Anda di halaman 1dari 60

Sejarah Penurunan

AL-QUR’AN

Penyusun
Prima Ibnu Firdaus al-Mirluny

Taman – Taman
Para Penuntut Ilmu

Sejarah Penurunan al-Quran | 2


MUQADDIMAH

‫ْس‬ ‫ِهَّلل‬
‫ض ْس ِبه‬‫ِب ْسص ِبه اِب ِهَّللار ِبي ِهَّللار ِب‬
ُ ‫اص‬ ‫اػ ُ ِهَّلل‬ ‫ ِهَّلل‬, ‫ْل ْسى ُد ِب ِهَّللاِب ر ّب مْسعااى ْسْي‬ ‫ْس‬
‫ِب‬ ‫ِب‬
‫ِب ْس‬
‫آِلِب أغطاةِبٍِب و ْسي حتِبع ُُ ْسه‬ ‫لَع ر ُش ْسِ ِبل اِب لَع‬
‫ْس‬ ‫ْس‬
: ‫ أ ِهَّللوا بع ُد‬. ‫دلي ْس ِبي‬‫ان إِبَل ي ْسِ ِب ّ ِب‬ ٍ ‫ص‬ ‫ض‬ ‫بِبإ ِب‬

Amma ba'du :
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah
berfirman :
‫ِهَّلل‬ ّ ً ُ ُ ‫ْس ْس ُ ْس‬ ‫ِهَّلل ْس ُ ْس‬
‫ا ً ِبزل ِب ٍِب م رآن َد م ِبنٌ ِب‬
‫اس‬ ‫ط ْسُ ُر ر ؾان ِب‬

‫مْس ُ ْس‬ ‫ْس‬


‫ان‬
‫ِب‬ ‫ر‬ ‫ج ّوِبي ا ُُد‬ ّ
ٍ ٌ‫حِب‬
"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya
diturunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan – penjelasan mengenai petunjuk itu serta
Sejarah Penurunan al-Quran | 3
(sebagai) pembeda (antara yang hak dan yang batil)."
[Q.S (2) Al-Baqarah : 185]
Didalam ayat yang mulia ini, Allah Ta‟ala
menjelaskan kepada kita bahwa al-Qur‟an diturunkan
pada bulan Ramadhan. Selanjutnya Allah Ta‟ala
menjelaskan fungsi dan tujuan diturunkan nya al-Quran
itu sendiri. Ayat ini sangat menarik untuk dikaji dan
ditadabburi. Maka dari itu, kami menyusun catatan
faidah yang kami dapatkan seputar Sejarah Penurunan
Al-Quran secara ringkas saja.
Risalah ini ditulis dengan merangkum dan
mengumpulkan dari beberapa buku (kitab) para ulama
tentang permasalahan-permasalahan seputar turun nya
al-Quran. Mengingat saat ini adalah bulan Ramadhan,
sehingga moment seperti ini sangatlah tepat bagi kita
untuk mempelajari dan mengetahui seputar sejarah
penurunan al-Quran, agar menambah pengetahuan dan
keimanan kita terhadap al-Quran.
Semoga risalah dan catatan yang kecil ini
bermanfaat bagi kami, bagi pembaca, bagi kaum
muslimin seluruhnya. Apa yang baik dan benar itu

Sejarah Penurunan al-Quran | 4


datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan apa
yang buruk dan salah itu datang dari kami sendiri yang
miskin ilmu dan dari syaitan. Kepada Allah-lah kami
memohon ampunan, dan bertaubat. Dan kepada-Nya
lah kami berlindung dari keburukan diri kami dan amal
perbuatan kami.
Akhir kata, semoga Allah memberikan ilmu yang
bermanfaat kepada kita, menerima amalan yang kita
lakukan dan memberi rezeki yang halal kepada kita
semua. Aamiin.
Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, kepada keluarga
beliau dan sahabat beliau. aamiin.

Penyusun
Prima Ibnu Firdaus al-Mirluny
Desa Merlung : Tanjung Jabung Barat : Jambi
Ditulis Kamis 18 Ramadhan 1433 H / 09 Agustus 2012 M

Sejarah Penurunan al-Quran | 5


SEJARAH SINGKAT TENTANG
PENURUNAN AL-QUR’AN

Sebelum kita membahas tentang penurun nya al-Quran


(Nuzulul Quran), maka ada baiknya kita mengetahui
definisi atau pengertian dari al-Quran itu sendiri :

1. Definisi (Pengertian) Al-Quran


a. Menurut Bahasa
al-Quran adalah bentuk masdar sinonim (muradif)
dengan kata Al-Qira'ah yang berarti "Bacaan".

ًٍُ‫ فإذ رخْسً ٍُ حِهَّللت ْس ُ ْسرآ‬. ٍُ ً‫إ ِهَّللن ن ْسٌا ْسع ٍُ ُ ْسرآ‬
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

‫ِب‬ ‫ِب‬ ‫ِب‬


"Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah
mengumpulkan nya (di dadamu) dan (membuatmu
pandai) membaca nya. Apabila Kami selesai
membacanya maka ikutilah bacaan nya itu." [Q.S (75)
Al-Qiyamah : 17-18]

Sejarah Penurunan al-Quran | 6


b. Menurut Istilah
ُ ‫ْس ُ ِهَّلل‬ ‫ُ ِهَّلل ْس ُ ْس‬ ُ ُ ‫ْس ُ ْس‬
‫ش ِبز اىزَنل لَع خاح ِبه‬ ‫م رآن َِ لَك اِب اىع ِب‬

‫ْسألًْسب ا ِبء ا ْس ُى ْسرشن ْسِبْي ةِ شِبطثِب ْسألو ْسِبْي س ْسْبيْسل ن ٍِبْس‬


‫ِب ِب ِب ِب‬ ‫ِب‬ ‫ِب‬
ُ ُ ‫ْس ْس‬ ‫ُ ْس ْس ُ ْس ُ ْس ْس‬ ‫ِهَّلل‬
‫ِف اىػاض ِبِبف اىٌ ْسِل إِبَلْسٌا‬ ‫اىكخِب ِب‬ ‫اص‬
‫ْس‬ ‫ْس‬ ‫ُ ْس‬
‫حِبٍِب اىتْس ُد ْس ُء ِب ُص ْسِر ِب م ِب‬
‫اِتثِب‬ ‫ةِباّتلِهَّللِ ح ِبر ا ُىخع ِهَّللت ُد ة ِب ِبخ‬

‫ِهَّلل‬ ‫ْس‬ ُ ُ ‫ْس ُ ْس‬


‫ِب‬
‫اىخخخه ِبصِر ّنل ِب‬
. ‫اس‬

“Al-Quran adalah perkataan Allah Ta‟ala yang


merupakan Mukjizat, yang diturunkan kepada penutup
para Nabi dan Rasul (Nabi Muhammad
Shallallahu‟alaihi wa sallam) melalui Malaikat Jibril
Alaihissalam, termaktub (tertulis) didalam Mushaf, yang
diriwayatkan kepada kita secara Mutawatir,

Sejarah Penurunan al-Quran | 7


membacanya merupakan ibadah, dimulai dari Surat Al-
Fatihah dan ditutup dengan Surat An-Nas.”1

Dengan demikian, ungkapan "yang diturunkan kepada


penutup para Nabi dan Rasul" ini menunjukkan bahwa
kitab - kitab samawi lain nya tidak dinamakan al-Quran.

Ungkapan “termaktub (tertulis) didalam Mushaf” dan


“membacanya merupakan ibadah” ini menunjukkan
bahwa hadits Qudsi dan hadits Nabawi, tidak termasuk
padanya.

Ungkapan “yang diriwayatkan kepada kita secara


Mutawatir” ini menunjukkan bahwa bacaan yang ganjil
tidak termasuk kedalam nya.

Dari penjelasan pengertian diatas dapat kita ambil


faidah bahwa :
1. Al-Quran adalah Kalam Allah Subhanahu wa Ta'ala,
bukan makhluk.
1
Prof.Dr.Muhammad Ali Ash-Shabuni berkata : “Definisi tersebut
telah disepekati oleh Para Ulama.”
Sejarah Penurunan al-Quran | 8
2. Mengumpulkan al-Quran didalam satu mushaf adalah
disyariatkan, bukan perkara baru didalam agama
(bid'ah).
3. Membaca al-Quran adalah termasuk ibadah, pahala
nya di hitung perhuruf, berbeda dengan membaca
hadits, baik itu Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi.

---oOo---

2. Dimana al-Quran itu berada sebelum diturunkan?


Al-Quran sebelum diturunkan berada di kitab Lauh Al-
Mahfuzh, sebagaimana yang diberitakan Allah
Subhanahu wa Ta'ala dibeberapa ayat didalam al-
Quran, seperti di firman-Nya :

‫ك ْسهٌم‬ ‫ْس‬ ‫ِهَّلل ُ ْس ُ ّ ْس‬


‫ب دل ٌا مع ِب ٌم ض ِب‬
‫ًٍ ِبِف أ ِب مكِبخ ِب‬
“Dan sesungguhnya (al-Quran) itu berada di dalam
Ummul Kitab (yakni Lauh Mahfuz) disisi Kami, benar –
benar (bernilai) tinggi dan penuh hikmah.” [Q.S 43 Az-
Zukhruf ayat 4]

Sejarah Penurunan al-Quran | 9


Juga firman-Nya :
‫ُ ُ ِهَّلل‬ ‫ِهَّلل‬ ‫ْس‬ ُ ‫ِهَّلل ْس‬ ‫ِهَّلل ُ ُ ْس ٌم‬
‫ ِب ْس‬. ‫آن ريْس ٌمه‬
‫ َّل ىصٍ إِبَّل‬. ‫اب وكٌِ ٍن‬ ٍ ‫ِبخ‬ ‫ِف‬ ‫ِب‬ ‫إِبًٍ م ر‬

‫ْس ْس ٌم ّ ِهَّلل ّ ْس ْس‬ ‫ْس‬ ُ ‫ِهَّلل‬ ُ ‫ْس‬


‫ب معاا ِبىْي‬
‫زَنيل وِبي ر ِب‬
‫ ِب‬. ‫اىطُر ن‬
“Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang
sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul
Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali yang disucikan.
Diturunkan dari Rabbil 'alamiin.” [Q.S 56 al-Waqi‟ah ayat
77 – 80]

Juga firman-Nya :

‫ِف ا ْسِ ٍ ِهَّلل ْس ُ ٍْس‬


ِ
‫ْس ُ ُ ْس ٌم ِهَّلل‬
‫ ِب ْس‬. ‫َّم ْس ٌمد‬
‫ةل َِ ر ن ِب‬
"Bahkan yang didustakan mereka itu adalah al-Quran
yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Al-Mahfuzh."
[Q.S (85) Al-Buruj ayat 21-22]

Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari Rahimahullah berkata :


“Makna ayat – ayat ini adalah al-Quran merupakan
Sejarah Penurunan al-Quran | 10
bacaan yang mulia, yang tersimpan dengan baik disisi
Allah, tidak ada setitik kotoran pun yang dapat
menghampiri nya atau menyentuhnya, tidak juga debu
atau pun yang lain nya. Kitab al-Quran ini berada dalam
Induk Kitab, yang darinya Kitab al-Quran ini ditulis. Ia
(al-Quran) diturunkan dari Rabb semesta Alam, disalin
dari Kitab yang Terpelihara tadi. Kitab yang terpelihara
tadi tidak dapat disentuh kecuali oleh makhluk yang
telah (di izinkan Allah dan) disucikan Allah dari segala
dosa.” [Dirangkum dari Tafsir Ath-Thabari]

Adapun cara dan bagaimana adanya al-Quran di Lauh


al-Mahfuzh (Kitab yang terpelihara), itu hanyalah Allah
Subhanahu wa Ta'ala yang mengetahuinya. Kita tidak
berhak menanyakan tentang caranya dan awal
keberadaan nya. Kita hanyalah wajib mempercayai,
mengimani dan membenarkan nya, sebab hal ini
termasuk perkara ghaib, dan Allah Ta‟ala tidak
memberikan keterangan kepada kita bagaimana nya,
maka dari itu yang wajib bagi kita adalah mengimani

Sejarah Penurunan al-Quran | 11


ayat – ayat diatas tersebut, dan itu termasuk beriman
kepada yang ghaib.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :


‫ّ ْس ْس‬ ُ ُ ‫ ذا ِبك مْسكِبخ‬. ‫ا ِهَّلله‬
. ‫ب َّل ريْسب ِب ْسٍِب َ ًد م ِبن ُى ِهَّللخ ِبْي‬

‫ْس‬ ‫ْس‬ ‫ْس‬ ُ ‫ِهَّلل ْس ُ ْس‬


... ‫ب‬
‫ا ي ي وِبٌِن ةِبام ِب‬ ‫ِب‬

"Alif Lam Mim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu)
mereka yang beriman kepada yang ghaib..." [Q.S (2) Al-
Baqarah ayat 1-3]

---oOo---

3. Siapa yang Menurunkan al-Quran? Siapa yang


Membawa al-Quran turun? Dan Kepada Siapa al-
Quran ini Diturunkan?
Ketahuilah bahwa yang menurunkan al-Quran
adalah Rabb Semesta Alam yakni Allah Subhanahu wa

Sejarah Penurunan al-Quran | 12


Ta‟ala. Sedangkan yang membawa al-Quran turun
adalah Ar-Ruh Al-Amin yakni Malaikat Jibril
„Alaihissalam. Dan yang menerima al-Quran adalah
Rasulullah yakni Muhammad bin Abdullah
Shallallahu‟alaihi wa sallam dengan bahasa Arab yang
jelas.

Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah menjelaskan masalah


ini, didalam firman-Nya:
ُ ‫ُ ْس ُ ْس ْس‬ ‫ِهَّلل ُ ْس ْس ُ ّ ْس ْس‬
. ‫ ًزل ةِبٍِب ار ألوِبْي‬. ‫ب معاا ِبىْي‬
‫زَنيل ر ِب‬
‫ًٍ ّتل ِب‬
‫ْس ْس‬ ُ ‫ْس‬
. ‫لَع نتِبك ّتلِب ك ْسِن وِبي ا ُىٌذِبرِبيْسي‬

‫ّ ُ ْس‬
‫ْي‬
ٍ ‫ان ر ِب ٍ وت ِب‬
ٍ ‫ةِبن ِبص‬
“Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar
diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia (al-Quran)
dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Malaikat Jibril),
(Diturunkan) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu
menjadi salah seorang pemberi peringatan, (Diturunkan)
Sejarah Penurunan al-Quran | 13
dengan bahasa Arab yang jelas.” [Q.S (26) asy-Syu‟ara
ayat 192-195]
---oOo---

4. Cara Allah Subhanahu wa Ta’ala Menyampaikan


Wahyu-Nya kepada para Nabi dan Rasul-Nya.
Wahyu secara bahasa adalah pemberitahuan
secara kilat, cepat dan rahasia. Adapun secara istilah
Wahyu adalah pemberitahuan dari Allah Ta‟ala kepada
para Nabi dan Rasul-Nya tentang apa yang ingin
disampaikan-Nya kepada mereka baik berupa kabar,
atau syari‟at atau kitab, baik dengan perantara malaikat
ataupun langsung.
Allah Subhanahu wa ta‟ala berfirman :
‫ْس ُ ّ ُ ِهَّلل ُ ِهَّلل ْس‬
‫ض ًا أ ْس وِبيْس‬ ‫َش ن يكن ِبىٍ ا إِبَّل‬ ٍ ‫وا َكن م ِبب‬
ُ ‫ِهَّلل رآ ِب ضِبشاب أ ْس يُ ْسرشِبل ر ُش ْسِ ًَّل ُ ْسِ ِب بإذْسًِبٍِب وااض‬
‫آء‬ ‫ِب ِب‬ ٍ
‫ِهَّلل‬
‫ِب ْس ٌمه‬ ‫ إِبً ٍُ ِبل ٌّيـ‬,
Sejarah Penurunan al-Quran | 14
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa
Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan
perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan
mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan
kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”
[Q.S (42) asy-Syuuraa ayat 51]

Dalam ayat diatas, Allah Subhanahu wa ta‟ala


menerangkan bahwa wahyu dan kalam-Nya serta
risalah-Nya kepada para Nabi dan Rasul terjadi dalam
tiga tingkatan atau tiga bentuk :
1. Tingkatan Pertama : Wahyu Semata (Al-Wahyu Al-
Mujarrad) yakni wahyu yang dilemparkan atau yang
dimasukkan oleh Allah Ta‟ala secara langsung ke dalam
hati orang yang diberi wahyu tentang sesuatu yang
dikehendaki-Nya, dengan cara membuat orang yang
menerima nya yakin dan tidak meragukan, bahwa itu
adalah wahyu dari Allah. Termasuk kedalam jenis ini
adalah mimpi yang benar yang terjadi pada para Nabi
dan Rasul.

Sejarah Penurunan al-Quran | 15


2. Tingkatan Kedua : Berkata atau Berbicara Langsung
yakni Allah Ta‟ala berbicara langsung kepada para Nabi
dan Rasul tentang apa yang Dia kehendaki, tanpa
perantara apapun, dari belakang Tabir. Diantara contoh
nya adalah Allah Ta‟ala berbicara kepada Nabi Adam
Alaihissalam, juga kepada Nabi Musa Alaihissalam, juga
kepada Nabi kita, Muhammad Shallallahu‟alaihi wa
sallam.

3. Tingkatan Ketiga : Melalui Perantara Para Malaikat


Yakni Allah Ta‟ala menurunkan wahyu kepada para
Nabi dan Rasul-Nya dengan perantara Malaikat Jibril
„Alaihissalam. Dan seluruh ayat – ayat al-Quran
diturunkan dengan cara ini.

---oOo---

5. Tahap – Tahapan Penurunan al-Quran


Orang yang menelaah ayat - ayat al-Quran akan
menyimpulkan bahwa penurunan al-Quran itu terbagi
kepada dua tahap (dua fase) yakni Penurunan al-Quran

Sejarah Penurunan al-Quran | 16


secara keseluruhan dan Penurunan al-Quran secara
bertahap, berikut penjelasan nya.

Pertama : Penurunan al-Quran secara keseluruhan


yakni penurunan al-Quran sekaligus dari Lauh al-
Mahfuzh ke Bait Al-Izzah di langit dunia. Penurunan ini
terjadi pada malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
ُ ‫ْس ُ ُ ْس ٌم ِهَّلل ْس ٌم ْس ْس ِهَّلل ْس‬
ٍ ِ‫ْس‬ ٍ ِ‫ ِبِف ا‬. ‫َّم د‬
‫ةل َِ ر ن ِب‬
"Bahkan yang didustakan mereka itu adalah al-Quran
yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Al-Mahfuzh."
[Q.S (85) Al-Buruj ayat 21-22]
Kedua ayat ini (21 dan 22) menunjukkan bahwa al-
Quran itu berada di Lauh Al-Mahfuzh. Sebagaimana
telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya.

Adapun dalil tentang terjadinya penurunan dibulan


Ramadhan dan pada -malam Lailatul Qadar-. Yakni :
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

Sejarah Penurunan al-Quran | 17


‫ِهَّلل‬ ّ ً ُ ُ ‫ْس ْس ُ ْس‬ ‫ِهَّلل ْس ُ ْس‬
‫ا ً ِبزل ِب ٍِب م رآن َد م ِبنٌ ِب‬
‫اس‬ ‫ط ْسُ ُر ر ؾان ِب‬

‫ْس‬ ُ ‫ْس‬ ُ ‫ّ ْس‬ ّ


‫ان‬
‫م ر ِب‬ ‫ج وِبي اُد‬
ٍ ٌ‫حِب‬
"Bulan Ramadhan yang diturunkan didalam nya al-
Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda
(antara yang hak dan yang bathil)." [Q.S (2) Al-Baqarah
ayat 185]

Juga firman Nya :

‫إ ِب ِهَّللآن ْسنز ْسّنل ٍُ ِب ْس‬


‫ِف َلْسن ٍث ُوْب ٍث‬

"Sesungguhnya Kami menurunkan nya (al-Quran) pada


suatu malam yang diberkahi (malam qadar)." [Q.S (44)
Ad-Dukhan ayat 3]

Juga firman Nya :


‫ْس ْس‬ ‫إ ِب ِهَّللآن ًْسز ْسّنل ٍُ ِب ْس‬
‫ِف َلْسنثِب م د ِبر‬
Sejarah Penurunan al-Quran | 18
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan (al-Quran)
pada malam Qadar (kemuliaan)." [Q.S (97) Al-Qadar
ayat 1]

Ketiga ayat ini semua nya menunjukkan bahwa al-


Quran diturunkan secara sekaligus dibulan Ramadhan,
tepatnya pada malam Lailatul Qadar sebagai malam
yang diberkahi. Pendapat ini adalah pendapat yang
paling benar dan paling terkenal, dia adalah pendapat
yang kuat. Berikut atsar - atsar dari Ibnu Abbas yang
menjelaskan hal ini.
1. Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhu berkata : "Al-Quran
diturunkan pada malam Lailatul Qadar secara sekaligus
(semuanya) ke langit dunia, ditempat bintang – bintang
berada. Kemudian Allah menurunkan nya (dari langit
dunia itu) kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam
sebagian demi sebagian." [Diriwayatkan oleh Imam al-
Hakim dan Al-Baihaqi dan yang lain nya]
2. Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhu berkata : "Al-Quran
telah dipisahkan dari adz-Dzikir, lalu diletakkan pada
Bait Al-Izza di langit dunia. Kemudian Jibril „Alaihissalam

Sejarah Penurunan al-Quran | 19


menurunkan nya kepada Nabi Shallallahu'alaihi wa
sallam (bagian demi bagian)." [Diriwayatkan oleh Imam
al-Hakim dan Imam Ibnu Abi Syaibah]

3. Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhu juga berkata : "Al-


Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadar di bulan
Ramadhan ke langit dunia secara sekaligus. Kemudian
setelah itu diturunkan secara berangsur-angsur (kepada
Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam)." [Diriwayatkan oleh
Imam Thabrani. Sanadnya tidak ada catatnya]

4. Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhu berkata : "Al-Quran


diturunkan secara sekaligus sampai diletakkan pada
Bait al-Izzah di langit dunia. Kemudian Jibril
Alaihissalam membawanya turun kepada Nabi
Shallallahu'alaihi wa sallam sebagai jawaban
(pedoman/petunjuk) pertanyaan manusia dan perbuatan
nya." [Diriwayatkan oleh Imam Thabrani dan al-Bazzar]

5. Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhu juga mengatakan


bahwa Allah Ta‟ala telah menurunkan al-Quran dalam

Sejarah Penurunan al-Quran | 20


satu malam -yakni pada Lailatul Qadar- ke langit dunia,
kemudian setelah itu diturunkan selama 20 tahun.”
[Diriwayatkan oleh Imam al-Hakim, al-Baihaqi dan an-
Nasa‟i]

DR.Muhammad Salim Mahyasin mengomentari atsar –


stsar ini didalam kitabnya Tarikh al-Quran, dengan
berkata : “Semua Riwayat Ibnu Abbas diatas adalah
Shahih, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam As-
Suyuthi Rahimahullah, namun mauquf (hanya
disandarkan kepada Ibnu Abbas). Walaupun demikian,
kesemuanya memiliki derajat yang marfu (sampai
kepada Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam) dan boleh
dijadikan hujjah.”

Kedua : Penurunan Al-Quran secara berangsur -


angsur dari Bait al-Izzah kkepada Nabi Shallallahu'alaihi
wa sallam selama kurang lebih 23 tahun. Dalil dalam hal
ini. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

Sejarah Penurunan al-Quran | 21


ً ‫ْس ْس ُ ْس ُ ُ ْس‬ ّ ُ ‫ُ ْس ْس‬ ‫ْس‬ ‫ِهَّلل‬
‫ال ا ي ك ر اَِّل ً ِبزل ن ٍِب م ر ن نث‬
ً ‫ِهَّلل ْس ُ ْس ْس‬ ُ ّ ‫ِهَّللضِبد ً ذا ِبك ّنلِب ُد‬
‫رحنٌٍ حر ِب‬ ‫ب ةِبٍِب ف ا‬
‫ِب‬
"Berkatalah orang-orang yang kafir : "Mengapa Al
Quran itu tidak diturunkan kepada nya sekali turun
saja?" Demikianlah supaya Kami perkuat hati mu
(Muhammad) dengannya dan Kami membaca nya
secara tartil (berangsur – angsur, perlahan – lahan).
[Q.S (25) Al-Furqan ayat 32]

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :


‫ْس‬ ‫ُ ْس‬ ‫ُ ْسر ًًا فر ْسٌ ٍُ ّتلِب ْس ر ُ َع ّنلِهَّلل‬
ٍُ ‫د ِهَّلل ً ِهَّللزّنل‬
ٍ ‫ك‬ ‫و‬ ِ ‫ى‬ ‫ع‬ ‫ِب‬
‫اس‬
ً ‫ْس ْس‬
‫زَني‬
‫ِب‬
"Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan dengan
berangsur-angsur agar kamu membaca nya perlahan-

Sejarah Penurunan al-Quran | 22


lahan kepada manusia dan Kami menurunkan nya
bagian demi bagian." [Q.S (17) Al-Isra ayat 106]

Kedua ayat tersebut menunjukkan secara jelas, bahwa


al-Quran tidak diturunkan kepada Nabi Shallallahu'alaihi
wa sallam secara sekaligus, akan tetapi diturunkan
kepada beliau secara berangsur-angsur selama 20 atau
23 tahun. Hal ini didukung juga dengan atsar Ibnu
Abbas diatas.
---oOo---

6. Cara Penurunan al-Quran dari Bait Al-Izzah


kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.
Al-Quran diturunkan kepada Nabi Shallallahu'alaihi
wa sallam dengan dua cara, yakni secara Ibtida'i dan
Sababi.
Pertama : Turun Secara Ibtida'i yaitu ayat al-Quran
yang turun tanpa didahului oleh suatu sebab yang
melatarbelakanginya. Dan mayoritas ayat - ayat al-
Quran turun secara ibtida'i ini.

Sejarah Penurunan al-Quran | 23


Diantara ayat yang turun secara ibtida‟i ini. Firman Allah
Subhanahu wa ta'ala :
‫ْس‬ ‫ِهَّلل‬ ‫ْس‬
‫وِبٌ ُُ ْسه ِهَّللو ْسي عُد ا مئ ِب ْسي ٌا و ْسِبي فؾنِبٍِب ّنل ِهَّللػ ِهَّللد ِهَّللي‬

‫ِهَّلل ْس‬ ‫ُ ِهَّلل‬


‫طْي‬‫ّنلك ْسِنن وِبي اػن ِب ِب‬
"Dan diantara mereka ada yang menjanjikan kepada
Allah “ Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian
karunia-Nya kepada kami, sungguh kami akan
bershadaqah dan sungguh kami akan menjadi orang-
orang yang termasuk dalam orang-orang yang shaleh."
[Q.S (9) At-Taubah ayat 75]
Sesungguhnya ayat ini mula-mula turun untuk
menjelaskan keadaan sebagian orang-orang munafik.
Adapun mengenai berita yang masyhur (terkenal)
bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Tsa'labah bin
Hathib dalam suatu kisah yang panjang yang
disebutkan oleh Mayoritas ahli tafsir dan dikuatkan oleh
mayoritas da'i, merupakan riwayat yang LEMAH yang
tidak dapat dibenarkan.

Sejarah Penurunan al-Quran | 24


Kedua : Turun Secara Sababi yaitu ayat al-Quran
yang turun dengan didahului oleh suatu sebab yang
melatarbelakanginya. Sebab-sebab itu bisa berupa
pertanyaan yang diajukan kepada Rasulullah
Shallallahu‟alaihi wa sallam, bisa berupa suatu kejadian
atau peristiwa yang membutuhkan penjelasan dan
peringatan, atau suatu permasalahan yang
membutuhkan penjelasan hukum.

1.Sebab berupa pertanyaan.


Contoh Firman Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
‫ِهَّلل‬ ُ ‫ْس‬ ‫ْس ِهَّلل ُ ْس‬ ‫ْس‬ ُ ‫ْس‬
‫ ل ِبِه ِ ِب ج ا ِبنٌ ِب‬. ‫اصئنًِك ِبي ألَِبنثِب‬
‫اس‬

ّ‫ْلز‬‫ْس‬
‫ِب‬
"Mereka bertanya kepada mu (Muhammad) tentang
bulan Sabit. Katakanlah : "Bulan sabit itu adalah tanda -
tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji." [Q.S
(2) Al-Baqarah ayat 189]

Sejarah Penurunan al-Quran | 25


2.Sebab berupa kejadian sebuah peristiwa yang
membutuhkan penjelasan dan peringatan.
Contoh firman Allah Subhanahu wa ta'ala :
‫ْس ُ ُ ْس‬ ُ ‫ْس ْس ُ ْس ُ ْس ُ ِهَّلل ِهَّلل ُ ِهَّلل ُ ْس‬
‫ ل‬.‫ب‬ ‫نل‬ ِ‫جه َل ِمي إ ِب ىا ٌاا‬ َ ‫مئِبي سم‬

‫ُ ْس‬ ‫ِهَّلل‬
‫ةِبا اِب يخِبٍِب ر ُش ْسِ ِبِلِب ٌ ُخ ْسه ْسصخ ْسُ ِبز ُء ْس ن‬

"Dan jika kamu bertanya kepada mereka (tentang apa


yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan
menjawab : "Sesungguhnya kami hanya bersenda
gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah
dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu
selalu berolok-olok?" [Q.S (9) At-Taubah ayat 65]

Ayat ini turun berkenaan seseorang laki-laki munafik


yang berkata dalam suatu majelis pada waktu perang
tabuk : "Kami tidak melihat orang semisal para pembaca
al-Quran ini, yang paling besar perutnya, yang paling
dusta lisan nya, dan yang paling penakut ketika bertemu
dengan musuh"

Sejarah Penurunan al-Quran | 26


Yang dia maksud didalam ucapan nya adalah
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dan para
Sahabat beliau. Kemudian ucapan nya sampai
terdengar oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam,
kemudian turun ayat al-Quran ini. Kemudian laki-laki
tersebut datang kepada Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa
sallam untuk meminta maaf kepada beliau, maka beliau
menjawab dengan membaca firman Allah lanjutan ayat
tadi : “Apakah dengan Allah, dan ayat-ayat Nya dan
Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu
minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika
Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka
taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang
lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang
selalu berbuat dosa.” [Q.S (9) At-Taubat ayat 65-66]

3. Suatu permasalahan yang membutuhkan penjelasan


hukum.
Contoh nya firman Allah Subhanahu wa ta'ala :

Sejarah Penurunan al-Quran | 27


ُ ُ ‫ِهَّلل ُ ْس ِهَّلل ْس‬
‫سُا ْسظخ ِبِكْس‬
‫ِب‬
‫ِف ز ْس‬
‫ْس‬ ‫د ش ِبى ا ِل م ِب حز اِباك ِب‬
‫ْس‬

‫ إ ِهَّللن ِهَّللا ش ِبى ْس ٌم‬, ‫ا ا ْسصى ُ ِتا ُ ر ُ ىا‬


ُ ‫ ِهَّلل‬, ‫إَل ِهَّللاِب‬
‫ِب‬ ‫ِب‬

‫ة ِبػ ْس ٌم‬

"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan


wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang
suaminya, dan mengadukan hal nya kepada Allah. Dan
Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat" [Q.S (58) al-Mujadalah ayat 1]

---oOo---

7. Bentuk Wahyu yang Turun Kepada Rasulullah


Shallallahu’alaihi wa sallam
Malaikat Jibril „Alaihissalam menyampaikan wahyu
kepada Nabi Muhammad Shallallahu‟alaihi wa sallam
dengan tiga keadaan :
Sejarah Penurunan al-Quran | 28
a. Pertama : Nabi Shallallahu‟alaihi wa sallam melihat
Malaikat Jibril „Alaihissalam dalam bentuk wujud aslinya
yakni wujud Malaikat. Lalu Malaikat Jibril
menyampaikan wahyu dan Nabi Shallallahu‟alaihi wa
sallam pun memahami wahyu tersebut. Ini sebagaimana
di isyaratkan oleh Allah Ta‟ala didalam al-Quran :
‫ْس ُ ْس ُ ُ ْس ُ ْس‬
‫ْي‬
‫م د ر ةِباَّلف ِب اىت ِب ِب‬
“Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di
Ufuk yang terang.” [Q.S (81) At-Takwir ayat 23]

Ini terjadi sebanyak 2 (dua) kali saja. Sebagaimana


yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu‟alaihi wa sallam
: “Sesungguhnya dia adalah Jibril. Saya belum pernah
melihatnya dalam bentuk aslinya kecuali dua kali saja,
saya melihatnya turun dari langit, dimana besar
tubuhnya menutupi jarak antara langit dan bumi.”
[Shahih : Diriwayatkan oleh Imam Muslim, hadits no
177]

Sejarah Penurunan al-Quran | 29


b. Kedua : Malaikat Jibril datang dengan membawa
wahyu kepada Nabi Shallallahu‟alaihi wa sallam seperti
dentingan suara lonceng, lalu ia menyampaikan wahyu
dari Allah dan Nabi pun memahami dan menghafal apa
yang diucapkan Malaikat Jibril, kemudian Malaikat Jibril
pun pergi. Bentuk ini adalah wahyu yang paling berat
bagi Nabi Shallallahu‟alaihi wa sallam.
Imam Al-Bukhari berkata : Abdullah bin Yusuf telah
menyampaikan kepada kami dari Malik, dari Hisyam bin
Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah Ummul Mukminin
Radhiyallahu‟anha bahwa al-Harits bin Hisyam
Radhiyallahu‟anhu bertanya kepada Rasulullah
Shallallahu‟alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah
Shallallahu‟alaihi wa sallam, bagaimana cara wahyu
turun kepadamu?” Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa
sallam bersabda menjawab : “Wahyu datang kepadaku
terkadang seperti suara gemerincing (dentingan)
lonceng dan cara ini yang paling berat buat ku. Lalu
terhenti sehingga aku memahami apa yang
disampaikan. Terkadang berupa malaikat yang datang
menyerupai seorang laki – laki lalu berbicara kepada ku

Sejarah Penurunan al-Quran | 30


yang kemudian aku memahami apa yang diucapkan
nya.” Aisyah Radhiyallahu‟anha : “Sungguh, pada suatu
hari yang sangat dingin aku pernah melihat wahyu
diturunka kepada beliau, lalu terhenti. Saat itu aku
melihat dahi beliau bercucuran keringat.” [Shahih
Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Hadits no 2. Lihat
juga Hadits no 3215]

c. Ketiga : Sebagaimana yang disebutkan didalam


hadits diatas, yakni Malaikat Jibril Alaihissalam datang
kepada Nabi Shallallahu‟alaihi wa sallam dengan
menjelma dalam bentuk seorang manusia yang paling
baik dan paling bagus perawakan nya, kemudian dia
berbicara kepada Nabi dan menyampaikan wahyu,
setelah Nabi memahami dan menghafal nya, beliau pun
pergi. Seperti yang terjadi pada saat pertama kali wahyu
turun kepada Nabi Shallallahu‟alaihi wa sallam atau
seperti yang ada dalam hadits Jibril yang Ma‟ruf
(terkenal).

Sejarah Penurunan al-Quran | 31


Adapun cara wahyu diturunkan dari Allah Ta‟ala kepada
Malaikat Jibril yakni Allah „Azza wa Jalla mengucapkan
wahyu-Nya, kemudian didengar oleh Malaikat Jibril
secara langsung, setelah itu Malaikat Jibril membawa
nya turun dan menyampaikannya kepada Nabi
Muhammad Shallallahu‟alaihi wa sallam. Hal ini
berdasarkan dalil berikut :
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas‟ud
Radhiyallahu‟anhu, ia berkata : Rasulullah
Shallallahu‟alaihi wa sallam bersabda :“Jika Allah
menyampaikan wahyu-Nya, maka penduduk langit
(yakni para Malaikat) mendengar gemerincing seperti
ada suara rantai yang beradu hingga mereka pingsan.
Dan mereka terus dalam kondisi seperti itu hingga
datang Malaikat Jibril, maka ketika Jibril datang, mereka
pun sadar.” Lalu mereka bertanya : “Wahai Jibril, apa
yang disampaikan oleh Rabb-mu?” Malaikat Jibril
menjawab : “Al-Haq (Kebenaran)” Mereka –para
Malaikat- pun berkata : “Kebenaran (al-Haq), Kebenaran
(al-Haq).” [Shahih : Diriwayatkan oleh Imam Abu
Dawud, hadits no 4113]

Sejarah Penurunan al-Quran | 32


8. Wahyu yang Pertama dan Terakhir Kali Turun
kepada Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi wa
sallam.
a. Tentang Wahyu yang Pertama Kali Turun kepada
Nabi Muhammad Shallallahu‟alaihi wa sallam adalah
Surat Al-A’laq ayat 1 – 5, sebagaimana dalam riwayat
berikut ini.
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu‟anha, ia
berkata : “Permulaan wahyu yang datang kepada
Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa sallam adalah lewat
mimpi yang benar dalam tidur. Mimpi beliau itu datang
(sangat jelas) seperti cahaya subuh. Saat itu, beliau
sering menyendiri di Gua Hira untuk tahannuts –yaitu
beribadah- selama beberapa malam, lalu pulang ke
rumah Khadijah untuk mengambil bekal, kemudian
kembali tahannuts. Sampai akhirnya, datanglah wahyu
ketika beliau di Gua Hira.
Malaikat (Jibril) datang seraya berkata : “Bacalah”
Nabi Shallallahu‟alaihi wa sallam menjawab : “Aku tidak
bisa membaca.” Nabi menjelaskan bahwa saat itu Jibril
memegang dan memeluk beliau dengan kuat sampai

Sejarah Penurunan al-Quran | 33


beliau merasa sesak. Lalu Jibril melepaskan beliau dan
berkata lagi : “Bacalah” Beliau menjawab : “Aku tidak
bisa membaca.” Jibril kembali memeluk beliau sangat
kuat untuk kali kedua hingga beliau merasa sesak.
Kemudian dia kembali melepaskan beliau dan berkata
lagi : “Bacalah” Beliau menjawab : “Aku tidak bisa
membaca” Jibril kembali memeluk beliau dengan sangat
kuat untuk ketiga kalinya hingga beliau merasa sesak.

‫ْس ْس ْس ّ ِهَّلل‬
Lalu dia melepaskan beliau dan berkata :

‫ْس‬
.... ‫ا خن‬ ‫إ ِب رأ ةِباش ِبه ر ِبك ِب‬

‫ْس‬ ‫ِهَّلل ْس ْس‬


‫نه َّلِب صان واا ْسه عن ْسه‬

“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang


menciptakan…” hingga ayat “Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya.” [Q.S (96) al-A‟laq ayat 1-
5]
Beliau kembali membawa wahyu tersebut ke rumah
Khadijah dengan hati bergetar. Beliau berkata kepada
Khadijah : “Selimuti aku, selimuti aku.” Beliau pun

Sejarah Penurunan al-Quran | 34


diselimuti hingga hilang rasa takutnya. Beliau kembali
berkata : “Wahai Khadijah, ada apa dengan ku.”
Lalu beliau menceritakan peristiwa yang terjadi
kepada Khadijah. Beliau bersabda kepada Khadijah :
“Aku mengkhawatirkan diriku”. Khadijah berkata :
“Bergembiralah, Demi Allah. Dia tidak akan
mencelakakan mu selama – lamanya. Karena engkau
adalah orang yang suka menyambung silaturrahim,
selalu berkata jujur, meringankan beban orang lemah,
memuliakan tamu, dan engkau selalu menolong dalam
hal – hal yang baik (benar).”
Khadijah kemudian mengajak beliau bertemu
dengan Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza
putra paman Khadijah yang beragama Nasrani pada
masa jahiliah. Waraqah bisa menulis dalam bahasa
arab. Dia juga pernah menulis Injil dalam bahasa Arab.
Saat itu, Waraqah sudah tua dan matanya buta.
Khadijah berkata : “Putra pamanku, dengarkanlah apa
yang akan disampaikan oleh putra saudaramu ini.”
Waraqah bertanya : “Putra saudaraku, apa yang telah

Sejarah Penurunan al-Quran | 35


engkau alami.” Nabi Shallallahu‟alaihi wa sallam
menuturkan peristiwa yang dialaminya.
Waraqah berkata : “Ia adalah Namus (Jibril) yang
pernah diutus Allah kepada Musa. Duhai, seandainya
aku masih muda dan aku masih hidup saat engkau nanti
diusir kaum mu.”
Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa sallam bertanya :
“Apakah aku akan diusir mereka?” Waraqah menjawab :
“Ya, sebab tidak ada seorangpun datang dengan
membawa wahyu seperti yang engkau bawa ini kecuali
dia dimusihi. Seandainya aku ada saat kejadian itu,
pasti aku menolongmu dengan semua kemampuan ku.
Waraqah pun tidak mengalami peristiwa yang diyakinan
nya tersebut karena lebih dahulu meninggal pada masa
fatrah (kekosongan) wahyu.
Dimasa fatrah ini, Nabi Shallallahu‟alaihi wa sallam
sangat sedih dan terpukul. Dari hadits – hadits yang
sampai kepada kami, terlihat bahwa beliau sangat sedih
hingga seperti orang yang ingin menjatuhkan diri dari
puncak gunung yang tinggi. Namun setiap kali beliau
sampai di puncak gunung, Jibril selalu menampakkan

Sejarah Penurunan al-Quran | 36


diri dan berkata : “Wahai Muhammad, engkau benar –
benar seorang utusan Allah.” Hal itu membuat
kegelisahan beliau menjadi hilang dan kembali merasa
tenang, lalu beliau kembali ke rumah. Jika wahyu
terputus lagi dalam rentan yang agama lama, beliau
kembali melakukan hal serupa. Namun setiap beliau
sampai di puncak gunung, Jibril menampakkan diri dan
mengatakan hal yang sama.” [Shahih : Diriwayatkan
oleh al-Bukhari : Hadits no 6982. Lihat juga hadits no 3,
4953, 4955, 4956, 4957]

b. Adapun tentang Ayat terakhir kali diturunkan


kepada Nabi Muhammad Shallallahu‟alaihi wa Sallam
para Ulama berbeda pendapat. Pendapat tersebut
terbagi kedalam 8 delapan pendapat.
Jika diteliti satu persatu dalil atau sandaran
pendapat tersebut, maka pendapat yang mengatakan
bahwa ayat yang terakhir kali diturunkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu‟alaihi wa sallam adalah Surat
al-Baqarah ayat 281. Inilah pendapat yang paling benar
dan paling kuat.

Sejarah Penurunan al-Quran | 37


Bunyi nya, Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman :
ُ ُ ‫ِهَّلل ُ ِهَّلل ُ ِهَّلل‬
‫ْس‬ ُ ُ ‫ِهَّلل‬
‫ْسِ ي ْسِ ًوا ح ْسرس ُع ْسِن ِب ْسٍِب إِبَل اِب ۖ ثه حَِّف لُك ٍس‬

‫ْس‬ ُ ‫ْس‬
‫ج َ ْسه َّل ُ ن ُى ْسِن‬ ‫ِهَّللوا صت‬

“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada)


hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan
kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi
balasan yang sempurna terhadap apa yang telah
dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya
(dirugikan).” [Q.S (2) al-Baqarah ayat 281]

Pendapat ini adalah pendapat Abdullah bin Abbas


Radhiyallahu‟anhu. Ibnu Abbas Radhiyallahu‟anhu
berkata : “Ayat Al-Qur‟an yang terakhir kali turun adalah
firman Allah :
‫ِهَّلل‬ ُ ُ ‫ِهَّلل‬
.... ‫ْسِ ي ْسِ ًوا ح ْسرس ُع ْسِن ِب ْسٍِب إِبَل اِب‬

“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada)


hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan
Sejarah Penurunan al-Quran | 38
kepada Allah…” [Diriwayatkan oleh Imam an-Nasa‟I,
Imam Ibnu Mardawiyah, Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari,
Imam Ibnu Abi Hatim ar-Razi dan lain nya]
Setelah turun ayat ini, Nabi Shallallahu‟alaihi wa
sallam hidup selama 9 (sembilan) malam saja,
kemudian beliau Shallallahu‟alaihi wa sallam wafat,
pada hari Senin dibulan Rabi‟ul Awwal.

---oOo---

9. Hikmah Diturunkan nya al-Quran Secara


Berangsur atau Bertahap dari Bait Al-Izzah yang ada
di Langit Dunia ke dalam hati Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam.

Hikmah Turun nya al-Quran secara bertahap yaitu :


Hikmah Pertama : Untuk menguatkan hati Nabi
Muhammad Shallallahu‟alaihi wa sallam dan
menguatkan jiwa beliau sebagaimana yang disebutkan
didalam ayat “Supaya Kami perkuat hati mu dengan
nya” Hal ini dapat kita lihat dari 5 sisi yaitu :

Sejarah Penurunan al-Quran | 39


a. Dalam penurunan wahyu secara bertahap dan
berangsur – angsur, yang mana Malaikat Jibril
berulang – ulang turun nya membawa wahyu kepada
Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa sallam, terdapat
kegembiraan yang memenuhi hati beliau dan rasa
suka cita yang dapat melapangkan dada beliau dari
kesempitan. Kedua kondisi ini dapat memperbaharui
semangat beliau didalam menyampaikan wahyu
tersebut kepada manusia, dan juga terdapat adanya
pertolongan Allah Ta‟ala atas beliau. Dan Allah
Ta‟ala memperbaharui nya kembali pada setiap kali
pergantian turun wahyu tersebut.
b. Sesungguhnya penurunan sebagian demi sebagian
ini merupakan kemudahan dari Allah Subhanahu wa
Ta‟ala kepada beliau, agar beliau mudah menghafal
dan memahami al-Quran, mengetahui ketentuan
hukum dan hikmahnya, dimana kondisi tersebut
memberikan ketentraman kepada Nabi
Shallallahu‟alaihi wa sallam dan merupakan penguat
jiwanya yang mulia atas keakuratan semua nya itu.

Sejarah Penurunan al-Quran | 40


c. Sesungguhnya pada setiap kali penurunan yang
berangsur - angsur ini terdapat mukjizat baru bagi
Nabi Shallallahu‟alaihi wa sallam, dimana beliau
menantang para penantang dan orang – orang yang
keras kepala untuk mendatangkan hal serupa
dengan al-Quran, sehingga tampaklah kelemahan
mereka dan tetaplah kebenaran Nabi
Shallallahu‟alaihi wa sallam. Keadaan seperti ini
tidak diragukan lagi merupakan penguat bagi hati
Nabi Shallallahu‟alaihi wa sallam.
d. Sesungguhnya dalam memperkuat hati Nabi
Shallallahu‟alaihi wa sallam dan mematahkan
kebatilan musuh-musuh nya yang berulang – ulang
merupakan pengulangan penguatan yang terus
menerus sehingga memastikan kemantapan dan
kekuatan hati Nabi Shallallahu‟alaihi wa sallam.
e. Allah Subhanahu wa Ta‟ala menjanjikan kepada
Nabi-Nya kemenangan dan pertolongan ketika
mendapatkan pertentangan keras dari musuh-
musuhnya itu dengan sesuatu yang melunakkan
kekerasan tersebut. Tidak diragukan lagi kekerasan

Sejarah Penurunan al-Quran | 41


terhadap Nabi terjadi dalam waktu yang berbeda –
beda. Dengan demikian, tidak dipungkiri bahwa
kemenangan dan pertolongan tersebut juga terjadi
berulang kali dalam waktu yang mencukupi.

Maka setiap kali sesak dada Nabi Shallallahu‟alaihi wa


sallam atas permusuhan dari orang kafir. Allah
Subhanahu wa ta‟ala menghiburnya dengan hiburan
yang terkadang datang dengan cara menurunkan
wahyu tentang kisah para Nabi dan Rasul sebelum
beliau, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta‟ala:

ُ ‫بءِب ُار ُشل واًُث ّت‬


‫ج ةِبٍِب‬ ‫آ‬
‫ْس ْس‬
ً ‫ِبي‬
‫و‬ ‫ك‬‫ ِهَّلل ُ ُع ن ْس‬a ُ
‫ِب‬ ‫ِب‬
‫ٌم ِهَّلل ْس‬ ‫ْس‬
ُ ‫ْل‬ ‫ سآء ِب ْس‬, ‫فُ ا‬
‫ْسِ ِب ث ذِب ر‬ ‫ِف َ ِبذ ِب‬

‫ْس ْس ْس‬
‫ا ِبن ُى ِبوٌ ِبْي‬

“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan


kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami
teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang

Sejarah Penurunan al-Quran | 42


kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan
bagi orang-orang yang beriman.” [Q.S (11) Hud ayat
120]

Terkadang hiburan tersebut datang dengan bentuk janji


Allah kepada beliau berupa pertolongan (kemenangan),
penguatan dan pemeliharaan sebagaimana firman Nya :
‫ْس‬ ‫ِهَّلل‬ ‫ْس ْس ُ ْس‬
‫ ش ّت ِب ْسص ِبِب ْسى ِبد‬, ‫بع ُجِبٌا‬ ‫ِب‬ ‫ك‬ ً ‫إ‬‫ف‬
‫ِب ِب‬‫ك‬ ّ ‫كه ر‬
‫ِب‬ ‫غ ِبْب ِبْل‬

ُ ِ‫ر ّك ض ْسِبْي ُ ْس‬


‫ِب‬
“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan
Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam
penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri” [Q.S (52) Ath-
Thur ayat 48]

ُ ‫ِهَّلل‬
‫ا ْسع ِبػ ُىك وِبي ّنلِهَّلل ِب‬
‫اس‬

“Dan Allah memelihara kamu dari gangguan manusia”


[Q.S (5) Al-Ma‟idah ayat 67]
Sejarah Penurunan al-Quran | 43
Terkadang hiburan tersebut datang dengan cara
member peringatan musuh-musuh beliau, sebagaimana
firman Nya :
‫ُ ْس ُ ْس‬
ُ‫ا ْسى ُ ُيِمُ ْسِن ُدلةر‬ ‫ش ُز‬

“Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan


mundur ke belakang.” [Q.S (54) Al-Qamar ayat 45]
‫ً ْس‬ ُ ُ ‫ْس ْس ُ ُ ْس ْس‬
‫فإِبن رؽ ْسِ ل نذ ْسرحك ْسه غعِب ث ّوِبرل غعِب ثِب َع ٍا‬

‫ِهَّلل ث ُى ْسِا‬

“Jika mereka berpaling, maka katakanlah : “Aku telah


memperingatkan kamu dengan petir yang menimpa
kaum Aad dan Tsamud” [Q.S (41) Fushilat ayat 13]

Terkadang hiburan itu datang dengan bentuk perintah


untuk bersabar, sebagaimana firman Nya :
‫ُ ُ ْس‬ ‫غ ْس‬ ‫ْس‬
‫ْب ىا غْب ْس ا ْسِ مع ْسز ِب وِبي ُار ُش ِبل‬‫ِب‬

Sejarah Penurunan al-Quran | 44


“Maka bersabarlah kamu seperti orang – orang yang
mempunyai keteguhan hati dari Rasul-Rasul (yang)
telah bersabar.” [Q.S (46) Al-Ahqaf ayat 35]

Terkadang hiburan itu datang dengan bentuk larangan


kesal hati dan bersedih atas ketidak berimanan mereka
(musuh-musuhnya), sebagaimana firman Allah :

‫ْس ْس‬ ُ ‫ْس ْس ْس‬


ٍ ‫ف حذ ب صك ن ِبُه ضَس‬
“Maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan
terhadap mereka.” [Q.S (35) Fathir ayat 8]

‫ْس‬ ‫ْس‬ ‫ْس ْس‬ ‫ِهَّلل‬ ‫ْس ُ ِهَّلل‬ ‫غ ْس‬ ‫ْس‬


‫ َّل ِتزن ن ِبُه َّل‬, ‫ْب وا غْب إِبَّل ةِبااِب‬‫ِب‬

‫ْس‬ ُ ُ ‫ُ ْس ْس ّ ِهَّلل ْس‬


‫حك ِبِف ؽ ٍ ِبىا ىكر ن‬

“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaran


mu itu melainkan dengan pertolongan Allah. Janganlah
kamu bersedih hati terhadap kekafiran mereka dan

Sejarah Penurunan al-Quran | 45


janganlah sempit dada mu terhadap apa yang mereka
tipu dayakan.” [Q.S (16) An-Nahl ayat 127]

Selain itu, Allah juga menghibur Nabi Shallallahu‟alaihi


wa sallam dari perpalingan iman mereka agar beliau
rileks dan terhibur, sebagaimana firman Nya :
‫ْس‬ ‫ْس‬ ُ ‫ْس‬
‫ن َكن ُْب ن ْسك إ ِب رؽ ُُ ْسه فإ ِب ِبن ْسشخطعج ن‬
‫ْس‬ ‫ِهَّلل‬ ‫ْس ُ ِهَّلل‬ ‫ْس‬ ‫ْس‬ ً ‫ْس‬
‫ج ِب ُُهْس‬ ً
‫ا ِبِف ألر ِب أ شنىا ِبِف اصىآءِب ف أ‬ ‫حب ِب‬
‫خ‬
‫ْس‬ ُ ‫ ا ْسِطآء ِهَّلل‬, ‫بث‬
‫ ف‬, ‫ا اىع ُُ ْسه عىـ اُد‬
ُ
ٍ ‫ِبي‬

‫ْس ْس‬ ُ
‫حك ْسِ ِهَّللي وِبي ا ِبُن ِبْي‬

“Dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa amat


berat bagimu, maka jika kamu dapat membuat lobang di
bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat
mendatangkan mukjizat kepada mereka (maka buatlah).
Kalau Allah menghendaki, tentu saja Allah menjadikan

Sejarah Penurunan al-Quran | 46


mereka semua dalam petunjuk sebab itu janganlah
sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang jahil” [Q.S
(6) Al-An‟am ayat 35]

Hikmah Kedua : Penurunan al-Quran secara berangsur


– angsur berarti bertahap dalam mendidik umat Islam
yang senantiasa tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan beragama. Hal ini mencakup 7 perkara :
a. Mempermudah menghafal al-Quran karena kondisi
mereka (para sahabat) tidak memungkinkan
menghafal seluruh al-Quran, seandainya diturunkan
kepada mereka al-Quran sekali turun saja.
b. Bertahap dalam memahakan al-Quran dan
mempermudah mereka didalam memahami dan
menguasainya.
c. Bertahap dalam membebankan kewajiban, baik itu
shalat, puasa, zakat, haji, jihad dan ibadah lain nya
atau muamalah yang lain.
d. Bertahap dalam pensucian mereka dari akidah
(keyakinan) jahiliyah yang rusak dan batil, seperti

Sejarah Penurunan al-Quran | 47


syirik kepada Allah, pengingkaran akan hari
kebangkitan, dan penolakan terhadap Rasul Allah.
e. Bertahap dalam pensucian mereka dari adat
kebiasan yang jelek, yang telah melekat pada jiwa
mereka, dimana hal itu tidak mungkin ditinggalkan
secara sekaligus. Seperti tradisi minum khamar,
makan harta riba dan lain sebagainya.
f. Bertahap dalam mendidik mereka dengan adat
kebiasaan yang terpuji dan mulia. Seperti saling
memaafkan, sabar, darmawan, memelihara hak
tetangga dan lain sebagainya.
g. Memperkuat hati orang – orang Mukmin dan
mempersenjatainya dengan keteguhan, sabar dan
yakin, lantaran apa yang dijanjikan Allah kepada
hamba Nya yang shaleh, berupa pertolongan,
penguatan dan peneguhan sebagaimana firman
Allah :

Sejarah Penurunan al-Quran | 48


‫ِهَّلل‬ ُ ُ ‫ُ ْس ْس‬
‫كهْس‬ ‫ْس‬ ‫ِهَّلل ُ ِهَّلل‬
‫ج‬
‫ِبىنِ اػن ِبط ِب‬ ٌ‫ا ي وٌِ وِب‬ ‫د ا ِب‬

‫ا ْسي وِبيْس‬ ‫ِهَّلل‬ ‫ْس‬


‫ىا ْسشخخنف ِب‬ ‫خن ِب ِهَّللٌ ُُ ْسه ِف ْسألر ِبْس‬
‫ْس ْس‬
‫م حص خ‬
‫ِب‬
‫ُ ّ ِهَّلل ُ ْس ْس ُ ُ ِهَّلل‬
‫ْسرحَض ا ُُ ْسه‬ ‫ِبنَن اُه اِب ٌُه ِب‬
‫ا‬ , ‫تْسن ِب ِبُ ْسه‬

‫ ْسع ُت ُد ْس ً ْس‬, ‫َلُت ّ ِبدّنلِهَّلل ُُ ْسه ّو ْسِبي ب ْسع ِبد خ ْسِف ِب ِبُ ْسه ْسو ًٌا‬
‫ِن‬‫ِب‬
ُ
‫م‬ ‫ف‬ ‫ِبك‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫د‬‫ع‬
‫ْس‬
‫ب‬ ‫ر‬ ‫ك‬ ‫ و ْس‬, ‫ِب طحْس ًئا‬
‫ي‬ ‫َّلا ُ ْسَش ُ ْسِن ْس‬
‫ِب‬ ‫ِب‬ ‫ِب‬
‫ْس‬ ُ ‫ُ ُ ْس‬
‫َه م ِبس ن‬

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang


beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal
yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang

Sejarah Penurunan al-Quran | 49


sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-
Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar
(keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan
menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-
Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun
dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang
yang fasik. " [Q.S (24) An-Nur ayat 55]

Hikmah Ketiga : Mengikuti peristiwa dan


perkembangan dalam pembaharuan dan penceraian
nya. Maka setiap datang peristiwa baru, turunlah ayat
al-Quran yang sesuai dengan nya. Dan Allah
Subhanahu wa ta‟ala menjelaskan kepada mereka
hukum-hukum-Nya yang sesuai dengan peristiwa
tersebut sebagai antisipasi perkembangan masa. Hal ini
mencakup 5 hal sebagai berikut :

a. Menjawab pertanyaan yang mereka ajukan kepada


Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa sallam, baik
pertanyaan itu untuk menetapkan kerasulan nya
Sejarah Penurunan al-Quran | 50
atau pertanyaan tersebut untuk penjelasan
mengetahui hukum baru dalam islam.

Sebagaimana firman Allah :

‫ْس‬ ّ ‫ُ ْس ِب ُ ُ ْس ُ ْس ْس‬ ‫ْس‬ ُ ‫ْس‬


‫ ِبل ار وِبي أ ِبر ر ِب وآ‬, ‫اصئنًِك ِبي ار‬
ً ‫ْس‬ ‫ُ ْس ْس ُ ْس ّ ْس ْس ِهَّلل‬
‫ح ِبحخه وِبي معِبن ِبه إِبَّل ن ِب‬

“Dan mereka bertanya kepada mu tentang ruh.


Katakanlah (Muhammad) : “Ruh itu termasuk urusan
Tuhan ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit.” [Q.S (17) Al-Isra ayat 85]

Juga firman Nya :


ُ ُ ‫ْس ْس ْس ُ ْس ْس‬ ُ
‫ ل سحن ْسِ ن ْسك ْسه‬, ‫ْي‬‫م ر ِب‬ ‫ا ْسصئن ْسًِك ع ْسي ذِب‬
‫ْس ْس‬
.... ‫ّوِبٌ ٍُ ذِب ًر‬

“Mereka bertanya kepada mu tentang Dzulkarnain.


Katakanlah : “Aku akan bacakan kepada mu cerita
Sejarah Penurunan al-Quran | 51
tentangnya” [Q.S (18) Al-Kahfi ayat 83 sampai akhir
surat]

Contoh lain nya , firman Allah :


‫ْس‬ ‫ْس‬ ‫ِهَّلل‬ ‫ُ ْس ْس‬ ‫ْس‬ ُ
‫ ن‬, ‫ٌم ا ُُ ْسه خ ٌم‬ ‫ ل إِبغ‬, ‫ا ْسصئن ْسًِك ِبي َلخَم‬

ُ ُ ‫ُ ُ ْس ُ ْس ْس‬
‫كهْس‬ ًِ‫ام ِبطَِه فإِبخ‬

“Dan mereka bertanya kepada mu tentang anak yatim,


katakanlah : “Mengurus urusan mereka secara patut
(baik) adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka,
maka mereka adalah saudara mu.” [Q.S (2) Al-Baqarah
ayat 220]

b. Mengantisipasi masalah dan peristiwa – peristiwa


pada masanya, sebagai penjelas hukum Allah
Subhanahu wa ta‟ala terhadap peristiwa – peristiwa
tersebut ketika terjadinya.

Sejarah Penurunan al-Quran | 52


Sebagaimana tentang peristiwa Dzihar, peristiwa Dusta
terhadap Aisyah, peristiwa Li‟an, peristiwa Pengalihan
Kiblat dan lain nya.
Firman Allah Subhanahu wa ta‟ala terhadap peristiwa
Dusta terhadap Aisyah Radhiyallahuma :
ُ ‫ُ ْس ْس ْس ُ ْس ٌم ّ ْس‬
ُ ِ‫ َّلِتْسص ُت ْس‬, ‫ك ْسه‬ ‫ْس‬ ‫ِهَّلل ِهَّلل‬
ٌ‫ك ػتث وِب‬ ‫اْلف ِب‬
‫ا ي سآء ة ِب ِب‬ ‫إِبن ِب‬

ُ ‫ْس ٌم ِهَّلل‬
‫ م ِب ُ ّ ْس ر ّوِبٌْس ُُ ْسه واِهَّلل‬, ‫ك ْسه‬ ُ ‫ِهَّلل ُ ْس ْس‬
ٍ ‫ِب ِب‬ ‫ ةل َِ خ م‬, ‫رَش مكه‬

‫ْس ْس‬ ‫ِهَّلل‬ ‫ِهَّلل‬ ‫ْس ْس‬ ‫ْس‬


‫ِبْب ُ وِبٌ ُُ ْسه ُِل‬ ‫ْس‬
ِ‫ا ح‬ ‫ ِب‬, ‫تصب وِبي ِبْلذ ِبه‬

‫ِب ْس ٌمه‬ ‫ذ ٌمب‬

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita


bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah
kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu
bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang
dari mereka mendapat balasan dari dosa yang
dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang

Sejarah Penurunan al-Quran | 53


mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran
berita bohong itu baginya azab yang besar” [Q.S (24)
an-Nur ayat 11]
c. Adanya keraguan yang merasuki dada orang –
orang musyrik. Penurunan al-Quran ini menolak
keraguan mereka, sebagaimana firman Allah
Subhanahu wa ta‟ala :
‫ِهَّلل ْس ُ ْس‬ ‫ُ ْس ْس‬ ‫ِهَّلل‬
ٍُ ً‫ُ َع‬ ‫ْس‬
‫ا ي ك ر إِبن َذآ إِبَّل إِبفك‬ ‫ال ِب‬

ً‫ ْسد آ ُء ْس ُظنْس ًىا ِهَّلل ُز ْس ر‬, ‫ن ْسٍِب ْسِ ٌم خ ُر ْس ن‬

“Dan orang-orang kafir berkata: "Al Quran ini tidak lain


hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh
Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain"; maka
sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman
dan dusta yang besar. [Q.S (25) Al-Furqan ayat 4, baca
sampai ayat 9]

d. Memalingkan penglihatan kaum Muslimin dari


kesalahan mereka dan mengembalikan nya kepada

Sejarah Penurunan al-Quran | 54


kebenaran. Hal ini seperti ayat yang berkaitan
dengan Perang Uhud dalam firman Nya :

“Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya


kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan
izin Nya…..-sampai ayat 160- [al-Quran Surat Ali Imran
ayat 152-160]

Begitu juga tentang Peperangan Hunain yang


diceritakan didalam surat at-Taubah ayat 25-27.

e. Menyingkap keadaan orang – orang munafik dan


mengoyak/menyingkap tabir rahasia mereka bagi
Nabi Shallallahu‟alaihi wa sallam dan orang – orang
Muslim. Seperti Surat Al-Munafiqun dan surat al-
Baqarah.

Ketiga hikmah (no 3) yang mencakup lima kandungan


diatas telah ditunjukkan oleh ayat yang mulia dibawah

ُ ‫ْس‬
ini :

ً ‫ص ْس‬ ‫ْس‬ ‫ْس ّ ْس‬ ‫ْس‬ ‫ِهَّلل‬ ‫ْس‬


‫بذ ٍل إِبَّل ِب ئٌك ةِباْل ِب ضصي ِب‬
‫َّل يدحًِك ِب‬
Sejarah Penurunan al-Quran | 55
“Tidaklah orang – orang kafir itu datang kepada mu
(membawa) sesuatu yang ganjil melainkan Kami
datangkan kepada mu sesuatu yang benar dan yang
paling baik penjelasan nya.” [Q.S (25) Al-Furqan ayat
33]
---oOo---

10. Keutamaan al-Quran Dibandingkan Seluruh


Perkataan Lain nya.
Keutamaan Al-Quran sangatlah banyak, begitu juga
keistimewaan nya. Diantara keutamaan itu
dibandingkan seluruh perkataan lain nya adalah Firman
Allah Ta‟ala :
‫ْس‬ ُ ‫ْس‬ ُ ‫ْس‬ ُ ‫ْس‬ ‫ْس‬ ‫ُ ِهَّلل‬
‫اي لَع أن يدحِ ة ِب ِبىر ِبل‬ ‫ج ِبْل س ِب‬ ‫ل مئ ِب ِبي سخىع ِب‬

‫ْس ُ ُ ْس ِلِب ْس‬ ‫ْس‬ ‫ْس‬ ُ ‫ْس‬ ‫هذ مْس ُ ْس‬


‫آن َّل يدحِن ة ِب ِبىرنِبٍِب اِ َكن بعؾُه ع ٍؼ‬ ‫ِب‬ ‫ر‬

ً ُ‫ظ‬
‫ِب‬

Sejarah Penurunan al-Quran | 56


Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin
berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini,
niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain". [Q.S (17) Al-Israa‟
ayat 88]
Syaikh Abdurrahman Nashir as-Sa‟di Rahimahullah
berkata : “Ini adalah dalil yang pasti dan petunjuk yang
terang atas kebenaran dan kelurusan apa yang dibawa
oleh Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa sallam (yakni al-
Quran). Allah Subhanahu wa Ta‟ala menantang
kalangan manusia dan jin supaya mendatangkan
sesuatu yang serupa dengan Al-Quran. Allah Ta‟ala
memberitahukan bahwasanya mereka tidak akan
mampu mendatangkan sesuatu yang semisal (atau
seperti) al-Quran. Meskipun mereka saling bekerjasama
untuk itu (satu sama lainnya), mereka tidak akan
mampu (selamanya). Maka terjadilah sebagaimana
yang dikabarkan oleh Allah Ta‟ala.
Bagaimana mungkin makhluk yang berasal dari
tanah, yang memiliki kekurangan dari segala sisi, dapat

Sejarah Penurunan al-Quran | 57


menantang perkataan Rabb langit dan bumi, Dzat yang
mengetahui segala perkara yang tersembunyi, Dzat
yang memiliki kesempurnaan dan pujian yang mutlak
dan kemuliaan yang agung, Dzat yang seandainya
lautan itu dijadikan tinta kemudian ditambahkan lagi
tujuh lautan sebagai tambahan semisalnya dan seluruh
pepohonan dijadikan pena untuk menulis kalimat –
kalimat-Nya, tentulah tinta – tinta itu akan habis dan
pena – pena itu rusak, sementara kalimat – kalimat-Nya
belum selesai dituliskan. [Lihat, Al-Quran Surat al-Kahfi
ayat 109 dan Surat Luqman ayat 27]
Sebagaimana tidak ada satu makhluk pun yang
dapat menyerupai Allah dalam sifat – sifat-Nya, maka
begitu juga dengan Perkataan-Nya, tidak ada satu
makhluk pun yang dapati menyerupai itu. Maka
celakalah orang yang menyamakan Kalamullah (al-
Quran) dengan perkataan makhluk dan celakalah orang
yang menyangka bahwa Nabi Muhammad lah yang
mengada – adakan hal itu atas Nama Allah.” [Disadur
dari Tafsir as-Sa‟di]

Sejarah Penurunan al-Quran | 58


-Selesai-
Alhamdulillah
Penyusun
Prima Ibnu Firdaus al-Mirluny
Selesai ditulis, hari Rabu 26 Ramadhan 1433 H/15 Agustus 2012 M
Selesai di Edit ulang, 26 Ramadhan 1442 H / 08 Mei 2021 M

-----Semoga Ada Manfaatnya-----

Tulisan ini dirangkum dari beberapa buku :


1. Al-Quran dan Tafsirnya, Kementrian Agama Republik
Indonesia
2. Taisir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan,
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa‟di.
3. Tafsir Ath-Thabari, Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari.
4. Al-Itqan fi Ulumil Qur‟an, Imam as-Suyuthi.
5. Tarikh Al-Quran, DR.Muhammad Slaim Mahyasin.
6. Al-Madkhal li Dirasat al-Quran al-Karim,
Prof.DR.Muhammad bin Abu Syuhbah
7. Ushul fit Tafsir, Syaikh Muhammad bin Shaleh al-
Utsaimin.

Sejarah Penurunan al-Quran | 59


8. At-Tibyan fi Ulumil Qur‟an, Prof.Dr.Muhammad Ali
ash-Shabuni.
9. Ushulul Iman fi Dhauil Kitab was Sunnah, Komplikasi
Para Ulama.
10. Shahih al-Bukhari, Imam al-Bukhari. Shahih Muslim,
Imam Muslim, Sunan Abu Dawud, Imam Abu Dawud
dan lain nya.

---oOo--

Sejarah Penurunan al-Quran | 60

Anda mungkin juga menyukai