A. PENDAHULUAN
Komunikasi sangat penting dan tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan
sehari-hari, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial dan
mengharuskannya untuk berkomunikasi agar dapat beradaptasi dalam lingkungan,
menyampaikan pesan kepada orang lain berupa kabar, berita, dan lain-lain.
Denotatif atau menyampaikan makna yang sebenarnya dan yang bersifat faktual
(sesuai keadaan). Dan denotatif biasanya lebih bisa dipercaya oleh masyarakat.
Kosa kata :
yang
Beriman ْ َُءا َمن
وا Perkataan قَ ۡواٗل
Bertakwalah ْ ُٱتَّق
واBenar َس ِد ٗيدا
Tafsir ayat menurut kitab tafsir ibnu katsir :
Al-Qaulus Sadiid adalah, Laa Ilaaha illallaah (tidak ada Illah yang
berhak diibadahi kecuali Allah). Sedangkan yang lainnya berkata : as-
Sadiid adalah kejujuran.
Makna sadid dalam ayat di atas tidak saja berarti benar, akan tetapi juga
dapat berarti tepat sasaran. Agar tercapai pada sasaran, maka kata-kata yang akan
disampaikan hendaknya diungkapkan dengan nada lemah lembut. Jikalaupun
kata-kata tersebut merupakan kritik, maka dalam kondisi yang bersamaan harus
dibarengi dengan upaya untuk memperbaikinya, bukan justru meruntuhkannya,
sehingga informasi benar-benar sampai pada sasaran secara tepat, benar dan
mengena.
Asbabun nuzulnya :
ٓ
ۡض َع ۡنهُمۡ َو ِع ۡظهُمۡ َوقُ\\ل لَّهُم
ۡ ين يَ ۡعلَ ُم ٱهَّلل ُ َما فِي قُلُوبِ ِهمۡ فَأ َ ۡع ِر َ ِأُ ْو ٰلَئ
َ ك ٱلَّ ِذ
٦٣ فِ ٓي أَنفُ ِس ِهمۡ قَ ۡواَۢل بَلِ ٗيغا
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam
hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah
mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
berbekas pada jiwa mereka.
Kosa kata :
ٓ
Mereka itu ك َ ِأُ ْو ٰلَئ Dari mereka َۡع ۡنهُم
َۡو ِع ۡظهُم
Dan berilah mereka
Orang-orang yang ين َ ٱلَّ ِذ pelajaran
Mengetahui يَ ۡعلَ ُم Dan katakanlah َوقُل
Allah ُ ٱهَّلل Kepada mereka ۡلَّهُم
Apa َما Dalam فِ ٓي
Di dalam فِي Diri/jiwa mereka ۡأَنفُ ِس ِهم
Hati mereka ۡقُلُوبِ ِهم
Perkataan قَ ۡواَۢل
Maka berpalinglah
kamu
ۡ فَأ َ ۡع ِر
ض Berbekas بَلِ ٗيغا
Tafsir ayat menurut kitab tafsir ibnu katsir :
ٓ
ۡين يَ ۡعلَ ُم ٱهَّلل ُ َما فِي قُلُوبِ ِهم َ ِأُ ْو ٰلَئ
َ ك ٱلَّ ِذ
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang ada di
dalam hati mereka,..
ۡض َع ۡنهُم
ۡ فَأ َ ۡع ِر
...Karena itu berpalinglah kamu dari mereka...
َۡو ِع ۡظهُم
...Dan berilah mereka pelajaran...
Nasihatilah mereka dalam semua perkara yang terjadi antara kamu dengan
mereka, yaitu dengan perkataan yang membekas dalam jiwa mereka lagi
membuat mereka tercegah dari niat jahat.
3. Qaulan Ma’rufa
Qaulan ma’rufa disebutkan dalam al qur’an sebanyak tiga kali, yakni pada
surah an-Nisa ayat 5 dan 8 serta al-Ahzab ayat 32. Allah berfirman dalam surah
an-Nisa ayat 5 :
وا ٱل ُّسفَهَٓا َء أَمۡ ٰ َولَ ُك ُم ٱلَّتِي َج َع\ َل ٱهَّلل ُ لَ ُكمۡ قِ ٰيَ ٗم\ ا َو ۡٱر ُزقُ\\وهُمۡ فِيهَ\\ا
ْ َُواَل تُ ۡؤت
٥ ُوفا ٗ وا لَهُمۡ قَ ۡواٗل َّم ۡعر ْ َُو ۡٱكسُوهُمۡ َوقُول
Adapula penangguhan bagi orang gila atau orang-orang yang tidak mampu
mengelola harta dikarenakan lemah akal atau agamanya. Adapula penyitaan
karena pailit yaitu apabila, utang piutang telah melilitnya. Sehingga, apabila
pemilik piutang menuntut kepada pihak hakim agar meng-hijir-nya, maka ia
terkena hijir.
anak-anakmu dan kaum wanita.” Begitu pula yang dikatakan Ibnu Mas’ud, Al-
Hakam ibnu Uyaynah, Al-Hasan, dan ad-Dahhak, bahwa mereka adalah
wanita-wanita dan anak-anak kecil. Menurut Sa’id ibnu Jubair, mereka adalah
anak-anak yatim. Firman Allah :
Janganlah kamu berniat terhadap hartamu dan apa yang diberikan oleh
Allah kepadamu sebagai penghidupanmu, lalu kamu berikan hal itu
kepada istrimu atau anak perempuanmu, lalu kamu hanya menunggu dari
pemberian apa yang ada di tangan mereka. Tetapi peganglah hartamu
dan berbuat kemaslahatanlah dengannya (yakni kembangkanlah). Jadilah
dirimu sebagai orang yang memberi mereka nafkah, yaitu sandang
pangan dan biaya mereka.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnul Musanna
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja’far, telah menceritakan
kepada kami Syu’bah, dari Firas, dari Asy-Sya’bi, dari Abu Burdah. Dari Abu
Musa mengatakan :
Ada tiga macam orang yang berdo’a kepada Allah, tetapi Allah tidak
memperkenankan bagi mereka. Yaitu, seorang lelaki yang mempunyai istri
yang berakhlak buruk. Lalu ia tidak menceraikannya; seorang lelaki yang
memberikan harta (orang yang adalam kekuasaan)nya kepada orang yang
kurang sempurna akalnya (yang ada dalam pemeliharaannya), sedangkan
Allah berfirman : “ dan janganlah kalian serahkan kepada orang-orang
yang belum sempurna akalnya harta (mereka yang ada dalam kekuasaan)
kalian.” Dan seorang lelaki yang mempunyai utang kepada lelaki lain
sedangkan si piutang tidak mempunyai saksi terhadapnya.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman Allah: “...dan
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.” Yakni dalam rangka berbuat
bajik dan bersilaturahmi. Ayat yang mulia ini mengandung makna berbuat baik
kepada istri (keluarga) dan orang-orang yang berada dalam pemeliharaannya,
Makalah Tafsir Ayat-Ayat Al Quran “ Komunikasi Dakwah dalam Al Quran “9
yaitu berbuat baik secara nyata dengan memberi nafkah berupa sandang
pangan disertai dengan kata-kata yang baik dan akhlak yang mulia.
َ ٰيَنِ َسٓا َء ٱلنَّبِ ِّي لَ ۡستُ َّن َكأ َ َح\ ٖد ِّم َن ٱلنِّ َس\ٓا ِء إِ ِن ٱتَّقَ ۡيتُ ۚ َّن فَاَل تَ ۡخ
ۡ \ِض\ ۡع َن ب
\ٱلقَ ۡو ِل
٣٢ ُوفا ٗ ض َوقُ ۡل َن قَ ۡواٗل َّم ۡعر ٞ فَيَ ۡط َم َع ٱلَّ ِذي فِي قَ ۡلبِ ِهۦ َم َر
Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain,
jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara
sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan
ucapkanlah perkataan yang baik.
Ayat ini menerangkan tentang adab yang diperintahkan Allah kepada para
isteri Nabi Saw serta isteri umatnya yang mengikuti mereka. Allah Ta’ala
berfirman berdialog dengan isteri-isteri Nabi Saw, bahwa jika mereka
bertakwa kepada Allah sebagaimana yang Allah perintahkan kepada mereka,
maka mereka tidak sama dengan wanita lainnya dan tidak seimbang dalam
keutamaan dan kedudukannya.
“ Kata-kata yang baik, bagus dan ma’ruf dalam kebaikan. Makna hal ini
adalah bahwa wanita berbicara kepada kaum pria dengan kata-kata yang
tidak mengandung kelembutan. Artinya, janganlah seorang wanita
berbicara dengan kaum pria seperti berbicara dengan suaminya.”
4. Qaulan Karima
Makalah Tafsir Ayat-Ayat Al Quran “ Komunikasi Dakwah dalam Al Quran “10
Pola komunikasi qaulan karima termaktub dalam surah al-Israa’ ayat 23,
sebagaimana Allah berfirman :
ض\\\ ٰى َرب َُّك أَاَّل تَ ۡعبُ\\\ ُد ٓو ْا إِٓاَّل إِيَّاهُ َوبِ ۡٱل ٰ َولِ\\\ َد ۡي ِن إِ ۡح ٰ َس\\\نً ۚا إِ َّما يَ ۡبلُ َغ َّن
َ َ۞وق
َ
ف َواَل تَ ۡنهَ ۡرهُ َم\\ا َوقُ\\ل ّ ٖ ُك ۡٱل ِكبَ َر أَ َح ُدهُ َمٓا أَ ۡو ِكاَل هُ َما فَاَل تَقُل لَّهُ َمٓا أ َ ِعن َد
٢٣ لَّهُ َما قَ ۡواٗل َك ِر ٗيما
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.
Kosa kata :
... dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" ...
5. Qaulan Layyinan
Qaulan layyinan termaktub dalam surah Thaha ayat 44 dan hanya
disebutkan sebanyak satu kali, sebagaiman Allah berfirman,
Makalah Tafsir Ayat-Ayat Al Quran “ Komunikasi Dakwah dalam Al Quran “12
٤٤ فَقُواَل لَ ۥهُ قَ ۡواٗل لَّي ِّٗنا لَّ َعلَّهۥُ يَتَ َذ َّك ُر أَ ۡو يَ ۡخ َش ٰى
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.
Kosa kata :
Maka
katakanlah فَقُواَل Mudah-mudahan ُلَّ َعلَّه
kamu berdua
Kepadanya ُلَه Dia ingat يَتَ َذ َّك ُر
Perkataan قَ ۡواٗل Atau أَ ۡو
Lunak/lembut لَّي ِّٗنا Dia takut يَ ۡخ َش ٰى
Tafsir ayat menurut kitab tafsir ibnu katsir :
Dalam ayat ini terdapat pelajaran yang sangat berharga, yaitu bahwa
Fir’aun benar-benar berada di puncak keangkuhan dan kesombongan,
sedangkan pada saat itu Musa merupakan makhluk pilihan Allah. Berdasarkan
hal tersebut, Allah Ta’ala memerintahkan Musa untuk berbicara kepada Fir’aun
dengan lemah lembut.
Dari ‘Ikrimah, dia mengatakan: “Katakanlah Laa ilaaha illallah (tidak ada
illah atau yang haq selain Allah).” ‘Amr bin ‘Ubaid meriwayatkan dari al-
Hasan al-Bashri,
Sampaikanlah kepadanya kata-kata bahwa kamu mempunyai Rabb dan
kamu juga mempunyai tempat kembali, dan sesungguhnya di hadapanmu
terdapat surga dan neraka.
Baqiyyah meriwayatkan dari ‘Ali bin Harun, dari ‘Ali mengenai firman
Allah, “ Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang
lemah lembut..,” dia mengatakan: “ gunakanlah kun-yah untuk menyebut
namanya.”
Harun) kepada Fir’aun disampaikan dengan lemah lembut, agar hal itu bisa
menyentuh jiwanya, lebih mendalam, dan mengenai sasaran.
6. Qaulan Maysura
Qaulan maysura termaktub dalam surah al-Isra’ ayat 28, sebagaimana
firman Allah,
Kosa kata :
“ Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari
Tuhanmu yang kamu harapkan...”
Janjikan kepada mereka janji yang pantas dan lemah lembut, jika rizki
Allah datang, niscaya kami akan menghubungi kalian, insya Allah.
Demikianlah ayat ini di tafsirkan dengan kata “janji”, menurut Mujahid,
‘Ikrimah, Sa’id bin Jubair, al-Hasan al-Bashri, Qatadah dan beberapa ulama
lainnya.
C. PENUTUP
Dari uraian di atas dapat kita kita pahami bahwa etika dalam
berkomunikasi sesuai yang diajarkan dalam al qur’an sangatlah penting, terlebih
pada diri seorang dai dalam menyampaikan materi dakwahnya. Karna komunikasi
merupakan sarana utama dalam berdakwah. Maka dari itu, seorang dai harus
mampu dan memiliki 6 cara berkomunikasi sesuai dalam al qur’an, yaitu :
1. Qaulan Sadida (Perkataan Yang Benar Dan Jujur)
2. Qulan Baligha (Tepat Sasaran, Komunikatif, To The Poin, Mudah
Dimengerti)
3. Qaulan Ma’rufa (Perkataan Yang Baik)
4. Qaulan Karima (Perkataan yang mulia)
5. Qaulan Layyinan (Perkataan yang lembut), dan
6. Qaulan Maysura (Perkataan yang ringan)