Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DASAR PERSYARI’ATAN HAJI DAN TATA CARANYA


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Ibadah

Dosen Pengampu : H. Rudi Hartono ,S.Ag.,MH

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Tati Ruhayati 2022010098

Laylatuzzahro 2022010132

Kiki Maysah Rahayu 2022010112

Imam Mutaqin 2022010109

Cherry Ananda 20220100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-KHAIRIYAH

TAHUN AJARAN 2023-2024


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang maha kuasa karena telah
memberikan rahmat,taufiq,dan hidayahnya.serta tak lupa shalawat serta salam selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW.Berkat dari petunjuk Allah SWT kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ‘’Dasar Pensyari’atan Haji Dan Tata Caranya’’

Makalah ini di buat dengan bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah fiqih ibadah dan
kerja sama kelompok dalam penyelesaian makalah ini.Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan pada makalah ini.

Oleh karena itu kami mohon kritik dan sarannya untuk membangun makalah ini. Semoga
makalah ini dapat di mengerti bagi siapapun yang membacanya, dan bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Cilegon,18 Oktober 2023

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3

BAB I ..................................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4

A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5

A. Pengertian Haji .......................................................................................................................... 5


B. Jenis-Jenis Haji .......................................................................................................................... 5
C. Syarat wajib haji ........................................................................................................................ 6
D. Rukun Haji, Kewajiban Haji, Sunnah Haji, Dan Larangan Dalam haji ................................. 7
1. Rukun Haji ............................................................................................................................. 7
2. Wajib Haji .............................................................................................................................. 8
3. Sunnah Haji ............................................................................................................................ 9
4. Larangan Dalam Haji ............................................................................................................ 9
BAB III ................................................................................................................................................ 11

PENUTUP............................................................................................................................................ 11

A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Haji merupakan rukun Islam yang kelima yang diwajibkan bagi seorang Muslim
sekali sepanjang hidupnya bagi yang mampu melaksanakanya, Setiap perbuatan dalam
ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia, contoh seperti ihrom sebagai upacara pertama
maksudnya adalah bahwa manusia harus melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya
mengahadap diri kepada Allah Yang Maha Agung.
Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan
akhlak yang mulia. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia
menjadi umat yang satu karena memiliki persamaan atau satu akidah. Memperkuat fisik
dan mental. kerena ibadah haji maupun umrah merupakan ibadah yang berat memerlukan
persiapan fisik yang kuat, biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam
menghadapi segala godaan dan rintangan. Ibadah haji Menumbuhkan semangat berkorban,
baik harta, benda, jiwa besar dan pemurah, tenaga serta waktu untuk melakukannya.
Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membangun persatuan
dan kesatuan umat Islam sedunia. Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam
sedunia, yang peserta-pesertanya berdatangan dari seluruh penjuru dunia dan Ka'bahlah
yang menjadi simbol kesatuan dan persatuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Dasar hukum pelaksanaan ibadah haji?
2. Apa saja jenis-jenis haji?
3. Apa saja syarat haji?
4. Apa saja rukun haji,kewajiban haji,sunnah haji,dan larangan dalam haji?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan dasar hukum pelaksanaan ibadah haji.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis haji
3. Untuk Mengetahui syarat wajib haji
4. Untuk mengetahui rukun haji,kewajiban haji dan larangan dalam berhaji

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Haji
Menurut bahasa kata Haji berarti menuju, sedang menurut pengertian syar'i berarti
menyengaja menuju ke ka'bah baitullah untuk menjalakan ibadah (nusuk) yaitu ibadah
syari'ah yang terdahulu. Hukum haji adalah fardhu ain, wajib bagi setiap muslim yang
mampu, wajibnya sekali seumur hidup. Haji merupakan bagian dari rukun Islam. Mengenai
wajibnya haji telah disebutkan dalam Al Qur'an. As Sunnah dan ijma' (kesepakatan para
ulama)
Mengenai hukum ibadah haji, asal hukumnya adalah wajib ain bagi yang mampu,
Melaksanakan haji wajib, yaitu karena memenuhi rukun Islam dan apabila kita "nazar"
yaitu seorang yang bernazar untuk haji, maka wajib melaksanakannya, kemudian untuk
haji sunat, yaitu dikerjakan pada kesempatan selanjutnya, setelah pernah menunaikan haji
wajib. Haji merupakan rukun Islam yang ke lima, diwajibkan kepada setiap muslim yang
mampu untuk mengerjakan. Jumhur Ulama sepakat bahwa mula-mulanya disyari'atkan
ibadah haji tersebut pada tahun ke enam Hijrah, tetapi ada juga yang mengatakan tahun ke
sembilan hijrah.
Allah berfirman:
‫ّللا فَإِن َكف ََر َو َمن سبيال إليه استطاع من البيت حج الناس على وهللا‬
َ ‫غنِي‬ َ َ‫ال َعا َلمِين‬
َ ‫ع ِن‬
"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji),
maka sesungguhnya Allah Maha Kava (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam."
(QS. Ali Imron: 97).

B. Jenis-Jenis Haji
1. Haji Ifrad
Jenis haji yang pertama adalah haji ifrad, yaitu ibadah haji yang dilaksanakan di awal
kemudian dilanjutkan dengan umrah. Jadi jamaah diharuskan menyelesaikan haji terlebih
dahulu, setelah itu baru boleh melaksanakan tata cara ibadah umrah.
2. Haji Qiran

5
Jenis yang kedua yaitu haji qiran dimana ibadah haji dan ibadah umrah digabung menjadi
satu atau dilakukan secara bersamaan. Haji qiran merupakan jenis haji yang
menggabungkan niat haji dan umrah dalam satu waktu.
Haji jenis ini dilakukan di bulan-bulan haji seperti Syawal, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.
Tapi perlu diketahui, seorang muslim yang melaksanakan haji qiran nantinya harus
membayar denda atau dam. Caranya dengan menyembelih seekor kambing atau sepertujuh
sapi maupun unta.
3. Haji Tamattu
Jenis haji yang terakhir adalah haji tamattu, yaitu jamaah yang melaksanakan umrah
terlebih dahulu di bulan haji. Setelah menyelesaikan ibadah umrah, maka jamaah akan
harus melakukan tahallul dan dilanjutkan dengan berihram untuk haji.
Jenis haji ini biasanya juga disebut sebagai haji bersenang-senang. Bagi jamaah yang
melaksanakan haji tamattu, maka juga diwajibkan untuk membayar dam. Caranya dengan
menyembelih seekor kambing atau sepertujuh sapi maupun unta.

C. Syarat wajib haji


Syarat wajib haji ada 7, yaitu:
1. Islam, artinya bagi mereka yang tidak beragama Islam tidak diwajibkan kepada mereka
melaksanakan ibadah haji. Sedangkan bagi mereka yang murtad maksudnya mereka
yang awalnya beragama Islam kemudian keluar dari Islam dan beralih masuk agama
lain kepada mereka tetap diwajibkan ibadah haji jika persyaratan lainnya terpenuhi,
hanya saja baginya tidak sah hajinya jika belum kembali ke Islam.
2. Baligh. Mereka yang terkena kewajiban haji adalah mereka yang sudah baligh, sedang
mereka yang masih anak-anak/ belum baligh tidak terkena kewajiban haji.
3. Merdeka. Oleh karena itu bagi para budak/hamba tidak wajib haji.
4. Adanya Bekal. Haji itu wajib bagi mereka yang telah memiliki bekal, mulai biaya
transportasi dan lainnya atau mereka yang memiliki ONH dan bekal bagi keluarganya
yang ditinggalkan. Jadi jika hanya memiliki atau hanya sanggup membayar ONH dan
belum ada biaya atau bekal yang akan diberikan kepada keluarga yang ditinggalkannya,
maka baginya belum diwajibkan haji.

6
5. Adanya Alat Transportasi. Apabila jarak antara tempat tinggal orang yang mau haji
dengan kota Makkah jauh dan perlu kendaraan atau alat transportasi untuk sampai ke
Makkah, maka adanya kendaraan baik dengan memiliki sendiri atau menyewa
merupakan syarat bagi wajibnya haji. Jika tidak punya kendaraan atau ada kendaraan
tapi biaya sewa kendaraan sangat mahal atau diluar kewajaran maka tidak wajib haji.
6. Aman. Merupakan syarat wajib haji selanjutnya adalah adanya jaminan keamanan
dalam perjalanan baik ketika berangkat maupun pulang, sehingga jika persyaratan
diatas telah terpenuhi semua, akan tetapi jalur kendaraan melewati daerah yang tidak
aman dan tidak ada jalan lain kecuali dengan tambahan biaya yang banyak atau lainnya
maka tidak wajib haji.

D. Rukun Haji, Kewajiban Haji, Sunnah Haji, Dan Larangan Dalam haji
1. Rukun Haji
1. Niat/Ihram
Rukun haji yang pertama adalah melakukan ihram disertai dengan niat melakukan
ibadah haji.
2. Wukuf (9 zulhijjah)
Yang dimaksud adalah adanya atau hadirnya muhrim (orang yang ihram) di
‘Arafah setelah tergelincirnya matahari meskipun sebentar yaitu pada tanggal 9
Zulhijjah. Syarat bagi orang yang melakukan wukuf adalah orang ahli ibadah dalam
artian dia tidak gila dan tidak ayan. Waktu wukuf sendiri sampai fajar tanggal 10
Zulhijjah.
3. Thawaf
Thawaf mengelilingi Baitullah (Ka’bah) dilakukan dengan 7 kali putaran, dimana
hal tersebut dimulai dari hajar Aswad. Caranya setelah bahu kiri lurus dengan Hajar
Aswad berjalan keliling Ka’bah dan terus menjadikannya tetap lurus dengan bahu
kiri sampai tiba di Hajar Aswad lagi atau lurusnya. Dalam putaran tersebut Ka’bah
terus berada sebelah kiri lurus bahu sejak awal hingga ahir. Dari hajar Aswad
sampai hajar Aswad lagi itu dihitung satu kali putaran, jika memulainya tidak dari
hajar Aswad maka putaran itu tidak dianggap.

7
4. Sa’i
Rukun haji selanjutnya adalah sa’i atau lari-lari kecil antara gunung Shafa dan
gunung Marwah sebanyak 7 kali. Sa’i harus dilakukan diawali dari Shafa dan
diahiri di Marwah. Dari Shafa sampai Marwah dihitung satu kali, dan dari Marwah
menuju Shafa dihitung satu lagi.
5. Tahallul/ Cukur
Selain memiliki syarat dan rukun dalam ibadah haji juga ada wajib haji. Apabila
dalam ibadah yang lain antara rukun dan wajib sama maka dalam ibadah haji antara
rukun dan wajib berbeda. Jika rukun haji adalah suatu yang harus dilakukan dan
apabila tidak dilakukan maka ibadah hajinya tidak sah, dan wajib diulang tahun
depan, adapun wajib haji adalah suatu yang harus dilakukan, akan tetapi jika tidak
dilakukan ibadah haji tetap sah hanya terkena dam (denda).
2. Wajib Haji
1. Ihrom Dari Miqat
Melakukan atau memulai ihram dari miqatnya, baik itu yang berupa miqat tempat
maupun miqat waktu merupakan wajib haji. Miqat yang berkaitan dengan waktu
bagi orang berhaji adalah mulai dari bulan Syawal, Zul-Qa’idah, malam dari bulan
Zulhijjah. Sedangkan miqat waktu bagi orang yang hendak melakukan Umrah
adalah sepanjang tahun.
2. Melontarkan Tiga Jumrah
Melontar atau melempar tiga jumrah dimulai dari jumrah Kubra, Wustha, lalu
‘Aqabah. Dalam setiap melontar dilakukan dengan memakai 7 batu, yang
dilontarkan satu persatu, jika dalam satu kali leontaran menggunakan dua batu
maka dianggap satu kali lontaran.
3. Mabit/Menginap di Muzdalifah
4. Thawaf Wada’
5. Mabit/Menginap di Mina
 Perbedaan Rukun Dan Wajib Dalam Haji
 Rukun jika tidak dilakukan maka tidak sah dan wajib mengulang
 Wajib jika tidak dilaksanakan haji tetap sah tetapi kena dam/denda

8
3. Sunnah Haji
1. Membaca Talbiyah
Ketika sedang melaksanakn ibadah haji disunnahkan bagi orang yang berhaji
memperbanyak membaca talbiyah. Bagi laki-laki sunnah mengucapkan talbiyah
dengan suara nyaring sedangkan bagi perempuan membacanya secara pelan.
Setelah selesai membaca talbiyah membaca shalawat kepada Nabi SAW lalu
memohon syurga dan keridhaan Allah serta dijauhkan dari api neraka.
2. Mandi
3. Shalat Dua Rakaat
4. Memakai Wangi-Wangian Sebelum Ihram
5. Thawaf Qudum/Kedatangan
Thawaf qudum ini ditujukan bagi mereka orang haji ketika memasuki Makkah
sebelum wukuf di ‘Arafah, sedangkan mereka yang melakukan Umrah jika thawaf
karena Umrah maka cukuplah thawaf karena Umrah itulah sebagai thawaf qudum.
6. Dua rakaat thawaf
Melakukan shalat dua rakaat setelah selesai melaksanakan thawaf hendaknya
dilakukan di belakang maqam Ibrahin AS.
4. Larangan Dalam Haji
Suatu perbuatan yang dilarang karena kita telah memasuki amalan ibadah haji atau kita
sedang melaksanakan ihram adalah sebagai berikut:
1. Mamakai Wangi-Wangian
Ketika sedang melaksanakan ihram tidak diperbolehkan memakai sengaja
wewangian baik itu dibadan ataupun pada pakaian. Jika memakai wewangian itu
tidak disengaja misalnya minyak wangi tumpah kebadan atau pakaian yang sedang
dipakai maka itu tidak mengapa.
2. Menikah
Bagi orang yang sedang ihram tidak diperkenankan melakukan akad nikah baik
akad tersebut buat dirinya atau orang lain, dengan cara wakil ataupun dengan
wilayah.
3. Mencukur Rambut
4. Berhubungan Suami Istri

9
5. Meminang
6. Membunuh Binatang Buruan
Bagi orang sedang melaksanakan ihram haram membunuh binatang buruan yang
ada di darat dan halal dimakan. Disamping diharamkan membunuh juga
diharamkan mengganggu binatang-binatang tersebut.
7. Memakai Pakaian Yang Dijahit
8. Menutup Kepala
Bagi laki-laki yang sedang melaksanakan ihram tidak diperbolehkan menutup
kepalanya, baik yang ditutup seluruh kepala atau hanya sebagian saja. Akan tetapi
jika hal itu tidak dianggap sebagai menutup kepala maka tidak apa-apa atau tidak
dilarang seperti halnya dia menaruh tangannya diatas kepala atau berteduh dibawah
sekedup, maka tidak dilarang.
9. Menutup Muka
Seperti halnya laki-laki dilarang menutup kepala, maka perempuan dilarang
menutup mukanya dengan sesuatu yang dianggap sebagai menutup.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Haji menyengaja menuju ke ka’bah baitullah untuk menjalakan ibadah (nusuk)
yaitu ibadadah syari’ah yang terdahulu. Hukum haji adalah fardhu ‘ain, wajib bagi setiap
muslim yang mampu, wajibnya sekali seumur hidup. Haji merupakan bagian dari rukun
Islam.Mengenai wajibnya haji telah disebutkan dalam Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’
Tata cara pelaksanaan haji harus sesuai dengan syarat, rukun, wajib dan sunnat haji.
Hikmah disyariatkannya ibadah haji sebenarnya tidak jauh berbeda dengan ibadah
yang lain, seperti shalat jamaah, shalat Jumat, dan dua shalat hari raya, yaitu tampaknya
persatuan umat Islam. Islam menginginkan adanya sebuah ibadah yang bisa
menghilangkan sekat kaya, miskin, tampan, jelek, kulit putih, kulit hitam, atau lainnya. Di
sisi Allah swt, semuanya sama. Oleh karenanya, tentu adanya ibadah-ibadah yang telah
disebutkan tidak lantas mempersatukan umat Islam secara mayoritas. Ibadah itu hanya bisa
mempersatukan umat Islam di tempat mereka masing-masing. Tentu tidak dengan ibadah
haji. Ibadah yang satu ini mampu menampung semua umat Islam yang telah memenuhi
kewajiban-kewajibannya untuk bersatu dalam satu baris dan satu tempat. Syekh Ali Ahmad
al-Jarjawi mengatakan dalam kitab Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuh, bahwa Allah swt.
mensyariatkan ibadah haji agar umat Islam dari seantero negeri bersatu dan berkumpul di
satu tempat yang sama, mengesampingkan semua perbedaan yang ada, mulai dari suku,
budaya, negeri, mazhab dan lainnya. Mereka semua berkumpul di atas satu nama, yaitu
Islam. Ketika semua umat Islam dari berbagai tempat telah berkumpul di Makkah, maka
akan tercipta darinya sebuah hubungan erat dan timbulnya kasih sayang antarsatu dengan
yang lainnya. Dari Indonesia akan mengenal orang Arab, begitupun sebaliknya. Orang
Turki akan mengenal orang India, pun sebaliknya. Orang barat akan mengenal orang timur,
pun sebaliknya. Dengannya, akan sangat tampak bahwa mereka bagaikan saudara dari ayah
dan ibu yang sama. Dengannya pula, akan tercipta sebuah hubungan yang diikat oleh
agama Islam dan tidak akan bisa dipisahkan oleh perbedaan ras dan suku, budaya dan
bangsa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Https://yatimmandiri.org/blog/inspirasi/tata-cara-pelaksanaan-ibadah-haji/
Esoterik: Jurnal Akhlak dan Tasawuf Volume 2 Nomor 1 2016, Proses Haji dan Maknanya,
Istianah.
Jurnal Humaniora dan Teknologi, Volume 4, Nomor 1, Oktober 2018, Muhammad Noor.
Abdul Hamid & Ahmad Saebani, Fiqh Ibadah, Cet. I, ( Bandung: Pustaka Setia, 2009)

12

Anda mungkin juga menyukai