Anda di halaman 1dari 23

A.

HUKUM DAKWAH DAN TARBIYAH


a. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dakwah berasal dari bentuk da’a-yad’u, di mana berarti panggilan, seruan,
atau ajakan. Ini berarti, dakwah merupakan setiap kegiatan yang bersifat menyeru,
mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai
dengan akidah, syariat, dan akhlak Islam
2. Dalil dari Al-Quran
 Q.S. Ali-Imran/3; 104.
ٓ
١٠٤ َ‫خَي ِر َويَ ۡأ ُمرُونَبِ ۡٱل َم ۡعرُوفِ َويَ ۡنهَ ۡونَ َع ِن ۡٱل ُمن َك ۚ ِر َوُأوْ ٰلَِئكَ هُ ُم ۡٱل ُم ۡفلِحُون‬
ۡ ‫ة يَ ۡد ُعونَ ِإلَى ۡٱل‬ٞ ‫و ۡلتَ ُكن ِّمن ُكمۡ ُأ َّم‬

Terjemahan:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru


kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar . merekalah orang-orang yang beruntung”

Pada ayat tersebut terdapat tiga Kewajiban yang dihadapi. Yang dua
Berpusat kepada yang satu. Yang satu ialah Mengajak kepada kebaikan. Dan
Menimbulkan dua tugas. Pertama Menyuruh berbuat ma’ruf Dan kedua Melarang
berbuat munkar.
 Q.S. An-Nahl/16: 125  
ِ ۗ ِ ِ
َ َّ‫ْم ِة َوالْ َم ْو ِعظَِة احْلَ َسنَ ِة َو َجادهْلُ ْم بِالَّيِت ْ ه َي اَ ْح َس ُن ا َّن َرب‬
‫ك ُه َو اَ ْعلَ ُم‬ ِ ِ َ ِّ‫اُْدع بِي ِل رب‬
َ ‫ك باحْل ك‬ َ ْ ُ
‫ض َّل َع ْن َسبِْيلِهٖ َو ُه َو اَ ْعلَ ُم بِالْ ُم ْهتَ ِديْ َن‬
َ ‫س‬ ‫مِب ِىٰل‬
َ ‫َ ْن ا‬

Terjemahan:

‘’Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan


pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk. ‘’
 Q.S Luqman: Ayat 17

‫ٓاَأصابَ ۖكَ ِإ َّن‬ ‫ٱلصلَ ٰوةَو ۡأم ۡربِٱ ۡلم ۡعروفِوٱ ۡنهَ َع ِن ٱ ۡلمن َك ِروٱ ۡ رِب‬ ِِ
َ ‫ص ۡر َعلَٰى َم‬ َ ُ َ ُ َ ُ َ َّ ‫يبُيَنَّ َأقم‬
7ِ‫َٰذلِ َك ِم ۡن َع ۡز ِمٱ ۡل ُُأمور‬

Terjemahan:

‘’ Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat


yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu
termasuk perkara yang penting. ‘’

 DalildariHadist :

‫ مسعت رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬:‫ قال‬-‫رضي اهلل عنه‬- ‫عن أيب سعيد اخلدري‬

،‫ فإن مل يستطع فبقلبه‬،‫ فإن مل يستطع فبلسانه‬،‫ من رأى منكم منكرا فليغريه بيده‬:‫يقول‬

‫وذلك أضعف اإلميان‬

‫ ليس وراء ذلك من اإلميان حبة خردل‬: ‫ويف رواية‬

Artinya:

Dari Abu Sa’id Al Khudry -radhiyallahu ‘anhu- berkata, saya mendengar


Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Barang siapa di antara
kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah
(mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah
(mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah
dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.” (HR. Muslim no.
49). Dalam riwayat lain, “Tidak ada sesudah itu (mengingkari dengan hati)
keimanan sebesar biji sawi (sedikitpun)”
3. Hukum Berdakwah

Para ulama menjelaskan, bahwa mengajak manusia ke jalan Allah


Subhanahu wa Ta’ala hukumnya fardhu kifayah di negeri-negeri atau wilayah-
wilayah yang sudah ada para da’inya yang melaksanakannya. Jadi, setiap negeri
dan setiap wilayah memerlukan dakwah dan aktifitasnya, maka hukumnya fardhu
kifayah jika telah ada orang yang mencukupi pelaksanaannya sehingga
menggugurkan kewajiban ini terhadap yang lainnya dan hanya berhukum sunnah
muakkadah dan sebagai suatu amalan yang agung. Jika di suatu negeri atau suatu
wilayah tertentu tidak ada yang melaksanakan dakwah dengan sempurna,
semuanya berdosa, dan wajib atas semuanya, yaitu atas setiap orang untuk
melaksanakan dakwah sesuai dengan kesanggupan dan kemampuannya.

b. Tarbiyah
Dalam bahasa Arab, tarbiyah berasal dari kata:
 Robaa-yarbu, Bertambah dan berkembang
 Robiya yarba, Tumbuh berkembang dan terbimbing
 Robba yarubuu, Menguasai urusannya dan membimbingnya.

Sementara dalam literatur-literatur berbahasa Arab, kata tarbiyah


mempunyai bermacam-macam definisi, yang intinya mengacu pada proses
mengantarkan sesuatu menuju titik kesempurnaan sedikit demi sedikit.

Tarbiyah Islamiyah adalah suatu metode pembinaan kepribadian Muslim


yang bertujuan membentuk lahirnya manusia-manusia Muslim yang ideal.(Ustadz
Muh. Qasim Saguni, MA). Tarbiyah adalah sebuah proses belajar agama yang
dilakukan secara berkesinambungan, atau continue sehingga seseorang bisa
memahami ilmu agama secara runut(mulai dari yang dasar sampai yang rumit)
yang biasanya dilaksanakan secara berkelompok dengan jumlah peserta
terbatas(tidak banyak).

B. KEUTAMAAN-KEUTAMAAN BERDAKWAH
Dakwah adalah aktivitas menyeru manusia kepada Allah swt dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dengan harapan agar objek dakwah (mad’u) yang
kita dakwahi beriman kepada Allah swt dan mengingkari thagut (semua yang di
abdi selain Allah) sehingga mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya
Islam.

Jika kita melihat ayat-ayat Al-Quran maupun hadits-hadits Rasulullah saw,


kita akan banyak menemukan fadhail (keutamaan) dakwah yang luar biasa.
Dengan mengetahui, memahami, dan menghayati keutamaan dakwah ini seorang
muslim akan termotivasi secara kuat untuk melakukan dakwah dan bergabung
bersama kafilah dakwah di manapun ia berada. Beberapa keutamaan berdakwah:

1. Dakwah adalah muhimmatur rusul (tugas utama para rasul) ‘alaihimus


salam.

Para rasul ‘alaihimus salam adalah orang yang diutus oleh


Allah Ta’ala untuk melakukan tugas utama mereka yakni berdakwah kepada
Allah Ta’ala. Keutamaan dakwah terletak  pada disandarkannya kerja dakwah ini
kepada manusia yang paling utama dan mulia yakni Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam serta para nabi dan rasul ‘alaihimus salam.Dalam Q.S. Yusuf/12: 108:

ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِِ
َ ‫قُ ْل َهذه َسبِيلي َْأدعُو ِإىَل اللَّه َعلَى بَص َرية َأنَا َو َم ِن اتََّب َعيِن َو ُسْب َحا َن اللَّه َو َما َأنَا م َن الْ ُم ْش ِرك‬
‫ني‬

Terjemahan:

“Katakanlah (Hai Muhammad): ‘Inilah jalanku: aku dan orang-orang


yang mengikutiku berdakwah (mengajak kamu)  kepada Allah dengan
hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang
yang musyrik’”.

Ayat di atas menjelaskan bahwa jalan yang dilalui oleh


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para pengikut beliau adalah jalan
dakwah. Maka barangsiapa mengaku menjadi pengikut beliau, ia harus terlibat
dalam dakwah sesuai kemampuannya masing-masing.
Ibnul Al-Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah berkata, “Tidaklah
seseorang itu murni sebagai pengikut Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam 
sampai ia mau mendakwahkan apa-apa yang didakwahkan oleh beliau dengan
dasar ilmu yang mendalam.”

2. Dakwah adalah ahsanul a’mal (amal yang terbaik).

Dakwah adalah amal yang terbaik karena tujuannya adalah menjaga


keberlangsungan amal Islami di dalam setiap pribadi dan masyarakat.
Allah Ta’ala berfirmann dalam Q.S. Fushilat/41: 33

ِِ ِ ‫ومن َأحسن َقواًل مِم َّن دعا ِإىَل اللَّ ِه وع ِمل حِل‬
َ ‫صا ًا َوقَ َال ِإنَّيِن م َن الْ ُم ْسلم‬
‫ني‬ َ َ ََ ََ ْ ْ ُ َ ْ ْ ََ

Terjemahan:

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah


(menyeru) kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?’” 

3. Dakwah memiliki keutamaan yang besar karena para da’i akan


memperoleh balasan yang besar dan berlipat ganda (al-hushulu ‘ala al-
ajri al-‘azhim).

‫ك ِم ْن َأ ْن‬ ِ ِ ِِ ِ ُ ‫قَ َال رس‬


َ ِ‫ي اللَّهُ ب‬
َ َ‫ك َر ُجالً َخْيٌر ل‬ َ ‫ َف َواللَّه َأَل ْن َي ْهد‬:‫ول اهلل صلى اهلل عليه وسلم ل َعل ٍّي‬ َُ
‫َّع ِم‬
َ ‫ك مُحُْر الن‬
َ َ‫يَ ُكو َن ل‬

Artinya:

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ali bin Abi


Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah Ta’ala menunjuki seseorang
dengan (da’wah)mu maka itu lebih bagimu dari unta merah.” (HR.
Bukhari, Muslim dan Ahmad).
Ibnu Hajar Al-‘Asqalani rahimahullah ketika menjelaskan hadits ini
mengatakan bahwa: “Unta merah adalah kendaraan yang sangat dibanggakan
oleh orang Arab saat itu.”

4. Dakwah dapat menyelamatkan kita dari azab Allah Ta’ala (an-najatu


minal ‘azab)

Dakwah yang dilakukan oleh seorang da’i akan membawa manfaat bagi
dirinya sebelum manfaat itu dirasakan oleh orang lain yang menjadi objek
dawahnya (mad’u). Manfaat itu antara lain adalah terlepasnya tanggung jawabnya
di hadapan Allah Ta’ala sehingga ia terhindar dari adzab-Nya. Allah Ta’ala
berfirman dalam Q.S Al-A’raf/7: 163-165.

‫يدا ۖ قَالُوا َم ْع ِذ َر ًة ِإىَل ٰ َربِّ ُك ْم‬ ‫مِل‬


ً ‫ت َُّأمةٌ ِمْن ُه ْم َ تَعِظُو َن َق ْو ًما ۙ اللَّهُ ُم ْهلِ ُك ُه ْم َْأو ُم َع ِّذبُ ُه ْم َع َذابًا َش ِد‬
ْ َ‫َوِإ ْذ قَال‬
ٍ ‫َأخ ْذنَا الَّ ِذين ظَلَموا بِع َذ‬
‫اب‬ ِ ُّ ‫ولَعلَّهم يَّت ُقو َن َفلَ َّما نَسوا ما ذُ ِّكروا بِِه َأجْن ينا الَّ ِذين يْنهو َن ع ِن‬
َ ُ َ َ ‫السوء َو‬ َ ْ َ َ َ َ َْ ُ َ ُ َ ُْ َ َ
ٍ ‫بَِئ‬
‫يس مِب َا َكانُوا َي ْف ُس ُقو َن‬

Terjemahan:

Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa


kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau
mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab:
"Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada
Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa. Maka tatkala mereka melupakan
apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang
yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-
orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat
fasik.

5.  Dakwah adalah jalan menuju khairu ummah.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berhasil mengubah masyarakat
jahiliyah menjadi ummat terbaik sepanjang zaman dengan dakwah beliau.
Dakwah secara umum dan pembinaan kader secara khusus adalah jalan satu-
satunya menuju terbentuknya khairu ummah yang kita idam-idamkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan tarbiyah mencetak kader-
kader dakwah di kalangan para sahabat beliau di rumah Arqam bin Abil
Arqam radhiyallahu ‘anhu, beliau juga mengutus Mush’ab bin
Umair radhiyallahu ‘anhu ke Madinah untuk membentuk basis dan cikal bakal
masyarakat terbaik di Madinah.

C. TUJUAN DAKWAH

Tujuan dakwah adalah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup


didunia dan diakhirat yang diridoi oleh allah swt. Yakni dengan menyampaikan
nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang diridoi
oleh allah swt. Tujuan dakwah dapat dilihat dari dua sisi yaitu:

1. Tujuan dakwah dari segi objeknya


 Tujuan perorangan, yaitu membentuk pribadi muslim yang mempunyai
iman yang kuat, perilaku yang sesuai dengan hukum-hukum yang
disyari’atkan allah swt dan berakhlak karimah.
 Tujuan untuk keluarga, yaitu terbentuknya keluarga yang bahagia dan
penuh ketentraman dan cinta kasih sayang diantara keluarga.
 Tujuan untuk masyarakat, yakni terbentuknya masyarakat yang sejahtera
yang penuh dengan suasana ke-islaman.
 Tujuan untuk seluruh ummat manusia, yakni terbentuknya masyarakat
dunia yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan.
2. Tujuan dakwah dari segi materinya
 Tujuan akidah, yaitu terbentuknya suatu akidah yang mantap disetiap hati
seorang muslim, sehingga keyakinan-keyakinan tentang ajaran-ajaran
islam tidak lagi dicampuri dengan keraguan.
 Tujuan hukum, yakni kepatuhan setiap orang kepada hukum-hukum yang
disyari’atkan oleh allah swt.
 Tujuan akhak , yaitu terbentuknya seorang muslim yang berbudi luhur
dihiasi dengan sifat-sifat yang terpuji dan bersih dari sifat-sifat yang
tercela.

D. RUKUN DAKWAH

Rukun dalam segi bahasa berasal dari kosakata bahasa arab yang berarti
sisi yang kuat. Sedangkan rukun secara istilah adalah sesuatu yang dengannya
dapat tegak atau terjadi suatu pekerjaan.

Rukun-rukun dakwah:

1. Da’i
a. Pengertian Da’i

Da'i dalam segi bahasa berasal dari kosakata bahasa arab yang berarti
orang yang mengajak. Sedangkan dalam istilah adalah orang menyeru pada
kebaikan atau orang yang melakukan dakwah. Dalam Q.S. Al-Ahzab/33: 45-46 :

‫اجا ُّمنِري‬ ِ ِِ ‫ِإ‬ ‫ِ ِإ‬ ِ ٰٓ


ً ‫ا()و َداعيًا ىَل ٱللَّ ِهبِ ْذنهۦ َوسَر‬ ِ ْ َّ‫يََأيُّ َهاٱلنَّبِىُِّإن‬
َ ‫ٓاَأر َس ْل ٰنَ َك َٰشه ًدا َو ُمبَشًِّرا َونَذ ًير‬

Terjemahan:

“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan


pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan,dan untuk jadi penyeru
kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang
menerangi.”
Da'i secara umum adalah orang yang mengajak kepada kebaikan atau
melarang kemungkaran. Sedang secara khusus adalah orang yang melakukan
dakwah secara langsung seperti ustadz, mubaligh, dsb.

b. Sifat-sifat Da’i

Ada 13 sifat para nabi dan rasul yang harus kita ketahui ketika kita
berdakwah.Ke 13 sifat ini menjadi ruhnya dakwah, karena tanpa 13 sifat ini
dakwah ibarat jasad tanpa ruh.Inilah 13 sifat da'i yang di himpun oleh para ulama
ahli dakwah

1. Mahabbah
Kasih sayang kepada seluruh umat, membenci perbuatan maksiat bukan
menbenci pelakunya. Tetap sayang kepadanya, sebab ia adalah seorang
muslim.
2. Jasbah
Semangat rela berkorban harta & diri utk Agama Allah. Harta, diri, &
waktu bukan milik kita, tetapi milik Allah. Allah hanya meminta
sebahagian saja untuk ditukar dengan syurga.
3. Ishlah diri
memperbaiki diri Kita niat ishlah diri yang dampaknya orang lain mau
mengishlah dirinya. Ibarat mencuci pakaian maka yang lebih dulu bersih
adalah tangan kita sendiri.
4. Ikhlas
Semata-mata mencari ridho Allah.
5. Istighfar
Selalu memohon agar amal ibadah diterima dan di berikan pahala oleh
Allah.
6. Sabar menghadapi ujian
Dengan sabar kita akan merasakan manisnya iman. Yang mengundang
pertolongan Allah SWT bukan gerak kerja kita, tetapi kesabaran dalam
bergerak. Sabar dalam 4 hal; (1) sabar dalam melaksanakan perintah Allah
(2) sabar menjauhi yang dilarang oleh Allah (3) sabar terhadap kehidupan
dunia (4) sabar dalam perjuangan
7. Menisbat diri kepada Allah
Meyakini setiap amal perbuatan diri itu terjadi atas izin dari Allah.
"Sesungguhnya kita milik Allah dan hanya kepada-nyalah kita akan
kembali"
8. Tidak melihat hasil
Agar tidak bangga ketika berhasil dan tidak putus asa ketika
gagal."Amalan yang paling baik adalah yang di lakukan dengan
Istiqomah"
9. Tabah
Tetap bergerak walau beban berat dan dalam keadaan yang
menyusahkan."Berangkatlah walau dalam keadaan berat ataupun ringan"
10. Tawadhu
Rendah hati, Tidak pernah menganggap diri lebih baik daripada orang lain.
11. Tegak, tegar
Berpendirian yg kuat lagi kukuh, tidak mudah terpengaruh oleh suasana &
keadaan.
12. Berwawasan luas
Mempunyai ilmu dan pengalaman sehingga dapat mengetahui dan menilai
dari berbagai arah.
13. Tidak mengharapkan imbalan
Selalu bergerak & memberi manfaat tanpa pernah mengharapkan imbalan

2. Mad’u

Mad'u dari segi bahasa berasal dari kosa kata bahasa arab yang berarti
yang dipanggil atau diseru. Sedangkan dalam istilah adalah orang atau kelompok
yang menjadi sasaran dakwah Secara umum mad'u dibagi dua :

Pertama, Sasaran internal terdiri dari semua lapisan masyarakat yang sudah
memeluk islam perorang maupun berkomplok.
Kedua, Sasaran eksternal yaitu masyarakat yang belum memeluk agama islam.

3. Muatan Dakwah

Muatan dakwah islam secara umum terbagi tiga:

1. Aqidah

Bentuk pengakuan/persaksian secara sadar mengenai keyakinan,


keimanan, dan kepercayaan, bahwa ada suatu Zat Yang Esa yang telah
menciptakan seluruh alam ini beserta isinya yakni Allah ‘Azza Wa Jalla.
Pembahasan aqidah iniu mencakup tauhid dan syirik, dimana kita harus
memurnikan tauhid kita kepada Allah dan menjauhi segala jenis dosa syirik, baik
syirik besar maupun syirik kecil. Macam-macam manusia dalam perspektif
Aqidah :

1) Muslim/Mukmin
Secara harfiyah, Muslim adalahsecaraharfiahberarti “seseorang yang
berserahdirikepada Allah”. Siapa pun yang berserahdiriatautunduk, patuh,
dantaatkepada Allah SWT disebut muslim.

,‫ني‬ ِ ِ ِ ‫ِإ ْذقَالَلَهربُّه‬


َ ‫اَأَلسلَ ْمتُلَربِّالْ َعالَم‬
ْ َ‫َأسل ْم ۖ ق‬
ْ ُ َُ
Terjemahan:
“KetikaTuhannyaberfirmankepadanya: “Tundukpatuhlah!” Ibrahim
menjawab: “AkutundukpatuhkepadaTuhansemestaalam” (Surat Al-
Baqarah:2:131)
Muslim adalah orang yang beragama Islam
dengankewajibanpokoknyaberupasyahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji (Rukun
Islam). Muslim yang benar-berarmenganut Islam disebut mukmin (mu’min, ‫)مؤمن‬
atau orang yang beriman.
ِ ِ ِ ‫ ٰلو َةومِم َّارز ْقن‬7 7 7 7 7 7 7 7‫ص‬
َّ ‫الَّ ِذ ْيَنُيْؤ ِمُن ْونَبِالْغَْيبِ َويُِقْي ُم ْونَال‬
َ ‫ َوالَّذ ْيَنُيْؤ ِمُن ْونَبِ َمٓااُنْ ِزاَلِ لَْي َك َو َمٓااُنْ ِزلَ ِمْن َقْبل‬٣ – ۙ ‫ٰه ْمُيْنف ُق ْو َن‬
ۚ‫ك‬ ُ ََ َ
٤ – َ‫َوبِااْل ٰ ِخَر ِةمُهُْي ْوقُِن ْو ۗن‬
Terjemahan
(yaitu) mereka yang berimankepada yang gaib, melaksanakansalat,
danmenginfakkansebagianrezeki yang Kami
berikankepadamereka,danmereka yang berimankepada (Al-Qur'an)
yang diturunkankepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang
telahditurunkansebelumengkau,
danmerekayakinakanadanyaakhirat.
2) Kafir/musyrik

Kekafiran adalah menolak kebenaran dan menutupinya. Karena makna


dasar kekafiran dalam bahasa Arab adalah menutupi. Sedangkan kemusyrikan
adalah beribadah kepada selain Allah. Kekafiran bisa timbul karena menentang
dan mendustakan sedangkan orang musyrik itu beriman kepada selain Allah.
Inilah perbedaa nmendasa rantara orang kafir dan orang musyrik. Akan tetapi
terkadang digunakan kata kekafiran dengan pengertian kemusyrikan dan
kemusyrikan dengan pengertian kekafiran. Jadi maknanya bisa ditukar tukar.

Imam An-Nawawi mengatakan, “Istilah kekafiran dan kemusyrikan


terkadang digunakan dalam pengertian kafir kepada Allah. Namun kedua kata
tersebut terkadang maknanya berbeda. Kemusyrikan dikerucutkan dalam
pengertian beribadah kepada patung atau makhluk lainnya diiringi pengakuan dan
keimanan kepada Allah. Dalam kondisi ini kekafiran itu lebih luas cakupannya

daripadak emusyrikan” (SyarhShahih Muslim 2/71).

Q.S. Al-Bayyinah/98 : 6
ۤ ۗ ِ ِ ِ ‫ا ِر جهن‬77 ‫ ِركِ يِف ن‬7 ‫ٰب والْمش‬ ِ ِ ِ ِ َّ ِ
َ ‫ديْ َن فْي َها اُوٰل ِٕى‬77 ‫َّم ٰخل‬
‫ُّر‬7 ‫ك ُه ْم َش‬ َ َ َ َ ْ َ ‫ل الْكت َ ُ ْ نْي‬7ِ 7‫ر ْوا م ْن اَ ْه‬7ُ 7‫ا َّن الذيْ َن َك َف‬
‫الْرَبِ يَّ ۗ ِة‬
Terjemahan:
Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan
orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat
makhluk.
3) Munafik

Golongan munafik (munafiq) adalah orang yang pura-pura beriman,


mengaku muslim, padahal tidak. Menampakkan Islam tapi dalam hatinya
menyembunyikan kekafiran dan menentang Islam .

ِِ ِ ٰ ِ ٰ ٰ ِ ِ
َ ‫َّك لََر ُس ْو ُل اللّ ِه ۘ َواللّهُ َي ْعلَ ُم ان‬
َ ‫َّك لََر ُس ْولُهٗ َ ۗواللّهُ يَ ْش َه ُد ا َّن الْ ُمنٰفقنْي‬ َ ‫اِذَا َجاۤءَ َك الْ ُمنٰف ُق ْو َن قَالُْوا نَ ْش َه ُد ان‬

َ‫لَ ٰك ِذبُ ْو ۚن‬

Terjemahan:
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad),
mereka berkata, “Kami mengakui, bahwa engkau adalah Rasul
Allah.” Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-
Nya; dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu
benar-benar pendusta.
4) Murtad

Murtad artinya adalah ‘orang yang kembali.’ Sedangkan secara istilah,


Ibnu Hazm Azh-Zhahiri mendefinisakan murtad sebagai orang yang sebelumnya
sah sebagai seorang Muslim, kemudian keluar dari Islam ke agama lain atau tidak
beragama. Jadi secara Syara’ murtad ialah orang yang kembali ke kekafiran
setelah keislamannya. Allah mengancam keras orang yang murtad dalam Q.S. Al-
Baqarah/2: 217

ۚ ‫الد ْنيَا َوااْل ٰ ِخَر ِة‬


ُّ ‫ت اَ ْع َماهُلُ ْم ىِف‬ ۤ ِ ِِ ِ ِ
ْ َ‫ك َحبِط‬
َ ‫ت َو ُه َو َكافٌر فَاُوٰل ِٕى‬
ْ ‫َو َم ْن َّيْرتَد ْد مْن ُك ْم َع ْن ديْنهٖ َفيَ ُم‬
‫ب النَّا ۚ ِر ُه ْم فِْي َها ٰخلِ ُد ْو َن‬ ۤ
ُ ‫ص ٰح‬ َ ‫َواُو ٰل ِٕى‬
ْ َ‫ك ا‬
Terjemahan
Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati
dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di
akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya.
2. Syariah
Merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang
dibebankan Allah kepada manusia.
3. Akhlak
Pertama, Hablumminalloh Ibadah yang mengatur hubungan antara
manusia dengan Allah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
Kedua, Hablumminnas Ibadah yang mengatur hubungan antara manusia
dengan sesama manusia seperti hukum mu ’amalat, hukum pidana, hukum
ekonomi dan keuangan, hukum keluarga dll.
Ketiga Hablumminnafsi Ibadah yang mengatur hubungan antara manusia
dengan dirinya sendiri seperti tata cara berpakaian, mengkonsumsi yang halal-
halal, menghiasi diri dengan akhlak yang baik dll

4. Metode Dakwah
a) DAKWAH FARDIYYAH, Merupakan metode dakwah yang dilakukan
seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang
dalam jumlah yang kecil dan terbatas, seperti tarbiyah dll
b) DAKWAH ‘AMMAH. Merupakan metode dakwahyang dilakukan oleh
seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada khalayak banyak.
Dakwah jenis ini biasanya disampaikan melalui khutbah (pidato).
c) DAKWAH BIL-HAAL/BIL-QUDWAH Merupakan metode dakwahyang
dilakukan oleh seseorangdengan mengedepankan qudwah atau perbuatan
secara konkret.
d) DAKWAH BIT-TADWIN Merupakanpola dakwah melalui tulisan, baik
dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan
tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah

E. SARANA DAN MEDIA DAKWAH


Sarana dakwah adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan dakwah.Sedangkan, media dakwah adalah sesuatu
yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan,
dan kemauan, sehingga dapat mendorong terjadinya proses dakwah.Beberapa
sarana dan media dakwah:

1. Media cetak
Media cetak untuk berbagai jenis media dakwah disini ialah semua bahan
cetakan yang digunakan untuk memuat dan menyampaikan pesan-pesan
dakwah kepada masyarakat sebagai sasaran (obyek) dakwah. Contoh buku,
surat kabar, majalah, bulletin, brosur, jurnal, pamflet, stiker, dsb.)
2. Media Internet
Dengan media internet dakwah dapat memainkan peranannya dalam
menyebarkan informasi tentang islam keseluruh penjuru, dengan keluasan
akses yang dimiliki yaitu tanpa adanya batasan wilayah, cultural dan lainnya.
3. Media elektronik
a. Media dakwah elektronik jenis audio, yaitu media penyampaian pesan
dalam bentuk suara atau dapat juga disebut sebagai media yang
menggunakan bahasa lisan atau semua pesan yang berbentuk bunyi
(suara). (Radio, telefon, tape recorder (media perekam suara), pita
rekaman, CD, dsb.)
b. Media dakwah elektronik jenis visual, yaitu media penyampaian pesan
yang menampilkan gambar atau tulisan yang direflesikan (dipantulkan)
melalui lensa proyektor. (Foti tustel, slide proyektor, OHV, sketsa, dsb.)
c. Media dakwah elektronik jenis audio-visual, yaitu media penyampaian
pesan dengan menampilkan gambar dan suara dalam waktu bersamaan.
(Televisi, rekaman video, film, dsb.)

F. KAIDAH DALAM BERDAKWAH


1. Menjadi teladan sebelum berdakwah
Pepatah Arab mengatakan “Lisanul Haal Afsahu Min Lisanil Maqal”
(Bahasa perbuatan lebih fasih daripada bahasa lisan). Dalam bahasa Inggris kita
juga mengenal “action speaks louder than words” (aksi berbicara lebih keras
daripada kata-kata). Itu sebabnya menjadikan diri kita sebagai teladan dari apa
yang kita sampaikan adalah strategi dakwah paling wah. Apakah harus menjadi
teladan yang sempurna? Gak, harus. Poinnya adalah mengusahakan diri untuk
melaksanakan apa yang kita sampaikan.

‫ٰب ۗ اَفَاَل َت ْع ِقلُ ْو َن‬ ِ ‫اَتَْأمرو َن الن ِ رِب‬


َ ‫َّاس بالْ ِّ َو َتْن َس ْو َن اَْن ُف َس ُك ْم َواَْنتُ ْم َتْتلُ ْو َن الْكت‬
َ ْ ُُ
Terjemahan:
Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan,
sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca
Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti? (QS Al Baqarah: 44)

‫يٰ ٓاَيُّ َها الَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْوا مِلَ َت ُق ْولُْو َن َما اَل َت ْف َعلُ ْو َن َكُبَر َم ْقتًا ِعْن َد ال ٰلّ ِه اَ ْن َت ُق ْولُْوا َما اَل َت ْف َعلُ ْو َن‬
:Terjemahan
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan
sesuatu yang tidak kalian kerjakan ? Sungguh besar murka di sisi
Allah bila kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan.”
(QS Ash Shaff: 2-3)
2. Mengikat hati sebelum Mengenalkan

Objek dakwah (mad’u) adalah manusia yang sikap dan perbuatannya


ditentukan oleh kondisi hatinya. Untuk itu mensuasanakan hati mad’u sebelum
diberikan dakwah adalah hal yang penting. Selain agar Ia tidak terkejut, tentunya
agar Ia bisa lebih menerima dakwah yang kita bawa. Salah satu cara
mensuasanakan hati tersebut adalah dengan cara membangun kekaraban.

3. Mengenalkan sebelum Memberi

Salah satu kesalahan dakwah terbesar adalah membebankan suatu amalan


kepada mad’u sebelum diajarkan dengan baik. Baik beban berupa suatu amal yang
hukumnya wajib maupun amalan yang hukumnya sunnah. Sebab dakwah itu
tegak di atas landasan ilmu dan hujjah yang jelas, bukan doktrin-doktrin yang
membabi buta.

4. Bertahap dalam Membebankan suatu Amal

Manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik dari sudut


pandang latar belakang pendidikan, keluarga hingga kondisi sosial yang
melahirkannya. Oleh karena itu, seorag da’I harus memahami kondisi manusia
yang beraneka ragam tersebut agar perlakuannya kepada setiap mad’u disesuaikan
dengan kondisi mereka masing-masing.

5. Memudahkan bukan Menyulitkan

‫يُِريْ ُد ال ٰلّهُ بِ ُك ُم الْيُ ْسَر َواَل يُِريْ ُد بِ ُك ُم الْعُ ْسَر‬


“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu…” (QS Al Baqarah : 185)

6. Perkara Pokok sebelum Perkara Cabang

Da’i yang tidak memahami masalah-masalah ushul dan furu’ ini akan
menjadikan dakwah tidak lagi menuai maslahat, bahkan dapat bersifat
kontraproduktif bagi dakwah itu sendiri. Hal ini dikarenakan perkara ushul harus
didahulukan daripada furu’, sedangkan furu’ dapat dilaksanakan dengan baik dan
benar ketika berpijak pada ushul yang baik dan benar pula.

7. Memberi Harapan sebelum Ancaman

Seorang da’I harus senantiasa memberikan semangat kepada mad’unya


agar dapat beramal. Saat mad’u melakukan dosa, ia harus diberi harapan besar
bahwa Allah selalu membuka pintu taubat bagi siapa saja. Bukan justru
menyalahkan atau bahkan memvonis mad’u dengan vonis yang menyeramkan.

8. Memberi Pemahaman bukan Mendikte


ۤ ِ
َ ‫صَر َوالْ ُفَؤ َاد ُك ُّل اُو ٰل ِٕى‬
‫ك َكا َن َعْنهُ َم ْسـُْٔواًل‬ َّ ‫ك بِهٖ ِع ْل ٌم ۗا َّن‬
َ َ‫الس ْم َع َوالْب‬ َ َ‫س ل‬
َ ‫ف َما لَْي‬
ُ ‫َواَل َت ْق‬
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan
hati semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (QS Al Israa’: 36)

9. Mendidik bukan Menelanjangi


Menjaga kehormatan termasuk salah satu tujuan syari’at Islam. Oleh
karena itu, dakwah harus berupaya memberikan didikan yang baik kepada
mad’unya.
10. Murid Guru bukan Murid Buku
Sebuah pepatah mengatakan, “Guru tanpa buku akan melahirkan
kejumudan, sedangkan buku tanpa guru akan melahirkan kesesatan”.
Kadang kala kita salah dalam memahami ilmu apabila hanya membaca
buku saja karena maksud penulis bukunya bisa jadi berbeda dari
pemahaman kita. Di sinilah pentingnya guru. Ia bisa menunjukkan
pemahaman mendetail hingga referensi lain yang masih terkait dengan
pembahasan yang sedang dipelajari.

G. KARAKTERISTIK DAKWAH ISLAMIYAH


1. Rabbaniyyatun(Berorientasi Ketuhanan)

Dakwah yang benar haruslah berorientasi ketuhanan. Bertujuan hanya


menyeru kepada Allah Ta’ala dan agama-Nya, dan bukan bertujuan mencari
keuntungan duniawi: harta kekayaan, kedudukan, popularitas, dan sejenisnya.
Firman Allah Ta’ala(Q.S. Al-Furqan/25: 57)

‫َّخ َذ ِإىَل ٰ َربِِّه َسبِياًل‬


ِ ‫قُل ما َأسَألُ ُكم علَي ِه ِمن َأج ٍر ِإاَّل من َشاء َأ ْن يت‬
َ َ َْ ْ ْ َْ ْ ْ َ ْ

Terjemahan:

“Katakanlah: ‘Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam


menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-
orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhan nya’” (QS. Al-Furqan,
25: 57)

2. Syamilatun Ghairu Juz’iyyatin (Menyeluruh dan Tidak Parsial)

Dakwah Islamiyah bersifat menyeluruh mencakup seluruh nilai-nilai ajaran


Islam, tidak hanya berfokus pada satu bagian ajaran Islam. Dengan begitu umat
diharapkan dapat memahami Islam secara utuh mencakup aqidah, syariah, dan akhlak.
Allah swt berfirman:Q.S. Al-Baqarah/2: 208

ِ ‫الس ْل ِم َكافَّةً واَل َتتَّبِعوا خطُو‬


ِ َ‫ات الشَّيط‬ ِ َّ
ٌ ِ‫ان ۚ ِإنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمب‬
‫ني‬ ْ َ ُ ُ َ ِّ ‫ين َآمنُوا ْاد ُخلُوا يِف‬
َ ‫يَا َأيُّ َها الذ‬

Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam


keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

3. Mahaliyyatun wa ‘Alamiyyatun (Lokal dan Global)

Wilayah kerja dakwah Islamiyah begitu luas, karena ajaran Islam itu tidak
hanya ditujukan untuk kalangan terbatas. Ia diperuntukkan bagi seluruh manusia
di tempat dan di zaman manapun ia berada.Berkenaan dengan risalah Islam yang
dibawa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah swt. Berfirman
dalam Q.S. Al Anbiya’/21: 107

ِ ِ
َ ‫اك ِإال َرمْح َةً ل ْل َعالَم‬
‫ني‬ َ َ‫َو َما َْأر َس ْلن‬

Terjemahan:

“Dan tidaklah kami mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat


bagi seluruh alam.”

4. Ilmiyyah (Berlandaskan Ilmu)

Allah swt. berfirman dalam Q.S, Yusuf/12: 108


ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِِ
َ ‫قُ ْل َهذه َسبِيلي َْأدعُو ِإىَل اللَّه َعلَى بَص َرية َأنَا َو َم ِن اتََّب َعيِن َو ُسْب َحا َن اللَّه َو َما َأنَا م َن الْ ُم ْش ِرك‬
‫ني‬

Terjemahan:

“Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang


mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata,
Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik’”

Ayat ini menegaskan bahwa dakwah Islam itu mengajak kepada


Allah Ta’ala berdasarkan bashirah yaitu bukti yang jelas dan pengetahuan tentang
kebenarannya; di atas ilmu dan keyakinan.

5. Al-Manna’atul Islamiyyah (Memiliki Imunitas Keislaman)


Dakwah Islamiyah hendaknya diemban oleh para da’i yang memiliki
imunitas keislaman, yakni:
Memiliki al-isti’abun nadhariy (penguasaan teoritis), 
Memiliki al-isti’abul ma’nawiy (penguasaan moral),
Memiliki al-isti’abul ‘amaliy (penguasaan amal). 

6. Inqilabiyyatun Ghairu Tarfi’iyyatin (Perubahan Total, bukan Tambal


Sulam). Hal yang dikehendaki dengan dakwah adalah perubahan total ke
arah dinul Islam; tercelup, terwarnai, dan tercetak oleh ajaran Islam.
H. PENGERTIAN DAN URGENSI TARBIYAH

1. Pengertian Tarbiyah
Secara bahasa, tarbiyah berarti pertumbuhan, perkembangan, pendidikan,
dan perbaikan. Menumbuhkembangkan sesuatu setahap demi setahap hingga batas
kesempurnaan (Ar Raghib Al Asfahany). Sedangkan menurut Al Baidhowi ialah
mengantarkan sesuatu hingga mencapai batas kesempurnaannya setahap demi
setahap. Menurut organisasi Wahdah Islamiyah Tarbiyah adalah seperangkat
program lengkap yang dibangun di atas prinsip-prinsip Islam, bertujuan untuk
membentuk pribadi muslim yang ideal (5 M).
2. Urgensi tarbiyah
 Solusi dari setiap problematika umat
 Jalan menuntut ilmu
 Mencetak kader
 Menjaga keimanan
 Memperkuat ikatan ukhuwah
 Mengarahkan potensi atau bakat
 Sarana untuk mengatur amal jama’i
I. RUKUN DAN KURIKULUM TARBIYAH
1. Rukun Tarbiyah

Rukun Tarbiyah ada empat:

1. Murobbi
2. Mutarobbi
3. Manhaj
4. Bid’ah
2. Kurikulum Tarbiyah
Tingkatan dalam tarbiyah:
1. Ta’rifiyah ula
2. Ta’rifiyah tsaniyah
3. Takwiniyah ula
4. Takwiniyah tsaniyah
5. Tanfiziyah ula
6. Tanfiziyah tsaniyah
J. PROGRAM TARBIYAH
1. Tarbiyah tsaqafiyah
2. Tarbiyah jasadiyah
3. Tahsinul qiraah
4. Sima’an Qur’an dan hadits
5. Ziyarotul Ikhwan
6. Rihlah
K. KARAKTERISTIK TARBIYAH
1. Rabbaniyah
2. Salafiyah
3. Mutawazinah
4. Syumuliyah
5. Marhaliyah
6. Istimrariyah
L. TUJUAN TARBIYAH
a. Tujuan Pribadi Tarbiyah
Melahirkan pribadi-pribadi muslim yang istimewa/berkualitas yang memiliki lima
sifat:
1. Mu’min Iman dalam keyakinan ahlussunnah wal jama’ah mencakup
keyakinan di dalam hati, ucapan dengan lisan dan perbuatan
2. Mushlih artinya orang yang melakukan perbaikan dan yang dimaksud
dengan mushlih disini adalah da’i.

ِِ ِ ِ ‫ومن اَحسن َقواًل مِّمَّن دعٓا اِىَل ال ٰلّ ِه وع ِمل حِل‬


َ ‫صا ًا َّوقَ َال انَّيِن ْ م َن الْ ُم ْسلمنْي‬َ َ ََ ََ ْ ْ ُ َ ْ ْ ََ
Terjemahan:

Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang


menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata,
“Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?”

3. Mujahid

Anda mungkin juga menyukai