HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN MAYIT PEREMPUAN BILA TIDAK ADA PEREMPUAN LAIN
BILA SESEORANG SUDAH MENINGGAL DUNIA /MAHRAMNYA YANG AKAN MEMANDIKAN, MAKA DAPAT
1. HENDAKLAH MATA SI MAYIT DIPEJAMKAN, TANGANNYA
DILETAKAN DI ANTARA DADA DAN PUSAT (QIAM) DAN DI
IKAT, KEMUDIAN KAKINYA DIRAPATKAN DAN DI IKAT
MENGGUNAKAN KAIN KAFAN.
2. HENDAKLAH DITUTUP SELURUH TUBUH MAYIT DENGAN
KAIN BIASA.
3. MELETAKKAN POSISI MAYIT MEMBUJUR KE ARAH KIBLAT
DAN JIKA MEMUNGKINKAN MEMBUAT PEMBATAS BAGI
MAYIT MENGGUNAKAN KAIN YANG DIBENTANGKAN.
4. HENDAKLAH DI DEKAT MAYAT/JENAZAH DI LETAKAN /
DISIAPKAN AL-QUR’AN ATAU YASIN YANG DIPERUNTUKAN
BAGI PELAYAT YANG INGIN MEMBERIKAN DOA DAN
BACAAN AYAT AL-QUR’AN BAGI SI MAYIT.
5. BAGI AHLI WARIS JIKA MENGETAHUI SI MAYIT ADA
MEMILIKI HUTANG ATAU MEMINJAM BARANG ATAU
SESUATU KEPADA ORANG LAIN HENDAKLAH SEGERA DI
SELESAIKAN (KALAU BISA SEBELUM MAYIT DI KUBURKAN)
YANG BERHAK
MEMANDIKAN MAYIT
1. MAYIT LAKI-LAKI DIMANDIKAN OLEH LAKI-LAKI
2. MAYIT PEREMPUAN DIMANDIKAN OLEH PEREMPUAN.
3. MAHRAMNYA YANG LEBIH BERHAK/LEBIH DIUTAMAKAN,
KECUALI KALAU MENDAPATKAN PENYERAHAN DARI AHLI
KELUARGA SI MAYIT YANG BERSANGKUTAN.
DILAKUKAN DENGAN CARA TAYAMUM, LEBIH-LEBIH BILA
MAYIT ITU PERAWAN DIANURKAN UNTUK DITAYAMUMKAN
SAJA, GUNA MENGHINDARKAN HAL-HAL YANG TIDAK
DIINGINKAN.
SYARAT TEMPAT
MEMANDIKAN MAYIT
1. TEMPAT YANG AKAN DIPAKAI UNTUK MEMANDIKAN
JENAZAH HARUS TERTUTUP DARI PANDANGAN ORANG,
BERSIH DARI NAJIS, PANTAS / LAYAK.
2. SEGALA PERLENGKAPAN YANG AKAN DIGUNAKAN UNTUK
MEMANDIKAN JENAZAH HARUS BERSIH / SUCI DARI
SEGALA NAJIS ( JIKA MAMPU HENDAKNYA MENGGUNA -
KAN PERLENGKAPAN YANG BARU, DIBELI DENGAN UANG
YANG HALAL SERTA NIAT YANG IHKLAS )
3. AIR YANG DIPAKAI UNTUK MEMANDIKAN JENAZAH
ADALAH AIR MUTLAK ( AIR YANG SUCI LAGI MENSUCIKAN)
TAMBAHAN
BACAAN SEWAKTU MEMANDIKAN MAYIT DENGAN
MENGGUNAKAN AIR 9 YAITU :
 GHUFRANAKA YA ALLAH……3X
 GHUFRANAKA YA RAHMAN……..3X
 GHUFRANAKA YA RAHIM……….3X
4. HENDAKNYA DAN SEBAIKNYA KETIKA MAYIT MULAI DI
MANDIKAN SECARA BERSAMA SAMA PELAYAT YANG
DIPIMPIN SESEORANG MULAI MEMBACAKAN SURAH
YASIN, ZIKIR DAN TAHLIL SERTA DOA UNTUK SI MAYIT
 SAMPAI PROSES PEMANDIAN MAYIT SELESAI DAN SIAP
UNTUK DI SHOLATI.
SYARAT ORANG YANG AKAN
MEMANDIKAN MAYIT
1. ORANG TERSEBUT HARUS MEMPUNYAI PENGETAHUAN
TENTANG TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH SESUAI
HUKUM ISLAM.
2. MENJAGA RAHASIA SI MAYIT DAN TIDAK MEMBUKA
AIBNYA JIKA DITEMUKAN PADA WAKTU MEMANDIKANNYA.
(HARAM HUKUMNYA)
3. HENDAKNYA ORANG YANG MEMANDIKAN MAYIT ADALAH
ORANG YANG WARA’ ( BERFIKIRAN DEWASA, BERILMU,
AHLI IBADAH DAN BERSUNGGUH SUNGGUH DALAM
MELAKUKAN PEKERJAAN ATAU TUGASNYA)
4. TELAH MENDAPAT AMANAH DARI AHLI WARIS ALMARHUM
(LEBIH UTAMA MEMANDIKAN MAYIT TERSEBUT ADALAH
AHLI WARISNYA).
5. SELAIN PETUGAS YANG MEMANDIKAN DAN AHLI WARIS /
MAHRAM ALMARHUMAH, HARAM HUKUMNYA MELIHAT
MAYIT KETIKA DIMANDIKAN.
MENGAFANI MAYIT
1. KAIN KAFAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGKAFANI
MAYIT SEBAIKNYA KAIN KAFAN BIASA ATAU YANG LAYAK.
2. KAIN KAFAN BAGI MAYIT LAKI-LAKI = 3 LAPIS DAN BAGI
MAYIT PEREMPUAN = 5 LAPIS. (BAGI ORANG DEWASA)
3. KAIN KAFAN HARUS MENUTUPI SELURUH ANGGOTA
TUBUH SI MAYIT DARI ATAS KEPALA HINGGA KEUJUNG
KAKINYA.
4. BAGI MAYIT MATI SYAHID CUKUP DIKAFANI DENGAN BAJU
YANG DIPAKAINYA SEWAKTU MENINGGAL DUNIA (MAYIT
TIDAK DIMANDIKAN DAN SHOLATKAN LANGSUNG DI
KUBUR)
5. BAGI MAYIT YANG MENINGGAL DUNIA SEWAKTU DALAM
IHRAM HAJI ATAU IHRAH UMRAH LANGSUNG DIPAKAIKAN
KAIN IHRAMNYA DAN ANG DITUTUP KEPALANYA (BAGI
LAKI-LAKI)
MENYEMBAHYANGKAN JENAZAH
1. MAYIT SUDAH SELESAI DIMANDIKAN DAN DI TEMPATKAN
PADA TEMPAT YANG BERSIH DARI NAJIS SERTA
DITEMPATKAN DISEBELAH ARAH KIBLAT.
2. SEBELUM MELAKUKAN SHOLAT JENAZAH HENDAKLAH
SALAH SEORANG DARI AHLI WARIS / BAIT ALMARHUM
UNTUK MENYAMPAIKAN BEBERAPA HAL YANG
BERHUBUNGAN DENGAN SI MAYIT SEMASA HIDUPNYA DI
ANTARANYA :
1) PENYAMPAIAN PERMINTAAN MA’AF ATAS NAMA SI
MAYIT JIKA SELAMA HIDUPNYA ADA BERBUAT SALAH
BAIK YANG DI SENGAJA MAUPUN TIDAK DISENGAJA.
2) PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN BAHWA SEGALA
URUSAN YANG BERSANGKUTAN DENGAN SI MAYIT
YANG BELUM TERSELESAIKAN ATAU HUTANG
PIUTANG, PINJAM MEMINJAM BARANG DAN LAIN
 SEBAGAINYA YANG SEMASA HIDUP ALMARHUM 2. BERDIRI BAGI YANG KUASA
BELUM TERSELESAIKAN SUPAYA DAPAT 3. TAKBIR PERTAMA MEMBACA AL-FATIHAH
BERHUBUNGAN DENGAN AHLI WARISNYA. 4. TAKBIR KEDUA MEMBACA SHOLAWAT
3) PENYAMPAIAN JIKA ADA SEMASA HIDUP ALMARHUM  "Allahumma sholli alaa muhammad wa ala aali muhammad.
TERMAKAN MAKANAN ATAU REZEKI ORANG LAIN Kamaa sholaita ala ibroohim wa ala aali ibroohim. Innaka
SUPAYA DIMINTAKAN HALAL DAN REDHA. hamiidun majiid. wa baarik ala muhammad wa ala aali
4) UCAPAN TERIMA KASIH ATAS BANTUAN YANG muhammad. Kamaa baarokta ala ibroohim wa ala aali
DIBERIKAN SELAMA MENJALANI PROSES FARDHU ibroohim. Fil aalamiina Innaka hamidun majiid."
KIFAYAH ALMARHUM. 5. TAKBIR KETIGA MEMBACA DOA UNTUK SI MAYIT
5) PENYAMPAIAN UNDANGAN DAN LAIN-LAIN YANG  "Allahummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu wa
ANGGAP PERLU. akrim nuzulahu wawassi’ mudkholahu waghsilhu bil maa-i
wats tsalji wal barod. Wa naqqihi minal khothooyaa kamaa
naqqoitats tsaubal abyadho minad danas. Wa abdilhu
SHOLAT JENAZAAH daaron khoiron min daarihi wa ahlan khoiron min ahlihi wa
zaujan khoiron min zaujihi wa adkhilhul jannata wa a’idzhu
1. NIAT min ‘adzaabin qobri au min ‘adzaabin naar."
 Niat doa sholat mayit laki-laki:
"Usholli 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbirootin fardhol kifaayati Atau membaca versi pendeknya yaitu:
makmuuman lillahi ta'aalaa." "Allahummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu."
( jika mayit perempuan akhiran “hu” diganti “ha”)
Artinya: 6. TAKBIR KE EMPAT MEMBACA DOA PENUTUP
"Saya niat sholat atas mayat ini empat kali takbir fardhu kifayah,  "Allohumma laa tahrimnaa ajrohu wa laa taftinnaa ba’dahu
sebagai makmum karena Allah Taala. waghfirlanaa walahu wali-ikhwaninalladzina sabaquna bil
imani wala taj'al fi qulubina ghillan lilladzina amanu rabbana
 Niat doa sholat mayit perempuan: innaka ra-ufun rahim
"Usholli 'alaa haadzihil mayyitati arba'a takbiratatin fardhol 7. SALAM
kifayaatai ma'muuman lillahi ta'aala." 8. PEMBACAAN DOA BAGI SI MAYIT

Artinya: "Saya niat sholat atas mayat ini empat kali takbir fardhu
kifayah, sebagai makmum karena Allah Taala
 KUBUR Tata cara memotong kain kafan untuk JENAZAH LAKI-LAKI:

1. PANJANG = ± 200 Cm 1) Potonglah kain kafan sesuai ukuran panjang jenazah, lalu tambahkan
2. LEBAR = ± 75 Cm setengah meter atau sekitar 2,5 kilan, sebanyak dua lembar sebagai
3. KEDALAMAN= ± 150 Cm lembar pertama.
4. PEMBARINGAN MAYIT DALAM KUBUR 2. Kemudian potonglah kain yang lain berukuran sekitar 16 cm atau satu
5. PENUTUP MAYIT DARI PAPAN SECUKUPNYA depa untuk menjadi lembar kedua yang berfungsi untuk menutup
badan jenazah mulai dari bagian dada hingga lutut.
JIKA TELAH SELESAI PENGUBURAN HENDAKNYA KITA 3. Lalu potonglah kain kafan sekitar 160 cm atau sama dengan satu depa
MEMBACAKAN TALQIN DAN DOA BAGI SI AHLI KUBUR. untuk menjadi lembar ketiga, berfungsi sebagai penutup badan jenazah
dari bagian dahi hingga mata kaki.
BAGI MAYIT YANG MENINGGAL DENGAN WAJAR, SEBELUM 4. Terakhir, potonglah kain kafan yang lain sepanjang 160 cm atau
DIKUBUR WAJIB DIMANDIKAN, DIKAFANKAN DAN DISHOLATI sekitar satu depa, dengan lebar sekitar 5 cm berjumlah 4 lembar
(sebagai tali) dan satu lembar dipotong menjadi dua.
BAGI MAYIT YANG MENINGGAL / MATI SYAHID TIDAK DI Untuk potongan kain yang tersisa dapat digunakan untuk kain yang
MANDIKAN TAPI DISHOLATKAN KEMUDIAN DI KUBUR nantinya bisa dipakai guna membersihkan bagian tubuh dari jenazah yang
kotor. Dapat juga digunakan sebagai alat penutup aurat jenazah disaat
MENGKAFANI JEZAH jenazah hendak dimandikan.
DOA KETIKA MULAI MENGGUNTING/MEMOTONG KAIN KAFAN
UNTUK MAYIT Cara Memotong Kain Kafan untuk JENAZAH PEREMPUAN
َ ِ‫اَللَّهُ َّم اجْ َعلْ لِبَا َسهُ(هَا) َعنِ ْال َك ِري ِْم َوَأ ْد ِخ ْلهُ(هَا) يَا هَّللَا ُ ْال َجنَّةَ بِ َرحْ َمت‬.
ِ ‫ك يَاَرْ َح َم الر‬
َ‫َّاح ِم ْين‬
Adapun jika jenazahnya seorang muslimah (perempuan) maka cara
Artinya : Ya Allah jadikanlah pakaiannya pakaian kemuliaan dan masukkan dia, Ya memotong kain kafannya agak berbeda dengan cara memotong kain untuk
Allah ke dalam surga dengan rahmatmu yang maha Rahman dan Rahim. jenazah laki-laki, yaitu dengan lima lembar kain. Karena diperlukan
penutup kepala dan beberapa bagian yang merupakan aurat wanita. Hal ini
berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang berbunyi,
hadits Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh isteri Nabi, Aisyah
Radhiyallahu ‘anha; “Pada saat baginda Rasulullah SAW wafat, beliau “Laila binti Qonif berkata: Saya pernah ikut memandikan Ummi Kulsum
dikafani dengan tiga lembar kain putih yang berasal dari kapas, dan binti Rasulullah SAW saat beliau wafat. Ketika itu Nabi SAW memberi
didalamnya tidak ada baju kurung ataupun sehelai sorban.” kami kain lalu baju kurung, lalu kerudung, kemudian selubung, kemudian
oleh Rasulullah dimasukkannya kain lain.”
Cara memotong kain kafan JENAZAH PEREMPUAN sesuai dengan Gambar 1 cara 1
hadits diatas;

1) Pertama, potonglah kain kafan sesuai dengan tinggi jenazah ditambah

setengah meter atau sekitar 2,5 kilan, sebanyak dua lembar untuk
menjadi lembar pertama.
2) Lalu potonglah kain kafan dengan ukuran 75 cm atau sekitar 3,5 kilan,
yang nantinya berfungsi sebagai kerudung atau penutup kepala.
3) Kemudian potong kain kafan berikutnya sepanjang 160cm atau sekitar
satu depa untuk baju kurung.
4) Berikutnya potong kain kafan yang lain sepanjang 160 cm sebagai
sarung atau kain basahan yang nantinya digunakan untuk menutup
badan jeazah dari bagian perut hingga mata kaki.
5) Terakhir potong kain dengan panjang 150 cm dan lebar 70 cm. Apabila
kain kafan lebarnya 90 cm lalu dikirangi 70 cm maka sisanya 20 cm.
Sisa tersebut dapat digunakan untuk tali, dengan cara memotong kain
sepanjang 5 cm sebanyak 4 lembar, lalu satu lembar kain tersebut
dipotong menjadi dua.
Gambar 2 cara 2 Pola 1
Pola 2