PENYELENGGARAAN

JENAZAH
TIM SOSIAL MWD PANGKEP
PENDAHULUAN
 “Dialah yang
menciptakan
kematian dan
kehidupan untuk • “Bila seorang insan wafat maka terputuslah segala amalnya

menguji kalian, kecuali dari tiga hal, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat
(bagi orang lain) dan (doa) anak sholeh yang mendoakannya”
siapa di antara (Hadits Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa sallam)

kalian yang lebih

baik amalannya”
(QS. Al Mulk : 2)
Rasulullah senantiasa mengingatkan kita : “ Perbanyaklah kalian
mengingat pemutus berbagai kenikmatan (duniawi), yaitu
kematian

• Syekh Al ‘Amrithiy Rahimahullaahu juga

mengingatkan : “sepantasnya seorang insan
menyibukkan pikirannya dengan kematiannya
sembari mempersiapkan bekalnya”
PENTINGNYA MEMPELAJARI PENYELENGGARAAN
JENAZAH

HAK MUSLIM ATAS

MUSLIM YANG LAIN :
MERAIH KEUTAMAAN
“JIKA IA WAFAT MAKA FARDHU KIFAYAH
MENUNTUT ILMU
IRINGILAH
JENAZAHNYA”

MENJADI ORANG YANG MELESTARIKAN

BERJASA DALAM SUNNAH
MASYARAKAT KARENA PENYELENGGARAAN
MEWAKILI JENAZAH DAN
MASYARAKAT MENJAGANYA DARI
MEMPELAJARI ILMU PENYIMPANGAN DAN
YANG PENTING INI BID’AH
 HUKUMNYA FARDHU KIFAYAH SESUAI DENGAN
IJMAK PARA ULAMA

PENYELENGGARAAN JENAZAH HENDAKNYA DI

SEGERAKAN
HUKUM DAN FADILAH
PENYELENGGARAAN
JENAZAH PELAKSANAAN NYA MENDAPATKAN PAHALA YANG
BESAR

PENYELENGGARAANNYA ADALAH BENTUK SALING

TOLONG MENOLONG DALAM KEBAIKAN DAN
MERINGANKAN BEBAN KESEDIHAN DAN KESIBUKAN
KELUARGA YANG MERASA KEHILANGAN
TINDAKAN MENGUCAPKAN KATA-KATA YANG
BAIK TERMASUK DOA UNTUKNYA

YANG MENGHADAPKAN ORANG TERSEBUT

DILAKUKA KE ARAH KIBLAT JIKA HAL ITU MUDAH
DILAKUKAN
N PADA MENGINGATKAN ORANG TERSEBUT
ORANG UNTUK BERHUSNUDZAN KEPADA
ALLAH TA’ALA
YANG MENUNTUN ORANG SAKIT UNTUK
SEKARAT MENGUCAPKAN KALIMAT TAUHID
“LAA ILAAHA ILLALLAAH”
1. MENGECEK KEMATIAN JENAZAH SECARA YAKIN DENGAN
TANDA-TANDA KEMATIANNYA
2. DISUNNAHKAN MENUTUP MATANYA BILA TERBUKA
DENGAN MENGUSAPNYA DARI ATAS KE BAWAH PENANGANAN
3. SAAT MELIHAT JENAZAH ATAU MENGURUSINYA DI
SUNNAHKAN UNTUK SELALU MEMBACA DOA UNTUK YANG MESTI
DILAKUKAN
JENAZAH
4. DISUNNAHKAN UNTUK MENGATUPKAN MULUT JENAZAH
5. MELETAKKAN KEDUA TANGAN JENAZAH DI ATAS
DADANYA ATAU PERUTNYA DALAM BENTUK BERSEDEKAP PADA ORANG
YANG BARU
ATAU BOLEH JUGA CUKUP MELURUSKAN TANGANNYA DI
SAMPING BADANNYA.

MENINGGAL
6. JIKA JENAZAH BELUM MENGHADAP KIBLAT, MAKA DI
BARINGKAN VERTIKAL KE ARAH KIBLAT
7. MENYEBUT JENAZAH DENGAN KEBAIKANNYA , TIDAK
BOLEH MENCELANYA, SERTA BANYAK MENDOAKANNYA
8. DISUNNAHKAN MENUTUP DENGAN KAIN SELURUH BADAN JENAZAH SEBELUM DISELENGGARAKAN
9. DISUNNAHKAN MELUWESKAN PERSENDIAN TANGAN DAN KAKI JENAZAH DENGAN SEDIKIT DIGERAK-
GERAKKAN AGAR MUDAH DI MANDIKAN DAN TIDAK KAKU
10. DISUNNAHKAN MELETAKKAN JENAZAH DI TEMPAT YANG AGAK TINGGI
11. DISUNNAHKAN MELETAKKAN BENDAYANG AGAK BERAT SEKITAR 1 KG PADA PERUTNYA AGAR PERUTNYA
TIDAK KEMASUKAN ANGIN DAN MENGEMBUNG.
12. BILA DIPERLUKAN, MAKA SILAHKAN MENABUR KAPUR BARUS DISEKELILING JENAZAH AGAR TIDAK DI
DEKATI SERANGGA
13. DIBOLEHKAN MENYINGKAP WAJAH JENAZAH DAN MENCIUMNYA
14. JIKA ORANG YANG WAFAT TERSEBUT MEMILIKI HUTANG MAKA HENDAKLAH UTANGNYA DIBAYARKAN
DARI HARTA PENINGGALANNYA, ATAU DARI HARTA KELUARGANYA, ATAU DARI HARTA PARA SAHABATNYA
15. JIKA YANG WAFAT ADALAH WANITAHAMIL YANG LEWAT DARI ENAM BULAN MASA KEHAMILAN , MAKA
HARUS MENGECEK KEHIDUPAN JANIN DALAM KANDUNGAN SECARA MEDIS
16. MENYEGERAKAN PELAKSANAAN WASIATNYA YANG WAJIB DAN PEMBAYARAN UTANG NYA BILA
MEMUNGKINKAN SEBELUM DIMAKAMKAN
17. BILA SEORANG MUSLIM WAFAT MAKA FARDHU KIFAYAH BAGI UMAT ISLAM YANG ADA DI TEMPAT
TERSEBUT UNTUK MELAKUKAN PENYELENGGARAAN JENAZAH ( MEMANDIKAN, MENGKAFANI,
MENYALATKAN DAN MENGUBURKAN JENAZAHNYA
 TIDAK BOLEH
KONDISI
BOLEH BERSEDIH DAN
MENITIKKAN AIR
MATA
BERTERIAK DAN
MERAUNG-RAUNG SEDIH YANG
DIBOLEHKA
(SEDIH BERLEBIHAN)

KELUARGA DAN
KERABAT YANG
N DAN
TIDAK BOLEH
MENGUMUMKAN
DITINGGALKAN
HENDAKNYA DILARANG
UNTUK
KEMATIAN ALA BERSABAR DAN
JAHILIAH MERASA RIDHA
DENGAN TAKDIR
ALLAH TA’ALA
KELUARGA
DISUNAHKAN
MEMBACA DOA YANG
BOLEH MENCIUM DAN
SAHABAT
JENAZAH SEBAGAI
DIAJARKAN Rasulullah
BENTUK KECINTAAN
kepada Ummu Salamah
KEPADANYA
tatkala suaminya wafat
JENAZAH
“TIDAKLAH ADA HAMBA YANG DITIMPA MUSIBAH LALU
MEMBACA (INNAALILLAAAHI WA INNAA ILAIHI
ROOJIUUN, ALLAAHUMMA-’JURNII FII MUSIIBATII WA
AKHLIF LII KHAIRAN MINHAA) MELAINKAN ALLAH
PASTI MEMBERIKANNYA PAHALA ATAS MUSIBAHNYA
DAN MENGGANTIKANNYA YANG LEBIH BAIK DARINYA.”
HR. Muslim (918)
 PEMANDIAN DAN
PENGAFANAN JENAZAH
 Jenazah yang wajib dimandikan

Jenazah tersebut bukan

Jenazah tersebut bukan dalam bentuk janin mati Tubuh jenazah tersebut
Jenazah tersebut adalah
jenazah orang yang mati yang keguguran dari harus ada meskipun hanya
seorang muslim
syahid kandungan Wanita di bawah sepotong
usia 4 bulan
Kriteria orang yang boleh memandikan
jenazah
1. Beragama Islam
2. Berakal
3. Mumayiz
4. Memiliki sifat Amanah
5. Menguasai tata cara memandikan jenazah secara syariat beserta hukum-
hukum yang terkait dengannya
Pihak yang paling berhak memandikan
jenazah
2. Pada jenazah perempuan
1. Pada jenazah laki-laki
1. suaminya
1. istrinya
2. Orang yang diwasiatkan
2. Orang yang ia wasiatkan untuk
3. Ibunya
memandikannya
4. Neneknya
3. Ayahnya
5. Anak perempuannya
4. Kakeknya
6. Cucu perempuannya
5. Anak laki-lakinya
7. Saudari perempuannya
6. Cucu laki-lakinya
8. Bibinya dan anaknya (sepupunya)
7. Saudara laki-lakinya
8. Paman dan anaknya (sepupunya)
3. Jenazah anak kecil yang belum dewasa
 TATA CARA
MEMANDIKAN
JENAZAH
1. PERLENGKAPAN MEMANDIKAN JENAZAH
• RANJANG ATAU SEJENISNYA
• AIR MANDI UNTUK JENAZAH
• SIDR ATAU BIDARA
• KAPUR BARUS
• SABUN DAN SAMPO
• BASKOM ATAU EMBER
• TIMBA ATAU GAYUNG BERUKURAN
SEDANG
• SPON PENGGOSOK
• GUNTING RAMBUNG, SILET CUKUR
DAN PEMOTONG KUKU
• GUNTING KAIN
• KAOS TANGAN UNTUK ORANG
YANG MEMANDIKAN
• KAIN PEMBERSIH
• SIKAT GIGI
• SISIR YANG BERGERIGI RENGGANG
• KAIN HANDUK ATAU SARUNG
• MASKER UNTUK PENUTUP HIDUNG
ORANG YANG MEMANDIKAN
• PAKAIAN PELINDUNG PLASTIK
• KAPAS
• BUKHUR ATAU SEMPROTAN
PEWANGI
2. HAL-HAL WAJIB DALAM
MEMANDIKAN JENAZAH

1. NIAT MEMANDIKAN JENAZAH

2. MEMBASUH DAN MENYAMPAIKAN AIR KE SEMUA BADAN
JENAZAH, SAMA SEPERI MANDI JUNUB. MANDI WAJIB MINIMAL
SATU KALI, SAMA DENGAN MINIMAL JUMLAH WAJIB DALAM
MANDI JUNUB
3. MEMBERSIHKAN JENAZAH DARI NAJIS TERLEBIH DAHULU BILA ADA
 3. HAL-HAL SUNNAH DALAM
MEMANDIKAN JENAZAH

MEMBERSIHKAN
MENDUDUKKAN KOTORAN YANG KELUAR
MEMBACA BASMALAH JENAZAH SETENGAH DARI KUBUL DAN
MEMANDIKAN DENGAN
SEBELUM MEMANDIKAN DUDUK AGAR KOTORAN DUBURNYA DENGAN KAIN MEWUDHUKANNYA
AIR BIDARA
JENAZAH DALAM PERUTNYA DAN TIDAK
KELUAR MENYENTUHNYA
LANGSUNG

MEMBERSIHKAN KEPALA
MENJADIKAN AIR
DAN JENGGOTNYA
MEMULAI MEMANDIKAN CAMPURAN KAPUR
SETELAH MEMANDIKAN DENGAN
DENGAN BAGIAN TUBUH BARUS SEBAGAI AIR
MEWUDUHKANNYA JUMLAH GANJIL
YANG KANAN PEMANDIAN
DENGAN BUSA AIR
TERAKHIRNYA
CAMPURAN BIDARA
4. TATA CARA MEMANDIKAN
JENAZAH
 TATA CARA
MENGKAFANI
JENAZAH
1. PERLENGKAPAN PENGAFANAN
JENAZAH
• KAIN KAFAN
• MISK KASTURI ATAU PARFUM (MINYAK WANGI)
• KAPUR BARUS
• GUNTING KAIN
• TABBAN (CAWAT UNTUK JENAZAH)
• KAPAS
• TALI PENGIKAT KAFAN
• KAIN PERBAN
• KARPEN ATAU PERMADANI HALUS ATAU SEJENISNYA
2. PENGKAFANAN
JENAZAH WANITA
a. Pengukuran Kain Kafan dan
Atributnya
5 lembar

Ukur mayit untuk mengetahui kebutuhan kafannya

Sediakan dari kain kafan:

• Dua helai kain sepanjang jenazah dilebihkan dua jengkal tangan untuk mengikat
seperti pocong
• Satu helai untuk sarung sepanjang ukuran sarungnya
• Satu helai untuk baju kurung, dibentuk kerung leher dibelah depannya untuk
memasukkan kepala
• Satu helai untuk kerudung.
 CARA
MENYUSU
N
KAIN
KAFAN
 CARA
MENGKAFANI
JENAZAH
 CARA
MENGKAFANI
JENAZAH
Hal-hal yang di sunnahkan pasca
memandikan dan mengafani jenazah
• Berwudhu
• Mandi
• Menceritakan hal-hal yang baik yang ia lihat saat memandikan
• Menyembunyikan hal-hal buruk yang ia lihat pada jenazah Ketika
memandikan atau mengafani
 “Siapa yang memandikan jenazah muslim lalu ia
menyembunyikan (hal buruk yang dilihat) darinya, maka
Allah mengampuninya 40 kali”.
HR Al Hakim dan Adz Dzahaby