Anda di halaman 1dari 7

Al Qur’an adalah kalaamulloh yang diturunkan pada Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam

melalui perantara malaikat Jibril.

Membacanya adalah bentuk ibadah pada Alloh.

Alloh menjadikan Al Qur’an ini sebagai pedoman dan panduan dalam kehidupan seorang hamba.

Alloh berfirman,

‫ضلُّ َوالَ يَ ْشقَى‬ َ ‫فَإِ َّما يَأْتِيَنَّ ُكم ِّمنِّي هُدًى فَ َم ِن اتَّبَ َع هُدَا‬
ِ َ‫ي فَالَ ي‬

‫ضن ًكا َونَحْ ُش ُرهُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة أَ ْع َمى‬ َ ‫َو َم ْن أَ ْع َر‬


َ ً‫ض عَن ِذ ْك ِرى فَإِ َّن لَهُ َم ِعي َشة‬

“Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak
akan sesat dan ia tidak akan celaka.

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta..”

(QS. Thaha: 123-124).

Maka barang siapa ingin selamat di dunia dan apalagi nanti di akhirat, tiada cara lain kecuali berpegang
teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam.

Sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas ketika menjelaskan dua ayat tersebut,

“Allah menjamin kepada siapa saja yang membaca Al-Qur’an dan mengikuti apa-apa yang ada di
dalamnya, bahwa dia tidak akan sesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat”.

[Tafsir ath Thabari, 16/225].

Dan Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َاب هللاِ َو ُسنَّةَ َرسُوْ لِ ِه‬ ِ ‫ت فِ ْي ُك ْم أَ ْم َري ِْن لَ ْن ت‬


َ ‫ ِكت‬: ‫َضلُّوْ ا َما تَ َم َّس ْكتُ ْم بِ ِه َما‬ ُ ‫ت ََر ْك‬
“Aku telah tinggalkan pada kalian dua perkara.

Kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah
RasulNya”.

(HR. Malik, Baihaqy)

Agar Al-Qur’an menjadi penerang jalan hidup kita, berikut adalah tahapan dalam berinteraksi
dengannya.

1⃣ Mendengarkannya

? Alloh berfirman,

ِ َ‫ئ ْالقُرْ آنُ فَا ْستَ ِمعُوا لَهُ َوأ‬


َ‫نصتُوا لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬ َ ‫َوإِ َذا قُ ِر‬

Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.

(QS. Al A’raf: 204)

Dari Ibnu Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu, beliau berkata;

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku,

“Bacakanlah kepadaku al-Qur’an”.

Ibnu Mas’ud berkata: Aku katakan,

“Wahai Rasulullah! Apakah saya akan membacakannya kepadamu sementara ia diturunkan


kepadamu?”.

Beliau menjawab,

“Aku senang mendengarnya dari orang selain diriku”.

Maka aku pun membacakan surat an-Nisaa’, ketika sampai pada ayat,
َ ِ‫فَ َك ْيفَ إِ َذا ِج ْئنَا ِم ْن ُك ِّل أُ َّم ٍة بِ َش ِهي ٍد َو ِج ْئنَا ب‬
‫ك َعلَ ٰى ٰهَؤُاَل ِء َش ِهيدًا‬

“Bagaimanakah jika [pada hari kiamat nanti] Kami datangkan dari setiap umat seorang saksi, dan Kami
datangkan engkau sebagai saksi atas mereka”.

(QS. An-Nisaa’: 41).

Aku angkat kepalaku, atau ada seseorang dari samping yang memegangku sehingga aku pun
mengangkat kepalaku, ternyata aku melihat air mata beliau mengalir”.

(HR. Bukhari 4582 dan Muslim 800)

2⃣ Membacanya

? Alloh berfirman,

َ‫خَاسرُون‬ َ ِ‫ك ي ُْؤ ِمنُونَ بِ ِه ۗ َو َم ْن يَ ْكفُرْ بِ ِه فَأُو ٰلَئ‬


ِ ‫ك هُ ُم ْال‬ َ ِ‫ق تِاَل َوتِ ِه أُو ٰلَئ‬ َ ‫الَّ ِذينَ آتَ ْينَاهُ ُم ْال ِكت‬
َّ ‫َاب يَ ْتلُونَهُ َح‬

Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah
yang beriman kepadanya.

Dan barangsiapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.

(QS. Al-Baqarah:121)

‫ب هَّللا ِ فَلَهُ بِ ِه َح َسنَةٌ َو ْال َح َسنَةُ بِ َع ْش ِر‬


ِ ‫ « َم ْن قَ َرأَ َحرْ فًا ِم ْن ِكتَا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ع َْن َعبْد هَّللا ِ ْبنَ َم ْسعُو ٍد رضى هللا عنه يَقُو ُل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
ٌ ْ‫ف َو ِمي ٌم َحر‬
‫ف‬ ٌ ْ‫ف َوالَ ٌم َحر‬ ٌ ْ‫ف َحر‬ ٌ ِ‫ف َولَ ِك ْن أَل‬
ٌ ْ‫» أَ ْمثَالِهَا الَ أَقُو ُل الم حر‬.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut,
satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan ‫ الم‬satu huruf akan
tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.”

(HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)

Utsman Bin ‘Affan berkata,

“Sungguh aku membenci, satu hari berlalu tanpa melihat (membaca) Alquran.”

(Al-Bidayah wa an-Nihayah)

3⃣ Menghapalnya

? Alloh berfirman,

‫ُور الَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم‬


ِ ‫صد‬ ٌ ‫ات بَيِّن‬
ُ ‫َات فِي‬ ٌ َ‫بَلْ هُ َو آي‬

“Sebenarnya, (Al-Qur’an) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang..”.

(QS. Al Ankabut:49)

Sesungguhnya hapalan Al-Qur’an bisa menentukan derajat penghuni surga.

Rasulullah Shollallohu ‘alaihi Wa sallam bersabda,

‫ فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها‬،‫ ورتل كما كنت ترتل في الدنيا‬،‫وارتق‬
ِ ‫يقال لصاحب القرآن اقرأ‬

“Akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat) : bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil
sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat
terakhir yang engkau baca”.
(HR. Abu Daud 2240).

4⃣ Mentadabburinya

? Alloh berfirman,

ِ ‫ك لِيَ َّدبَّرُوا آيَاتِ ِه َولِيَتَ َذ َّك َر أُولُو اأْل َ ْلبَا‬


‫ب‬ ٌ ‫ِكتَابٌ أَ ْن َز ْلنَاهُ إِلَ ْيكَ ُمبَا َر‬

“Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya
dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran”.

(QS. Shaad:29)

Syaikh Sholeh Fauzan menjelaskan tentang tadabbur, yaitu;

“Kita memikirkan makna ayat-ayat Al-Qu’ran, apa yang ditunjukkannya, rahasia serta berita yang
terdapat dari ayat-ayat tersebut, sehingga kita dapat mendapatkan manfaat berupa hidayah, rasa takut
kepada Allah, dan ibadah kepada Nya, dan kita tahu apa yang harus kita lakukan dan apa yang kita
tinggalkan dari perbuatan, perkataan, interaksi sosial, dan yang lainnya”.

(Tadabbur Al Qur’an hal 13).

Sehingga kita dapatkan para sahabat mereka mengkaji Al Qur’an sedikit demi sedikit.

Abu Abdurrahman As-Sulami menyebutkan bahwa para pembaca Al Qur’an semisal Utsman bin Affan
dan Abdullah bin Mas’ud dan yang lainnya mereka belajar dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam 10
ayat. Mereka tidak menambahnya sampai memahami makna kandungannya dan mengamalkannya”.

5⃣ Mengamalkannya

? Alloh berfirman,
ِ ‫الَّ ِذينَ يَ ْستَ ِمعُونَ ْالقَوْ َل فَيَتَّبِعُونَ أَحْ َسنَهُ ۚ أُو ٰلَئِكَ الَّ ِذينَ هَدَاهُ ُم هَّللا ُ ۖ َوأُو ٰلَئِكَ هُ ْم أُولُو اأْل َ ْلبَا‬
‫ب‬

“(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya.
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang
mempunyai akal sehat”.

[Surat Az-Zumar 18]

Inilah tujuan utama diturunkannya Al Qur’an agar kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Utsman Bin ‘Affan rodhiyallohu ‘anhu berkata,

“Ada empat hal ketika nampak merupakan keutamaan.

Jika tersembunyi menjadi kewajiban.

(1) Berkumpul bersama orang-orang shaleh adalah keutamaan dan mencontoh mereka adalah
kewajiban.

(2) Membaca Alquran adalah keutamaan dan mengamalkannya adalah kewajiban.

(3) Menziarahi kubur adalah keutamaan dan beramal sebagai persiapan untuk mati adalah kewajiban.

(4) Dan membesuk orang yang sakit adalah keutamaan dan mengamalkan wasiat darinya adalah
kewajiban, selama wasiyat tsb tidak melanggar syariat”.

(Irsyadul Ibad li Isti’dadi li Yaumil Mi’ad, Hal: 90)

? Doa Pilihan

‫ت النَّ ِعي ِْم‬ َ ‫ َو َذه‬،‫ َو َجالَ َء أَحْ زَانِنَا‬،‫ص ُدوْ ِرنَا‬


ٍ ‫ َو َسائِقَنَا َو َدلِ ْيلَنَا إِلَى َجنَّاتِكَ َجنَّا‬،‫َاب هُ ُموْ ِمنَا َو ُغ ُموْ ِمنَا‬ ُ ‫ َونُوْ َر‬،‫اللهم اجْ َعل ْالقُرْ آنَ ْال َع ِظ ْي َم َربِ ْي َع قُلُوْ بِنَا‬

Ya Alloh.. Jadikanlah

Al-Quran yang mulia sebagai penyejuk hati kami, cahaya bagi dada kami,

pelipur kesedihan kami, pelenyap kesusahan dan kegundahan kami, pengemudi


dan penunjuk kami menuju surga-Mu, surga yang penuh kenikmatan..”.

Oleh Ustadz Reky Abu Musa, Lc

_______

S’moga Esok Lebih Baik..

Sumber dari: https://wahdah.or.id/agar-mulia-dengan-al-quran/

Anda mungkin juga menyukai