Disusun oleh:
Kelompok 1
2023
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I........................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................2
A. Pengertian, Perbedaan Haji dan Umroh...............................................2
B. Masru’iyyah haji dan Umroh................................................................6
C. Keutamaan dan Hikmah Haji dan Umroh............................................8
BAB II....................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................12
DAFTRA PUSTAKA.............................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibadah haji adalah suatu ibadah yang memerlukan kebulatan tekad
dan kesungguhan hati. Kebulatan tekad untuk meninggalkan kampung
halaman beserta keluarga tercinta dan kesungguhan hati untuk
meninggalkan segala tingkah laku yang tidak baik. Haji diwajibkan bagi
setiap muslim, dengan syarat “bagi yang mampu”. Mampu baik secara
fisik dan materi. Dan yang lebih penting adalah kemampuan untuk
menyiapkan diri sebagai tamu Allah.
Haji adalah suatu ibadah yang tidak membedakan kedudukan dan
status sosial. Prosesi haji dan maknanya demikian penting untuk dikaji,
sebab jangan sampai ibadah ini hanya sebagai ritualnya tanpa mengetahui
makna terdalamnya. Ritual haji merupakan kumpulan simbol-simbol yang
sangat indah prosesi haji mengandung simbolisasi filosofis yang maknanya
sangat dalam yang dapat menyentuh aktivitas kehidupan manusia sehari-
hari. Makna prosesi haji apabila dihayati dan diamalkan secara baik dan
benar, maka akan mampu memberikan kesejukan, kecintaan, kebenaran
dan keadilan kepada umat manusia. Dengan demikian akan tercipta
kedamaian di muka bumi
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian,Perbedaan, Syarat Haji dan Umroh?
2. Masru’iyyah Haji dan Umroh?
3. Keutamaan dan Hikmah Haji dan Umroh
C. Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian, perbedaan, syariat Haji dan Umroh
2. Menjelaskan Masru’iyyah Haji dan Umroh
3. Menjelaskan Keutamaan dan Hikmah haji dan Umroh
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Perbedaan Haji dan Umroh
a. Perngertian
Pengertian haji secara etimologis berasal dari qashdu (maksud, niat,
menyengaja), sedangkan kata umrah berarti ziarah. Secara terminologis,
haji adalah ialah bermaksud (menyengaja) menuju Baitullah dengan cara
dan waktu yang telah ditentukan. Dari pengertian tersebut dapat dipahami
bahwa haji dan umrah adalah untuk melakukan kewajiban ziarah ke
Baitullah karena Allah.
Haji dan umroh adalah ibadah yang sangat dimuliakan dalam Islam.
Keduanya memiliki keistimewaan dan keutamaannya masing-masing. Haji
maupun orang dilakukan di tempat terbaik, yakni Mekkah. Tak hanya itu,
haji dan umroh juga memiliki kesamaan, seperti halnya baju yang
digunakan, hal yang tidak boleh dilakukan, hingga beberapa pendapat
ulama akan hukumnya.
b. Perbedaan
Perbedaan antara haji dan umroh yang pertama beserta dalilnya adalah
berdasarkan hukumnya. Kalau dilihat dari sudut pandang hukum
menunaikan kedua ibadah ini, Haji dan Umroh terdapat dua perbedaan
(ikhtilaf) ulama terdahulu. Ada yang punya pemahaman bahwa hukum
5
umroh sama dengan haji, yaitu wajib bagi yang mampu. Hal ini diambil
dari surah Ali Imran ayat 97,
َت َم ِن ا ْستَطَا َع ِإلَ ْي ِه َسبِياًل َو َم ْن َكفَ َر فَِإ َّن هَّللا َ َغنِ ٌّي ع َِن ْال َعالَ ِمين
ِ اس ِحجُّ ْالبَ ْي
ِ ََّوهَّلِل ِ َعلَى الن
Dan ada juga riwayat dari Ibnu Umar, yang berbunyi: “Islam
didirikan atas lima hal, bersaksi tiada tuhan selain Allah sesungguhnya
Nabi Muhammad utusan Allah, mendirikan salat, melaksanakan zakat, haji
ke Baitullah dan puasa Ramadan,” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Sedangkan ulama yang menyatakan umroh wajib, mengambil pendapat
dari tafsir Surah Al-Baqarah:196,
Perbedaan haji dan umrah yang kedua dapat dilihat dari segi waktu
pelaksanaannya. Seperti yang telah dibahas di atas bahwa ibadah haji
sendiri memiliki waktu khusus untuk menunaikannya, yaitu pada musim
haji, tepatnya di bulan-bulan harom. Bulan harom terhitung sejak bulan
syawal hingga awal Zulhijah. Waktu tersebut telah difirmankan dalam Al
Quran, dalam surah Al Baqoroh ayat 197 yang berbuyi,
الحج أشهر معلومات فمن فرض فيهن الحج فال رفث وال فسوق وال جدال فى الحج
Ibadah haji diwajibkan atas orang muslim dengan lima syarat yang
tertulis dalam Al Quran juga hadist-hadist Nabi salallahu’alayhi wa sallam,
yakni:
- Islam, Syarat utama orang yang ingin beribadah haji harus beragama
Islam. Bagi orang non Muslim yang beribadah, maka tidak diangga[ sah
dan tidak akan mendapat pahala apapun, karena ia tidak memenuhi syarat
utama yaitu Islam.
- Berakal,Orang yang ingin berhaji harus berakal, atau sadar, dalam artian
tidak dalam keadaan gila atau sakit hilang ingatan. Tak hanya syarat untuk
menunaikan haji, syarat ini juga berlaku untuk beberapa ibadah umat
Islam, termasuk solat dan haji.
- Baligh, Seperti yang dilihat, banyak jamaah haji yang membawa anak
kecil terutama warga jazirah Arab. Hal ini tidak ada larangan, namun sang
anak tidak boleh membuat kegaduhan atau merepotkan jamaah haji
lainnya. Bagi sang anak yang belum baligh, pahala hajinya dihitung
sebagai ibadah sunnah. Artinya, ia belum mengantongi ibadah haji yang
rukun dalam hidupnya, dan saat baligh nanti sang anak masih masih harus
menunaikan minimal satu kali, jika mampu. Tanda-tanda baligh bagi
seorang anak laki-laki antara lain adanya perubahan suara, mimpi basah,
7
dan keluarnya rambut di sekitar kemaluannya. Beberapa pertanda itu juga
berlaku bagi anak perempuan, tetapi terdapat tambahan yaitu sudah haid
dan nifas khusus perempuan.
- Ada satu syarat khusus bagi perempuan yang harus dipenuhi untuk
menunaikan ibadah haji, yaitu wajib ditemani suami atau mahrom,
dan tidak berada dalam masa ‘iddah.
3) Syarat Umroh
Jadi, apa saja kewajiban dari haji dan umroh itu? Berikut beberapa
hal wajib yang perlu diperhatikan untuk mengetahui perbedaan antara haji
dan umrah, yang salah satu pembahasannya adalah mengenai ihram.
9
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah
Baitullah yang di Bakkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi
semua manusia.” (QS. Ali Imran : 96)
1. Al-Quran
Kata “bagi Allah atas manusia” adalah shighah ilzam wa ijab ( صیغة
ابwwwزام و إیجwww) إل, yaitu ungkapan untuk mengharuskan danmewajibkan.
Apalagi ditambah dengan ungkapan padabagian akhir ayat, yaitu kalimat
“siapa yang mengingkari(kafir)”. Jelas sekali penegasan Allah dalam
kalimat itu bahwahaji adalah kewajiban dan menentang kewajiban haji
inimenjadi kafir. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan mufassirindan
fuqaha tentang kapan turunnya ayat ini. Sebagian darimereka, seperti
mazhab As-Syafi’iyah, menyebutkan bahwaayat ini turun di tahun keenam
hijriyah. Dan karenaRasulullah SAW melaksanakan haji di tahun
kesepuluhhijriyah, maka dalam pandangan mazhab ini, kewajiban
hajisifatnya boleh ditunda.Sementara sebagian ulama yang lainnya
mengatakanturunnya di tahun kesembilan atau kesepuluh hijriyah.Mereka
10
berpendapat Rasululullah SAW tidak menundapelaksanaan ibadah haji
meski hanya setahun.
2. Hadits
Selain ayat quran di atas, haji juga disyariatkan lewat hadits yang
menjadi intisari ajaran Islam.
وا ْلحج: س … منها
ٍ بنِي اِْإلسالَم علَى خم
Islam itu ditegakkan di atas lima perkara . . . haji. (HR. Bukhari dan Muslim)
َأ ُ كل: َأيها الناس قَد فَرض هَّللا علَيكم ا ْلحج فَحجوا فَقَال ر جل
ِ فَقَال ر سول هَّللا. عام يا ر سول هَّللا ِ ؟ فَسكَت حتى قَالَها ثَالَثًا
ٍ
صلَّى هَّللا علَي ِه وسلَّم لَو ُق ْلت نعم لَوجبت ولَما استطَعتم
1
Rakhmat,199. hal. 182
2
Shariati, 1995. hal. 16
3
Madjid, 1997, hal. 12
12
Dengan memakai pakaian ihram yang berwarna putih yang berarti
suci, maka harus berniat dengan sungguh-sungguh untuk memakai pakaian
kejujuran, kerendahan hati, kesucian jiwa, dan keikhlasan hanya karena
Allah. Menurut Ali Shariati, ketika di Miqat berperanlah sebagai manusia
yang sesungguhnya, tanggalkan pakaian yang berbentuk (a) serigala (yang
melambangkan kekejaman dan penindasan); (b) tikus yang melambangkan
(kelicikan); (c) anjing (yang melambangkan tipu daya); (d) domba (yang
melambangkan penghampaan).4
Setelah mengenakan pakaian ihram, maka sejumlah laranganpun
harus diindahkan, tidak menyakiti binatang, membunuh, menumpakan
darah, dan mencabut pepohonan. Dengan demikian, manusia harus
berfungsi untuk memelihara makhluk-makhluk Tuhan. Dilarang juga
memakai wangi-wangian, bercumbu, menikah dan berhias, karena manusia
bukan materi semata-mata.
Dan hiasan yang dinilai Tuhan adalah hiasan Ruhani. Tinggalkan
semua yang dilarang dan yang menghalangi untuk mengingat kepada
Allah. Dalam keadaan demikianlah sambil mengucapkan talbiyah
“Labbaika Allahumma labbaik labbaik la syarikalah innal hamda
wannikmata laka wal mulk”5
“Ketika engkau mengelilingi Ka’bah (thawaf), apakah engkau sudah
memandangi keindahan nonmateriil Tuhan di tempat-Nya yang suci?”
“Tidak.” “Berarti engkau tidak mengelilingi Ka’bah.”
Thawaf adalah mengelilingi Ka’bah yang berputar dengan
berlawanan arah jarum jam. Ka’bah yang menghadap ke segala arah
melambangkan universitalitas dan kemutlakan Tuhan; suatu sifat Tuhan
yang tidak berpihak tetapi merahmati seluruh alam
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian makna prosesi haji yang demikian indah. Haji
merupakan kumpulan simbol-simbol yang maknanya sangat dalam.
Mestinya sebagai tamu Allah perlu menghayati makna-makna
terdalamnya. Sehingga ibadahnya tidak hanya sekedar menggugurkan
kewajiban dan bahkan dianggap sebagai ibadah paripurna. Makna- makna
prosesi haji perlu dihayati dan diamalkan secara baik dan benar. Dengan
demikian akan mengantarkannya menjadi manusia yang mampu keluar
dari hegemoni kepentingan hawa nafsu yang cenderung menjauhkan diri
dari Allah. Sehingga mampu memberikan kebaikaan (birr), menaburkan
kedamaian di muka bumi.
DAFTRA PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim
6
Shihab, 2001, hal. 212-213
14
Ghafur, Waryono Abdul, 2005, Tafsir Sosial Mendialogkan Teks dengan
Konteks, Yogyakarta: eLSAQ press.
Gusmian, Islah, 2006, Surat Cinta al-Ghazali Nasihat-nasihat Pencerah
Hati, Bandung: Mizania.
15
i