PROPOSAL
Oleh :
NIM : 161813102067
WUJU>H WA AL-NAZ}A>IR)
Allah swt. sejak kelahiran hingga kematiannya. Setiap manusia memilik suatu
pedoman untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan, seperti halnya
Seperti yang kita ketahui bahwa Alquran merupakan salah satu mukjizat
abadi yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril
as. yang senantiasa dipahami selaras dengan realitas dan kondisi zaman yang
dipelihara dan dijamin oleh Allah swt. keautentikannya sampai saat ini.
diberikan atas dasar Kemaha kuasaan dan Kemaha tahuan-Nya, serta berkat
1
Kementerian Agama RI., al-Qur’an dan Terjemahannya , h.363
1
2
diatas, setiap muslim percaya apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Alquran
tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw.
dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi Muhammad saw.2
Alquran berlaku untuk seluruh umat manusia, tidak terbatas bagi orang-orang
Terlebih dahulu perlu disadari bahwa ada kaitan yang tidak terpisahkan
antara lafaz dan makna. Bahasan menyangkut hal ini menjadikan lafaz dan
makna merupakan salah satu bahasan pokok, khususnya dalam studi tentang
Alquran, apalagi hubungan antara lafaz dan makna berakar jauh sejak bahasa
Alquran tidak terkecuali dari hakikat diatas, apalagi keindahan dan ketelitian
kebenaran Alquran yang ditantangkan Allah kepada siapa dan kapan pun
sepanjang masa.3
Salah satu sisi kemukjizatan Alquran adalah keindahan dan keunikan gaya
bahasa beserta sastra Alquran yang berbeda dengan keindahan sastra dan gaya
bahasa yang dimiliki oleh orang-orang Arab. Selain itu, kefasihan bahasa di
dalamnya yang tidak mungkin dapat ditandingi dan diciptakan oleh semua
2
M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Quran Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat, ed. Ihsan Ali-Fauzi (Bandung:Mizan, 1994), hal 21.
3
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, ed. Abd. Syakur Dj. (Tanggerang : Lentera hati,
2013), h.75.
3
ٍ ض ُه ْم لِبح ْع
ض ِ ِ ِِ ِ اْلنس وا ْْلِ ُّن علح ٰى أحن َيْتُوا ِبِِثْ ِل ٰه حذا الْ ُقر
ُ آن حَل حَيْتُو حن ِبثْله حولح ْو حكا حن بح ْعْ ح ح ح ِ ِ ْ قُل لائِ ِن
اجتح حم حعت ْ ُ ح
)88( ظح ِه ًريا
Terjemahnya :
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang
serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi
sebagian yang lain".4
Oleh karena itu dalam memahami makna dan isi kandungan Alquran
belum cukup hanya mengerti bahasa Arab saja, maksud dari ayat Alquran tidak
dapat dipahami dengan baik, jika makna kata atau susunan tarkibnya tidak
Kasus ‘Adi bin Abi Hatim yang salah dalam memahami bahasa ungkapan
Alquran merupakan bukti bahwa kajian kebahasaan secara embrio sudah ada
sejak zaman Nabi. Pada masa sahabat, ketidaktahuan ‘Umar mengenai maksud
dari kata abban dalam Alquran juga bukti lain bahwa kajian tentang bahasa
Ada berapa upaya dan metode yang digunakan manusia untuk menggali
makna Alquran . Hal ini disebabkan karena setiap orang mempunyai kemampuan
mereka ini adalah suatu keniscayaan. Kalangan awam hanya dapat memahami
makna-maknanya yang za>hir dan secara global dalam memahami maksud ayat-
4
Kementerian Agama RI., al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 406
5
Wahyudi, Al-Wujuh wa al-Nazhair dalam al-Qur’an Perspektif Historis, Studi al-
Qur’an dan Hadis Vol.3, No. 1 (2019): h. 23.
6
Wahyudi, Al-Wujuh wa al-Nazhair dalam al-Qur’an Perspektif Historis, h. 22.
4
dalam tingkat pemahaman, maka tidak heran lagi jika Alquran mendapatkan
pengetahuan kebahasaan yang luas, karena bahasa arab begitu kaya akan makna
dan pola perubahannya. Salah satu diskursus studi Alquran yang membahas
lafaz dan makna misalnya kata shalat Allah berfirman dalam Q.S. Al-Ah}za>b/33:
56
Secara harfiah kata shalat bermakna do’a, dalam kitab fathul mu’in
dikatakan bahwa shalat adalah perkataan dan perbuatan khusus yang dibuka
dengan takbir dan ditutup dengan salam.10 Namun lafaz shalat pada surat al-
7
Dilaluddin Supyadi. Kajian sematik kata hikmah dalam al-Qur’an. 2018. h. 2-3
8
Syukran abu bakar dan Husna Khairudita, Variasi Makna Lafaz al-Umm Dalam Al-
Qur’an, Journal Of Qur’anic Studies Vol 6, No 2, 2021, h. 211
9
Kementerian Agama RI., al-Qur’an dan Terjemahannya, h.613.
10
Zainuddin bin Abdul Aziz, Fath}ul Mu’in bi Syarh}i Qurratu al-‘Uyu>n, (Pustaka Salam :
Surabaya), h. 3
5
Ah}z>ab ayat 56 ini tidak bisa diartikan sebagai suatu ritual ibadah, mustahil bagi
Allah swt. beribadah kepada makhluk ciptaannya sendiri, akan tetapi pada
konteks ini kata shalat dimaknai dengan rahmah, maka pemahaman yang lebih
tepat disini bahwasannya Allah swt. memberi rahmat atau kasih saying kepada
Nabi.
dari jalur Hamma>d bin Zai>d dari Ayyub dari Abi> Qila>bah dari Abu Darda>’
berkata:
( : أرأيت قوله: فقلت أليب: قال محاد.) ( إنك لن تفقه كل الفقه حىت ترى للقرآن وجوها
. هو هذا، نعم: حىت ترى للقرآن وجوها ) ؟ أهو أن يرى له وجوها فيهاب اْلقدام عليه ؟ قال
Artinya :
“Sesungguhnya engkau tidak menguasai fiqih yang sebenarnya sehingga
engkau melihat Alquran memiliki beberapa sisi makna, Hamma>d berkata :
Aku berkata kepada Ayyub, Apa pendapatmu tentang makna? Sabdanya:
Engkau melihat Alquran memiliki beberapa makna, apakah artinya dia
melihat Alquran memiliki beberapa makna kemudian takut
menafsirkannya? Dia berkata, ‘’Ya, begitulah maknanya”.11
beberapa makna dan diartikan dengan arti tersebut selama tidak kontradiktif dan
tidak membatasi dengan satu makna.12 Seringkali juga di dalam Alquran satu
makna diungkapkan dengan berbagai istilah, Kadang kata i>ma>n di dalam Alquran
11
Jala>luddi>n Al-Suyu>ti, Al-Itqa>n fi> Ulu>m al-Qur’a>n (Mesir : Darul Hadis ) , Juz 2, h.
445-446.
12
Jala>luddi>n Al-Suyu>ti, Al-Itqa>n fi> Ulu>m al-Qur’a>n, h. 445
6
Selain kata i>ma>n, shalat juga bisa diungkapkan dengan istilah istigfa>r,
qiya>m, zikr dan lain sebagainya, sedangkan dari segi wuju>h kata shalat selain
dimaknai dengan do’a, bisa juga dimaknai dengan rahmat, tempat ibadah dan
pengetahuan.
13
Kementerian Agama RI., al-Qur’an dan Terjemahannya, h.29.
14
Ahmad Sarwat, al-Wujuh wa al-Nazhair dalam Alqur’an; Satu Kata Banyak Makna,
Satu Makna Banyak Kata (Rumah Fiqh Publishing : Jakarta Selatan, 2019), h.26
7
dalam tentang perbedaan disetiap makna dan lafaz dari kata shalat
terkhusus pada kata shalat yang memiliki lafaz dan ungkapan islitahnya yang
beragam dan akan dituangkan dalam karya ilmia ini. Penulis menganggap perlu
B. Rumusan Masalah
yang ada di beberapa surat dalam Alquran. Khususnya pada kata shalat dalam
Dalam Alquran kata shalat yang secara lafaz dan maknanya terdapat
dalam beberapa surat dan ayat yang berbeda, untuk menghindari penelitian yang
tidak sesuai dengan penulisan penelitian ini, penulis membatasi dalam beberapa
surah yaitu :
1. Pada kajian wuju>h Q.S. al-Baqarah ayat 3, 157, dan 238, Q.S. Hu>d ayat
87 dan 114, Q.S. al-Isr>a’ ayat 78 dan 110, Q.S. al-tau>bah ayat 99 dan 103,
8
Q.S. al-Ah}za>b ayat 56, Q.S. al-H}ajj ayat 40, Q.S. al-Nisa>’ ayat 43, Q.S.
2. Adapun pada kajian al-Naz}a>ir yaitu pada surah Q.S. al-muzammil ayat 1-
2, Q.S al-Baqarah ayat 43, 143, dan 238-239, Q.S. al-Jumu’ah ayat 9,
Q.S. al-Muna>fiqun ayat 9, Q.S. S}ad ayat 32, Q.S. al-Zariyat ayat 18, Q.S.
‘A>li Imra>n ayat 17, Q.S. al-Anfa>l ayat 33, Q.S. Al-Syu’ara>’ ayat 219, Q.S.
al-Isra>’ ayat 78, Q.S. al-Zumar ayat 9 dan Q.S. H}ud ayat 114.
kitab Tafsir al-T}abari>, kitab Tafsir Al-Azhar, kitab tafsir al-Misbah dan kitab
Tafsir Al-Munir.
D. Pengertian Judul
maka penulis perlu me ngemukakan dan menjelaskan lebih awal batasan makna
1. Shalat
Shalat bentuk masdar dari kata صلىyang terdiri dari huruf shad-lam-huruf
mu’tal yang memiliki dua makna yaitu api dan apa yang serupa dengannya
dan jenis dari suatu ibadah.15 Sedangkan dalam lisanul arabi dikatakan
bahwa shalat secara bahasa adalah do’a.16 Kata shalat juga bisa bermakna
tasbih jika dikatakan عباده الرمحة و الثناء على: صَلة من هللاartinya kasih sayang
atau pujian terhadap hambanya.17
2. Al-Wuju>h
15
Abi Husain Ahmad bin faris, Mujam muqayyis al-lugah, (Juz 3; daru al-fikr: ), h.300
16
Lisanul arabi
17
Luwis Ma’luf, Al-munjid fi al-lugah wa al-adab wa al-‘ulum (Bayrut: ), h.434.
9
Al-Wuju>h merupakan bentuk plural dari kata وجه yang berupa isim
mashdar dari fiil جيه- وجهyang berarti maksud dan tujuan. Dikatakan الوجه
ان يكون كذا artinya tujuan yang jelas.18 Fahd bin Abdul al-Rahman
yang dikandungnya.20
3. Al-Naz}a>ir
Kata Al-Naz}a>ir salah satu bentuk plural dari kata نظريbermakna yang
sama dan sepadan.21 Sedangkan dalam ilmu Alquran Al-Naz}a>ir adalah lafaz-lafaz
E. Kajian Pustaka
kaidah-kaidah tafsir ini masih sangat terbatas, namun demikian tidak bisa
Skripsi yang ditulis oleh Sekar Istiqamah, Fakultas ilmu Alquran dan
Tafsir Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, dengan judul shalat dalam
18
Luwis ma’luf, Al-munjid fi al-lugah wa al-adab wa al-‘ulum (Bayrut: ), h. 889.
19
Fahd bin Abdu al-Rahman al-Rumi, Buhuts Ushu>l al-Tafsir wa Mana>hijuh (Cet. IV.
Riyadh : Maktabah al-Taubah, 1999), h.127.
20
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tanggerang : Lentera hati, 2013), h.119.
21
Luwis Ma’luf, Al-munjid fi al-lugah wa al-adab wa al-‘ulum (Bayrut: ), h.818.
22
Jala>luddi>n al-Suyu>t}, Al-Itqa>n Fi> ‘Ulu>m Al-Qur’a>n, (Beirut : Da>r al-Hadits, 2006),
h.445
10
shalat.
Skripsi ya ng ditulis oleh Siti Iis Syamsiyah, Jurusan ilmu Alquran dan
Tafsir Fakultas Ushuludin dan Adab Universitas Islam Negeri Sultan Maulana
Hasanuddin banten, dengan judul makna shalat wustho dalam al-Qur’a; kajian
dan imam Jalaluddin as-Suyuthi dan imam Jalaluddin al-Mahally dalam Tafsir
Jalalain tentang shalat wustha dalam surah al-Baqarah ayat 238. Serta
pertsamaan dan perbedaan kedua tafsir tersebut serta latar belakang pendapat
masing-masing.
Tesis yang ditulis oleh Ayaturrahman program studi ilmu Alquran dan
matsal dalam Alquran dan aplikasinya dalam ilmu al-wujûh wa an-nazhâir. Tesis
ini membahas salah satu cabang ilmu Alquran yaitu ilmu al-Wujûh wa an-
Nazhâir pada lafaz matsal dengan mempelajari dan mengkaji dari segi linguistik
untuk menunjukkan asal usul makna kata tersebut secara komprehensif, serta
mengkajinya dari segi ilmu tafsir untuk mendapatkan makna yang komperhensif
dari Alquran. Dan itu dilakukan dengan meneliti dari kitab-kitab al-Wujûh wa
Jurnal Alif Lam karya Muhammad Syafirin dengan judul makna kata
shalat dalam Alquran analisis semantik Toshihiko Izutsu. Jurnal ini membahas
makna kata shalat dalam alquran dengan menggunakan teori semantik Toshihiko
Izutsu dalam konsep weltanschauunglehrer dan dielaborasi dengan penelitian
11
berbasis studi pustaka yang menjadikan Alquran sebagai bahan primer dan kitab-
Terdapat juga jurnal studi Alquran dan hadis karya Wahyudi yang
dan kontemporer.
menulis buku al-Wuju>h wa an-nazhair dalam Alquran; satu kata banyak makna,
satu makna banyak kata.buku ini menjelaskan secara sekilas tentang ilmu
Alquran yaitu al-Wuju>h wa an-naz}a>ir, belum dilengkapi dengan data yang lebih
jauh. Maksudnya agar yang masih pemula bisa dengan mudah mengikuti dan
memahaminya.
Dengan demikan, dari literatur yang telah dipaparkan di atas sudah ada
penelitian yang membahas tentang kata shalat di dalam Alquran akan tetapi
F. Metode Penelitian
Proposal penelitian memuat term ‘metode’ penelitian bukan ‘metodelogi’
(ilmu tentang cara atau prosedur) meneliti karena yang diperlukan proposal
23
Nasruddin Baidan dan Erwati Aziz, metodologi khusus penelitian tafsir (cet. pertama,
pustaka pelajar : Yogyakarta, 2016) h.102
12
Untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan dengan baik dan benar,
maka perlu mengunakan metode penelitian yang tepat. Berikut ini metode
penelitian ini mengacu pada literature dari bahasn tertulis yang bersumber dari
2. Metode pendekatan
dengan kata shalat. Sehingga terlebih dahulu penelitian ini akan merujuk pada
Semantik merupakan salah satu metode dalam linguistik yang berfokus pada
makna, sehingga pada penelitian ini lebih memperhatikan pada makna untuk
kriterianya,baik dari segi keragaman istilah dari kata shalat ataupun dari
b. Sumber data
yang menjadi sumber primer adalah Alquran al-Karim Yakni merujuk pada ayat-
Jalalain, kitab Tafsir al-Mishbah, kitab Tafsir al-Thabari, kitab Tafsir Ibnu
Katsir, kitab Tafsir al-Qurtubi, kitab Tafsir al-Azhar, kitab Tafsir Sayyid Quthb
dan kitab Tafsir an-Nuur yaitu sebagai alat banding dalam memahami
‘Azi>m, al-Itqa>n Fi> Ulu>m Alqur’an, Burhan Fi Ulumil Quran, Kamus al-Munjid,
Kamus al-Munawwir dan lain-lain. Sedangkan sumber tertier, yaitu semua karya
yang bersifat ilmiah yang terkait dengan keilmuan dalam Islam secara umum
yang masih berkait dengan pembahasan ini seperti Ensiklopedi alQur’an Dunia
14
Islam Modern, Jurnal Urgensi al-Wuju>h wa alNazhair dalam Alqur’an, Jurnal Al-
Wuju>h wa al-Nazhair dalam Alquran Perspektif Historis dan lain-lain.
4. Analisis data
Data dianalisis dengan metode mawḍū’i, yaitu metode tematik. Metode ini
membahas ayat-ayat Alquran yang sesuai dengan tema ataupun judul yang telah
ditetapkan. Semua ayat akan dihimpunkan dan akan dikaji secara mendalam dari
berbagai aspek yang terkait dengannya, seperti kosakata, makna lafaz, asbab al-
nuzul dan sebagainya. Semuanya akan dijelaskan secara rinci dan tuntas serta
secara ilmiah, baik argumen itu berasal dari Alqur’an, hadits, maupun pemikiran
rasional.
1. Tujuan penelitian
tafsir.
b. Untuk menganalisa ungkapan maupun makna yang beragam dari kata shalat
dalam Alquran.
c. Untuk mengaplikasikan makna dan penafsiran lafaz mastala dalam ilmu al-
Wuju>h wa al-Nazha>ir.
d. Untuk mengetahui implikasi dari kaidah al-Wuju>h wa al-Naz{a>ir dalam
2. Kegunaan penelitian
15
yang ingin memahami tentang lafaz matasla dan kaitannya denga ilmu al-
Wuju>h wa al-Naz{a>ir.
c. Memberikan informasi dan keilmuan baru bagi mereka yang mendalami
tambahan bagi para peneliti dalam bidang tafsir Alqur’an baik referensi bagi
e. Guna untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar sarjana agama
Al-Qur’a>n Al-Kari>m
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur’an: Jakarta, 2019.
Abdul Aziz, Zainuddin. Fathul Mu’in bi Syarhi Qurratu al-‘Uyun. Pustaka Salam
: Surabaya
Baidan, Nasruddin dan Erwati Aziz, Metodologi Khusus Penelitian Tafsir. Cet.1,
Pustaka pelajar : Yogyakarta, 2016.
Majmu Lugah al-Arabiyah. Mu’jam al-Wasi>t{. Cet. IV; Kairo : Maktabah as-
Syuruq al-Dauliyah, 2004.
Manz{ur, Ibnu. Lisa>nul al- Arab . Kairo : Da>r al-Ma’a<rif, 1119.
Munawwir , Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir Arab Indonesia . Cet. XIV;
Surabaya : Pustaka Progressif, 1997.
Al-Rumi, Fahd bin Abdu al-Rahman. Buhuts Ushul al-Tafsir wa Manahijuh. Cet.
IV. Riyadh : Maktabah al-Taubah, 1999.
Sarwat, Ahmad. al-Wujuh wa al-Nazhair dalam Alqur’an; Satu Kata Banyak
Makna, Satu Makna Banyak Kata. Rumah Fiqh Publishing: Jakarta
Selatan, 2019.
Shihab, M. Quraish. Kaidah Tafsir, ed. Abd. Syakur Dj. Tanggerang : Lentera
hati, 2013.
_______. Membumikan Alqur’an Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat, ed. Ihsan Ali-Fauzi. Bandung: Mizan, 1994.
Al-Suyuti, Jalaluddin. Al-Itqan fii Ulum Alqur’an. Juz 2; Mesir: Darul Hadis,
Ma’luf, Luwis. Al-munjid fi al-lugah wa al-adab wa al-‘ulum. Bayrut:
KOMPOSISI BAB (OUTLINE )
BAB I : PENDAHULUAN
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kritik dan Saran