi


masyarakat pada umumnya, adalah :

a. Melalui ibadah haji atau umrah, umat islam disegenap penjuru dunia dapat
mengadakan silaturahim. Hal ini memudahkan tercapainya ukhuwah
islamiyah dan ukhuwah basyariyah sesama muslim dari berbagai bangsa di
dunia.

b. Ibadah haji atau umrah dapat dijadikan sebagai suatu standar internasional
keberhasilan atau kegagalan dakwah islamiyah yang dilakukan oleh
berbagai organisasi dakwah di dunia. Melalui ibadah haji atau umrah ini
dapat diketahui nilai keluasan dan pengalaan ajaran-ajaran keagamaan dari
setiap pelaku haji.

c. Memontum yang dapat dijadikan sebagai inspirasi terjalinnya kerja sama


antar bangsa-bangsa muslin se dunia bagi perjuangan dalam meraih
kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia.

d. Peristiwa yangd apat mempertemukan pada pemikir, cendikiawan dan


ulama dari berbgaai penjuru dunia untuk saling mengkomunikasikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masing-masing bangsanya.

e. Dalam konteks bangsa tertentu seperti indonesia, ibadah haji dan umrah
dapat menumbuhkan semangat keagamaan dalam kehidupan masyarakat
scara umum. Mereka yang telah berhaji oleh masyarakat sendiri seringkali
dijadikan sebagai orang yang patut dijadikan panutan dan tokoh.

f. Pendapatan dari pengelolaan secara produktif terhadap dana tabungan haji


telah ikut menumbuhkan tingkat perekonomian dan kesejahteraan rakyat
secara langsung. Hal ini sudah dibuktikan di negara kita.

g. Semangat untuk berhaji atau berumrah yang membutuhkan penyediaan


dana yang tidak sedikit, secara pasti ikut membentuk etos kerja masyarakat
dalam budaya economic minded yang sehat.

C. Melaksanakan Haji Dan Umrah Jika Mampu

Melaksanakan ibadah haji itu wajib hukumnya bagi yang mampu, sebagaimana
dijelaskan di dalam Qs. Ali Imran : 97, yang artinya : Jika seorang muslim yang sudah
mampu dan punya kesempatan, lalu tidak segera menunaikan ibadah haji, maka
hukumnya adalah dosa. Bahkan rasulullah saw. Pernah memperingatkan kita dalam
haditsnya yang artinya “Siapa yang memiliki bekal dan kendaraan yang dapat
menyampaikannya pergi haji ke baitullah, kemudian ia tidak segera berhaji, maka tidak
ada halangan bagianya untuk mati dalam keadaan yahudi atau nasrani.” HR. Turmudzi
dan nasai dai Ali bin Abi thalib).

Sesungguhnya wajib haji dan umrah itu hanya satu kali seumur hidup atas orang-
orang yang mampu. Maka siapa yang mati atau lumpuh dan tidak dapat menunaikan
ibadah haji setelah ia mampu dan sempat, maka ia mati dalam kefasikan. Demikian
pula yang lumpuh, hingga ia dihajikan oleh orang lain.

Imam Al-Ghazali mengatakan : “Siapa yang telah mampu berhaji. Lalu menunda-
nunda hingga pailit, maka harus berusaha meminta zakat / shadaqah untuk berhaji. Jika
tidak, maka ia mati dalam keadaan berdosa / maksiat.”
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kata haji berasal dari bahasa arab
yang berarti menyengaja, menuju suatu tempat, mengunjunginya secara berulang-ulang.
Begitu juga dengan umrah, yang juga dapat berbarti mengunjungi atau menuju suatu
tempat. Sedang menurut istilah syara’ haji dan umrah berarti “menyengaja
mengunjungi ka’bah dengan niat untuk beribadah pada waktu tertentu, dengan syarat-
syarat tertentu dan tata cara tertentu.” Pengertian ini erat keitannya dengan segala
ketetntuan haji yang sifatnya pekerjaan fisik, berbentuk “bepergian beribadat” ke
mekkah. Hampir seluruh bentuk bepergian beribadat tersebut dipaksakan , atau
disengajakan, seperti melakukan thawaf, sa’i, wukuf di arafah atau mabit di Mina.

DAFTAR PUSTAKA

https://medium.com/@umrohquranibandungkabilah/pengertian-dan-perbedaan-ibadah-haji-
dan-umroh-3d56bd1e1e3f

https://kuatenggarang.wordpress.com/haji-umroh/

http://carahajidanumroh.blogspot.com/2015/01/dasar-hukum-haji-dan-umroh.html

Anda mungkin juga menyukai