“Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami,
menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan- Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS al-Maidah: 15-16)
Alquran merupakan panduan utama yang dapat dijadikan sahabat
sejati dalam mengarungi kehidupan agar sesuai dengan maksud dan tujuan Allah (maqashid as-syariah).
Oleh karena itu, kita harus bisa bersahabat dengan Alquran karena
Alquran adalah mukjizat abadi (mukjizat khalidah). Keberadaannya diyakini sebagaimana kata pepatah "tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan" dan akan senantiasa relevan di setiap waktu dan zaman (shalih fi kulli zamanin wa makanin).
Untuk menjadikan Alquran sebagai sahabat sejati, tentu kita harus
memosisikan dan memperlakukannya seperti kita memperlakukan sahabat dalam hidup ini. Cara kita memperlakukan sahabat dalam hidup sering kali menjadikannya sebagai teman curhat, mendengar nasihatnya, mengikuti petuahnya, dan ingin selalu dekat di sisinya. Bahkan, sering kali kita tidak bisa dipisahkan dalam jarak dan waktu.
Begitu pun ketika Alquran sudah menjadi sahabat sejati dalam
kehidupan kita. Maka, tentu kita akan membuatnya terasa istimewa dalam hidup kita.
Banyak cara untuk bisa mengistimewakan Alquran agar menjadi
sahabat sejati dalam hidup. Berikut ini adalah empat cara yang dapat dilakukan untuk menjadikan Alquran sebagai sahabat sejati yang istimewa:
Pertama, melafazkannya atau membacanya. Aktivitas membaca
Alquran merupakan cara yang paling awal untuk bisa menjadikan Alquran sebagai sahabat sejati dalam kehidupan kita. Aktivitas membaca Alquran dapat dimaknai dengan melakukan rutinitas yang disusun secara sistematis dalam mengalokasikan waktu untuk bisa membaca Alquran. Rasulullah SAW bersabda:
Dari Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah bersabda: "Orang yang ahli
dalam Al-Qur'an akan bersama Malaikat pencatat yang mulia lagi benar, dan orang yang terbata-bata membaca Al-Qur'an sedang ia bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali." (HR. bukhari, Nasa'i, Muslim, Abu Daud, Tarmidzi, dan Ibnu Majah)
Kedua, menghafalkannya. Kegiatan untuk bisa menghafal Alquran
adalah langkah kedua yang dapat menjadikan Alquran sebagai sahabat sejati yang terpatri dalam hati dan tertera dalam jiwa. Sebagai sebuah kitab suci yang dijadikan pedoman hidup, ternyata Alquran merupakan satu-satunya kitab suci yang mudah dihafal di antara kitab samawi lainnya.
Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS al-Qamar (54) ayat 17:
آن ل ِِّلذ ْك ِر َف َه ْل مِنْ ُم َّدك ٍِر
َ َْولَ َق ْد َيسَّرْ َنا ْالقُر
"Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Alquran untuk pelajaran,
maka adakah orang yang mengambil pelajaran itu?" Ketiga, menadaburinya. Langkah ketiga untuk bisa menjadikan Alquran sebagai sahabat sejati dalam kehidupan adalah dengan berusaha untuk memahami dan menadaburinya.
Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitabnya Al-Itqan fi Ulum Al-
Qur'an menuliskan bahwa disunnahkan membaca Alquran dengan tadabur (berusaha merenungkan kandungan maknanya) dan tafahum (berusaha memahami kandungan maknanya).
Keempat, mengamalkannya. Langkah pamungkas yang harus
dipastikan untuk bisa bersahabat dengan Alquran adalah berusaha untuk mengamalkan setiap ayat yang terkandung di dalamnya.
Proses untuk bisa mengamalkan ini dapat dipahami dengan cara
menjadikan setiap aktivitas kita sesuai dengan tuntunan Alquran, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi.